Wonosobonews.com - Nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Wonosobo tahun 2023 menyentuh angka 70,18. Dengan naiknya angka tersebut, Wonosobo masuk dalam daftar 28 kabupaten dengan nilai IPM tinggi.
Hasil tersebut disampaikan Kepala Bappeda Kabupaten Wonosobo, Jaelan Sulat. Ia menyebut angka IPM naik dari tahun sebelumnya, sebesar 0,49 poin.
"Jadi dari yang semula nilainya 69,69 di tahun 2022, saat ini sudah menembus 70,18 atau terjadi kenaikan sebesar 0,49 persen dari tahun sebelumnya," terang Jaelan saat dikonfirmasi, Jumat (8/12).
Dengan capaian tersebut mengangkat status angka IPM Kabupaten Wonosobo dari yang awalnya sedang, menjadi tinggi. "Peningkatan IPM tahun ini merubah warna peta kabupaten kita dari kelompok kabupaten ber-IPM sedang yang sudah melekat puluhan tahun, masuk dalam kelompok 28 kabupaten/kota dengan IPM berkategori tinggi di Provinsi Jawa Tengah," terangnya.
Selain itu peningkatan indeks ini relate dengan penurunan angka kemiskinan dan peningkatan indikator-indikator kinerja pembangunan lain. Sebab selama kurun waktu 2020-2023, IPM rata-rata tumbuh 0,55 persen per tahun.
"Pertumbuhan tampak menanjak di tahun 2022 sebesar 0,65 persen dan terus naik di tahun 2023 menjadi 0,70 persen," ujarnya.
Peningkatan IPM Wonosobo terjadi pada semua komponen penyusunnya. Mulai dari kualitas kesehatan yang mencakup dimensi umur panjang dan hidup sehat; diukur dengan indikator umur harapan hidup, pendidikan yang mencakup dimensi pengetahuan; diukur dengan rata-rata lama sekolah dan harapan lama sekolah. Maupun ekonomi yang mencakup dimensi hidup layak; diukur dengan pengeluaran per kapita yang disesuaikan.
Pada dimensi umur panjang dan hidup sehat, umur harapan hidup mencapai 74,01 tahun (bayi-bayi yang lahir di tahun 2023 memiliki harapan untuk dapat hidup hingga mencapai usia 74,01 tahun), dengan peningkatan 0,12 tahun dibandingkan dengan tahun 2022 sebesar 73,89 tahun.
Untuk dimensi pengetahuan, harapan lama sekolah bagi penduduk yang berusia 7 tahun ke atas mencapai 11,8 tahun. Posisi ini menunjukkan anak-anak yang berusia 7 tahun ke atas memiliki harapan bersekolah hingga setingkat SLTA.
"Angka ini meningkat 0,02 tahun dibandingkan tahun 2022 sebesar 11,78 tahun. Sedangkan rata-rata lama sekolah penduduk usia 25 tahun ke atas meningkat tipis 0,01 tahun, yaitu dari 6,88 tahun pada 2022 menjadi 6,89 tahun," jelasnya.
Pergerakan pada dimensi ini sangat lambat dari tahun ke tahun, terutama pada indikator rata-rata lama sekolah penduduk usia 25 tahun ke atas.
Untuk dimensi hidup layak yang diukur berdasarkan rata-rata pengeluaran riil per kapita yang disesuaikan mencapai Rp 11.577 ribu per orang per tahun; meningkat 469 ribu rupiah dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 11.108 ribu per orang per tahun atau mengalami kenaikan 4,22 persen.
IPM merupakan indikator ujung yang menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Indeks ini menjelaskan penduduk dapat mengakses dan menikmati hasil pembangunan, yang termanifestasi dalam kualitas kesehatan, pendidikan, maupun ekonomi. IPM juga digunakan untuk menentukan peringkat pembangunan suatu wilayah, selain sebagai ukuran keberhasilan kinerja pemerintah.