Standard Post with Image
ekonomi

Sinkronisasi Tim Pakar dan Teknis Dalam Audit Kasus Menurunkan Stunting di Wonosobo

Wonosobonews.com - Pada tahun 2024, Kabupaten Wonosobo menurunkan angka stunting, sehingga dapat memenuhi target nasional yang ambisius sebesar 14%. Strategi yang diterapkan tak hanya inovatif tetapi juga komprehensif, sebagaimana yang terungkap dalam penegasan Wakil Bupati Wonosobo, Muhammad Albar, mengenai pentingnya kegiatan Audit Kasus Stunting.

Dalam acara Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Kabupaten Wonosobo yang digelar di ruang Mangoenkoesoemo pada tanggal 7 Desember 2023, dinamika dan tantangan yang dihadapi dalam memberantas bayang-bayang stunting dibahas tuntas.

Wabup menekankan urgensi audit yang berperan sebagai pendorong komitmen Tim Percepatan Penanganan Stunting (TPPS) untuk ikut serta secara aktif dalam penanganan masalah ini. Retorika ini mengungkapkan harapan bahwa audit bukan hanya sebagai alat pengawasan, tetapi menjadi katalis yang mendorong sinergi dan konsistensi antar kebijakan, sehingga memastikan upaya konvergensi penanganan stunting bekerja efektif dan mencapai tujuan dengan optimal.

“Upaya penurunan stunting di Wonosobo mulai membuahkan hasil, sebagaimana hasil penimbangan serentak pada bulan Agustus 2023 yang menunjukkan prevalensi sebesar 15,2%. Hal ini harus kita jadikan sebagai motivasi dan dorongan semangat untuk lebih gencar mengupayakan penurunannya,” jelas Albar.

Albar meminta, Tim Pakar dan Tim Teknis untuk bekerja sesuai kewenangan masing-masing, sehingga terlaksananya Audit Kasus Stunting memberikan dampak yang signifikan terhadap angka stunting di Wonosobo. Berjalannya kebijakan satu dengan yang lain, hendaknya dapat saling mendorong efektivitas dan keberhasilan penanganan stunting, maka penting untuk memastikan seluruh program percepatan penanganan stunting berjalan secara berkesinambungan.

Albar, dengan tegas meminta Tim Pakar dan Tim Teknis agar bekerja sesamaian dengan ruang lingkup dan kewenangan mereka masing-masing. Tujuan yang diembannya tidak lain adalah untuk memastikan audit kasus stunting tidak hanya dilakukan sebagai formalitas, melainkan sebagai fondasi dari perubahan nyata.

Dengan angka stunting di Wonosobo yang masih menuntut perhatian serius, seruan untuk efektivitas dan sinergi menjadi penentu utama dalam membentuk lingkaran kebijakan yang saling menguatkan.

“Audit Kasus Stunting saya harap mampu menggali akar permasalahan yang menyebabkan penanganan stunting kurang efektif, sehingga hasil audit dapat menjadi acuan dalam penyusunan strategi yang lebih tepat, sekaligus mengeliminasi potensi terjadinya stunting pada kelompok sasaran,” pintanya.

Senada dengan Gus Albar, Kabid Pembangunan Keluarga dan Advokasi DPPKBPPPA Wonosobo, Roro Farighoh menyampaikan, setelah Audit Kasus Stunting (AKS) Tingkat Kecamatan, selanjutnya dilakukan pembahasan tingkat kabupaten melalui Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Tingkat Kabupaten.

“Desiminasi audit kasus stunting merupakan rangkaian kegiatan dalam upaya mengidentifikasi faktor risiko dan faktor penyebab stunting secara lebih mendalam. Yang diharapkan mampu menggali akar permasalahan penyebab penanganan stunting kurang efektif pada sasaran, sehingga hasil audit dapat menjadi acuan dalam penyusunan strategi yang lebih tepat, sekaligus mengeliminasi potensi terjadinya stunting pada kelompok sasaran,” jelasnya.

Roro menyebut, terdapat 4 kelurahan/desa di 3 kecamatan sebagai sasaran khusus audit, yakni Desa Ngalian dan Besuki Kecamatan Wadaslintang, Kelurahan Jaraksari Kecamatan Wonosobo, serta Desa Pagerejo Kecamatan Kertek. Yang diambil berdasarkan kriteria-kriteria khusus sehingga dapat menjadi gambaran besar terkait sumber permasalahan stunting di Kabupaten Wonosobo.

“Kegiatan Audit dilaksanakan dua kali dalam satu tahun, diseminasi kasus stunting semester 1 dilakukan pada tanggal 24 Agustus 2023, dan semester 2 pada 7 Desember 2023 ini. Dari pendampingan Tim Pendamping Keluarga (TPK) di desa, dan pelaksanaan rangkaian Audit Kasus Stunting hingga diseminasi kasus stunting, disimpulkan bahwa terdapat ciri kasus yang mirip dari sasaran yang sama, seperti anak usia bawah dua tahun (baduta)/balita, ibu hamil, ibu nifas, maupun calon pengantin,” pungkas Roro.

Standard Post with Image
ekonomi

Dharma Wanita Persatuan meningkatkan kesadaran kaum perempuan di Wonosobo

Wonosobonews.com - Perayaan yang berkesan diadakan, menandai ulang tahun ke-24 Dharma Wanita Persatuan  sebuah organisasi yang dengan gigih memperjuangkan kemajuan perempuan dan inisiatif pembangunan berbasis gender.

Hal tersebut disampaikan Sekretaris Daerah Wonosobo, Andang Wardoyo, pada acara silaturahmi di Pendopi Selatan, Kamis, 7 Desember 2023, menyoroti peran strategis serikat pekerja ini tidak hanya di tengah masyarakat, namun juga sebagai mitra penting pemerintah.

“Menjelang usia seperempat abad, Dharma Wanita Persatuan, semakin mantap secara kelembagaan, terus meningkatkan kiprah dan karyanya, serta mampu mengambil peran strategis dalam pembangunan dan pengentasan problematika daerah. Untuk itu, saya mengajak seluruh jajaran Dharma Wanita Persatuan melakukan gerakan-gerakan riil, dalam membangkitkan kaum perempuan untuk lebih mandiri, berdaya, dan partisipatif dalam segala lini kehidupan,” pinta Andang.

Organisasi ini, dengan sejarah panjangnya dalam mendukung peran aktif perempuan, saat ini mengemban misi krusial dalam menumbuhkan kesadaran para perempuan untuk tidak hanya berpartisipasi, melainkan juga menjadi pemain strategis dalam pembangunan nasional. juga sebagai wadah bagi anggotanya agar mampu memberi kontribusi signifikan di berbagai bidang dari pendidikan hingga lingkungan serta mendukung pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan

“Saya minta kepada seluruh pimpinan Perangkat Daerah selaku Pembina Dharma Wanita Persatuan, agar senantiasa memberikan dukungan dengan menjadi teladan, melakukan pembinaan dan kerja sama yang baik, serta memberikan arahan untuk kemajuan Dharma Wanita Persatuan,” tegas Setda.

Sementara itu, Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Wonosobo berdiri sebagai mercusuar pemberdayaan dan pengabdian masyarakat yang memimpin adalah Ny. Wien Andang Wardoyo, yang kepemimpinan visionernya mendorong pertumbuhan dan pengaruh organisasi dengan seruan penuh semangat untuk memperkuat kehadiran masyarakat, Ny. Wardoyo telah mengarahkan perhatiannya untuk memanfaatkan potensi penuh dari peran Dharma Wanita Persatuan. Aspirasinya bukan hanya untuk mematuhi misi dan visi yang diamanatkan oleh organisasi, tetapi juga untuk melampaui batas-batas konvensional dengan menciptakan inisiatif yang berdampak.

 

“Momentum ini mampu memperkuat tali silaturahmi, serta memperkokoh persatuan dan kebersamaan kita dalam rangka membangun dan memajukan Kabupaten Wonosobo. Mudah-mudahan untuk kedepannya DWP Kabupaten Wonosobo akan lebih maju, terus terjaga kekompakannya, saling  bersilaturahmi antar sesama anggota dalam meningkatkan peran perempuan dalam membantu program pemerintah daerah mewujudkan Wonosobo berdaya saing, maju, dan Sejahtera,” jelas Ny. Wien Andang.

Selain itu, beberapa tahun terakhir, komitmen global terhadap kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan telah mencapai momentum yang belum pernah terjadi sebelumnya, hal ini terlihat dari dimasukkannya isu-isu tersebut dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Dharma Wanita Persatuan diharapkan mampu mengambil peran mengawal dan mewujudkannya di Kabupaten Wonosobo.

Dharma Wanita Persatuan, juga diminta mampu memelihara semangat dan etos kerja yang tinggi, dalam menghadirkan program-program kreatif, inovatif, produktif, dan solutif bagi anggota serta masyarakat. “Diusia yang sudah lebih dari dua dekade ini, Dharma Danita Persatuan mampu menguatkan langkahnya sebagai organisasi yang senantiasa mengambil peran aktif dan strategis dalam pembangunan nasional,” pungkasnya.

Standard Post with Image
ekonomi

Totalitas Kerja Pemkab Untuk Kabupaten Wonosobo yang Maju dan Sejahtera

Wonosobonews.com - Wakil Bupati Wonosobo Muhammad Albar memuji upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Wonosobo, dan menyoroti banyaknya penghargaan dan pengakuan yang mereka terima sebagai bukti kinerja luar biasa mereka Pencapaian-pencapaian ini, yang berasal dari komitmen teguh dan kerja keras pemerintah daerah, menandakan sebuah perjalanan yang telah dimulai dengan baik.

Namun, Albar dengan cepat mengingatkan pemerintahannya untuk tidak berpuas diri Ia memandang penghargaan ini bukan sebagai sebuah garis akhir, namun sebagai tonggak sejarah dalam perjalanan pengabdiannya yang lebih panjang kepada masyarakat.

Wakil Bupati menghimbau timnya untuk menjaga momentum dan tetap waspada, karena jalan ke depan penuh dengan tugas berat dan tantangan berat. Di mata Albar, penghargaan tertinggi bukanlah piala dan sertifikat, namun kesejahteraan nyata dan kesejahteraan warga negara sebuah tujuan yang dicapai melalui dedikasi yang tak tergoyahkan terhadap pelayanan publik yang luar biasa dan tanggap terhadap kebutuhan masyarakat.

"Penghargaan-penghargaan yang diterima menjadi kebanggaan yang harus disyukuri, tetapi tidak hanya sampai disitu, penghargaan justru menjadi motivasi untuk berkerja dan mengabdi lebih semangat lagi untuk mencapai kebanggaan yang lebih hakiki yaitu kesejahteraan dan kemakmuran seluruh masyarakat Kabupaten Wonosobo", demikian ditegaskan Wakil Bupati saat menjadi pembina Apel Lintas Sektoral di halaman Kantor Camat Wonosobo, Kamis (7/12/2023). 

Wakil Bupati berharap seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten untuk terus meningkatkan kinerjanya. Bekerja dengan totalitas demi kemajuan Kabupaten Wonosobo. Masalah kemiskinan dan Stunting masih menjadi fokus pembangunan kedepan. Sehingga harus terus ditingkatkan segala daya upaya dalam penyelesaianya. 

Ia menambahkan, tidak dipungkiri peningkatan kinerja yang telah dijalani saat ini sudah membuahkan hasil. Sebuah prestasi sudah digenggam, dimana secara berangsur angka kemiskinan mulai beranjak dan penurunan stunting juga sudah menunjukan keberhasilan. Gus Albar minta hal itu harus menjadi pemicu dan motivasi bagi jajaran Pemkab untuk terus bekerja demi meraih cita-cita mewujudkan masyarakat yang berdaya saing maju dan sejahtera. 

Gus Albar dalam serangkaian wacana mengenai pembangunan berkelanjutan Indonesia dengan semakin kompleksnya isu-isu sosial yang melanda, seperti stunting, kemiskinan ekstrim, memastikan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak, dan menerapkan model Sanitasi Terpadu Berbasis Masyarakat (STBM), Gus Albar mengajak seluruh masyarakat untuk terlibat aktif dalam proses penyelesaiannya.

Tidak hanya berhenti di situ, menurut beliau, salah satu investasi terbesar bangsa adalah pada sumber daya manusianya. Maka dari itu, menuntaskan permasalahan Anak Tidak Sekolah (ATS) menjadi prioritas agar generasi mendatang mampu berkembang dan mencapai potensi maksimal mereka.

"Kesejahteraan rakyat itu akan dicapai apabila PR (pekerjaan rumah) seperti Stunting, Kemiskinan Ekstrem dan Jamban Sehat sudah tertangani dengan baik, stunting harus turun menjadi 14% dan zero kemiskinan Ekstrem ditahun 2024 serta STBM dari Pratama setidaknya meningkat menjadi Madya bahkan ke Paripurna. Dan tidak kalah pentingnya ada peningkatan SDM dengan menuntaskan permasalahan ATS di Kabupaten Wonosobo", tegasnya. 

Diakhir sambutanya Wakil Bupati berpesan kepada seluruh stake holder, ASN, TNI, POLRI dan semua unsur masyarakat agar tetap menjaga kekompakan sinegitas dan kolaborasi yang solid, mengedepankan komunikasi dan kerjasama yang baik untuk kemajuan kesejahteraan masyarakat,  menjaga kerukunan ketentraman dan kenyamanan kabupaten Wonosobo. 

Khusus kepada ASN jajaran Pemkab Wakil Bupati mewanti-wanti berkaitan dengan semakin dekatnya Pemilu Presiden/Wakil Presiden dan pemilu legislatif. "Saya memberi penekanan kepada ASN dan perangkat lainnya untuk berlaku profesional dengan mengdepankan Netralitas yang sesungguhnya bukan hanya sekedar slogan misalnya hanya patuh tidak menggerakkan tangan yang mengarah kepada kampanye paslon maupun partai, tetapi esensinya adalah tidak memberikan pernyataan, mengajak, mengarahkan dan lain sebagainya", pungkasnya. 

 

Standard Post with Image
ekonomi

Pemerintah wonosobo meminta CGP untuk turunkan angka anak tidak sekolah

Wonosobonews.com - Pada hari Minggu yang, 3 Desember 2023, terdapat hiruk pikuk yang berbeda dari biasanya di GOR SMK 2 Wonosobo itu adalah tanda nyata dari kemajuan pesat dalam dunia pendidikan di Indonesia.

Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Provinsi Jawa Tengah telah membuka lembaran baru dalam dunia pendidikan dengan menggelar Lokakarya 7 Program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 8 – Panen Hasil Belajar. Acara ini bukan hanya sebuah workshop biasa, melainkan simbol prestasi dan dedikasi tak terhingga dari para Calon Guru Penggerak (CGP) Angkatan ke-8.

Setiyo Hartanto, Petugas Monitoring Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Provinsi Jawa Tengah, mengungkapkan bahwa semangat dan keinginan guru-guru di Wonosobo untuk mengikuti program CGP sangat membanggakan. 

"Seleksi awal yang ketat menjadikan peserta CGP di Kabupaten Wonosobo terdiri dari mereka yang memiliki niat kuat dan komitmen tinggi terhadap pengembangan diri dan peningkatan kapasitas sebagai pendidik," ungkapnya.

 Setiyo menjelaskan bahwa kegiatan tersebut merupakan bagian dari Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP). 

"Tujuan utama dari PPGP adalah menciptakan guru-guru yang mampu menjadi pemimpin pembelajaran dan menggerakkan ekosistem pendidikan yang lebih baik di sekolah dan komunitas mereka," ucapnya.

Dalam fase akhir, CGP Angkatan 7 sedang mengikuti Lokakarya 7 dengan tema "Panen Hasil Belajar".

 "Dalam fase akhir tersebut menjadi momentum bagi para peserta untuk mengukur progres dan kemajuan yang telah dicapai selama program berlangsung," tutup Setiyo.

Sekretaris Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Wonosobo, Slamet Faizi, menjelaskan bahwa salah satu tujuan kegiatan ini adalah memantau perkembangan para CGP. 

"Dengan adanya kegiatan kali ini ialah untuk melihat progres dan dan kemajuan dari CGP selama mereka mengikuti Diklat," ungkap Faizi.

"Mereka diharapkan dapat menjadi penggerak yang efektif, tidak hanya untuk diri mereka sendiri, tetapi juga untuk kelas, sekolah, dan bahkan sekolah-sekolah lain di lingkungan mereka," tambahnya.

Lebih lanjut, Slamet Faizi menegaskan bahwa keberhasilan para Guru Penggerak dapat diukur dari inovasi yang mereka terapkan di dalam kelas.

Model pembelajaran yang disajikan oleh para CGP harus mengedepankan kegembiraan dan kreativitas, sekaligus berkontribusi pada penurunan angka Anak Tidak Sekolah (ATS) di Kabupaten Wonosobo. 

 "Dengan demikian, peran Guru Penggerak tidak hanya menciptakan pemimpin pembelajaran, tetapi juga meningkatkan kualitas pendidikan secara menyeluruh di wilayah tersebut. Sehingga kedepannya CGP ini diharapkan akan lahir kreativitas-kreativitas dan inovasi yang baru yang membangkitkan iklim kegembiraan bagi peserta didik," tuturnya.

 

Standard Post with Image
ekonomi

Bupati Wonosobo memberikan apresiasi kepada para Guru ngaji

wonosobonews.com - Peran seorang Guru Ngaji di Wonosobo dalam membentuk pondasi moral dan agama bagi generasi muda menjadi landasan yang kuat dan tak tergantikan. Memandang pentingnya kontribusi mereka dalam melestarikan nilai-nilai keagamaan dan sosial.

Pemerintah Kabupaten Wonosobo, yang dengan penuh komitmen dipimpin oleh Bupati Afif Nurhidayat, S.Ag, mengambil langkah terpuji dengan memberikan apresiasi yang layak kepada para Guru ngaji.

Pada sebuah sore yang bersejarah, 4 Desember 2023, di Gedung Sasana Adipura Kencana, suara merdu ayat suci menambah khidmat acara yang diadakan secara khusus untuk memberikan penghargaan dan insentif kepada para Guru Ngaji yang telah dengan sabar dan ikhlas mendidik hati dan pikiran anak-anak Wonosobo.

Pada Tahun Anggaran 2023, Pemerintah Kabupaten Wonosobo menunjukkan komitmen tersebut dengan alokasi dana insentif yang sangat berarti bagi para pembina rohani di daerah tersebut sebanyak Rp744.000.000 telah disiapkan untuk mendorong dan menghargai dedikasi dari 620 Guru Ngaji, dengan Setiap guru menerima insentif sebesar Rp1.200.000 sudah termasuk potongan pajak Pemerintah Kabupaten Wonosobo.

Penetapan penerima insentif didasarkan pada usulan Kantor Kementerian Agama Wonosobo yang telah berkoordinasi dengan FKPP, Badko LPQ, FKDT, dan pihak-pihak terkait.

Afif Nurhidayat, menganggap bahwa dukungan kepada para guru ngaji bukan hanya tanggung jawab moral tetapi juga investasi untuk keberlanjutan nilai-nilai luhur dalam masyarakat.

"Karena kontribusi mereka membentuk karakter anak-anak sebagai generasi penerus yang memiliki bekal agama dan sosial yang cukup dalam kehidupan sehari-hari," ucapnya.

Ia menekankan peran guru ngaji tak sekadar mengajarkan bacaan suci dan pemahaman agama yang mendalam, tetapi juga sebagai benteng pertahanan terhadap degradasi etika di lingkungan teknologi informatika bagi orang tua dan pembimbing, ada urgensi yang tidak boleh diabaikan bagaimana cara mendidik anak agar tidak hanya cerdas dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga memiliki batasan yang jelas dalam beragama dan bersosialisasi.

"Saya menitipkan kepada rekan-rekan Guru Ngaji, Ustadz, dan Ustadzah untuk terus membimbing anak-anak generasi muda kita agar menjadi pribadi yang unggul dan berguna untuk nusa dan bangsa," imbuhnya.

"Saya mengawali karir seperti sekarang bermula dari pengabdian saya yang pernah menjadi Guru Wiyata Bakti oleh karenanya bersama Pemerintah Daerah Saya terus mengupayakan langkah-langkah terbaik untuk memberikan apresiasi yang layak bagi para Guru Wiyata Bakti dan khususnya Guru Ngaji," pungkas Afif.

Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat dari Sekretariat Daerah, Muhammad Said, sebagai pahlawan tanpa tanda jasa dalam lanskap pendidikan nusantara yang luas, para mentor ini tanpa pamrih memberikan pengetahuan yang sangat berharga meskipun menghadapi kendala keuangan yang signifikan.

Di tengah kenyataan mendesak mengenai terbatasnya dana pemerintah, Said dengan jujur ​​menjawab tantangan yang ada pada semua guru ngaji tercover oleh anggaran Pemerintah, seperti Guru Ngaji Pondok Pesantren, Masjid/Musholla dan sebagainya karena keterbatasan anggaran yang ada sekarang ini.

"Namun, kedepan kami akan terus berupaya untuk memberikan langkah yang terbaik dan berharap Pemerintah Daerah dapat terus memberikan apresiasi yang lebih besar, baik dari segi jumlah maupun nominalnya," tutup Said.