Standard Post with Image
ukm

Gerakan "Acteavation" Kembali Angkat Potensi Teh Wonosobo

Wonosobonews.com - Gerakan "Acteavation" kembali diselenggarakan di Desa Sumberwulan, Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo, untuk mengangkat potensi teh Wonosobo melalui kolaborasi dengan BumDes dan berbagai komunitas lokal. Acara ini juga bertujuan memperkenalkan jenama "The Soul of Java" serta mempromosikan destinasi wisata setempat.

Gerakan ini adalah inisiatif komunitas yang berfokus pada tiga langkah utama : aktivasi, kolaborasi, dan diseminasi. Langkah aktivasi melibatkan masyarakat dan komunitas untuk mendalami pengetahuan serta memperkuat jejaring ekosistem teh Wonosobo. Sementara itu, kolaborasi melibatkan individu, komunitas, dan instansi terkait dalam aktivasi jenama teh Wonosobo dan "The Soul of Java" melalui berbagai acara yang menghidupkan ruang publik baru.

"Kami ingin menghidupkan kembali potensi lokal Wonosobo yang terkenal dengan teh dan alamnya. Lewat gerakan ini, kami berupaya mengenalkan kembali jenama ‘The Soul of Java’ sebagai identitas Wonosobo," kata Aditya Agung Permana, salah satu penggerak gerakan ini.

Desa Sumberwulan kembali dipilih sebagai lokasi acara, bukan hanya untuk mempromosikan teh Wonosobo, tetapi juga untuk memperkenalkan tempat wisata kolam renang yang dikelola oleh BumDes setempat. Dengan harga tiket masuk hanya Rp5.000, wisatawan dapat menikmati kolam renang ramah lingkungan yang berhadapan langsung dengan pemandangan alam.

Aditya juga menambahkan bahwa gerakan ini dilandasi keprihatinan terhadap kondisi petani teh lokal di Wonosobo. "Wonosobo itu kan kota dingin yang identik dengan Soul of Java-nya serta tanaman teh yang bisa jadi wisata. Namun, banyak petani teh lokal yang kurang mendapat perhatian karena lebih memilih bekerja sama dengan perusahaan besar," jelasnya.

Untuk acara kali ini, jumlah peserta sengaja dibatasi dan informasi lebih difokuskan pada penyebaran melalui media sosial, yang dianggap lebih cepat dan efektif. Dengan menggabungkan musik dan berbagai aktivitas kreatif lainnya, Acteavation berupaya menciptakan ruang publik yang dinamis serta mempopulerkan kembali produk-produk lokal, termasuk teh Wonosobo, agar lebih dikenal oleh masyarakat luas.

Standard Post with Image
Olah Raga

Atlet Wonosobo Siap Berlaga di PON XXI Aceh-Sumatera Utara 2024

Wonosobonews.com - Empat atlet asal Wonosobo akan berpartisipasi dalam ajang PON XXI Aceh-Sumatera Utara pada 9-20 September 2024. Mereka adalah Zaida Mufida (rugby), Barata Yuda (pencak silat), Muhammad Rivki Maulana (e-sport), dan Arswenda Candra Pradana (bola voli). Selain para atlet, Permadi Sandra Prabowo (pelatih) dan Akhmad Syaifudin (pendukung teknis drumband) juga akan ikut serta.

Pada Selasa (3/9/2024), para atlet ini berpamitan kepada Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat, di Pringgitan. Bupati Afif mengucapkan selamat dan merasa bangga bahwa mereka akan mewakili Jawa Tengah di PON. Ia juga menyampaikan terima kasih kepada pelatih, Ketua Cabang Olahraga, KONI, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, serta orang tua yang telah mendukung para atlet.

Afif memberikan pesan agar para atlet meminta doa dan restu dari orang tua sebelum berangkat, serta mengingatkan mereka untuk tetap fokus dan bermain sebaik mungkin. "Kami minta para atlet harus fokus. Bermain yang optimal dan sebaik mungkin. Insya Allah dengan doa, usaha keras, tampil prima dan rasa optimis yang tinggi prestasi pasti bisa diraih. Performa yang baik akan menghasilkan prestasi yang baik pula," katanya.

Ketua KONI Wonosobo, Khozin, berharap para atlet dapat meraih prestasi di PON dan pulang tidak dengan tangan kosong. Ia menambahkan bahwa menjadi atlet PON adalah kesempatan luar biasa, dan prestasi yang diraih akan menjadi inspirasi bagi atlet lainnya. Khozin juga menegaskan komitmen KONI Wonosobo untuk terus melakukan pembinaan atlet sejak dini, agar semakin banyak atlet PON yang berasal dari Wonosobo.

 

Standard Post with Image
wonosobo terkini

BPBD Wonosobo Pasang Rambu Peringatan di Area Rawan Longsor dan Kebakaran Hutan

Wonosobonews.com - Pada bulan Agustus lalu, Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana BPBD Wonosobo melaksanakan pemasangan rambu peringatan di daerah-daerah rawan bencana. Langkah ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap potensi bahaya longsor serta kebakaran hutan dan lahan di wilayah tersebut.

Rambu peringatan longsor ditempatkan di beberapa titik yang dinilai paling berisiko, sesuai dengan hasil kajian risiko bencana tahun 2023. Lokasi-lokasi tersebut mencakup Desa Binangun di Watumalang, Desa Campursari di Kejajar, dan Desa Mlandi di Garung. Daerah ini dikenal rawan longsor, terutama saat musim hujan ketika curah hujan yang tinggi dapat memicu pergerakan tanah.

Selain itu, rambu peringatan untuk kawasan rawan kebakaran hutan dan lahan dipasang di Desa Panerusan dan Desa Erorejo, Wadaslintang. Kawasan ini memiliki potensi kebakaran yang tinggi, terutama selama musim kemarau, di mana vegetasi kering dapat dengan mudah terbakar.

BPBD mengimbau masyarakat untuk tetap waspada saat melewati daerah-daerah tersebut. Pemasangan rambu ini dimaksudkan untuk memberikan peringatan dan edukasi, bukan untuk menimbulkan ketakutan. Selain itu, diharapkan rambu-rambu ini dapat mendorong masyarakat untuk lebih menjaga lingkungan dan mencegah kebakaran hutan akibat ulah manusia.

BPBD juga meminta seluruh masyarakat untuk menjaga keberadaan rambu-rambu ini agar tetap utuh dan berada di tempatnya. Rambu-rambu ini merupakan alat penting dalam memberikan informasi dan melindungi masyarakat dari potensi bahaya.

Mari kita bersama-sama menjaga keselamatan dan kelestarian lingkungan demi masa depan yang lebih aman dan berkelanjutan.

Standard Post with Image
wonosobo terkini

Nostalgia Stasiun Wonosobo Bersama Veteran KAI

Wonosobonews.com - Komunitas Jalan Pintas kembali menyelenggarakan acara unik dan edukatif pada Minggu, 1 September 2024, dengan tema "Nostalgia Stasiun Wonosobo." Kegiatan ini membawa peserta menjelajahi bekas lokasi Stasiun Wonosobo, sebuah tempat bersejarah yang memiliki banyak kenangan.

Tidak hanya sekadar melihat-lihat, peserta juga berkesempatan mendengarkan cerita langsung dari Pak Hersen, seorang pensiunan karyawan Kereta Api Indonesia (KAI) yang dahulu bekerja di stasiun tersebut. Dengan penuh antusias, ia membagikan pengalaman dan pengetahuannya tentang masa-masa kejayaan Stasiun Wonosobo. Selain itu, acara juga diisi dengan sesi berbagi cerita terkait sejarah RSUD Wonosobo, yang turut menjadi bagian dari eksplorasi sejarah kota.

Sejarah panjang Stasiun Wonosobo tak luput dari perhatian dalam acara ini. Pembangunan jalur kereta menuju Wonosobo dimulai pada tahun 1902 oleh Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS), perusahaan kereta api Hindia Belanda. Jalur ini penting untuk menghubungkan Wonosobo dengan kota-kota lain di Jawa Tengah, terutama dalam pengangkutan komoditas utama seperti tembakau, teh, dan kopi. Stasiun Wonosobo sendiri resmi beroperasi pada 21 Juli 1917 dan menjadi titik akhir jalur cabang dari Stasiun Purwokerto.

Dikenal dengan rutenya yang menantang, jalur menuju Stasiun Wonosobo melewati tepi Sungai Serayu dan memiliki tanjakan curam untuk rute Purwokerto-Wonosobo. Pada dekade 1930-an, Stasiun Wonosobo mencapai masa kejayaannya, menjadi pilihan utama untuk angkutan barang dan penumpang antar kota. Namun, era keemasan tersebut berakhir pada tahun 1978 ketika stasiun ini ditutup seiring dengan keputusan pemerintah menutup jalur-jalur kereta api yang dianggap tidak lagi ekonomis.

Penutupan Stasiun Wonosobo menjadi tanda berakhirnya dominasi kereta api di wilayah tersebut, mengharuskan masyarakat beralih ke moda transportasi baru seperti kendaraan bermotor. Meskipun stasiun ini telah lama tidak beroperasi, jejaknya masih hidup dalam sejarah dan ingatan masyarakat Wonosobo. Stasiun Wonosobo menjadi simbol penting bagi perkembangan ekonomi lokal di masa lalu dan kini menjadi bagian dari kenangan sejarah yang penuh perubahan.

Dengan acara seperti ini, Komunitas Jalan Pintas berhasil menghadirkan nostalgia serta memperkaya pemahaman peserta tentang sejarah transportasi dan dinamika pembangunan di Wonosobo.

Standard Post with Image
wonosobo terkini

Faruq dan Ashim, Tantangan 560 Pertanyaan Usai Pemeriksaan Kesehatan Pilkada

Wonosobonews.com - Pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tegal, Faruq Ibnul Haqi dan Muhammad Ashim Adz Dzorif Fikri, telah menyelesaikan rangkaian pemeriksaan kesehatan di RSUP dr Kariadi Semarang pada Minggu, 1 September 2024. Pasangan yang diusung oleh Partai Golkar, PKS, Partai Nasdem, dan PSI, serta didukung oleh Partai Hanura dan Prima, ini berbagi pengalaman setelah mengikuti berbagai tes yang menjadi persyaratan dalam Pilkada Kota Tegal 2024.

Faruq Ibnul Haqi menjelaskan bahwa pemeriksaan kesehatan yang dijalani meliputi tes jasmani dan rohani, serta uji laboratorium seperti tes urine untuk narkoba. Selain itu, mereka juga menjalani pemeriksaan fisik untuk mengevaluasi kondisi jantung dan organ lainnya.

"Alhamdulillah, hasil tes narkoba kami negatif, dan untuk beberapa tes lainnya serta uji laboratorium, kami masih menunggu hasilnya," kata Faruq dalam keterangannya kepada Tribunjateng.com pada Minggu, 1 September 2024.

Faruq menambahkan bahwa tidak ada tes yang dirasa sulit selama pemeriksaan kesehatan Pilkada 2024. Namun, sambil bercanda, ia mengaku bahwa tes psikologis dengan 560 pertanyaan menjadi tantangan tersendiri, terutama karena tulisannya yang kecil-kecil. "Yang lainnya kami yakini bisa kami selesaikan, dan kami adalah pasangan calon termuda di Kota Tegal, jadi kami optimis mampu memenuhi semua persyaratan," ujarnya dengan penuh keyakinan.

Sementara itu, Muhammad Ashim juga membagikan pengalamannya. Ia mengatakan bahwa selain menjalani pemeriksaan, ia juga mendapatkan saran terkait kesehatan, seperti pentingnya memperbanyak aktivitas fisik. "Harus banyak aktivitas. Selama ini aktivitas sudah banyak, tapi sering menggunakan kendaraan," katanya. Ia menambahkan bahwa tubuh memerlukan lebih banyak gerakan untuk menjaga kebugaran.

Keduanya berharap dapat melalui seluruh tahapan Pilkada dengan baik dan memberikan yang terbaik bagi masyarakat Kota Tegal.