Standard Post with Image
ekonomi

Program 'Bedah Rumah Bahagia' oleh TAMZIS DI WONOSOBO

Wonosobonews.com - Program Bantuan bedah rumah untuk TAMZIS Sumringah! itulah gambaran raut wajah Warsuki (55). Ia tak mampu lagi menyembunyikan kebahagiaannya usai rumah miliknya telah selesai dibangun.

Warga Desa Banyumudal Kecamatan Sapuran itu, baru saja mendapat bantuan Program 'Bedah Rumah Bahagia' yang diinisiasi oleh KSPPS TAMZIS Wonosobo.

Kini wanita yang berprofesi sebagai petani itu, dapat hidup nyaman bersama satu orang anaknya dirumah yang saat ini sudah terbilang layak.

Program 'Bedah Rumah Bahagia' oleh TAMZIS tersebut sampai sejauh ini telah menyasar ke 18 penerima manfaat di seluruh area TAMZIS. Sedangkan di Wonosobo kali ini merupakan yang kedua.

Manager Baitul Mal TAMZIS Wonosobo Ahmad Andi Kurniawan mengatakan, sumber dana yang diperoleh dalam program tersebut berasal dari sumbangan anggota TAMZIS di wilayah Kabupaten Wonosobo.

"Pada program Bedah rumah kali ini kami mengalokasikan anggran sejumlah Rp75 juta untuk renovasi total rumah milik ibu Warsuki," jelas Andi saat ditemui di sela-sela pentasyarufan Ziswaf di Desa Banyumudal, Jumat, 8 Desember 2023.

Tak hanya merehabilitasi rumah secara total, Andi menyebut, dari anggran itu juga sudah mencakup isi rumah seperti kasur, peralatan dapur maupun perabotan lainnya.

Dia berharap, program Bedah Rumah Bahagia bisa menjadi solusi permasalahan sosial warga dhuafa, terutama dalam memenuhi kebutuhan tempat tinggal yang layak.

KSPPS TAMZIS dikenal sebagai lembaga keuangan yang tidak hanya peduli terhadap perkembangan ekonomi, tetapi juga berperan aktif dalam upaya kesejahteraan masyarakat di sekitarnya.

 

Standard Post with Image
ekonomi

Merintis Bisnis Keripik ChipsyChips hingga Ekspor ke Kanada

Wonosobonews.com - Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) makanan olahan di Indonesia terus berkembang. Hal ini karena semakin banyaknya produk olahan hasil pertanian, seperti salak, nanas, pisang, nangka, dan lainnya.

Seperti salah satu pelaku UMKM ChipsyChips yang mengolah berbagai jenis buah menjadi keripik. Usaha ini dirintis oleh Yaotono sejak bulan Juni tahun 2022.

“Awalnya kami buat keripik dari salak. Hal ini karena di Wonosobo, Jawa Tengah buah salak sangat melimpah dan terkadang harus terbuang saat panen. Untuk itu, kami inisiasi untuk membuat keripik salak,” tutur Yaotono yang akrab disapa Tono pada pameran Brilianpreneur 2023 di JCC, Jakarta, Kamis (7/12/2023).

Sebelum memulai usaha ChipsyChips, Tono pernah menjalankan usaha pengolahan keripik  jamur.

“Usaha tersebut tidak berkembang, karena kami kurang pendampingan dan juga pengalaman, sehingga kurang maksimal dalam memanajemennya,” kata Tono.

Tak kenal menyerah, pria berusia 39 ini, akhirnya menemukan jalan kesuksesannya dengan membangun kembali bisnis keripik menggunakan bahan dasar berbeda, yakni salak.

"Awal memulai usaha ChipsyChips hanya mengolah salak, lalu seiring berjalannya usaha itu semakin bervariatif, karena banyak bahan lain yang berlimpah, seperti labu," ujarnya.

Modal Rp 200 Juta Lebih Untuk memulai usaha ChipsyChips, Tono mengaku mengeluarkan modal yang besar untuk membeli berbagai macam mesin dan bahan baku.

“Modal usaha ini besar, saya mengeluarkan biaya Rp 200 jutaan hanya untuk mesinnya, itu belum termasuk sewa tempat dan biaya lainnya. Kami memang dari awal ingin usaha besar, jadi jalanin saja dulu semua prosesnya,” ungkap Tono.

SDM dan Pemasaran Jadi Tantangan Dengan modal besar yang telah dikeluarkan Tono, bukan berarti bisnisnya selalu berjalan lancar. Masih ada beberapa hal yang masih menjadi tantangan hingga saat ini, seperti sulitnya mengatur tenaga kerja, pengembangan, dan pemasaran produk ChipsyChips.

“Pemasaran kami saat awal usaha hanya dari pintu ke pintu, menitipkan barang di area sekitar Wonosobo, Yogyakarta, Magelang, dan Semarang,” kata Tono.

SDM dan Pemasaran Jadi Tantangan Dengan modal besar yang telah dikeluarkan Tono, bukan berarti bisnisnya selalu berjalan lancar. Masih ada beberapa hal yang masih menjadi tantangan hingga saat ini, seperti sulitnya mengatur tenaga kerja, pengembangan, dan pemasaran produk ChipsyChips.

“Pemasaran kami saat awal usaha hanya dari pintu ke pintu, menitipkan barang di area sekitar Wonosobo, Yogyakarta, Magelang, dan Semarang,” kata Tono. Ekspor ke Kanada dan Lolos Kurasi Indomaret

Ekspor ke Kanada dan Lolos Kurasi Indomaret

Namun demikian, nyatanya produk olahan Tono tidak hanya diminati oleh pasar lokal, melainkan juga pasar luar negeri, seperti Kanada.

“Dari bazar seperti ini yang pernah kami ikuti, kami berhasil mendapatkan buyer dari Kanada. Jadi, kami saat ini juga sedang mempersiapkan ekspor untuk Bulan Desember 2023 dan Januari 2024 sebanyak 5.000 pcs ChipsyChips,” jelas Tono.

Selain itu, Tono mengatakan, produk ChipsyChips juga sudah lolos kurasi Indomaret sejak bulan September 2023. “Kami bersyukur bisa lolos kurasi Indomaret, meskipun masih regional di area Kabupaten saja belum nasional,” ujar Tono.

Pemenang Award Penjualan Paling Banyak  Saat mengikuti pameran Brilianpreneur 2023 di JCC, Jakarta, Tono berhasil mendapatkan penghargaan dari BRI, sebagai pelaku UMKM dengan jumlah penjualan paling banyak selama pameran berlangsung.

“Tentunya ini menjadi motivasi bagi diri saya sendiri, sehingga bisa meningkatkan kualitas dan kuantitas agar lebih baik lagi kedepannya,” katanya mantap.

Saat ini ChipsyChips memiliki 10 karyawan dan mampu meraup omzet hingga Rp 50 juta rupiah per bulan, di luar pendapatan dari ekspor.
 

Standard Post with Image
ekonomi

Pemkab wonosobo dan Rumah tahanan berkerja sama untuk melawan narkoba

Wonosobonews.com - Kepala Rumah Tahanan Kelas IIB Wonosobo telah memulai perjalanan untuk memperkuat tekad melawan permasalahan terkait narkoba. Pada tanggal 6 Desember 2023, Aula Pendopo Bupati Wonosobo menjadi saksi seremonial penandatanganan Dokumen Kerjasama Daerah dan Perjanjian Kerjasama Daerah antara pemerintah daerah Kabupaten Wonosobo dengan rumah tahanan.

Peristiwa penting ini tidak hanya menandai kesepakatan formal namun menandakan dimulainya front persatuan melawan narkotika, memperkuat prinsip-prinsip program kolaboratif bertajuk 'Undang-Undang Bersih Kolaboratif Narkotika Melalui Pengendalian Terpadu'.

Kegiatan Penandatanganan ini dimulai dengan sambutan dari Kepala Bagian Pemerintahan Sekda Kabupaten Wonosobo, Dwi Saraswati. Dalam sambutannya beliau berharap agar pelaksanaan ini diberikan kelancaran serta adanya kepuasan yang timbul bagi Masyarakat.

"Terimakasih kepada seluruh tamu undangan yang hadir, kami berharap semoga pelaksanaan kerjasama ini diberikan kelancaran sekarang maupun untuk mendatang, dan semoga dengan adanya kerjasama ini dapat memberikan kepuasan bagi masyarakat luas" Ungkap Dwi Saraswati.

Selanjutnya, Penandatanganan Kerja sama ini dilaksanakan. Dengan diawali oleh Bupati Wonosobo, Afif Nur Hidayat dan dilanjutkan oleh Kepala Rutan Wonosobo serta stakeholder terkait seperti Kepala BNNK Temanggung, Kepala Kejaksaan Negeri Wonosobo, Ketua Pengadilan Negeri Wonosobo dan Kepala Polres Wonosobo.

Dengan Penandatanganan Kerjasama ini diharapkan dapat meningkatkan Sumber Daya Masyarakat serta dapat mewujudkan misi Kabupaten Wonosobo Mewujudkan kualitas sumber daya manusia yang unggul religius/berkarakter, berbudaya, kreatif, inovatif, melalui penyelenggaraan pendidikan komprehensif yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan masyarakat berbasis kearifan lokal dan perkembangan teknologi modern sesuai dengan arahan Bupati Wonosobo.

 

"Saya berharap kerja sama ini akan mendorong kesejahteraan kepada masyarakat, Meningkatkat SDM bagi Masyarakat Wonosobo dan dapat mewujudkan misi kab. Wonosobo" ucap Afif Nur Hidayat dalam Sambutannya.

Dalam tambahannya, Bupati Wonosobo mendukung penuh dengan adanya program Kolaborasi Aksi Bersih Narkoba Melalui Pengendalian Terintegrasi ini. Beliau sangat mengharapkan agar dengan adanya program ini mampu meningkatkan performa kinerja dilingkungan Rutan Wonosobo dalam mencegah peredaran narkoba di Lingkungan Rutan.

"Terimakasih kami ucapkan kepada kepala Rutan Wonosobo atas gagasannya ini, dengan ini diharapkan adanya program ini mampu mengurangi peredaran narkoba di lingkungan masyarakat dan yang terlibat harus mampu menguatkan komitmen, dan profesionalismenya serta dapat bermanfaat baik bagi intansi masing-masing maupun masyarakat". Tambah Afif Nur Hidayat.

Dalam kesempatan ini, Kepala Rutan Wonosobo, Narya mengucapkan banyak terimakasih kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Wonosobo yang telah memfasilitasi pelaksanaan program ini.

"Kami sangat berterimakasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam pelaksanaan Penandatanganan perjanjian kerjasama ini, dan terkhusus kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Wonosobo yang telah memfasilitasi kegiatan ini dari awal hingga terlaksananya Penandatanganan ini". Ucap Narya.

Pelaksanaan kegiatan Penandatanganan Dokumen Kerja Sama Daerah dan Perjanjian Kerja Sama Daerah Pemerintah Kabupaten Wonosobo berjalan dengan lancar.

Standard Post with Image
ekonomi

Sinkronisasi Tim Pakar dan Teknis Dalam Audit Kasus Menurunkan Stunting di Wonosobo

Wonosobonews.com - Pada tahun 2024, Kabupaten Wonosobo menurunkan angka stunting, sehingga dapat memenuhi target nasional yang ambisius sebesar 14%. Strategi yang diterapkan tak hanya inovatif tetapi juga komprehensif, sebagaimana yang terungkap dalam penegasan Wakil Bupati Wonosobo, Muhammad Albar, mengenai pentingnya kegiatan Audit Kasus Stunting.

Dalam acara Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Kabupaten Wonosobo yang digelar di ruang Mangoenkoesoemo pada tanggal 7 Desember 2023, dinamika dan tantangan yang dihadapi dalam memberantas bayang-bayang stunting dibahas tuntas.

Wabup menekankan urgensi audit yang berperan sebagai pendorong komitmen Tim Percepatan Penanganan Stunting (TPPS) untuk ikut serta secara aktif dalam penanganan masalah ini. Retorika ini mengungkapkan harapan bahwa audit bukan hanya sebagai alat pengawasan, tetapi menjadi katalis yang mendorong sinergi dan konsistensi antar kebijakan, sehingga memastikan upaya konvergensi penanganan stunting bekerja efektif dan mencapai tujuan dengan optimal.

“Upaya penurunan stunting di Wonosobo mulai membuahkan hasil, sebagaimana hasil penimbangan serentak pada bulan Agustus 2023 yang menunjukkan prevalensi sebesar 15,2%. Hal ini harus kita jadikan sebagai motivasi dan dorongan semangat untuk lebih gencar mengupayakan penurunannya,” jelas Albar.

Albar meminta, Tim Pakar dan Tim Teknis untuk bekerja sesuai kewenangan masing-masing, sehingga terlaksananya Audit Kasus Stunting memberikan dampak yang signifikan terhadap angka stunting di Wonosobo. Berjalannya kebijakan satu dengan yang lain, hendaknya dapat saling mendorong efektivitas dan keberhasilan penanganan stunting, maka penting untuk memastikan seluruh program percepatan penanganan stunting berjalan secara berkesinambungan.

Albar, dengan tegas meminta Tim Pakar dan Tim Teknis agar bekerja sesamaian dengan ruang lingkup dan kewenangan mereka masing-masing. Tujuan yang diembannya tidak lain adalah untuk memastikan audit kasus stunting tidak hanya dilakukan sebagai formalitas, melainkan sebagai fondasi dari perubahan nyata.

Dengan angka stunting di Wonosobo yang masih menuntut perhatian serius, seruan untuk efektivitas dan sinergi menjadi penentu utama dalam membentuk lingkaran kebijakan yang saling menguatkan.

“Audit Kasus Stunting saya harap mampu menggali akar permasalahan yang menyebabkan penanganan stunting kurang efektif, sehingga hasil audit dapat menjadi acuan dalam penyusunan strategi yang lebih tepat, sekaligus mengeliminasi potensi terjadinya stunting pada kelompok sasaran,” pintanya.

Senada dengan Gus Albar, Kabid Pembangunan Keluarga dan Advokasi DPPKBPPPA Wonosobo, Roro Farighoh menyampaikan, setelah Audit Kasus Stunting (AKS) Tingkat Kecamatan, selanjutnya dilakukan pembahasan tingkat kabupaten melalui Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Tingkat Kabupaten.

“Desiminasi audit kasus stunting merupakan rangkaian kegiatan dalam upaya mengidentifikasi faktor risiko dan faktor penyebab stunting secara lebih mendalam. Yang diharapkan mampu menggali akar permasalahan penyebab penanganan stunting kurang efektif pada sasaran, sehingga hasil audit dapat menjadi acuan dalam penyusunan strategi yang lebih tepat, sekaligus mengeliminasi potensi terjadinya stunting pada kelompok sasaran,” jelasnya.

Roro menyebut, terdapat 4 kelurahan/desa di 3 kecamatan sebagai sasaran khusus audit, yakni Desa Ngalian dan Besuki Kecamatan Wadaslintang, Kelurahan Jaraksari Kecamatan Wonosobo, serta Desa Pagerejo Kecamatan Kertek. Yang diambil berdasarkan kriteria-kriteria khusus sehingga dapat menjadi gambaran besar terkait sumber permasalahan stunting di Kabupaten Wonosobo.

“Kegiatan Audit dilaksanakan dua kali dalam satu tahun, diseminasi kasus stunting semester 1 dilakukan pada tanggal 24 Agustus 2023, dan semester 2 pada 7 Desember 2023 ini. Dari pendampingan Tim Pendamping Keluarga (TPK) di desa, dan pelaksanaan rangkaian Audit Kasus Stunting hingga diseminasi kasus stunting, disimpulkan bahwa terdapat ciri kasus yang mirip dari sasaran yang sama, seperti anak usia bawah dua tahun (baduta)/balita, ibu hamil, ibu nifas, maupun calon pengantin,” pungkas Roro.

Standard Post with Image
ekonomi

Dharma Wanita Persatuan meningkatkan kesadaran kaum perempuan di Wonosobo

Wonosobonews.com - Perayaan yang berkesan diadakan, menandai ulang tahun ke-24 Dharma Wanita Persatuan  sebuah organisasi yang dengan gigih memperjuangkan kemajuan perempuan dan inisiatif pembangunan berbasis gender.

Hal tersebut disampaikan Sekretaris Daerah Wonosobo, Andang Wardoyo, pada acara silaturahmi di Pendopi Selatan, Kamis, 7 Desember 2023, menyoroti peran strategis serikat pekerja ini tidak hanya di tengah masyarakat, namun juga sebagai mitra penting pemerintah.

“Menjelang usia seperempat abad, Dharma Wanita Persatuan, semakin mantap secara kelembagaan, terus meningkatkan kiprah dan karyanya, serta mampu mengambil peran strategis dalam pembangunan dan pengentasan problematika daerah. Untuk itu, saya mengajak seluruh jajaran Dharma Wanita Persatuan melakukan gerakan-gerakan riil, dalam membangkitkan kaum perempuan untuk lebih mandiri, berdaya, dan partisipatif dalam segala lini kehidupan,” pinta Andang.

Organisasi ini, dengan sejarah panjangnya dalam mendukung peran aktif perempuan, saat ini mengemban misi krusial dalam menumbuhkan kesadaran para perempuan untuk tidak hanya berpartisipasi, melainkan juga menjadi pemain strategis dalam pembangunan nasional. juga sebagai wadah bagi anggotanya agar mampu memberi kontribusi signifikan di berbagai bidang dari pendidikan hingga lingkungan serta mendukung pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan

“Saya minta kepada seluruh pimpinan Perangkat Daerah selaku Pembina Dharma Wanita Persatuan, agar senantiasa memberikan dukungan dengan menjadi teladan, melakukan pembinaan dan kerja sama yang baik, serta memberikan arahan untuk kemajuan Dharma Wanita Persatuan,” tegas Setda.

Sementara itu, Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Wonosobo berdiri sebagai mercusuar pemberdayaan dan pengabdian masyarakat yang memimpin adalah Ny. Wien Andang Wardoyo, yang kepemimpinan visionernya mendorong pertumbuhan dan pengaruh organisasi dengan seruan penuh semangat untuk memperkuat kehadiran masyarakat, Ny. Wardoyo telah mengarahkan perhatiannya untuk memanfaatkan potensi penuh dari peran Dharma Wanita Persatuan. Aspirasinya bukan hanya untuk mematuhi misi dan visi yang diamanatkan oleh organisasi, tetapi juga untuk melampaui batas-batas konvensional dengan menciptakan inisiatif yang berdampak.

 

“Momentum ini mampu memperkuat tali silaturahmi, serta memperkokoh persatuan dan kebersamaan kita dalam rangka membangun dan memajukan Kabupaten Wonosobo. Mudah-mudahan untuk kedepannya DWP Kabupaten Wonosobo akan lebih maju, terus terjaga kekompakannya, saling  bersilaturahmi antar sesama anggota dalam meningkatkan peran perempuan dalam membantu program pemerintah daerah mewujudkan Wonosobo berdaya saing, maju, dan Sejahtera,” jelas Ny. Wien Andang.

Selain itu, beberapa tahun terakhir, komitmen global terhadap kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan telah mencapai momentum yang belum pernah terjadi sebelumnya, hal ini terlihat dari dimasukkannya isu-isu tersebut dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Dharma Wanita Persatuan diharapkan mampu mengambil peran mengawal dan mewujudkannya di Kabupaten Wonosobo.

Dharma Wanita Persatuan, juga diminta mampu memelihara semangat dan etos kerja yang tinggi, dalam menghadirkan program-program kreatif, inovatif, produktif, dan solutif bagi anggota serta masyarakat. “Diusia yang sudah lebih dari dua dekade ini, Dharma Danita Persatuan mampu menguatkan langkahnya sebagai organisasi yang senantiasa mengambil peran aktif dan strategis dalam pembangunan nasional,” pungkasnya.