Standard Post with Image
Bisnis

Peningkatan Produktivitas Nelayan di Wadaslintang dan Kaliwiro Wonosobo

Wonosobonews.com - Sosialisasi Kebijakan Perikanan yang diikuti Warga Kecamatan Kaliwiro dan Wadaslintang pada Jumat(27/10), membahas potensi Wonosobo dalam sektor perikanan.

Kepala Bidang Perikanan, Dispaperkan Kabupaten Wonosobo Farida Hidayati Estiningtyas menyampaikan, dua kecamatan ini dinilai baik dalam pengembangan sektor perikanan. 

"Kaliwiro dan Wadaslintang itu penyumbang terbesar produksi perikanan di Kabupaten Wonosobo. Di Kaliwiro komoditas lele yang paling banyak ada di Lebak, Tracap, Kaliguwo, Lamuk. Banyak pembudidaya ikan terutama lele," ujarnya. 

Sejauh ini masyarakat sudah cukup inovatif dalam mengolah hasil ikan mereka dengan membuat berbagai macam produk.

"Pengolahan ikan berkembang pesat. Mulai dari pepes nila, abon nila, olahan sruwet atau teri air tawar sudah dipasarkan ke Magelang hingga Jogja itu adanya di waduk," tambahnya. 

Upaya yang dilakukan Pemkab Wonosobo dalam mengembangkan sektor perikanan di Kaliwiro dan Wadaslintang berupa pelatihan dan penyaluran bantuan kepada nelayan.

Sosialisasi Kebijakan Perikanan bekerjasama dengan Komisi IV DPR RI sekaligus Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI yang ada di Balai Desa Ngadisono. Anggota Komisi IV DPR RI, Vita Ervina mendukung aktivitas para pembudidaya ikan dan nelayan di Kaliwiro maupun Wadaslintang.

"Kegiatan hari ini Sosialisasi Kebijakan Perikanan dalam rangka peningkatan produktivitas sektor perikanan," ujar Vita.

Berbagai program bantuan telah diberikan mulai dari bantuan calon indukan benih, bibit ikan lele dan nila, bioflok, bantuan mesin pakan ikan, hingga bantuan alat penangkap ikan bagi nelayan.

Bantuan berupa calon indukan benih, bibit ikan lele dan nila, bioflok, bantuan mesin pakan ikan, hingga bantuan alat penangkap ikan, telah tersalurkan kepada pembudidaya ikan dan nelayan 

"Hal itu kita lakukan karena melihat potensi perikanan di Kabupaten Wonosobo yang sangat cukup baik sehingga harus di support," tambahnya.

Standard Post with Image
ekonomi

Keterbukaan Informasi Publik Oleh Pemkab Wonosobo

Wonosobonews.com - Visitasi dalam Rangka Monitoring dan Evaluasi Keterbukaan Informasi Publik oleh Komisi Informasi Provinsi Jateng berlangsung di Pendopo Bupati Wonosobo, Selasa (31/10).

Andang Wardoyo selaku Atasan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Utama Pemerintah Kabupaten Wonosobo One menerima tim Visitasi Monev keterbukaan informasi publik oleh KIP Jawa Tengah.

Dalam sambutan yang yang disampaikannya, Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008, tentang Keterbukaan Informasi Publik menjadi pedoman bagi Pemkab Wonosobo dalam melaksanakan tugas.

“Pemkab Wonosobo selalu berkomitmen menjalankan pemerintahan secara terbuka dan menjadikan partisipasi masyarakat sebagai elemen penting dalam setiap kebijakan yang diambil,” ujarnya.

Tambah Andang, terdapat 5 Badan Publik di Kabupaten Wonosobo yang lolos ke tahap visitasi oleh Tim Komisi Informasi Provinsi Jawa Tengah, diantaranya Pemerintah Kabupaten Wonosobo, RSUD Setjonegoro, Desa Bumiroso Watumalang, Desa Gunung Tawang Selomerto, dan Desa Maduretno Kalikajar.

Berdasarkan pandangannya, tahapan yang telah dilalui merupakan langkah untuk melakukan refleksi dan evaluasi terhadap pelayanan yang dilakukan. Inovasi dan digitalisasi layanan menjadi komitmen Pemkab Wonosobo. 

Setiadi selaku Wakil Komisioner KIP Jawa Tengah juga menyampaikan bahwa, adanya perjuangan, kerja keras, sinergi, dan kolaborasi dalam mewujudkan kemudahan akses dan keterbukaan informasi. 

“Pemkab Wonosobo bersama stakeholder lainya sudah bekerja keras dan sudah sadar dengan keterbukaan informasi, maka masyarakat akan lebih mudah mendapatkan informasi, selain itu etalase potensi daerah juga mudah di akses sehingga membuka peluang-peluang kedepannya,” jelas Setiadi.

Lebih jauh, Komisioner KIP mengatakan, Kabupaten Wonosobo lolos untuk melaksanakan tahapan uji publik, maka jika berhasil mempertahankan predikat Informatif kedepannya dapat menjadi role model daerah lain. Sehingga semangat dalam menyajikan keterbukaan informasi publik juga akan semakin meningkat.

Standard Post with Image
Bisnis

Pendampingan Pengembangan dan Diversifikasi Produk Sentra Industri Kecil di Wonosobo

Wonosobonews.com - Penutupan Pendampingan Pengembangan dan Diversifikasi Produk Sentra Industri Kecil Tahun 2023 Kabupaten Wonosobo berlangsung di Hotel FrontOne Harvest Wonosobo, Kamis (2/11).

Firman Cahyadi selaku Kabid Pelatihan Produktivitas Tenaga Kerja dan Perindustrian Disnakerintrans Wonosobo, mengungkapkan bahwa pendampingan ini diberikan kepada sentra industri kecil di Wonosobo, yaitu Sentra Opak Apik Jolontoro, Sentra Pandai Besi Krasak, dan Sentra Tembakau Swating.

"Selama ini sementara sentra kita sudah tumbuh secara organik. Tapi belum terkonsolidasi dengan baik. Maka perlunya kita menyatukan para pelaku industri dalam organisasi yang namanya kegiatan ini sentra," katanya.

Dalam pendampingan ini, diharapkan dapat menambah pengetahuan dan keterampilan anggota sentra industri kecil dalam hal produk yang baik dan benar. Sehingga produk yang dihasilkan sesuai dengan permintaan pasar dan berdaya saing.


"Pendampingan kelembagaan juga diikutsertakan agar mereka bisa melakukan konsolidasi, bisa kolektivitas produksi ataupun modal sehingga di sisi hulunya bisa efisien dan hilirnya pemasaran mereka bisa lebih efektif," jelasnya. 

Guna mempromosikan sentra industri kecil tersebut, sudah diterbitkan katalog, serta akan ada fasilitas iklan melalui content creator yang di up di sosial media.

Promosi sentra industri kecil tersebut direalisasikan dalam sebuah katalog, dan penambahan fasilitas iklan melalui content creator yang di up di media sosial.

Sementara itu, Wakil Bupati Wonosobo Muhammad Albar menyampaikan melalui kegiatan ini diharapkan dapat semakin meningkatkan kualitas produk tiap-tiap sentra yang akhirnya akan berdampak pada peningkatan perekonomian keluarga.

Muhammad Albar selaku Wakil Bupati Wonosobo, juga menyampaikan bahwa pendampingan ini diharapkan dapat meningkatkan hasil produk yang dihasilkan setiap sentra.

"Melalui sentra tentu efektif dengan modifikasi yang sudah ada akan berbeda dan menawarkan harga yang kompetitif," katanya.

Wabup Albar mendorong pelaku industri kecil untuk mulai mengikuti perkembangan zaman dalam melakukan pemasaran.

"Saya kira promosi melalui media sosial lebih efektif dengan berbagai kreatifitas agar bisa menarik perhatian masyarakat," tambahnya. 

Standard Post with Image
Wisata

Festival Chiang Mai Thailand Tampilkan Bundengan dan Topeng Lengger Wonosobo

Wonosobonews.com - Delegasi Wonosobo berangkat bersama kelompok seni Tari Payung dari SMA N 1 Kendal, Dewi Sri dari Karanganyar, Origami dari Bandung, dan Payung Geluis dari Bapak Okto Tasikmalaya, serta Parade Kebaya dari KDS Semarang. Duta Seni Wonosobo berangkat atas fasilitas pemkab melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dan PT Geodipa. Dari Wonosobo diwakili Mulyani yang merupakan guru SMP N 2 Selomerto dan Della Dwi Arum dari Sanggar Ngesti Laras.

Dari Wonosobo diwakili Mulyani yang merupakan guru SMP N 2 Selomerto dan Della Dwi Arum dari Sanggar Ngesti Laras, yang sukses  membawa nama harum Indonesia di kancah internasional.

Festival dimulai pada 20 Januari 2023 dalam bentuk parade budaya kolaborasi seluruh peserta dan dilanjut dinner bersama Wali Kota Chiang Mai. 

Selanjutnya, tanggal 21 sampai 22 Januari 2023, dari pagi sampai sore diisi dengan workshop musik bundengan, origami dan melukis payung. Pada malam hari digelar pementasan dengan panggung.

“Pada tanggal 23 Januari 2023 diadakan pelepasan oleh Wali Kota dengan makan malam disertai serah terima cinderamata, kami juga menyerahkan bundengan kecil,” ungkapnya.

Menurut Mulyani, sambutan masyarakat dan turis asing yang berada di Chiang Mai cukup hangat dan antusias. Pihaknya bersama seluruh tim tak lupa memperkenalkan alat musik bundengan  kepada pengunjung, dengan cara mereka diminta untuk memainkannya.

“Peran serta masyarakat cukup bagus hal ini terlihat setiap rumah, toko dan kantor-kantor selama acara berlangsung memasang payung sebagai identitas dan penghormatan acara, saya mendapatkan pengalaman yang menarik, baik kebersihan, kepedulian masyarakat dan apresiasi yang totalitas dari pejabatnya,” ujarnya.

Standard Post with Image
Wisata

Aktivitas Seru Wisata Batu Ratapan Angin Dieng

Wonosobonews.com - Wisata Batu Ratapan Angin terletak di dataran tinggi Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah, wisata ini menyajikan panorama perbukitan dan pegunungan yang mengelilingi telaga Pengilon dan telaga Warna dengan suasana yang sejuk.

Batu Ratapan Angin buka Mulai dari hari Senin hingga Minggu pada pukul 06.00 sampai pukul 18.00 WIB. Harga tiket masuk Batu Ratapan Angin sebesar Rp 10.000 per orang dengan biaya parkir Rp 3.000 untuk sepeda motor.

Fasilitas dan Aktivitas Seru di Batu Ratapan Angin

Terdapat beberapa fasilitas yang tersedia di Batu Ratapan Angin. Mulai dari toilet, warung makan, area untuk berkemah, gazebo, spot foto, hingga berbagai variasi wahana seru.

Berikut beberapa aktivitas seru yang dapat kamu lakukan di Batu Ratapan Angin:

1. Bermain flying fox

Kamu dapat bermain flying fox di Batu Ratapan dengan hanya membayar Rp 50.000. Kamu dapat menikmati pemandangan alam Dieng sembari meluncur.

Kamu dapat bermain flying fox di Batu Ratapan dengan hanya membayar Rp 50.000

dengan view pemandangan alam Dieng sembari meluncur.

2. Berfoto bersama

Spot foto yang menjadi ikon dari objek wisata ini adalah pemandangan telaga dari ketinggian. Dikarenakan spot foto tersebut terletak di ujung tebing maka kamu perlu berhati-hati ketika berfoto agar tidak terjatuh.

 

3. Menikmati suasana alam Dieng

Batu Ratapan Angin terletak di ketinggian 2.100 mdpl yang membuat tempat ini memiliki pemandangan yang sangat indah. Kamu dapat melihat telaga Warna yang indah dengan sangat jelas.

4. Melintasi Jembatan Merah Putih

Lokasi Jembatan Merah Putih hanya sekitar 50 meter dari Batu Ratapan Angin. Jembatan ini memiliki ketinggian 10 meter di atas permukaan tanah. Jembatan gantung ini menghubungkan dua bukit di dekat Batu Ratapan Angin.