Standard Post with Image
wonosobo terkini

Dinsospmd Wonosobo Berikan Terapi Gratis dan Pendampingan untuk Disabilitas

Wonosobonews.com - Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dinsospmd) Kabupaten Wonosobo terus berupaya meningkatkan kesejahteraan penyandang disabilitas dengan menyediakan fasilitas terapi gratis hingga pendampingan keterampilan. Program ini merupakan salah satu bentuk perhatian Dinsospmd terhadap anak berkebutuhan khusus dan penyandang disabilitas, terutama dari keluarga pra sejahtera.

Menurut Ekawati Istiana, Kepala Program Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan Dinsospmd, pelayanan terapi gratis ini hadir sebagai respons dari hasil evaluasi yang menunjukkan bahwa sebelumnya bantuan hanya berupa pemberian barang. "Pendampingan langsung untuk membantu anak-anak berkebutuhan khusus menuju kemandirian masih minim, sehingga kami hadir dengan ide untuk memberikan terapi gratis," ujarnya saat dihubungi.

Harapan utama dari program ini adalah meningkatkan kemandirian penyandang disabilitas secara fisik dan sosial, sehingga mereka tidak selalu bergantung pada orang lain. Ada tiga jenis layanan terapi yang ditawarkan, yaitu terapi fisik (okupasi), terapi wicara, dan fisioterapi, yang semuanya dilakukan secara terjadwal.

Layanan terapi ini tidak hanya diberikan melalui rekomendasi dari pendamping sosial, tetapi juga bisa diakses melalui laporan dari keluarga atau masyarakat kepada pihak desa, yang kemudian berkoordinasi dengan Dinsospmd. “Desa dapat melaporkan langsung kepada kami setelah menerima aduan dari masyarakat atau hasil evaluasi dari pendamping sosial,” jelas Eka.

Manfaat terapi ini sudah terbukti signifikan. Eka menceritakan salah satu contoh keberhasilan, di mana seorang anak berusia tujuh tahun yang sebelumnya tidak bisa menggerakkan kepalanya atau mengendalikan air liurnya, setelah menjalani terapi selama tiga bulan, kini sudah mampu mengangkat kepala dan mengendalikan air liurnya.

Tak hanya terapi, Dinsospmd juga memberikan pendampingan kepada keluarga melalui Forum Support Grup (FSG) yang tersebar di 12 kecamatan di Wonosobo. FSG ini bertujuan membantu keluarga penyandang disabilitas dalam berkonsultasi dan berkomunikasi tentang kemandirian anggota keluarga mereka.

Selain itu, Dinsospmd juga meluncurkan pelatihan keterampilan bagi keluarga penyandang disabilitas, salah satunya adalah pembuatan buket dan hampers, yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga. Pelatihan ini diharapkan dapat memberikan sumber pendapatan baru bagi keluarga dan meningkatkan taraf hidup mereka.

Program terapi dan pendampingan keterampilan ini menjadi langkah nyata Dinsospmd dalam memberdayakan penyandang disabilitas di Kabupaten Wonosobo, sekaligus memberikan harapan bagi keluarga agar mereka lebih mandiri dan sejahtera.

Standard Post with Image
Wisata Wonosobo

Pesona dan Misteri Kompleks Candi Dieng di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah

Wonosobonews.com - Provinsi Jawa Tengah dikenal sebagai provinsi seribu candi, dan salah satu lokasi pentingnya adalah kompleks candi di Dieng, Kabupaten Wonosobo. Sebagian besar candi di sini merupakan candi Hindu yang menyimpan banyak misteri dan menarik perhatian wisatawan.

Kompleks candi ini pertama kali ditemukan oleh seorang tentara Inggris yang berwisata pada tahun 1814. Ia melihat reruntuhan bangunan yang terendam di danau. Upaya untuk mengeringkan danau dimulai pada tahun 1856 oleh Isidore van Kinsbergen, dan pemerintah Hindia Belanda melakukan pembersihan pada tahun 1864.

Meskipun banyak yang tidak diketahui tentang sejarah situs ini—tanpa prasasti yang valid—diperkirakan candi-candi di Dieng dibangun antara akhir abad ke-8 hingga awal abad ke-9 Masehi. Dalam buku The Indianized States of Southeast Asia (1968) yang disunting oleh George Coedès dan Walter F. Vella, disebutkan bahwa bangunan keagamaan di Dieng berasal dari Kerajaan Kalingga (594-782 M).

Kompleks candi ini terdiri dari delapan bangunan. Para ahli memperkirakan pembangunan dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama mencakup Candi Arjuna, Candi Semar, Candi Srikandi, dan Candi Gatotkaca, yang dibangun antara akhir abad ke-7 dan abad ke-8. Tahap kedua berlangsung hingga sekitar tahun 780 M.

Nama, sejarah, dan raja yang bertanggung jawab atas pembangunan candi-candi ini tidak jelas, sehingga penduduk setempat memberi nama berdasarkan tokoh wayang Jawa atau epos Mahabharata. Kompleks ini terbagi menjadi tiga kelompok: kelompok Arjuna, kelompok Gatotkaca, dan kelompok Dwarawati, serta satu candi berdiri sendiri yaitu Candi Bima.

Candi Bima, yang dibangun sekitar abad ke-7, masih menunjukkan pengaruh Hindu yang kuat. Meskipun terpengaruh gaya India, candi ini unik karena gabungan dua gaya arsitektur yang terlihat. Sayangnya, kondisi Candi Bima cukup mengkhawatirkan karena pengaruh uap belerang membuat batu-batunya rapuh.

Candi Arjuna, yang dibangun pada waktu yang sama, juga menunjukkan pengaruh Hindu. Keistimewaan Candi Arjuna terletak pada adanya spout makara di sisi utara yang mengalirkan air atau cairan ke lingga di dalam bilik utama.

Candi Semar, yang dibangun pada abad ke-7-8, berfungsi sebagai mandapa untuk peziarah saat festival. Candi Srikandi mulai menunjukkan gaya lokal dengan relung di tubuh dan menara atap. Gaya lokal semakin terlihat pada Candi Gatutkaca, di mana relung dan atap menyatu dengan bangunan.

Beberapa candi lain seperti Candi Parikesit, Candi Antareja, Candi Nakula, dan Candi Sadewa kini hanya tersisa nama atau pondasi. Namun, Candi Setyaki di dekat Kompleks Candi Arjuna mulai dipugar pada tahun 2008, memberikan harapan untuk pelestarian situs-situs bersejarah ini.

 

Standard Post with Image
Wisata Wonosobo

Wisata Kebun Teh Bedakah di Wonosobo, Pesona Alam dan Aktivitas Menarik

Wonosobonews.com - Kabupaten Wonosobo memiliki banyak destinasi wisata yang menarik, salah satunya adalah Kebun Teh Bedakah. Tempat ini menawarkan panorama alam yang indah dengan hamparan kebun teh yang segar, cocok untuk menghilangkan kepenatan.

Kebun Teh Bedakah terletak di Desa Tlogomulyo, Kecamatan Kertek, pada ketinggian sekitar 1300 mdpl. Di sini, pengunjung bisa memetik teh dan menikmati pemandangan pusat Kota Wonosobo. Selain itu, dari Kebun Teh Bedakah, pengunjung dapat melihat keindahan enam gunung, termasuk Gunung Sumbing, Gunung Sindoro, Gunung Kembang, Gunung Cilik, Gunung Bismo, dan Gunung Slamet.

Desa Tlogomulyo juga menawarkan paket wisata yang menarik, membuat pengunjung betah. Beberapa fasilitas yang tersedia termasuk off-road seru, naik kano di Telaga Bedakah, air terjun, pendakian Gunung Sindoro via Bedakah, dan wisata edukasi.

Di kawasan ini juga terdapat pabrik teh, di mana pengunjung dapat melihat proses pembuatan teh, menambah pengalaman yang menarik. Mereka juga bisa menikmati secangkir teh hitam sambil duduk santai di pinggir Telaga Bedakah yang cantik.

Dengan segala keindahan dan fasilitas yang ditawarkan, Kebun Teh Bedakah layak menjadi destinasi wisata pilihan. Semoga informasi ini bermanfaat!

 

Standard Post with Image
wonosobo terkini

Apel Gelar Pasukan Operasi Zebra Candi 2024 untuk Meningkatkan Keselamatan Lalu Lintas

Wonosobonews.com - Apel Gelar Pasukan Operasi Zebra Candi 2024 berlangsung di halaman Mapolres Wonosobo pada Senin, 14 Oktober 2024. Acara ini dipimpin oleh Kapolres Wonosobo, AKBP Donny Lumbantoruan, dan dihadiri oleh Plt Bupati Wonosobo, Muhammad Albar, beserta jajaran Forkopimda.

Dalam amanatnya, AKBP Donny mengungkapkan bahwa jumlah kendaraan bermotor terus meningkat setiap tahun, tetapi perbaikan infrastruktur jalan belum memadai. Hal ini menyebabkan kemacetan lalu lintas.

“Kemacetan merupakan salah satu pemicu para pengendara melanggar aturan-aturan lalu lintas misalnya melawan arah, menerobos lampu merah, menggunakan trotoar untuk berkendara dan tindakan tidak tertib berlalu lintas lainnya yang dapat mengakibatkan kecelakaan,” jelas Kapolres.

Kapolres juga menyoroti bahwa tahun 2024 adalah tahun politik, di mana akan ada pemilu untuk memilih pemimpin baru. Penyelenggaraan pemilu ini berpotensi meningkatkan kerawanan kamtibmas serta memengaruhi keamanan dan kelancaran lalu lintas.

AKBP Donny menambahkan, selama Operasi Zebra Candi 2024 yang berlangsung dari 14 hingga 27 Oktober, ada beberapa fokus penindakan pelanggaran lalu lintas.

“Sasaran penindakan meliputi berkendara di bawah umur, menggunakan ponsel saat berkendara, melawan arus, melampaui batas kecepatan, berkendara di bawah pengaruh alkohol, dan over dimension over loading (ODOL) serta penggunaan knalpot brong,” terangnya.

Kapolres menekankan bahwa operasi ini akan lebih mengutamakan pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, sambil tetap mencegah pelanggaran lalu lintas.

“Semua ini bertujuan untuk menekan angka pelanggaran, sehingga bisa menurunkan angka kecelakaan lalu lintas dan fatalitas. Dan jangan lupa yang bertugas harus menjalankan dengan humanis dan penuh tanggung jawab,” tambahnya.

Kapolres berharap, melalui operasi ini, masyarakat semakin sadar dan disiplin dalam menerapkan peraturan lalu lintas demi keselamatan diri dan bersama, untuk mewujudkan tertib berlalu lintas di Wonosobo.

 

Standard Post with Image
wonosobo terkini

Liga Futsal Santri Wonosobo 2024 Resmi Digelar Sambut Hari Santri Nasional

Wonosobonews.com - Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional yang jatuh pada 22 Oktober 2024, Pemerintah Kabupaten Wonosobo berkolaborasi dengan Asosiasi Futsal Kabupaten (AFK) Wonosobo dan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Wonosobo menggelar Liga Futsal Santri Wonosobo (LFSW).

LFSW dilaksanakan mulai 13 hingga 16 Oktober 2024 di Bhanthos Futsal Arena Wonosobo, dengan tema "Menyambung Juara, Menyengkuh Masa Depan."

Upacara pembukaan LFSW berlangsung pada hari Minggu, 13 Oktober 2024, dihadiri oleh sejumlah tamu undangan, termasuk Plt. Bupati Wonosobo Drs. H. Muhammad Albar, M.M., Ketua AFK Wonosobo Wisnu Ibet Pradana, S.T., dan Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Diaspora) Dr. H. Musafak, serta perwakilan Kodim 0707/Wonosobo.

Drs. H. Muhammad Albar, M.M., menjelaskan bahwa LFSW diselenggarakan untuk mensyiarkan Hari Santri Nasional melalui pertandingan futsal. "Melalui Liga Futsal Santri Wonosobo ini, mari kita rayakan semarak Hari Santri Nasional 2024 dengan kegiatan positif dan menyehatkan. Tunjukkan bahwa santri tidak hanya pandai mengaji, tetapi juga memiliki fisik yang prima melalui olahraga," ujarnya.

Ia berharap liga futsal seperti ini dapat dilaksanakan secara rutin, tidak hanya pada momentum Hari Santri. "Ke depan, semoga pertandingan seperti ini tidak hanya diadakan saat Hari Santri, tetapi bisa dilaksanakan secara rutin sebagai sarana rekreasi dan juga untuk menemukan bakat-bakat futsal yang potensial," katanya.

Albar juga meminta Asosiasi Santri Wonosobo (ASW) untuk memperhatikan perkembangan bakat futsal di kalangan santri. "ASW harus bisa memperhatikan, membimbing, dan mengarahkan potensi-potensi pemain futsal di kalangan santri. Para pemain terbaik dapat diusulkan untuk mengikuti kompetisi olahraga bergengsi, seperti PON," tambahnya.

Plt. Bupati tersebut berpesan kepada para santri yang berkompetisi di LFSW agar tampil maksimal. "Tunjukkan sportivitas dan permainan terbaik. Santri harus menjadi pribadi hebat, tidak hanya dalam bidang agama, tetapi juga dalam aspek kehidupan lainnya," tegasnya.

Ketua Panitia LFSW, Musodik, menjelaskan bahwa liga ini diikuti oleh 50 tim dari berbagai pesantren di Kabupaten Wonosobo. "Sebanyak 50 tim dari berbagai pesantren di Kabupaten Wonosobo akan memperebutkan piala bergilir, sekaligus memeriahkan momen Hari Santri," ujar Musodik. Ia juga mengimbau para santri agar bertanding dengan baik dan menjunjung tinggi sportivitas. "Liga ini juga menjadi ajang silaturahmi untuk mempererat persahabatan antar-pesantren di Wonosobo," tambahnya.

Ketua AFK Wonosobo, Wisnu Ibet Pradana, S.T., yang juga hadir dalam pembukaan LFSW, menekankan bahwa liga ini bertujuan membentuk persatuan di kalangan pondok pesantren. "Dari persatuan tersebut, nantinya akan dipilih santri berbakat di bidang futsal untuk mewakili Wonosobo dalam pertandingan di berbagai tingkat," ujarnya.

Wisnu juga mencatat bahwa saat ini masih sedikit santri yang berpartisipasi dalam kompetisi futsal. "Saat ini, sudah ada beberapa santri terbaik yang mewakili Wonosobo dalam pertandingan di luar daerah, tetapi jumlahnya masih sedikit," katanya. Melalui LFSW, diharapkan dapat ditemukan pemain futsal terbaik di kalangan santri untuk diikutsertakan dalam kompetisi yang lebih besar.

"Saya sudah berdiskusi dengan ketua panitia. Dari beberapa talenta berbakat ini, akan disatukan dan insya Allah tahun depan kita akan mengikuti pra-liga. Jika lolos, tim ini akan mengikuti Wonosobo Futsal," pungkasnya.