Standard Post with Image
ekonomi

STADION WONOLELO DAPAT MENAMPUNG 10 RIBU PENONTON DAN AKAN MENJADI STADION TERMEGAH DI WONOSOBO

Wonosobonews.com - Pembangunan stadion Wonolelo di Kabupaten Wonosobo masih terus berlangsung. Stadion ini menjadi stadion pertama di Kabupaten Wonosobo yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas olahraga, sehingga sangat dinantikan oleh masyarakat.

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Wonosobo Tono Prihatono menyampaikan pembangunan Stadion Wonolelo direncanakan melalui 3 tahap.

Memasuki tahun kedua pembangunan, dimana pembangunan Stadion Wonolelo sudah berlangsung dari tahun 2022 dan akan berlangsung selama 3 tahun berturut-turut.

"Alhamdulillah di tahun pertama penataan lahan pembuatan lapangan, penahan dinding. Tahun ini sudah masuk ke kerangka bangunan stadionnya," ungkapnya, Jumat (17/11/2023).

Kadis Tono menyebut total anggaran keseluruhan yang dibutuhkan untuk betul-betul menyelesaikan Stadion Wonolelo mencapai angka 40 miliar rupiah.

Lebih lanjut dijelaskan, pada tahap pertama anggaran 4,5 miliar rupiah telah digelontorkan. Begitu juga untuk tahun kedua ini dengan jumlah yang sama 4,5 miliar rupiah. 

Jika dihitung dari keseluruhan hingga saat ini progres pembangunan stadion baru sekitar 30 persen. Sebelumnya ditargetkan pembangunan Stadion Wonolelo selesai pada tahun 2024. 

"Pembangunan dengan skema multiyears. Jadi ya karena APBD kita sepertinya ada kendala, maka kita bertahap dalam menyelesaikan itu. Semoga anggaran di tahun 2024 bisa dipenuhi agar bisa menyelesaikan keseluruhan stadion," terangnya. 

Berlokasi di Desa Wonolelo, Kecamatan Wonosobo, yang terletak di jalur alternatif Wonosobo-Banjarnegara, diharapkan dapat turut meningkatkan perekonomian masyarakat di sekitarnya.

Stadion berkapasitas 10.000 orang ini akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung, tidak hanya untuk olahraga sepak bola, tetapi juga cabang olahraga lainnya.

Standard Post with Image
ekonomi

DISPARBUD WONOSOBO MENGGANDENG MEDIA MASSA GUNA ANGKAT POTENSI WISATA BUDAYA DAN EKONOMI KREATIF

Wonosobonews.com - Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Wonosobo mengadakan perjanjian kerja sama dengan beberapa media massa.

Kerja sama dalam berbagai bentuk untuk mempromosikan pariwisata, budaya, dan ekonomi kreatif di Kabupaten Wonosobo. Kerja sama ini tidak terbatas pada pemberitaan di media, tetapi juga dapat dikolaborasikan melalui berbagai kegiatan.

“Bisa kerjasama event, karena kami sudah memiliki fasilitas untuk kegiatan seni pertunjukan,”ujarnya di di ruang rapat kantor Disparbud Wonosobo, Selasa (14/11/2023).

Kepala Disparbud Kabupaten Wonosobo Agus Wibowo mengatakan, pihaknya tengah membangun ruang publik untuk memfasilitasi kegiatan masyarakat, khususnya seni pertunjukan. Fasilitas yang mendukung kegiatan promosi wisata budaya juga tengah dibangun di Taman Rekreasi Kalianget dan Mendolo.

Kepala Disparbud Kabupaten Wonosobo Agus Wibowo mengatakan, promosi pariwisata di Kabupaten Wonosobo saat ini tidak lagi hanya fokus pada Dieng, tetapi juga pada lima destinasi wisata baru, yaitu kawasan Kalianget, Sindoro Sumbing, Sapuran Kepil, Serayu, dan Wadaslintang.

Dengan kerja sama tersebut, diharapkan potensi Wonosobo akan terangkat. Tidak hanya budaya, wisata namun berbagai ide dan inovasi di bidang ekonomi kreatif akan muncul.

Standard Post with Image
ekonomi

ALIF NURHIDAYAT MEMANDANG STRATEGIS PELAKSANAAN PROGRAM BANGGA KENCANA DI WONOSOBO

Wonosobonews.com - Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat menilai Program Bangga Kencana sebagai program strategis yang berorientasi pada peningkatan kualitas sumber daya manusia dan kesejahteraan generasi masa depan. Program ini menempatkan masyarakat sebagai subjek dan objek pembangunan.

Hal tersebut disampaikan Bupati saat menjadi narasumber Roadshow Sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting dalam Rangka Hari Ibu 2023, Senin (13/11/2023) di Pendopo Selatan.

“Kompleksitas stunting mengharuskan kita semua untuk berkolaborasi secara berkesinambungan, dan semakin menguatkan sinergi bersama, sehingga mampu menurunkan prevalensi stunting di Wonosobo secara signifikan,” ungkap Afif.

Menurutnya, suksesnya Program Bangga Kencana dan penanganan stunting, hanya dapat diselesaikan dengan konvergensi dukungan serta keterlibatan kolaborasi berbagai pihak, termasuk pemerintah, komunitas, dunia usaha, akademisi dan media (pentahelix).

“Sudah barang tentu diperlukan peran aktif dan komitmen seluruh elemen masyarakat Wonosobo, untuk bersinergi dengan pemerintah dan seluruh stakeholders lainnya dalam penanganan stunting,” tegasnya.

Bupati menekankan, kolaborasi antara pihak menjadi sebuah kunci dalam penanganan berbagai permasalahan di daerah, dalam hal itu peran dari seluruh stakeholders sangat diperlukan dalam menyukseskan Bangga Kencana dan penanganan stunting.

Harapannya kemitraan dan sinergi antara pihak dapat terus dikuatkan, untuk mencapai Wonosobo bebas stunting, mewujudkan penduduk tumbuh seimbang, serta terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas dan produktif mencapai Indonesia Emas 2045.

Inspektur Utama BKKBN RI Ari Dwikora Tono menjelaskan bahwa Program Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) adalah kegiatan penyampaian informasi mengenai program KKBPK. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku keluarga dan masyarakat dalam mewujudkan keluarga yang berkualitas.

“KKBPK milik BKKBN RI, kini dikemas dalam istilah baru, yaitu Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana atau disingkat Bangga Kencana,” terangnya.

Hal senada juga disampaikan Kepala DPPPKBPPA Wonosobo, Dyah Retno Sulistiyowati. Ia mengatakan, BKKBN bersama Pemerintah Kabupaten Wonosobo melaksanakan kegiatan Sosialisasi Penguatan Program Bangga Kencana dan Upaya Percepatan Penurunan Stunting Bersama Mitra Strategis. Kegiatan ini melibatkan semua unsur, mulai dari pemerintah daerah setempat, tokoh agama, serta mitra kerja.

Kegiatan tersebut merupakan upaya untuk mendekatkan Program Bangga Kencana dengan masyarakat dan menghadirkan peran Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dalam mencegah terjadinya anak stunting di tengah keluarga Indonesia.

“Tujuan kegiatan itu adalah meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga, remaja dan masyarakat terhadap Program Bangga Kencana serta Percepatan Penurunan Stunting dengan integrasi edukasi secara efektif, konvergen dan terintegrasi melalui komitmen penentu kebijakan (Stakeholders) dan pemangku kepentingan (mitra kerja) dengan melibatkan lintas sektor di tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten Wonosobo,” ungkap Dyah.

 

Standard Post with Image
ekonomi

607 RUMAH WARGA DI KABUPATEN WONOSOBO AKAN MENDAPATKAN LISTRIK GRATIS

Wonosobonews.com - Sejumlah 607 warga di Kabupaten Wonosobo memperoleh pemasangan listrik gratis dari pemerintah. Pemasangan ini dilakukan untuk meningkatkan akses ke listrik bagi masyarakat melalui Program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL).

Anggota Komisi VII DPR RI Abdul Kadir Karding menjelaskan bahwa program BPBL adalah bukti nyata hadirnya negara. Ia berharap agar semua masyarakat dapat mengakses listrik dengan mudah dan tidak diskriminatif.

"Kita berniat tidak boleh ada satupun rumah yang tidak dialiri listrik. Kalau tidak ada listrik anak-anak tidak bisa belajar dengan baik. Kami targetkan di Indonesia semua rumah tangga harus teraliri listrik tanpa kecuali," ujarnya saat peresmian dan penyalaan pertama program BPBL di Desa Wonoroto, Kecamatan Watumalang, Kabupaten Wonosobo, Kamis (9/11/2023).

Menurut Kementerian ESDM dan Komisi VII DPR RI, tahun 2023 telah memiliki 125.000 pemasangan listrik baru di seluruh Indonesia. Provinsi Jateng menerima 15.000 rumah, sedangkan Wonosobo mendapat 607 rumah di 12 kecamatan yang terpasang listrik baru.

"Dari jumlah itu, Kabupaten Wonosobo dan Purworejo tahun ini mendapat alokasi cukup banyak. Di Kecamatan Watumalang misalnya kita pasang untuk 86 rumah di enam desa dan satu kelurahan," katanya.

Koordinator Perencanaan Distribusi Tenaga Listrik, Hari Purnomo menyampaikan program ini diberikan gratis pada masyarakat. “Program BPBL ini gratis dan tidak dipungut biaya apapun. Dengan pemasangan 900 volt ampere (Va) yang langsung kita subsidi Rp 100.000 per rumah," katanya.

“Apabila pada pelaksanaannya terdapat pungutan liar dapat disampaikan pengaduan kepada Kementerian ESDM melalui berbagai kanal seperti media sosial dan contact center 136,” ujar Hari.
Wardoyo, 60, salah seorang penerima manfaat, mengatakan dirinya tak mengeluarkan biaya saat mendapatkan bantuan Program BPBL. "Saya bangga mendapatkan bantuan pasang listrik gratis, bungah (senang)," ujar warga Desa Wonoroto ini.

Standard Post with Image
ekonomi

BUPATI WONOSOBO MENJANJIKAN MENAMBAH KENDARAAN PEMADAM KEBAKARAN

Wonosobonews.com - Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat, mengumumkan bahwa pihaknya akan menambahkan satu unit kendaraan pemadam kebakaran (damkar) pada tahun 2024. Hal ini dilakukan karena kebakaran di Kabupaten Wonosobo masih terus mengalir dan jumlah kendaraan damkar yang dimiliki belum cukup.

"Insyaallah tahun 2024 kita beli lagi satu mobil damkar. Karena mobil damkar itu terbatas. Itu saja sudah tua-tua (umur kendaraan)," terangnya.

Ia mengakui idealnya di setiap eks kawedanan memiliki satu unit kendaraan damkar. Sehingga saat terjadi kebakaran bisa datang dengan tepat waktu dan cepat tertangani. "Karena kondisinya masih sangat terbatas. Jadi terkadang saat kita (damkar) masuk ke lokasi, wah wes rampung," ujarnya.

Berdasarkan fakta tersebut, Afif menyatakan bahwa secara bertahap pada tahun 2024, pihaknya akan menambahkan satu unit mobil damkar. Namun, ia tidak bisa langsung menambahkan di setiap ekskawedanan itu karena anggaran yang dimiliki terbatas.

Sekretaris BPBD Kabupaten Wonosobo Bambang Triyono mengatakan kendaraan damkar sering terlambat datang ke lokasi. Namun bukan berarti pihaknya tidak mengusahakan untuk datang tepat waktu. "Persoalannya,  kendaraan damkar kita sangat terbatas. Kita hanya punya dua unit damkar yang berfungsi, itu saja dipusatkan di kota," terangnya.

Padahal sejauh ini, kebakaran justru banyak terjadi di wilayah pedesaan. Sehingga dengan keberadaan kendaraan yang ada di kota membuat mobilitasnya kurang efektif.

Menurutnya, penambahan armada damkar saat ini sangat dibutuhkan. "Sekarang setiap ada laporan kebakaran, paling cepat bisa datang setengah jam sampai di lokasi. Atau seringnya satu jam baru sampai. Karena ya itu, mobilitasnya masih terlalu jauh," ujarnya.