Standard Post with Image
Wisata Wonosobo

Desa Timbang, Sentra Pertanian dan Pelestari Budaya di Lereng Wonosobo

Wonosobonews.com - Desa Timbang, yang terletak di Kecamatan Leksono, Kabupaten Wonosobo, menawarkan keindahan alam yang menakjubkan di ketinggian 800 meter di atas permukaan laut. Dengan luas wilayah 2,97 km², desa ini dikenal sebagai pusat aktivitas pertanian berkat tanahnya yang subur dan iklim yang mendukung.

Mayoritas penduduk di Desa Timbang bekerja sebagai petani, memanfaatkan pepohonan yang rimbun untuk bertani. Keberadaan perkebunan yang melimpah membuat desa ini tampak asri, dan pertanian menjadi pilar utama perekonomian lokal. Salah satu produk unggulan desa ini adalah rebung, yang menjadikannya produsen rebung terbesar di Wonosobo. Desa Timbang juga menjadi pemasok utama rebung ke berbagai kota besar, memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian daerah.

Di sektor pendidikan, Desa Timbang memiliki sejumlah lembaga pendidikan penting, seperti SD Timbang, TK, dan PAUD. Lembaga-lembaga ini berperan penting dalam mencerdaskan generasi muda, mendukung pengembangan sumber daya manusia di desa agar lebih maju dan terdidik.

Masyarakat Desa Timbang tidak hanya unggul di bidang pertanian, tetapi juga sangat menjaga dan melestarikan budaya lokal. Kesenian tradisional seperti lengger dan kuda lumping sering kali dipentaskan oleh Sanggar Taruna Budaya Timbang. Pertunjukan seni ini tidak hanya menarik perhatian masyarakat setempat, tetapi juga menjadi daya tarik bagi wisatawan yang berkunjung.

Dengan segala potensi yang dimiliki, Desa Timbang berfokus tidak hanya pada sektor pertanian, tetapi juga pada pengembangan dan pelestarian budaya. Sinergi antara keduanya menciptakan keseimbangan yang mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Desa ini terus berkembang, menjadi contoh positif bagi desa-desa di sekitarnya dalam hal kontribusi terhadap perekonomian dan pelestarian kebudayaan daerah.

 

Standard Post with Image
wonosobo terkini

Penemuan Kerangka Manusia di Jalur Pendakian Gunung Sumbing Menghebohkan

Wonosobonews.com - Penemuan kerangka manusia menggemparkan jalur pendakian Gunung Sumbing. Tim Disaster Victim Identification (DVI) dari Polda Jawa Tengah (Jateng) kini tengah memeriksa kerangka tersebut.

Kasubsi Penjas Sie Humas Polres Wonosobo, Aipda Nanang DP Wibowo, menjelaskan bahwa kerangka yang ditemukan sudah dievakuasi ke RSUD KRT Setjonegoro Wonosobo. Saat ini, pemeriksaan masih dilakukan oleh tim DVI.

"Tadi malam tim DVI Polda Jateng sudah ke RSUD Wonosobo untuk memeriksa korban yang ditemukan di jalur pendakian Gunung Sumbing," katanya.

Namun, hasil pemeriksaan belum bisa dipastikan kapan selesai. Tim DVI akan mengumumkan hasilnya setelah semua proses pemeriksaan selesai.

"Kalau hasil pemeriksaannya saat ini belum. Nanti biasanya kita menunggu, nanti akan disampaikan oleh tim DVI Polda Jateng," tambahnya.

Sebelumnya, kerangka tersebut ditemukan oleh seorang pendaki di aliran Sungai Pengkol Sembilan, dekat Pos 2 jalur pendakian Gunung Sumbing. Pendaki menemukan kerangka saat sedang mengambil air.

"Korban ditemukan di aliran sungai pengkol sembilan di sekitar pos 2. Itu awalnya ditemukan pendaki pas mau ambil air," jelas Kapolsek Kalikajar, AKP Aris Kristiyanto.

Selain kerangka, ditemukan juga celana abu-abu yang diperkirakan milik korban. Saat ditemukan, celana tersebut sudah dalam kondisi robek.

"Kami juga menemukan celana abu-abu yang kondisinya sudah robek. Diduga itu milik korban," tambahnya.

 

Standard Post with Image
wonosobo terkini

Eksperimen Sains Kenalkan Perubahan Iklim di Wonosobo

Wonosobonews.com - Dalam upaya meningkatkan kesadaran akan perubahan iklim, Komunitas Jalan Pintas berkolaborasi dengan Educator E-STEM serta Environment Management & Sustainability menyelenggarakan kegiatan bertema Environmental STEM di Taman Tien Soeharto, Wonosobo. Pada Minggu, 22 September 2024, sebanyak 51 anak berpartisipasi dalam acara edukatif ini yang bertujuan memperkenalkan isu perubahan iklim kepada generasi muda. Kegiatan ini merupakan salah satu pendekatan interaktif untuk menanamkan kesadaran sejak dini terkait pentingnya menjaga lingkungan.

Pratika Indah, koordinator Komunitas Jalan Pintas, menjelaskan bahwa tujuan utama acara ini adalah membangun generasi yang peduli terhadap lingkungan dan siap mengambil tindakan untuk melindungi bumi. “Agenda ini bertujuan untuk mengenalkan peserta pada isu-isu lingkungan, khususnya perubahan iklim dan dampak yang bisa dirasakan sekarang dan masa mendatang. Melalui rangkaian kegiatan berbasis Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM), anak-anak diajak memahami secara langsung apa itu perubahan iklim, penyebabnya, serta bahaya yang mengintai bila tidak ada langkah nyata untuk mencegahnya,” jelas Indah.

Agenda ini tidak hanya sebatas teori. Anak-anak diajak untuk terlibat dalam eksperimen ilmiah sederhana, seperti membuat gas CO2 untuk memvisualisasikan efek pemanasan global. Selain itu, mereka juga diperkenalkan pada konsep jejak karbon, dengan mempraktikkan cara menghitung emisi karbon yang dihasilkan dari aktivitas harian. Langkah ini diikuti dengan diskusi mengenai solusi kreatif untuk mengurangi jejak karbon, termasuk penanaman pohon sebagai salah satu solusi konkret.

“Lewat event perdana ini utamanya ingin menunjukkan pada mereka bahwa perubahan iklim ini benar adanya sehingga dapat membentuk generasi yang lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan serta mampu menciptakan solusi inovatif demi masa depan yang lebih baik,” tambah Indah. Ia juga menyampaikan rencana untuk menjadikan kegiatan ini sebagai acara rutin, dengan berbagai tema yang berfokus pada edukasi, kesehatan mental, dan pelestarian warisan budaya.

Kegiatan ini diawali dengan pengenalan Pendopo Kabupaten Wonosobo sebagai salah satu cagar budaya, yang menjadi bagian dari upaya mengintegrasikan nilai-nilai budaya dan lingkungan dalam setiap agenda pendidikan.

Standard Post with Image
wonosobo terkini

HUT TNI ke 79, Kodim Wonosobo Gelar Lomba PBB Pelajar

Wonosobonews.com - Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun TNI ke-79, Kodim 0707/Wonosobo menyelenggarakan Lomba Peraturan Baris-Berbaris (PBB) yang diikuti oleh pelajar SMP dan SMA dari berbagai sekolah di Kabupaten Wonosobo. Acara ini tidak hanya bertujuan memeriahkan perayaan HUT TNI, tetapi juga menjadi sarana edukatif bagi generasi muda untuk menumbuhkan disiplin, rasa kebersamaan, serta semangat patriotisme. Lomba yang memperebutkan Piala Panglima TNI ini berlangsung meriah, dengan antusiasme tinggi dari para peserta yang berkompetisi dengan penuh semangat.

Kapten Robert, yang mewakili Dandim 0707/Wonosobo, menjelaskan bahwa lomba PBB ini dirancang sebagai bagian integral dari upaya pembentukan karakter bagi generasi muda. "Selain memeriahkan HUT TNI, kegiatan ini juga bertujuan untuk mendidik karakter pelajar agar lebih disiplin dan memiliki semangat kebersamaan. Kami berharap, melalui lomba PBB ini, para siswa dapat memperkuat mental, fisik, serta menumbuhkan rasa cinta terhadap negara," ujarnya.

Lisa Septia R, siswi dari SMAN Mojotengah, yang turut berpartisipasi dalam lomba ini, mengungkapkan rasa bangganya. Menurutnya, lomba PBB ini tidak hanya memberikan pelatihan kedisiplinan, tetapi juga membantu memperkuat mental dan fisik peserta. "Saya merasa sangat senang bisa berpartisipasi dalam lomba PBB ini. Tidak hanya melatih kedisiplinan, tetapi juga membangun keberanian dan tanggung jawab dalam aktivitas sehari-hari. Fisik saya juga jadi lebih kuat," ucap Lisa dengan semangat.

Selain siswa, para guru dan orang tua juga memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan ini. Mereka menilai bahwa lomba PBB memberikan dampak positif dalam pembentukan karakter siswa, khususnya dalam aspek kedisiplinan dan nasionalisme. Salah satu guru pendamping mengungkapkan bahwa kegiatan seperti ini merupakan peluang penting untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan kepada generasi muda.

Lomba PBB ini menjadi salah satu dari serangkaian kegiatan yang diselenggarakan Kodim 0707/Wonosobo dalam rangka memperingati HUT TNI ke-79. Dengan melibatkan pelajar dalam berbagai kegiatan patriotik, Kodim berharap semangat kebangsaan dan cinta tanah air semakin tertanam di kalangan generasi muda. Kodim Wonosobo berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam membentuk generasi yang disiplin, berkarakter kuat, dan siap menjadi penerus bangsa yang tangguh di masa depan.

Standard Post with Image
ekonomi

Panen Melon 20 Juta, Inovasi Smart Greenhouse Petani Milenial Wonosobo

Wonosobonews.com - Seorang petani muda asal Wonosobo, Dava Akbar Raharja, berhasil mengembangkan inovasi pertanian berbasis teknologi dengan memanfaatkan smart greenhouse. Inovasi ini tidak hanya memberikan kemudahan dalam pengelolaan pertanian tetapi juga meningkatkan produktivitas lahan secara signifikan.

"Alasan kami membangun green house ini adalah untuk riset. Kedua, untuk menarik generasi muda agar melihat bahwa pertanian bisa dilakukan dengan basis teknologi. Ini adalah upaya agar pertanian lebih menarik dan berkelanjutan," jelas Dava, pendiri Akar Nuswantoro, yang ditemui di kebun belakang rumahnya di Kelurahan Rojoimo, Wonosobo, Kamis 26 September 2024.

Smart greenhouse yang dibangun Dava memiliki luas 300 meter persegi dan dilengkapi dengan berbagai sistem teknologi canggih seperti smart irrigation, smart climate, forecasting climate, smart fertilizer, serta smart grow light. Teknologi ini memungkinkan petani untuk mengelola lahan pertanian secara efisien, dengan sistem penyiraman otomatis serta peningkatan intensitas cahaya yang sesuai untuk tanaman buah.

"Dengan teknologi ini, kami dapat mengontrol seluruh proses dari jarak jauh, menggunakan sensor-sensor yang membantu meningkatkan hasil pertanian," tambahnya.

Saat ini, greenhouse tersebut digunakan untuk budidaya melon dengan populasi 471 tanaman. Dari hasil perkiraan, panen diproyeksikan mencapai 1 ton dengan harga pasar melon sebesar Rp 20.000 per kilogram. Potensi omzet dari panen ini bisa mencapai Rp 20 juta, sedangkan modal awal yang dibutuhkan hanya sekitar Rp 4 juta.

Walaupun proyek ini masih dalam tahap riset, Dava optimistis bahwa penerapan teknologi smart greenhouse akan mempermudah petani dan menarik lebih banyak generasi muda untuk terjun ke dunia pertanian.

Penjabat Bupati Wonosobo, Muhammad Albar, turut mendukung langkah inovatif ini. Ia menilai penerapan teknologi seperti yang dikembangkan oleh Dava merupakan solusi tepat guna untuk mendorong kebangkitan petani muda di wilayah tersebut.

“Teknologi ini solusi tepat guna bagi petani, terutama generasi milenial. Saya mengajak petani-petani muda di Wonosobo, seperti Mas Dava, untuk bangkit dan belajar. Mas Dava dan Pak Eka (pemilik Akar Nuswantoro) telah memberikan kesempatan luas bagi petani muda untuk belajar dan dibimbing hingga menjadi petani yang hebat,” ujarnya.

Albar menyoroti pentingnya memperkenalkan teknologi kepada generasi muda agar mereka tidak lagi menganggap profesi petani sebagai pekerjaan yang kuno dan tidak menguntungkan. Ia mencatat banyak anak muda yang memilih bekerja di luar sektor pertanian karena kurang mengenal teknologi yang dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan mereka.

“Mereka berpikir jadi petani itu melelahkan dan tidak menguntungkan, sehingga lebih memilih bekerja sebagai buruh di kota atau pengemudi ojek daring. Padahal, pertanian dengan teknologi bisa membuat mereka sejahtera dan mendukung ekonomi keluarga serta masyarakat,” tegas Albar.

Ia juga menekankan pentingnya menjaga tradisi pertanian yang sudah ada sambil mengadopsi inovasi baru yang lebih efektif. “Tradisi itu penting, tetapi inovasi juga diperlukan. Dengan teknologi, para petani muda bisa lebih mudah mengembangkan pertanian, dan ini akan membangkitkan semangat mereka untuk kembali ke sektor pertanian,” tandasnya.

Inovasi pertanian berbasis teknologi ini menjadi angin segar bagi sektor pertanian di Wonosobo, khususnya bagi petani milenial yang mulai menunjukkan minat lebih besar untuk mengembangkan usaha di bidang ini.