Standard Post with Image
ide bisnis

Produksi Tiwul Instan Wonosobo Tembus Go Internasional

Wonsobonews.com - Tiwul salah satu makanan tradisional Jawa yang terbuat dari olahan singkong muncul kembali ke permukaan sebagai makanan yang tak hanya lezat tetapi juga memiliki manfaat kesehatan.

Di tangan Siti Maryam Ghozali, seorang penduduk Dusun Ngadimulyo, Desa Lipursari, Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, tiwul telah diolah menjadi makanan instan dengan beragam varian rasa yang dapat dinikmati kapan saja.

Pemilik usaha tiwul instan Siti Maryam Ghozali mengungkapkan motivasi awalnya untuk memproduksi tiwul instan ini adalah melihat banyaknya pohon singkong yang belum dimanfaatkan dengan baik. Oleh karena itu, dia memutuskan untuk mengolah tiwul menjadi makanan instan yang dikemas.

"Kami memiliki 14 varian rasa untuk tiwul instan ini, salah satunya cassava rice yang dapat digunakan sebagai pengganti nasi. Saat ini, cassava rice sangat populer, terutama bagi mereka yang ingin menghindari gula. Oleh karena itu, pesanan dari luar negeri terus mengalir terutama untuk jenis tiwul cassava rice karena memiliki indeks glikemik yang rendah," jelasnya.

Proses pembuatan tiwul instan melibatkan ibu-ibu di desanya, yang merupakan mantan tenaga kerja wanita (TKW). Prosesnya tergolong sederhana dan cepat singkong yang telah dijemur kering diolah menjadi mokaf, kemudian diberi bumbu dan rasa sesuai varian yang diinginkan. Tepung kemudian dicampur, disaring, dan direbus hingga setengah matang. Setelah itu, tepung dikeringkan sebelum tiwul siap untuk dikemas dan dipasarkan.

Meskipun tiwul adalah makanan tradisional, makanan ini memiliki manfaat kesehatan yang cukup signifikan. Tiwul kaya serat, memiliki indeks glikemik rendah, tinggi sumber energi, dan mengandung banyak mineral. Khasiat ini menjadikan tiwul sebagai alternatif sehat untuk nasi dan sangat sesuai untuk program penurunan berat badan dan penanganan anemia.

Cara memasak cassava rice cukup mudah, di mana tiwul tersebut hanya perlu dicuci seperti beras dan kemudian dikukus. Sementara itu, tiwul instan dengan varian lain hanya perlu direndam dalam 1,5 gelas air, diaduk, dan dikukus selama sekitar 10 menit.

Selain menghasilkan berbagai varian tiwul, Siti juga menciptakan varian lain dengan bahan dasar kacang merah. Harga satu kemasan tiwul berkisar antara Rp 20.000 hingga Rp 45.000 per bungkus. Tiwul instan buatan Siti Maryam telah mencapai pangsa pasar internasional dengan pengiriman ke Abu Dhabi, Hong Kong, Malaysia, dan Brunei.

Standard Post with Image
Bisnis

AirNav Gelar Pelatihan Manajemen Kewirausahaan Bagi Komunitas Balon Udara di Wonosobo

Wonosobonews.com - Dalam rangka pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, AirNav Indonesia bersama Social Impact ID gelar pelatihan manajemen kewirausahaan bagi komunitas balon udara dan kaum difabel di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, Senin (30/10).

Direktur Keuangan dan Managemen Resiko AirNav Indonesia, Azizatun Azhimah mengatakan saat ini sektor pariwisata dan ekonomi mulai bangkit kembali, sehingga menjadi acuan bagi Airnav Indonesia untuk dapat mengimplementasikan berbagai kegiatan sosial yang berkualitas.

"Melalui unit Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) mencoba untuk melakukan pemberdayaan UMKM kepada Komunitas Balon Udara dan Komunitas Difabel Wonosobo," kata Azizatun.

Melalui sektor ekonomi kreatif, Airnav Indonesia memberikan dorongan berupa fasilitas pelatihan maupun penyerahan bantuan alat pendukung usaha kelompok atau komunitas dalam berkarya.

"Kami berharap melalui program ini potensi wisata dan produk- produk UMKM yang ada di Wonosobo semakin dikenal secara luas dan dapat berimbas positif terhadap perekonomian masyarakat di sekitarnya," ucap azizatun.

Selain itu Azizah juga menambahkan, Airnav Indonesia juga sangat memperhatikan pentingnya pemahaman masyarakat akan bahaya penerbangan balon udara liar karena dapat membahayakan keselamatan penerbangan.

"Melalui pelatihan dan pemberdayaan komunitas balon udara dan komunitas difabel serta adanya hubungan baik dengan Pemkab Wonosobo selaku stakeholders, maka diharapkan dapat meningkatkan keselamatan penerbangan dari bahaya penerbangan balon liar," jelas.

Dengan kegiatan ini, dia berharap peserta dan anggota komunitas bersama dengan pemerintah dapat mensosialisasikan bahaya penerbangan balon liar.

"Pelatihan tersebut memiliki tujuan memberikan edukasi kepada komunitas balon udara dan penyandang disabilitas, agar paham bagaimana cara meningkatkan keahlian dan ketrampilan yang dimiliki dan berdampak pada pengembangan ekonomi," sebutnya.

Selanjutnya keahlian dan ketrampilan tersebut dapat menghasilkan sesuatu. Baik berupa produk ataupun jasa yang dapat ditawarkan kepada masyarakat dan wisatawan. Karena produk UMKM mereka memiliki nilai ekonomi dan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat luas di Wonosobo.

"Melalui pelatihan tersebut juga diharapkan akan mempererat hubungan baik antar komunitas dan Pemkab Wonosobo sebagai pendamping dalam pelaksanaan program pelatihan bagi komunitas semoga upaya ini dapat memberikan manfaat besar bagi Indonesia," tandasnya.

Wakil Bupati Wonosobo, M.Albar dukung inisiasi AirNav Indonesia dan Sosial Impact.ID dalam menyelenggarakan pelatihan manajemen wirausaha bagi komunitas balon udara dan kaum difabilitas di daerahnya.

"Dulu balon udara diterbangkan secara bebas tapi kini mulai diterbangkan dengan cara ditambatkan demi keamanan penerbangan. Dampak ekonomi dari tradisi penerbangan balon bagi pelaku UMKM dan usaha yang dikelola penyandang disabilitas juga sangat besar," tandasnya.

Standard Post with Image
UMKM

UMKM Wonosobo Bekerjasama Dengan Perusahan Luar Negri AS dan Kanada

Wonosobonews. com - PT Menara Pangan, korporasi gabungan milik petani di Kabupaten Wonosobo dan pihak swasta, sukses menjalin kerja sama dengan perusahaan ritel asal Kanada yaitu Exotique Foods Canada. Melalui kerja sama tersebut, produk olahan pertanian dari Kabupaten Wonosobo dan Jawa Tengah bakal dikirim dan dipasarkan ke kawasan Amerika Utara seperti Kanada dan Amerika Serikat.

"Memorandum of Understanding (MoU) untuk tahun depan ini ada dua kontainer isinya produk olahan salak, nangka, nanas, pisang, dan baby nangka. Produk pertanian khusus Wonosobo itu salak, pisang, dan nanas. Dua kontainer kalau nilainya sekitar Rp600 juta," jelas Danang Suwandono, perwakilan PT Menara Pangan, saat ditemui wartawan di Pendopo Bupati Wonosobo pada Senin (9/10/) siang.

PT Menara Pangan sendiri baru berusia 14 bulan. Namun, perusahaan yang sebagian sahamnya dimiliki petani tersebut punya strategi buat menembus pasar mancanegara. Salah satunya dengan aktif mengikuti program promosi produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di berbagai daerah tak terkecuali hingga ke luar negeri.

"Karena kami sering pameran, kami mewakili Indonesia di Vietnam kami pameran di sana selama tiga hari. Banyak buyer, kami bisa menjual produk," jelas Danang.

Supriyanto Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, mengaku bangga lantaran produk olahan pertanian asal Kabupaten Wonosobo bisa tembus pasar ekspor. Supriyanto berharap, kerja sama yang dijalin tersebut bisa memberi dampak positif bagi kesejahteraan petani di Jawa Tengah, khususnya di Kabupaten Wonosobo.

"Di Jawa Tengah sendiri, tidak hanya komoditas ini saja. Kami punya segala macam," ungkap Supriyanto.

Kabupaten Pati sebagai sentra produksi komoditas porang, misalnya, sudah berhasil mengekspor produknya hingga ke Thailand, China, dan Vietnam. Sementara itu, produk gula semut yang banyak diproduksi di wilayah Kabupaten Purbalingga dan Kabupaten Kebumen telah menembus pasar Eropa.

Ada juga komoditas melati asal Kabupaten Tegal yang banyak diburu konsumen dari Malaysia, Singapura, Thailand, hingga Arab Saudi. Atau komoditas edamame yang diproduksi di wilayah Kabupaten Temanggung dengan pangsa pasar di kawasan Eropa dan Jepang.

"Kita semua bisa membangun kolaborasi yang lebih baik, untuk bisa mendukung petani menggapai pasar luar negeri," jelas Supriyanto.

Afif Nurhidayat, Bupati Wonosobo, menyebut pemerintah daerah siap memberikan dukungan bagi pelaku UMKM untuk bisa naik kelas dan menembus pasar ekspor. Agenda promosi terus digencarkan, tak hanya di wilayah Kabupaten Wonosobo dan sekitarnya, tapi juga hingga ke Ibukota Jakarta.

Lebih lanjut, Afif juga menyebut bahwa Pemerintah Kabupaten Wonosobo punya program subsidi bunga bagi pelaku UMKM yang mengajukan bantuan permodalan ke Bank Perekonomian Rakyat (BPR) Wonosobo.

"Kami subsidi bunganya, yang bayar dari APBD pelaku UMKM bayar pokoknya saja. Alhamdulillah ini cepat banget, laris manis. Insyallah, tahun ini kita kerja sama tidak hanya dengan BPR Wonosobo tapi juga BPR Badan Kredit Kecamatan (BKK)," jelasnya.

Standard Post with Image
ide bisnis

Mie Ongklok Instan asal Wonosobo

Wonosobonews.com - Mie Ongklok merupakan makanan legendaris khas Wonosobo, Jawa Tengah menurut sejarahnya mie ongklok merupakan alkulturasi kuliner Tionghoa di Jawa.

Mie ongklok adalah mie dengan sayuran, mie yang berbentuk pipih dan kecil dengan kuah kental berwarna coklat atau kuah pasta dengan cita rasa udang yang gurih dan manis dengan aroma dan rasa yang khas cara menikmatinya dipadu dengan sate atau makanan khas Wonosobo yaitu tempe kemul.

Desta Hatmoko Adi, pemilik usaha kuliner Mie Ongklok Mas Desta di Wonosobo mengembangkan mie ongklok untuk memenuhi kebutuhan konsumen di luar Wonosobo dengan menciptakan inovasi baru berupa mie ongklok instan dengan varian rasa, yakni original, lombok ijo, super pedas, black paper, keju, pedas manis (hot sweety).

"Banyak orang yang pengen mencoba mie ongklok tapi belum sempat ke Wonosobo. Setelah hadir mie ongklok instan dia bisa mencicipi kuliner mie ongklok instan ini ga harus datang ke Wonosobo," kata Desta saat dikonfirmasi, Minggu,( 29/10).

Menurutnya memilih usaha kuliner mie ongklok yang digelutinya sejak 2015 adalah aset daerah yang perlu dikembangkan dan dunia perlu tahu tentang makanan khas Wonosobo itu.

Standard Post with Image
Bisnis

Gibran Lakukan RoadShow Ke Wonosobo, Bahas Kredit Startup Digitalisasi

Wonosobonews.com - Putra sulung presiden Gibran Rakabuming Raka gerak cepat melakukan road show ke sejumlah daerah di Jawa Tengah salah satunya melakukan kunjungan ke Wonosobo.

Di Wonosobo, Gibran mengunjungi produsen carica di Desa Manggisan, Kecamatan Mojotengah usai bertemu pelaku usaha carica ia mengatakan salah satu upaya mendongkrak pelaku usaha adalah digitalisasi.

Ia juga menyampaikan soal program yang sudah disampaikan sebelumnya saat deklarasi di Indonesia Arena, GBK, Senayan Jakarta. Yakni kredit startup milenial.

"Kemarin sudah saya bocorkan, ada kredit startup milenial untuk bisnis berbasis inovasi dan teknologi. Kalau sekarang fokusnya adalah digitalisasi," ujarnya saat ditemui di rumah produksi carica di Desa Manggisan, Wonosobo, Sabtu (28/10/).

Setelah bertemu pembuat carica, Gibran juga membagikan buku tulis dengan gambar putranya, Jan Ethes memegang wayang. Sementara itu, Niken salah satu warga Desa Manggisan yang sempat menerima buku mengaku senang dengan buku pemberian Gibran buku tersebut akan diberikan kepada cucunya.

"Seneng, buku ini akan saya berikan untuk cucu saya nanti di rumah," kata dia.

Sebelum ke Wonosobo, bacawapres dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) ini melakukan road show ke Kabupaten Boyolali dan Magelang.
Diketahui, hari ini Gibran sudah menyambangi beberapa tempat dalam rangkaian roadshownya. Mulai dari Padepokan Turonggo Seto Boyolali, Ponpes Darussalam Watucongol Gunungpring Muntilan Magelang, hingga Desa Manggisan, Kecamatan Mojotengah.