Standard Post with Image
kuliner

Menyantap Geblek Camilan Tradisional Wonosobo yang Memikat

Wonosobonews.com - tidak hanya dikenal dengan pesona alamnya yang memukau, tetapi juga dengan kekayaan kuliner yang patut dicoba. Salah satu camilan khas yang menjadi ikon kuliner daerah ini adalah Geblek. Geblek merupakan camilan tradisional yang terbuat dari tepung tapioka, dikenal dengan perpaduan rasa gurih dan tekstur yang unik. Dalam bahasa Jawa, "Geblek" berarti 'gemuk', dan camilan ini memiliki bentuk yang mirip dengan cireng (aci goreng), namun dengan tekstur yang lebih kenyal dan padat. Keunikan utama terletak pada penggunaan tepung tapioka basah, yang diambil langsung dari pati singkong, memberikan sensasi kenyal dan cita rasa singkong yang lebih menonjol.

Pembuatan Geblek cukup sederhana dan hanya memerlukan beberapa bahan dasar, yaitu tepung tapioka basah yang diperoleh dari pati singkong yang masih basah, garam untuk menambah cita rasa gurih, air untuk mencampur adonan, dan minyak goreng untuk proses penggorengan. Langkah-langkahnya meliputi pencampuran tepung tapioka basah dengan garam, penambahan air sedikit demi sedikit hingga adonan kalis, pembentukan adonan menjadi bulatan kecil, dan penggorengan hingga berwarna kuning keemasan. Geblek dapat dinikmati selagi hangat dengan berbagai sambal seperti sambal kecap, sambal bawang, atau sambal terasi, serta cocok disajikan dengan teh hangat atau kopi pahit. Penambahan daun kucai juga bisa menambah kelezatan Geblek.

Geblek memiliki beberapa keunggulan yang membedakannya dari gorengan berbahan dasar tepung tapioka lainnya, seperti tekstur yang lebih kenyal dan padat dibandingkan dengan cireng yang lebih empuk dan garing. Geblek juga menonjolkan rasa singkong yang lebih kuat karena penggunaan tepung tapioka basah dan tidak memerlukan proses fermentasi, sehingga lebih mudah dan cepat dibuat. Keunikan tersebut menjadikan Geblek sebagai camilan khas Wonosobo yang digemari banyak orang. Menikmati Geblek bukan hanya memanjakan lidah tetapi juga memperkenalkan kekayaan budaya dan tradisi kuliner Wonosobo. Dengan rasa yang gurih, tekstur yang khas, dan cara pembuatan yang sederhana, Geblek adalah camilan yang wajib dicoba bagi para pecinta kuliner serta wisatawan yang berkunjung ke Wonosobo.

 

Standard Post with Image
Wisata Wonosobo

Keindahan Wisata Cengkul Telu di Wonosobo

Wonosobonews.com - Suasana malam menjelang subuh terasa berbeda kali ini. Untuk pertama kalinya, youtuber Ojo Lali Dolan akan menjelajahi indahnya wisata Cengkul Telu di Wonosobo.

Cengkul Telu menawarkan pesona alam yang menakjubkan. Salah satu keajaibannya adalah pemandangan Gunung Sindoro saat fajar tiba. Destinasi wisata ini termasuk dalam tiga tempat wisata indah di Wonosobo, yaitu Cengkul Telu, Gunung Bismo, dan Pemandian Air Mudal. Namun, kali ini kita fokus pada pengalaman di Cengkul Telu.

Setelah melewati alun-alun Wonosobo, perjalanan menjadi semakin menanjak dan udara semakin dingin. Rute menuju Cengkul Telu bisa diakses dengan mobil atau minibus. Pastikan kendaraan dalam kondisi baik untuk melalui jalan sempit dan menanjak menuju Desa Tieng.

Sesampainya di Cengkul Telu, awalnya terlihat awan tebal yang ternyata hanya kabut yang menyelimuti ketinggian tertentu. Saat tiba di puncak, pemandangan lautan awan di bawah sungguh luar biasa. Kabut tersebut menambah keindahan Gunung Sindoro yang tampak megah di hadapan rombongan.

Di Cengkul Telu, fasilitas wisata masih minim. Tempat parkir berada di area sebelum jembatan kecil, dan ada beberapa warung kecil untuk beristirahat. Jalan menuju puncak cukup sempit dan menanjak, tetapi pemandangan sepanjang perjalanan sangat memukau. Pengunjung disuguhi pemandangan tanaman berembun es, menunjukkan betapa dinginnya udara pagi di sana.

Setelah trekking sekitar 100 meter, pengunjung tiba di puncak Cengkul Telu. Di sana, pemandangan Gunung Sindoro terlihat sangat jelas dan indah. Suasananya yang sejuk dan menenangkan menambah kesan yang tak terlupakan. Bagi pecinta alam dan penggemar trekking, Cengkul Telu di Desa Tieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah adalah tempat wisata yang wajib dikunjungi.

Dengan pemandangan Gunung Sindoro yang menakjubkan, perjalanan mendaki yang menantang, dan suasana alam yang sejuk, Cengkul Telu benar-benar layak dijelajahi.

 

Standard Post with Image
wonosobo terkini

Pelatihan Digital Marketing dan Public Speaking bagi Penyandang Disabilitas di Wonosobo

Wonosobonews.com - Sebanyak 50 penyandang disabilitas di Wonosobo mengikuti pelatihan digital marketing dan public speaking untuk meningkatkan keterampilan mereka. Kegiatan ini diinisiasi oleh Ikatan Disabilitas Wonosobo (IDW) bekerja sama dengan RTI International - Community Partnership Program (CPP).

Pelatihan ini berlangsung selama dua hari, mulai 27 hingga 28 Juli 2024, di Ballroom Kencana Aroma & Coffee, Wonosobo, dan menghadirkan narasumber yang ahli di bidang digital marketing dan public speaking.

Ketua IDW Wonosobo, Syaifur Rohman, mengatakan bahwa pelatihan ini diikuti oleh para penyandang disabilitas dari berbagai ragam di Wonosobo. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan peserta dalam memanfaatkan media digital. 

Dengan mereka paham akan pemanfaatan media digital, kemahiran dalam pemasaran harus dibarengi dengan kemampuan public speaking yang baik.

Pelatihan ini diharapkan dapat membuka peluang baru dan meningkatkan kemandirian ekonomi bagi para penyandang disabilitas di Wonosobo.

"Kami berharap peserta dapat menggunakan ilmu yang mereka peroleh untuk mengembangkan usaha mereka dan meningkatkan kualitas hidup mereka," tambahnya.

Acara ini merupakan bentuk komitmen IDW dan RTI International - CPP dalam mendukung pemberdayaan penyandang disabilitas, khususnya di bidang ekonomi dan komunikasi.

"Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan penyandang disabilitas di Wonosobo dapat lebih berdaya dan mandiri," tandas Syaifur.

 

Standard Post with Image
wonosobo terkini

Mahasiswa Unwiku Terjun ke Desa untuk Pengentasan Kemiskinan di Jawa Tengah

Wonosobonews.com - Kemiskinan ekstrem masih menjadi masalah di sejumlah kabupaten di Jawa Tengah. Untuk membantu mengatasinya, Universitas Wijayakusuma (Unwiku) Purwokerto mengirim 274 mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) ke Kabupaten Kebumen dan Wonosobo. Mereka akan membantu program pengentasan kemiskinan di wilayah tersebut.

Ketua LPPM Unwiku, Estiningrum, menjelaskan bahwa angkatan ke-48 ini ditempatkan di 13 desa di Kecamatan Klirong, Kebumen. Di Wonosobo, mereka ditempatkan di 7 desa di Kecamatan Sapuran dan 7 desa di Kecamatan Kalibawang. 

"Selama 35 hari dari tanggal 1 Agustus sampai dengan 5 September. Besok akan dilaksanakan penyerahan di tanggal 1 Agustus baik di Wonosobo dan Kebumen," ujar Estiningrum. 

Estiningrum berharap mahasiswa KKN ini dapat mempercepat program pengentasan kemiskinan dan membantu menyelesaikan berbagai masalah di masyarakat. Tema kali ini adalah strategi penurunan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat desa.

"Jadi memang kita akan melibatkan seluruh masyarakat bagaimana. Bagaimana mereka itu mengentaskan kemiskinan secara bersama-sama. Bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, kepala desa saja, tetapi justru merupakan tanggung jawab seluruh komponen masyarakat," jelasnya. 

Mahasiswa diarahkan untuk mengembangkan inovasi dan kreativitas pada UMKM di daerah masing-masing. Mereka juga diminta membuat jurnal yang dapat diunggah di laman resmi pemerintah daerah setempat.

Rektor Unwiku, Heru Cahyo, menyatakan bahwa KKN merupakan kegiatan akademik wajib bagi mahasiswa sebelum lulus. Program ini adalah perwujudan visi dan misi perguruan tinggi dalam pelaksanaan Tri Dharma oleh Unwiku.

"KKN masih menjadi pilihan yang baik untuk mewujudkan sinergitas antara kampus dengan masyarakat luar kampus," kata Heru. 

Selama KKN, mahasiswa akan menerapkan pengetahuan teoritik yang mereka peroleh selama kuliah dan membagikannya kepada masyarakat.

"Sehingga ada transfer knowledge. Harapannya KKN ini mendapat bantuan dari pihak-pihak yang berkompeten sehingga menjadi media pembelajaran praktis dan efektif bagi mahasiswa," katanya. 

Heru berharap KKN ini menjadi ruang belajar yang memungkinkan mahasiswa lebih memahami realitas masyarakat, meningkatkan tanggung jawab sosial, dan membantu memecahkan berbagai masalah di Wonosobo dan Kebumen.

 

Standard Post with Image
ukm

Pelatihan Tata Boga untuk 20 Perempuan Garung dengan DBHCHT 2024

Wonosobonews.com - Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian, dan Transmigrasi (Disnakerintrans) Wonosobo telah mengadakan pelatihan berbasis kompetensi dengan menggunakan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) 2024. Pelatihan ini diikuti oleh 20 warga setempat dan dilaksanakan di Gedung Balai Desa Siwuran, Kecamatan Garung, pada Senin, 29 Juli 2024. Acara ini dibuka oleh Wakil Bupati Wonosobo, Muhammad Albar, yang didampingi oleh Kepala Disnakerintrans Wonosobo, Dr. Prayitno. Program pelatihan ini fokus pada tata boga, khususnya pembuatan kue kering dan basah. Para peserta, yang seluruhnya merupakan perempuan dari desa, akan mengikuti berbagai pembekalan keahlian selama enam hari dengan menggunakan bahan-bahan olahan hasil pertanian lokal.

Dalam sambutannya, Wakil Bupati Albar menyampaikan bahwa kesempatan ini merupakan sarana bagi para peserta untuk meningkatkan kapasitas dan keterampilan diri. Dengan demikian, mereka akan lebih mampu bersaing di dunia kerja, atau bahkan menciptakan lapangan kerja baru. “Fasilitasi ini bukan hanya memberi kemampuan masak saja, tapi juga untuk meningkatkan keterampilan dalam pemasaran dengan mengangkat nilai kuliner kearifan lokal yang hasilnya dapat menjadi daya ungkit perekonomian dan produknya tidak hanya laku di Siwuran saja tetapi Kecamatan Garung, Jawa Tengah bahkan mancanegara,” ungkapnya. Beliau juga menyoroti angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kabupaten Wonosobo pada tahun 2023 yang masih sebesar 4,95%.

Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak tenaga kerja yang belum terserap oleh pasar kerja, yang sebagian di antaranya disebabkan oleh dinamika perkembangan industri dan bisnis yang membutuhkan peningkatan kapasitas keterampilan. “Pelatihan seperti ini menjadi alternatif solusi untuk meningkatkan kapasitas dan daya saing tenaga kerja. Dengan demikian, mereka dapat memberdayakan diri, baik dengan bekerja di perusahaan maupun mendirikan usaha sendiri, terutama di bidang tata boga. Industri boga atau kuliner selalu menunjukkan eksistensinya,” jelasnya. Sementara itu, Kepala Disnakerintrans Wonosobo, Dr. Prayitno, menjelaskan bahwa pelatihan dengan dana DBHCHT memang rutin dilakukan setiap tahun sesuai dengan kebutuhan pelatihan yang diminati.

"DBHCHT ini memang diperuntukkan bagi calon-calon tenaga kerja terlatih di kawasan-kawasan daerah tembakau seperti di Kecamatan Garung, Kertek, Mojotengah, Watumalang, dan Kalikajar," terangnya. Beliau berharap, melalui DBHCHT ini, selain digunakan untuk pelatihan, juga dapat mensosialisasikan manfaat cukai bagi ketataniagaan cukai di Wonosobo. "Wonosobo dengan komoditas tembakau yang luar biasa menghasilkan pendapatan signifikan bagi daerah. Oleh karena itu, penggunaan DBHCHT ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk masyarakat agar sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan," pungkas Dr. Prayitno.