Standard Post with Image
Bisnis

Pendampingan Pengembangan dan Diversifikasi Produk Sentra Industri Kecil di Wonosobo

Wonosobonews.com - Penutupan Pendampingan Pengembangan dan Diversifikasi Produk Sentra Industri Kecil Tahun 2023 Kabupaten Wonosobo berlangsung di Hotel FrontOne Harvest Wonosobo, Kamis (2/11).

Firman Cahyadi selaku Kabid Pelatihan Produktivitas Tenaga Kerja dan Perindustrian Disnakerintrans Wonosobo, mengungkapkan bahwa pendampingan ini diberikan kepada sentra industri kecil di Wonosobo, yaitu Sentra Opak Apik Jolontoro, Sentra Pandai Besi Krasak, dan Sentra Tembakau Swating.

"Selama ini sementara sentra kita sudah tumbuh secara organik. Tapi belum terkonsolidasi dengan baik. Maka perlunya kita menyatukan para pelaku industri dalam organisasi yang namanya kegiatan ini sentra," katanya.

Dalam pendampingan ini, diharapkan dapat menambah pengetahuan dan keterampilan anggota sentra industri kecil dalam hal produk yang baik dan benar. Sehingga produk yang dihasilkan sesuai dengan permintaan pasar dan berdaya saing.


"Pendampingan kelembagaan juga diikutsertakan agar mereka bisa melakukan konsolidasi, bisa kolektivitas produksi ataupun modal sehingga di sisi hulunya bisa efisien dan hilirnya pemasaran mereka bisa lebih efektif," jelasnya. 

Guna mempromosikan sentra industri kecil tersebut, sudah diterbitkan katalog, serta akan ada fasilitas iklan melalui content creator yang di up di sosial media.

Promosi sentra industri kecil tersebut direalisasikan dalam sebuah katalog, dan penambahan fasilitas iklan melalui content creator yang di up di media sosial.

Sementara itu, Wakil Bupati Wonosobo Muhammad Albar menyampaikan melalui kegiatan ini diharapkan dapat semakin meningkatkan kualitas produk tiap-tiap sentra yang akhirnya akan berdampak pada peningkatan perekonomian keluarga.

Muhammad Albar selaku Wakil Bupati Wonosobo, juga menyampaikan bahwa pendampingan ini diharapkan dapat meningkatkan hasil produk yang dihasilkan setiap sentra.

"Melalui sentra tentu efektif dengan modifikasi yang sudah ada akan berbeda dan menawarkan harga yang kompetitif," katanya.

Wabup Albar mendorong pelaku industri kecil untuk mulai mengikuti perkembangan zaman dalam melakukan pemasaran.

"Saya kira promosi melalui media sosial lebih efektif dengan berbagai kreatifitas agar bisa menarik perhatian masyarakat," tambahnya. 

Standard Post with Image
Wisata

Festival Chiang Mai Thailand Tampilkan Bundengan dan Topeng Lengger Wonosobo

Wonosobonews.com - Delegasi Wonosobo berangkat bersama kelompok seni Tari Payung dari SMA N 1 Kendal, Dewi Sri dari Karanganyar, Origami dari Bandung, dan Payung Geluis dari Bapak Okto Tasikmalaya, serta Parade Kebaya dari KDS Semarang. Duta Seni Wonosobo berangkat atas fasilitas pemkab melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dan PT Geodipa. Dari Wonosobo diwakili Mulyani yang merupakan guru SMP N 2 Selomerto dan Della Dwi Arum dari Sanggar Ngesti Laras.

Dari Wonosobo diwakili Mulyani yang merupakan guru SMP N 2 Selomerto dan Della Dwi Arum dari Sanggar Ngesti Laras, yang sukses  membawa nama harum Indonesia di kancah internasional.

Festival dimulai pada 20 Januari 2023 dalam bentuk parade budaya kolaborasi seluruh peserta dan dilanjut dinner bersama Wali Kota Chiang Mai. 

Selanjutnya, tanggal 21 sampai 22 Januari 2023, dari pagi sampai sore diisi dengan workshop musik bundengan, origami dan melukis payung. Pada malam hari digelar pementasan dengan panggung.

“Pada tanggal 23 Januari 2023 diadakan pelepasan oleh Wali Kota dengan makan malam disertai serah terima cinderamata, kami juga menyerahkan bundengan kecil,” ungkapnya.

Menurut Mulyani, sambutan masyarakat dan turis asing yang berada di Chiang Mai cukup hangat dan antusias. Pihaknya bersama seluruh tim tak lupa memperkenalkan alat musik bundengan  kepada pengunjung, dengan cara mereka diminta untuk memainkannya.

“Peran serta masyarakat cukup bagus hal ini terlihat setiap rumah, toko dan kantor-kantor selama acara berlangsung memasang payung sebagai identitas dan penghormatan acara, saya mendapatkan pengalaman yang menarik, baik kebersihan, kepedulian masyarakat dan apresiasi yang totalitas dari pejabatnya,” ujarnya.

Standard Post with Image
Wisata

Aktivitas Seru Wisata Batu Ratapan Angin Dieng

Wonosobonews.com - Wisata Batu Ratapan Angin terletak di dataran tinggi Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah, wisata ini menyajikan panorama perbukitan dan pegunungan yang mengelilingi telaga Pengilon dan telaga Warna dengan suasana yang sejuk.

Batu Ratapan Angin buka Mulai dari hari Senin hingga Minggu pada pukul 06.00 sampai pukul 18.00 WIB. Harga tiket masuk Batu Ratapan Angin sebesar Rp 10.000 per orang dengan biaya parkir Rp 3.000 untuk sepeda motor.

Fasilitas dan Aktivitas Seru di Batu Ratapan Angin

Terdapat beberapa fasilitas yang tersedia di Batu Ratapan Angin. Mulai dari toilet, warung makan, area untuk berkemah, gazebo, spot foto, hingga berbagai variasi wahana seru.

Berikut beberapa aktivitas seru yang dapat kamu lakukan di Batu Ratapan Angin:

1. Bermain flying fox

Kamu dapat bermain flying fox di Batu Ratapan dengan hanya membayar Rp 50.000. Kamu dapat menikmati pemandangan alam Dieng sembari meluncur.

Kamu dapat bermain flying fox di Batu Ratapan dengan hanya membayar Rp 50.000

dengan view pemandangan alam Dieng sembari meluncur.

2. Berfoto bersama

Spot foto yang menjadi ikon dari objek wisata ini adalah pemandangan telaga dari ketinggian. Dikarenakan spot foto tersebut terletak di ujung tebing maka kamu perlu berhati-hati ketika berfoto agar tidak terjatuh.

 

3. Menikmati suasana alam Dieng

Batu Ratapan Angin terletak di ketinggian 2.100 mdpl yang membuat tempat ini memiliki pemandangan yang sangat indah. Kamu dapat melihat telaga Warna yang indah dengan sangat jelas.

4. Melintasi Jembatan Merah Putih

Lokasi Jembatan Merah Putih hanya sekitar 50 meter dari Batu Ratapan Angin. Jembatan ini memiliki ketinggian 10 meter di atas permukaan tanah. Jembatan gantung ini menghubungkan dua bukit di dekat Batu Ratapan Angin.

Standard Post with Image
ekonomi

Dukung Penuh Peningkatan Kantor Imigrasi Wonosobo.

Wonosobonew.com - Is Eddy Ekoputranto, Kepala Divisi Keimigrasian pada saat kunjungan kerja di Kantor Imigrasi Kelas II Non TPI Wonosobo mengapresiasi kepada Kantor Imigrasi Wonosobo karena dianggap unggul dalam hal fasilitas dan tata letak pelayanan dibandingkan dengan Kantor Imigrasi di Jawa Tengah yang pernah ia kunjungi hingga saat ini.

Namun, status Kantor Imigrasi Wonosobo yang masih berada dalam kelas dua dinilai bertentangan dengan potensinya.

"Dengan sumber daya yang dimiliki oleh Kantor Imigrasi Wonosobo, naik ke kelas satu seharusnya bukan menjadi tantangan yang sulit," kata Is Eko.

Is Eko juga mengekspresikan dukungannya mengenai upaya peningkatan kelas Kantor Imigrasi Wonosobo dan memberikan semangat kepada seluruh hadirin yang di mengikuti acara tersebut.

"Kenaikan kelas ini tidak akan terwujud dengan sendirinya. Semua pihak, mulai dari Kepala Kantor hingga seluruh anggota Kantor Imigrasi Wonosobo, harus bekerjasama untuk mencapainya," tambah Is Eko.

Sebelumnya, Is Eddy Ekoputranto melakukan peninjauan terhadap layanan keimigrasian di Kantor Imigrasi Wonosobo dengan didampingi oleh Kakanim Wonosobo, K.A Halim, beserta stafnya yang turut serta dalam kunjungan tersebut.

 

Standard Post with Image
ekonomi

Pemkab Wonosobo Berhasil Meningkatkan Transparansi Informasi Publik dalam Pelayanan Masyarakat

Wonosobonews.com - Visitasi dalam Rangka Monitoring dan Evaluasi Keterbukaan Informasi Publik oleh Komisi Informasi Provinsi Jateng berlangsung di Pendopo Bupati Wonosobo, Selasa (31/10).

Atasan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Utama Pemerintah Kabupaten Wonosobo One Andang Wardoyo menerima tim Visitasi Monev keterbukaan informasi publik oleh KIP Jawa Tengah.

Dalam sambutannya, Andang menekankan bahwa Pemerintah Kabupaten Wonosobo selalu mengikuti prinsip-prinsip yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dalam menjalankan tugasnya.

“Pemkab Wonosobo selalu berkomitmen menjalankan pemerintahan secara terbuka dan menjadikan partisipasi masyarakat sebagai elemen penting dalam setiap kebijakan yang diambil,” ungkapnya.

Selanjutnya, berdasarkan hasil penilaian tahap 1 dan tahap 2, terdapat 5 Badan Publik di Kabupaten Wonosobo yang berhasil lolos ke tahap visitasi oleh Tim Komisi Informasi Provinsi Jawa Tengah.

Di antaranya Pemerintah Kabupaten Wonosobo, RSUD Setjonegoro, Desa Bumiroso Watumalang, Desa Gunungtawang Selomerto, dan Desa Maduretno Kalikajar.

Menurutnya, berbagai tahapan yang telah dilalui dimaknai sebagai momentum yang tepat dalam melakukan refleksi atas berbagai pelayanan yang ada dan mengevaluasi pelayanan yang dilakukan. 

Untuk itu, Pemkab Wonosobo berkomitmen tidak hanya membangun pemerintahan yang terbuka namun juga inovatif, melalui digitalisasi berbagai layanan.

Sementara itu, Wakil Komisioner KIP Jawa Tengah, Setiadi, menekankan pentingnya upaya, dedikasi, kerjasama, dan kolaborasi dalam mencapai tujuan mempermudah akses dan meningkatkan keterbukaan informasi.

Dengan berbagai platform yang ada, baik website, media sosial ataupun informasi-informasi yang sudah tersedia guna mempermudah masyarakat mendapatkan informasi.

“Pemkab Wonosobo bersama stakeholder lainya sudah bekerja keras dan sudah sadar dengan keterbukaan informasi, maka masyarakat akan lebih mudah mendapatkan informasi, selain itu etalase potensi daerah juga mudah di akses sehingga membuka peluang-peluang kedepannya,” ungkap Setiadi.

Lebih lanjut, Komisioner KIP menyatakan bahwa Kabupaten Wonosobo telah berhasil melewati tahap uji publik, dan jika berhasil mempertahankan predikat "Informatif" di masa depan, dapat menjadi contoh bagi daerah lain.

Sehingga semangat dalam menyajikan keterbukaan informasi publik juga akan semakin meningkat.