Standard Post with Image
ukm

Pelatihan Inovasi Batik Ecoprint di Talunombo, Upaya Meningkatkan Daya Saing UMKM Lokal

Wonosobonews.com - Tim Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK ORMAWA) dari Universitas Sains Al-Qur’an (UNSIQ) Jawa Tengah di Wonosobo, bersama dengan Pemerintah Desa Talunombo, sukses mengadakan pelatihan yang bertujuan untuk mengenalkan inovasi Batik Ecoprint kepada para pengrajin batik di Talunombo. Pelatihan ini bertempat di Balai Desa Talunombo, dengan kehadiran pelaku UMKM batik setempat serta anggota karang taruna. Narasumber ahli dari Sengsem Craft Yogyakarta turut serta sebagai pengisi materi dalam kegiatan tersebut.

Menurut Nur Aeni, anggota PPK Ormawa UNSIQ, pelatihan ini berlangsung selama delapan jam, terbagi dalam dua sesi intensif yang diisi dengan materi dan praktik langsung. Para peserta diajarkan teknik ecoprint dye bundle yang menggunakan metode pengukusan.

“Dye and Bundle adalah sebuah teknik yang berbeda dari yang biasa digunakan di Talunombo, yaitu teknik pounding atau hapazome,” ujar Nur Aeni. Teknik ecoprint ini menggunakan bahan-bahan alami seperti daun dan bunga, yang menghasilkan motif batik yang unik dan ramah lingkungan. Inovasi ini memberikan sentuhan baru pada produk batik lokal di Talunombo.

Antusiasme peserta terlihat jelas sepanjang pelatihan meski berlangsung cukup lama. Mereka sangat bersemangat mempelajari teknik baru ini dan langsung mempraktikkannya pada karya batik mereka. Nur Aeni menyatakan bahwa teknik pengukusan ecoprint dye bundle ini memberikan pandangan baru bagi para pengrajin, yang berpotensi meningkatkan kualitas dan daya tarik produk batik mereka di pasaran.

Pelatihan ini mencerminkan komitmen UNSIQ dan Pemerintah Desa Talunombo dalam upaya mendukung pengembangan kapasitas pelaku UMKM lokal. Melalui inovasi seperti integrasi Batik Ecoprint, tim PPK Ormawa berharap para pengrajin di Talunombo dapat mengembangkan kreativitas mereka dan meningkatkan daya saing produk batik lokal, baik di pasar nasional maupun internasional.

Standard Post with Image
Wisata Wonosobo

Kawah Sikidang Dieng Jadi Primadona Wisata dengan 32.530 Pengunjung pada Agustus 2024

Wonosobonews.com - Kawah Sikidang, terletak di Dataran Tinggi Dieng, telah meraih status sebagai destinasi wisata favorit pada bulan Agustus 2024. Kawah vulkanik aktif ini, yang dikenal dengan aktivitas semburan uap dan belerangnya, merupakan salah satu atraksi utama di kawasan Dieng.

Bagian dari sistem vulkanik Dieng yang kompleks ini juga mencakup kawah-kawah aktif lainnya seperti Kawah Candradimuka dan Kawah Sileri. Terletak di tanah datar yang mudah diakses, Kawah Sikidang menjadi salah satu objek wisata paling populer di Dieng Banjarnegara.

Kawah Sikidang menawarkan berbagai fasilitas wisata, termasuk area parkir yang luas, toilet, dan pusat informasi bagi pengunjung. Akses menuju kawah ini juga telah diperbaiki untuk meningkatkan kenyamanan, dengan jalur yang lebih aman dan terawat. Terletak di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Banjarnegara, Kawah Sikidang dikenal sebagai ikon utama di Dataran Tinggi Dieng wilayah Kabupaten Banjarnegara.

Menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Banjarnegara, Tursiman, melalui Kepala UPT Wisata Dieng, Sri Utami, Kawah Sikidang telah menjadi destinasi utama bagi wisatawan. Meskipun sempat ditutup dari 12 hingga 21 Agustus 2024 untuk proses penataan kawasan, Kawah Sikidang berhasil menarik perhatian tinggi begitu dibuka kembali. Sri Utami mengungkapkan bahwa jumlah pengunjung Kawah Sikidang mencapai 32.530 orang pada bulan Agustus, menjadikannya destinasi dengan jumlah pengunjung terbanyak dan favorit.

Sebagai perbandingan, Candi Arjuna dikunjungi oleh 22.575 orang, Telaga Merdada oleh 102 orang, Sumur Jalatunda oleh 425 orang, Kawah Candradimuka oleh 124 orang, dan Museum Kailasa oleh 252 orang. Sri Utami menilai pencapaian ini menunjukkan tingginya minat masyarakat terhadap keindahan alam Dieng, khususnya Kawah Sikidang. Ia juga menambahkan bahwa pencapaian ini memotivasi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Banjarnegara untuk terus meningkatkan fasilitas dan layanan di Kawah Sikidang serta destinasi wisata Dieng lainnya demi kenyamanan pengunjung.


 

Kawah Sikidang Dieng Jadi Primadona Wisata dengan 32.530 Pengunjung pada Agustus 2024 Kawah Sikidang, terletak di Dataran Tinggi Dieng, telah meraih status sebagai destinasi wisata favorit pada bulan Agustus 2024. Kawah vulkanik aktif ini, yang dikenal dengan aktivitas semburan uap dan belerangnya, merupakan salah satu atraksi utama di kawasan Dieng. Bagian dari sistem vulkanik Dieng yang kompleks ini juga mencakup kawah-kawah aktif lainnya seperti Kawah Candradimuka dan Kawah Sileri. Terletak di tanah datar yang mudah diakses, Kawah Sikidang menjadi salah satu objek wisata paling populer di Dieng Banjarnegara. Kawah Sikidang menawarkan berbagai fasilitas wisata, termasuk area parkir yang luas, toilet, dan pusat informasi bagi pengunjung. Akses menuju kawah ini juga telah diperbaiki untuk meningkatkan kenyamanan, dengan jalur yang lebih aman dan terawat. Terletak di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Banjarnegara, Kawah Sikidang dikenal sebagai ikon utama di Dataran Tinggi Dieng wilayah Kabupaten Banjarnegara. Menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Banjarnegara, Tursiman, melalui Kepala UPT Wisata Dieng, Sri Utami, Kawah Sikidang telah menjadi destinasi utama bagi wisatawan. Meskipun sempat ditutup dari 12 hingga 21 Agustus 2024 untuk proses penataan kawasan, Kawah Sikidang berhasil menarik perhatian tinggi begitu dibuka kembali. Sri Utami mengungkapkan bahwa jumlah pengunjung Kawah Sikidang mencapai 32.530 orang pada bulan Agustus, menjadikannya destinasi dengan jumlah pengunjung terbanyak dan favorit. Sebagai perbandingan, Candi Arjuna dikunjungi oleh 22.575 orang, Telaga Merdada oleh 102 orang, Sumur Jalatunda oleh 425 orang, Kawah Candradimuka oleh 124 orang, dan Museum Kailasa oleh 252 orang. Sri Utami menilai pencapaian ini menunjukkan tingginya minat masyarakat terhadap keindahan alam Dieng, khususnya Kawah Sikidang. Ia juga menambahkan bahwa pencapaian ini memotivasi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Banjarnegara untuk terus meningkatkan fasilitas dan layanan di Kawah Sikidang serta destinasi wisata Dieng lainnya demi kenyamanan pengunjung.

Standard Post with Image
Wisata Wonosobo

Kawah Sikidang Dieng Jadi Primadona Wisata dengan 32.530 Pengunjung pada Agustus 2024

Wonosobonews.com - Kawah Sikidang, terletak di Dataran Tinggi Dieng, telah meraih status sebagai destinasi wisata favorit pada bulan Agustus 2024. Kawah vulkanik aktif ini, yang dikenal dengan aktivitas semburan uap dan belerangnya, merupakan salah satu atraksi utama di kawasan Dieng.

Bagian dari sistem vulkanik Dieng yang kompleks ini juga mencakup kawah-kawah aktif lainnya seperti Kawah Candradimuka dan Kawah Sileri. Terletak di tanah datar yang mudah diakses, Kawah Sikidang menjadi salah satu objek wisata paling populer di Dieng Banjarnegara.

Kawah Sikidang menawarkan berbagai fasilitas wisata, termasuk area parkir yang luas, toilet, dan pusat informasi bagi pengunjung. Akses menuju kawah ini juga telah diperbaiki untuk meningkatkan kenyamanan, dengan jalur yang lebih aman dan terawat. Terletak di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Banjarnegara, Kawah Sikidang dikenal sebagai ikon utama di Dataran Tinggi Dieng wilayah Kabupaten Banjarnegara.

Menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Banjarnegara, Tursiman, melalui Kepala UPT Wisata Dieng, Sri Utami, Kawah Sikidang telah menjadi destinasi utama bagi wisatawan. Meskipun sempat ditutup dari 12 hingga 21 Agustus 2024 untuk proses penataan kawasan, Kawah Sikidang berhasil menarik perhatian tinggi begitu dibuka kembali. Sri Utami mengungkapkan bahwa jumlah pengunjung Kawah Sikidang mencapai 32.530 orang pada bulan Agustus, menjadikannya destinasi dengan jumlah pengunjung terbanyak dan favorit.

Sebagai perbandingan, Candi Arjuna dikunjungi oleh 22.575 orang, Telaga Merdada oleh 102 orang, Sumur Jalatunda oleh 425 orang, Kawah Candradimuka oleh 124 orang, dan Museum Kailasa oleh 252 orang. Sri Utami menilai pencapaian ini menunjukkan tingginya minat masyarakat terhadap keindahan alam Dieng, khususnya Kawah Sikidang. Ia juga menambahkan bahwa pencapaian ini memotivasi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Banjarnegara untuk terus meningkatkan fasilitas dan layanan di Kawah Sikidang serta destinasi wisata Dieng lainnya demi kenyamanan pengunjung.


 

Kawah Sikidang Dieng Jadi Primadona Wisata dengan 32.530 Pengunjung pada Agustus 2024 Kawah Sikidang, terletak di Dataran Tinggi Dieng, telah meraih status sebagai destinasi wisata favorit pada bulan Agustus 2024. Kawah vulkanik aktif ini, yang dikenal dengan aktivitas semburan uap dan belerangnya, merupakan salah satu atraksi utama di kawasan Dieng. Bagian dari sistem vulkanik Dieng yang kompleks ini juga mencakup kawah-kawah aktif lainnya seperti Kawah Candradimuka dan Kawah Sileri. Terletak di tanah datar yang mudah diakses, Kawah Sikidang menjadi salah satu objek wisata paling populer di Dieng Banjarnegara. Kawah Sikidang menawarkan berbagai fasilitas wisata, termasuk area parkir yang luas, toilet, dan pusat informasi bagi pengunjung. Akses menuju kawah ini juga telah diperbaiki untuk meningkatkan kenyamanan, dengan jalur yang lebih aman dan terawat. Terletak di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Banjarnegara, Kawah Sikidang dikenal sebagai ikon utama di Dataran Tinggi Dieng wilayah Kabupaten Banjarnegara. Menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Banjarnegara, Tursiman, melalui Kepala UPT Wisata Dieng, Sri Utami, Kawah Sikidang telah menjadi destinasi utama bagi wisatawan. Meskipun sempat ditutup dari 12 hingga 21 Agustus 2024 untuk proses penataan kawasan, Kawah Sikidang berhasil menarik perhatian tinggi begitu dibuka kembali. Sri Utami mengungkapkan bahwa jumlah pengunjung Kawah Sikidang mencapai 32.530 orang pada bulan Agustus, menjadikannya destinasi dengan jumlah pengunjung terbanyak dan favorit. Sebagai perbandingan, Candi Arjuna dikunjungi oleh 22.575 orang, Telaga Merdada oleh 102 orang, Sumur Jalatunda oleh 425 orang, Kawah Candradimuka oleh 124 orang, dan Museum Kailasa oleh 252 orang. Sri Utami menilai pencapaian ini menunjukkan tingginya minat masyarakat terhadap keindahan alam Dieng, khususnya Kawah Sikidang. Ia juga menambahkan bahwa pencapaian ini memotivasi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Banjarnegara untuk terus meningkatkan fasilitas dan layanan di Kawah Sikidang serta destinasi wisata Dieng lainnya demi kenyamanan pengunjung.

Standard Post with Image
wonosobo terkini

Aksi Revolusi Mental di Gunung Prau Hampir 1 Ton Sampah Dihimpun, Termasuk Kemasan Tahun 2003

Wonosobonews.com - Kegiatan pembersihan lingkungan dalam aksi "Revolusi Mental Bersih Gunung Prau dan Kawasan Wisata Alam Dieng" yang berlangsung selama dua hari berhasil mengumpulkan 934 kg sampah. Rincian sampah tersebut adalah 409 kg dari Gunung Prau dan 525 kg dari Kawasan Wisata Alam Kawah Sikidang. Aksi yang dimulai pada 28 Agustus 2024 di Gunung Prau dan dilanjutkan di dua lokasi wisata lainnya ini diprakarsai oleh Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK). Warsito, Deputi Bidang Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan, dan Prestasi Olahraga Kemenko PMK, menyatakan bahwa kegiatan ini meliputi berbagai titik pembersihan di Gunung Prau, termasuk jalur pendakian Patak Banteng, Sunrise Camp, Sunset Area, serta Cemoro Tungal/Sunrise Area Plawangan.

“Aksi Nyata Revolusi Mental Bersih Gunung ini merupakan inisiatif untuk menggerakkan seluruh potensi masyarakat dalam melakukan aksi kebaikan, khususnya gerakan Indonesia Bersih demi pelestarian lingkungan,” tegas Warsito dalam penutupan kegiatan tersebut pada Kamis, 29 Agustus 2024. Selain aksi bersih-bersih, kampanye zero waste juga digelar di kawasan wisata alam Sikidang dan Candi Arjuna. Warsito menekankan pentingnya kesinambungan dari kegiatan ini. “Setelah kegiatan ini, sangat penting untuk memastikan bahwa upaya yang telah dilakukan dapat memberi dampak yang berkelanjutan agar lingkungan tetap terjaga dengan baik dan kegiatan ini bisa terus diagendakan secara rutin,” tambahnya. Ia juga menjelaskan bahwa gunung merupakan simbol kehidupan, serupa dengan peran gunung dalam cerita pewayangan yang menjadi pembuka dan penutup acara. Jika bagian hulu bersih, maka hilirnya juga akan bersih.

“Dengan menjaga kebersihan gunung, kita menjamin kelestarian alam untuk generasi berikutnya,” ungkap Warsito. Dia berharap kegiatan ini bisa menginspirasi masyarakat luas untuk melakukan hal serupa dan mendorong pemerintah daerah untuk membuat kebijakan yang mendukung perlindungan serta pengelolaan kawasan gunung. “Mari kita sebarkan semangat ini dan jangan biarkan usaha kita hari ini berhenti di sini. Ajak lebih banyak orang untuk turut serta menjaga kebersihan dan melestarikan alam,” tutup Warsito.

Dalam aksi bersih-bersih di Gunung Prau, ditemukan berbagai jenis sampah menarik, termasuk sampah "purba" berupa barang-barang dengan label tahun 2003, 2005, dan 2010. Selain itu, ditemukan juga sampah berupa kotoran manusia yang terbungkus plastik, yang menjadi potret bahwa masih ada pendaki yang belum menyadari bahwa perbuatan mereka dapat berdampak buruk bagi alam dan orang lain.

“Manusia ditakdirkan menjadi khalifah di muka bumi, termasuk menjaga dan memberikan hak kepada alam untuk tetap lestari demi kebaikan kehidupan umat,” ungkap Panca Yudha Dirgantara, Koordinator Aksi Nyata Revolusi Mental Bersih Gunung Prau.

Standard Post with Image
kuliner

Kuliner Khas Wonosobo, Mi Ongklok dan Purwaceng

Wonosobonews.com - Jika berkunjung ke Wonosobo, kamu akan melihat banyak spanduk yang menawarkan mi ongklok. Makanan ini adalah kuliner tradisional yang menjadi kebanggaan warga Wonosobo dan sekitarnya.

Menurut website resmi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo, mi ongklok adalah makanan yang terinspirasi dari kuliner khas Tionghoa. Mi ini terbuat dari rebusan sayuran seperti kucai dan mi, yang kemudian disiram dengan kuah kental yang disebut "Lo".

Resep mi ongklok pertama kali diperkenalkan oleh Kwa Tjin Hwat pada tahun 1940-an. Pada awalnya, mi ini dibuat untuk memanfaatkan hasil alam Wonosobo seperti kubis, selada air, dan kucai. Melimpahnya sayuran dan bumbu-bumbu di Wonosobo mendukung pembuatan makanan tradisional ini.

Nama mi ongklok berasal dari alat yang digunakan untuk memasaknya. Alat untuk merebus mi ini mirip keranjang kecil yang terbuat dari anyaman bambu. Proses mencelupkan mi berulang kali saat merebus, yang disebut "diongklok," juga menjadi asal nama mi ini.

Kami mengunjungi Kedai Ongklok, yang sudah memiliki banyak cabang. Kami memesan seporsi mi ongklok dengan tambahan sate sapi. Seporsi mi ongklok ini, yang harganya sekitar Rp 25 ribu, berisi potongan kucai, taoge, dan tiga tusuk sate.

Saat kami mencicipi, mi-nya terasa kenyal dan lembut, dengan bentuk yang agak gepeng seperti mi pada sajian soto. Kuah kentalnya yang unik, dengan tekstur mirip lendir, memberikan rasa manis dan gurih. Bagi sebagian orang, rasa kuah ini mungkin terasa sedikit aneh, tetapi banyak yang menyukai keunikannya.

Sate sapinya disajikan langsung di atas mi dengan sedikit siraman sambal kacang. Cita rasa sate yang manis dan gurih, dengan daging yang kenyal, sangat cocok dipadukan dengan mi ongklok yang unik ini.

Selain mi ongklok, kami juga mencoba minuman tradisional Wonosobo, yaitu purwaceng susu. Purwaceng adalah herbal yang dipercaya memiliki banyak manfaat kesehatan, terutama untuk stamina laki-laki.

Rasa minuman ini seperti teh dengan aroma daun sangrai khas dan tambahan susu kental manis, mirip dengan teh susu pada umumnya. Minuman ini sangat cocok dinikmati panas-panas di tengah cuaca dingin Dieng.