Wonosobonews.com - Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Wonosobo siap mengungkap data penting yang diharapkan dapat mengarahkan masa depan kedaulatan pangan negara dan kesejahteraan masyarakat agraris. Pada Selasa pagi yang cerah, tanggal 12 Desember 2023, para pemangku kepentingan utama dan pejabat daerah berkumpul di Ruang Rapat Mangunkusumo yang megah di Setda Wonosobo untuk mengambil bagian dalam acara Diseminasi Hasil Sensus Pertanian 2023 (ST2023)
Tahap I. Pertemuan tersebut menandai a dekade sejak sensus terakhir sebuah inisiatif yang menyoroti kontur pertanian Indonesia. Saat Indonesia memulai sensus pertanian ketujuh, Kepala BPS Kabupaten Wonosobo, Mustaqim, melakukan sosialisasi data hasil panen yang baru dipanen, yang ditanam di lahan penelitian selama bulan Juni dan Juli tahun ini informasi yang bukan sekadar informasi statistik. alam, namun merupakan sumber kehidupan kebijakan dan perencanaan agraria nasional.
"Ini bisa menjadi data dasar untuk bisa digunakan untuk perencanaan pembangunan di masing-masing daerah terutama di daerah Wonosobo. Kita mengeluarkan beberapa data itu sudah sampai level kecamatan," ujarnya.
Meski demikian Diseminasi Hasil Sensus Pertanian 2023 (ST 2023) Tahap I telah berhasil mengukur suhu kegiatan pertanian di seluruh negeri. Kendati mengumumkan awalnya menawarkan sekilas pandangan umum yang informatif, detail lebih lanjut dari data yang mendalam masih sabar menunggu penyelesaian.
Menjelang beredarnya informasi yang lebih detail pada bulan April 2024, masyarakat dan pelaku industri pertanian di Kabupaten Wonosobo dapat menarik nafas lega mengetahui bahwa sebanyak 780 petugas lapangan telah berkontribusi dalam mengumpulkan data krusial di sektor-sektor vital; mulai dari tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, perikanan, peternakan, kehutanan, hingga jasa pertanian.
Tak hanya itu, sensus ini juga memperluas cakupannya pada berbagai unit usaha pertanian termasuk Usaha Pertanian Perorangan (UTP), Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum (UPB), dan Usaha Pertanian Lainnya (UTL), memberikan wawasan yang lebih komprehensif dan mendalam tentang wajah pertanian Indonesia saat ini.
"Secara umum untuk Wonosobo ini jumlah rumah tangga usaha pertanian itu ada peningkatkan, unit usaha pertaniannya juga sudah ada peningkatan namun yang perlu kita kasih lebih dalam lagi yang meningkat ini petani yang kategorinya gurem," jelas Mustaqim.
Petani gurem merupakan petani yang memiliki lahan pertanian kurang dari 0,50 hektare. Sesuai ST2023 RTUP Gurem di Wonosobo mengalami peningkatan sebesar 9.409 rumah tangga atau 8,63 persen dalam sepuluh tahun terakhir.
Jumlah petani gurem terbanyak berada di Kecamatan Wadaslintang, Kepil, dan Kalikajar.
Hasil Pencacahan Lengkap ST2023 Tahap I lebih lanjut dipaparkan langsung Kepala BPS Kabupaten Wonosobo. Jumlah usaha pertanian hasil ST2023 di Kabupaten Wonosobo sebanyak 142.977 unit, naik 0,27 persen dari tahun 2013.
Sementara Jumlah Usaha Pertanian Perorangan (UTP) sebanyak 146.402 unit atau naik 2,67 persen dari tahun 2013. Jumlah Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum (UPB) sebanyak 4 unit, mengalami penurunan 33,33 persen dari tahun 2013 yang sebanyak 6 unit. Jumlah Usaha Pertanian Lainnya (UTL) sebanyak 124 unit, turun 25,30 persen dari tahun 2013 yang sebanyak 166 unit.
Usaha Pertanian Perorangan (UTP) mendominasi usaha pertanian di semua subsektor, dimana terbanyak ada di subsektor tanaman hortikultura mencapai 144.974 unit usaha. UTP terbanyak terdapat di Kecamatan Wadaslintang sebanyak 15.822 unit dan paling sedikit di Kecamatan Wonosobo sebanyak 4.021 unit.
Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum (UPB) terbanyak terdapat di subsektor perkebunan mencapai 3 unit usaha, dan Usaha Pertanian Lainnya (UTL) terbanyak terdapat di subsektor hortikultura mencapai 50 unit usaha.
Komoditas terbanyak yang diusahakan UTP berdasarkan ST2023 ialah sengon 59.315 unit. Selain itu kapulaga dari subsektor hortikultura sebanyak 35.468 unit dan kelapa dari subsektor perkebunan sebanyak 33.710 unit, disusul padi sawah inbrida, kambing potong, cabai rawit, durian, ubi kayu, mahoni, dan duku.
Sementara itu berdasarkan ST2023 jumlah petani milenial yakni usia 19-39 di Kabupaten Wonosobo berjumlah 72.576 orang atau 49,57 persen dari jumlah petani.
Menanggapi hasil ST2023 terkait petani milenial, Kepala Dispaperkan Kabupaten Wonosobo, Dwiyama SB mengatakan petani milenial saat ini sudah berfikir rasional. Di Wonosobo banyak petani milenial yang gemar bertani hortikultura.
Menurutnya, petani milenial sudah mampu membaca peluang pasar dan hasil yang akan didapat dengan menanam tanaman hortikultura.
"Hanya saja biasanya holtikultura itu rentan terhadap hama penyakit. Mereka ada tantangan di situ bagaimana mengendalikan hama penyakit," imbuhnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Wonosobo One Andang Wardoyo setelah membacakan sambutan Bupati Wonosobo menyampaikan, hasil ST2023 untuk dapat menjadi salah satu acuan dalam menyusun rencana pembangunan Kabupaten Wonosobo ke depan.
"Saya minta betul mari paparan ini bisa menjadi rujukan menyusun RPJPD 2025-2045. Teman-teman di wilayah baik Camat ataupun Kades tolong menjadi alat untuk melakukan verifikasi untuk mengoptimalkan penggunaannya. Ke depan yang dibutuhkan bahan pangan kalau bahan pangan tersedia insyallah hidup tenang," jelasnya.
Andang menambahkan, salah satu PR Kabupaten Wonosobo saat ini dalam sektor pertanian adalah sebisa mungkin untuk dapat menurunkan biaya produksi guna kesejahteraan petani dan ketahanan pangan yang lebih baik.