Wonosobonews.com - Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) makanan olahan di Indonesia terus berkembang. Hal ini karena semakin banyaknya produk olahan hasil pertanian, seperti salak, nanas, pisang, nangka, dan lainnya.
Seperti salah satu pelaku UMKM ChipsyChips yang mengolah berbagai jenis buah menjadi keripik. Usaha ini dirintis oleh Yaotono sejak bulan Juni tahun 2022.
“Awalnya kami buat keripik dari salak. Hal ini karena di Wonosobo, Jawa Tengah buah salak sangat melimpah dan terkadang harus terbuang saat panen. Untuk itu, kami inisiasi untuk membuat keripik salak,” tutur Yaotono yang akrab disapa Tono pada pameran Brilianpreneur 2023 di JCC, Jakarta, Kamis (7/12/2023).
Sebelum memulai usaha ChipsyChips, Tono pernah menjalankan usaha pengolahan keripik jamur.
“Usaha tersebut tidak berkembang, karena kami kurang pendampingan dan juga pengalaman, sehingga kurang maksimal dalam memanajemennya,” kata Tono.
Tak kenal menyerah, pria berusia 39 ini, akhirnya menemukan jalan kesuksesannya dengan membangun kembali bisnis keripik menggunakan bahan dasar berbeda, yakni salak.
"Awal memulai usaha ChipsyChips hanya mengolah salak, lalu seiring berjalannya usaha itu semakin bervariatif, karena banyak bahan lain yang berlimpah, seperti labu," ujarnya.
Modal Rp 200 Juta Lebih Untuk memulai usaha ChipsyChips, Tono mengaku mengeluarkan modal yang besar untuk membeli berbagai macam mesin dan bahan baku.
“Modal usaha ini besar, saya mengeluarkan biaya Rp 200 jutaan hanya untuk mesinnya, itu belum termasuk sewa tempat dan biaya lainnya. Kami memang dari awal ingin usaha besar, jadi jalanin saja dulu semua prosesnya,” ungkap Tono.
SDM dan Pemasaran Jadi Tantangan Dengan modal besar yang telah dikeluarkan Tono, bukan berarti bisnisnya selalu berjalan lancar. Masih ada beberapa hal yang masih menjadi tantangan hingga saat ini, seperti sulitnya mengatur tenaga kerja, pengembangan, dan pemasaran produk ChipsyChips.
“Pemasaran kami saat awal usaha hanya dari pintu ke pintu, menitipkan barang di area sekitar Wonosobo, Yogyakarta, Magelang, dan Semarang,” kata Tono.
SDM dan Pemasaran Jadi Tantangan Dengan modal besar yang telah dikeluarkan Tono, bukan berarti bisnisnya selalu berjalan lancar. Masih ada beberapa hal yang masih menjadi tantangan hingga saat ini, seperti sulitnya mengatur tenaga kerja, pengembangan, dan pemasaran produk ChipsyChips.
“Pemasaran kami saat awal usaha hanya dari pintu ke pintu, menitipkan barang di area sekitar Wonosobo, Yogyakarta, Magelang, dan Semarang,” kata Tono. Ekspor ke Kanada dan Lolos Kurasi Indomaret
Ekspor ke Kanada dan Lolos Kurasi Indomaret
Namun demikian, nyatanya produk olahan Tono tidak hanya diminati oleh pasar lokal, melainkan juga pasar luar negeri, seperti Kanada.
“Dari bazar seperti ini yang pernah kami ikuti, kami berhasil mendapatkan buyer dari Kanada. Jadi, kami saat ini juga sedang mempersiapkan ekspor untuk Bulan Desember 2023 dan Januari 2024 sebanyak 5.000 pcs ChipsyChips,” jelas Tono.
Selain itu, Tono mengatakan, produk ChipsyChips juga sudah lolos kurasi Indomaret sejak bulan September 2023. “Kami bersyukur bisa lolos kurasi Indomaret, meskipun masih regional di area Kabupaten saja belum nasional,” ujar Tono.
Pemenang Award Penjualan Paling Banyak Saat mengikuti pameran Brilianpreneur 2023 di JCC, Jakarta, Tono berhasil mendapatkan penghargaan dari BRI, sebagai pelaku UMKM dengan jumlah penjualan paling banyak selama pameran berlangsung.
“Tentunya ini menjadi motivasi bagi diri saya sendiri, sehingga bisa meningkatkan kualitas dan kuantitas agar lebih baik lagi kedepannya,” katanya mantap.
Saat ini ChipsyChips memiliki 10 karyawan dan mampu meraup omzet hingga Rp 50 juta rupiah per bulan, di luar pendapatan dari ekspor.