Standard Post with Image
ekonomi

WARGA WADASLINTANG MENERIMA BANTUAN AIR BERSIH DARI KORAMIL 10/SELOMERTO DALAM UPAYA MENGATASI KEKERINGAN

Wonosobonews.com - Sejumlah wilayah di Kabupaten Wonosobo masih terdampak kekeringan seperti halnya di Kecamatan Wadaslintang dan Kaliwiro.

Kekurangan air bersih ini masih dikeluhkan masyarakat di wilayah terdampak.

Guna turut serta membantu wilayah yang kekeringan, Koramil 10/Selomerto Kodim 0707/Wonosobo mendistribusikan air bersih siap minum di Dusun Limbangan, Desa Tirip, Wadaslintang, Kamis (9/11/2023).

Peltu Nur Anshori saat memimpin dropping air bersih menyampaikan, belum semua wilayah di Wonosobo turun hujan.

“Saat ini di sebagian wilayah Wonosobo khususnya sebelah utara sudah turun hujan. Akan tetapi daerah yang lainnya belum turun hujan," ungkapnya.

Sumber daya air bersih telah berkurang drastis, sehingga masyarakat mengalami kekurangan air. Menurut Peltu Nur Anshori, beberapa warga telah menjual hewan ternak atau hasil kebun untuk membeli air bersih.

"Melihat hal tersebut Koramil 10/Selomerto berupaya membantu sedikit meringankan beban mereka khususnya dalam memenuhi kekurangan air bersih siap minum," ungkapnya.

Bersama Koramil 12/Wadaslintang dan relawan setempat melakukan droping air bersih. Sebanyak 127 galon air bersih dibagikan ke warga setempat dengan menggunakan 2 unit mobil.

"Kita membawa 127 galon air bersih siap minum dibagikan kepada warga Dusun Limbangan, Desa Tirip," ujar Batuud Koramil 10/Selomerto.

Salah satu relawan lokal di dusun setempat bernama Dwi Mutakin mengucapkan terima kasih kepada Koramil 10/Selomerto karena telah membantu masyarakat yang kekurangan air bersih.

“Begitu ada ajakan dari Koramil Selomerto, langsung kami respon dengan mengumpulkan relawan untuk bersama-sama membantu mereka yang membutuhkan. Dengan harapan sedikit bisa meringankan beban mereka," ujarnya.

 

Standard Post with Image
ekonomi

PEMKAB WONOSOBO BERJANJI UNTUK MEMFASILITASI LAYANAN PUBLIK PENYANDANG DISABILITAS SECARA MAKSIMAL

Wonosobonews.com - Pemerintah Kabupaten Wonosobo sedang mengembangkan infrastruktur inklusi dalam setiap pembangunan gedung layanan publik. 

Kepala DPUPR Wonosobo Nurudin Ardianto menyampaikan, prinsip inklusi bertujuan untuk memastikan semua orang dapat memanfaatkan.

Termasuk yang berkebutuhan khusus dapat mengakses dan memanfaatkan gedung-gedung layanan publik dengan mudah dan tanpa hambatan.

Guna memaksimalkan program ini Sosialisasi Perbup No.17 Tahun 2023, tentang Tata Cara Pemeriksaan Inklusi Infrastruktur Bangunan Gedung pada Gedung Layanan Publik berlangsung di Pendopo Wakil Bupati, Kamis (9/11/2023).

“Komitmen kami memastikan seluruh gedung layanan publik di wilayah Wonosobo memenuhi standar aksesibilitas yang sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 17 Tahun 2023 dan Peraturan Menteri PUPR Nomor 14/2017," jelasnya.

Aktivitas ini melibatkan kerjasama antara DPUPR Wonosobo dan Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) DPC Wonosobo, serta Kemitraan Indonesia Australia Untuk Infrastruktur (KIAT).

“Upaya ini akan mencakup pemeriksaan menyeluruh terhadap infrastruktur yang ada. Maka Pemkab akan terus berkolaborasi dengan Organisasi Penyandang Disabilitas yang ada di Wonosobo," ujarnya. 

Dalam hal yang lebih mendalam, Perbup tersebut mengatur tentang prosedur dan syarat yang harus dipenuhi saat merancang, membangun, dan memelihara bangunan gedung yang dapat diakses oleh semua orang, termasuk orang dengan disabilitas, wanita, anak, lansia, dan kelompok rentan lainnya.

"Melalui sosialisasi ini dapat membangun pemahaman yang mendalam tentang inklusi dan pentingnya menciptakan lingkungan inklusif di gedung pelayanan publik,” imbuhnya.

Ketua Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) DPC Wonosobo, Maryam Ramadani menjelaskan, HWDI adalah sebuah organisasi yang berfokus pada perlindungan dan mempromosikan hak-hak serta kesejahteraan wanita dengan disabilitas di Indonesia.

Salah satunya melakukan pemantauan terhadap infrastruktur yang ramah dan inklusif bagi penyandang disabilitas.

"Selain meningkatkan pemahaman tentang perbup juga mendorong kolaborasi lintas sektor dalam menciptakan gedung-gedung layanan publik yang inklusif dan ramah bagi semua lapisan masyarakat di Kabupaten Wonosobo," terangnya.

Untuk itu, perlunya dukungan dan partisipasi berbagai pihak pemangku kepentingan dalam upaya menjalankan sekaligus mengawal komitmen tersebut.

"Masing-masing pihak dapat memberikan kontribusi pada pembangunan yang inklusi dan memberi aksesibilitas yang lebih luas untuk kepentingan bersama," tandasnya.

Standard Post with Image
Wisata

Keindahan Golden Sunrise Sikunir Dieng, Wonosobo

Wonosobonews.com - Pada akhir pekan atau liburan long weekend menjadi kesempatan bagi masyarakat untuk berkunjung di obyek wisata yang ada di Wonosobo, salah satunya tempat wisata Sikunir di dataran tinggi Dieng Wonosobo, Jawa Tengah.

Sikunir adalah bukit yang berada di Kawasan Dieng. Sikunir Dikenal oleh masyarakat dikarenakan pemandangan menakjubkannya pada saat matahari terbit (sunrise) Untuk mencapai Puncak Sikunir, pengunjung melakukan pendakian selama kurang lebih 30-45 menit

“Kami datang bersama teman-teman dari Yogyakarta dalam rangka reuni sambil rekreasi menyaksikan indahnya sunrise di Puncak Sikunir. Alhamdulillah, cuaca sangat cerah saat kami tiba di Puncak Sikunir,” kata Wawan, yang akhir pekan lalu berkunjung ke obyek wisata Sikunir bersama teman-temannya semasa sekolah di SMAN 6 Yogyakarta.

Bersama 10 sahabatnya, Wawan berangkat dari Yogyakarta pada siang hari. Setibanya di kawasan Dieng, rombongan ini berkemah (camping) di pinggir Telaga Cebong. Lalu, pada pukul 04.00 WIB, Wawan dkk juga ratusan pengunjung lainnya naik menuju Puncak Sikunir jaraknya ditempuh selama 30 menit.

“Ini memang pertama kami main ke sini (Sikunir). Pemandangannya sangat menakjubkan, panorama alam di sini juga indah,” tambahnya.

Pada Puncak Sikunir terdapat pemandangan matahari yang disebut Golden Sunrise. Ketika matahari terbit langit berubah menjadi warna-warni, sehingga menghasilkan pemandangan yang menarik perhatian pengunjung.

Banyak pengunjung dan fotografer, termasuk Rombongan Wawan dkk, mengabadikan pemandangan menakjubkan tersebut.

Selain obyek wisata Sikunir terdapat berbagai obyek wisata yang dapat dikunjungi di Wonosobo diantaranya, Candi Arjuna, Candi Gatotkaca, dan Candi Semar, yang menjadi obyek wisata peninggalan bersejarah pada masa lampau.

Pengunjung juga dapat menikmati keindahan alam sekitar dan melakukan trekking di sekitar Dataran Tinggi Dieng. Misalnya, ke Gunung Prau yang jaraknya dari Sikunir kurang lebih hanya 7 kilometer menuju Basecamp Gunung Prau.

Standard Post with Image
Wisata

Pesona Kahyangan Skyline Wonosobo, Wisata Alam yang Menakjubkan

Wonosobonews.com - Wisata Kahyangan Skyline terletak di ketinggian 1400 MDPL dan menawarkan keindahan alam yang sempurna untuk healing. Terletak di daerah Seroja, Telogo, Garung, Wonosobo, Jawa Tengah, destinasi rekreasi ini sangat terjangkau secara finansial bagi para pengunjung, dengan tiket masuk yang hanya seharga Rp 10.000.

Dan untuk wisatawan yang membawa serta keluarganya bisa mencoba arena playing ground untuk anak anak dengan harga tiket masuknya Rp 10.000. Objek wisata Kahyangan Skyline ini menyajikan beberapa spot foto untuk wisatawan yang instagramable yaitu teras kaca dan jaring tebing.

Bagi para wisatawan yang membawa keluarga, terdapat area bermain untuk anak-anak dengan harga tiket masuk sebesar Rp 10.000 di Kahyangan Skyline. Objek wisata ini juga menawarkan beberapa tempat foto yang instagramable, seperti teras kaca dan jaring tebing.

Tak hanya itu, Kahyangan Skyline juga dapat meningkatkan adrenalin para traveler, berkat lokasinya yang berada di daerah dataran tinggi yang sedikit curam. Anda dapat mencapai kawasan ini dengan sepeda motor atau menyewa adventure jip untuk sampai ke lokasi.

Selain melihat keindahan Telaga Menjer dari ketinggian, bagi wisatawan yang menyukai keindahan dari ketinggian juga bisa menyewa paralayang dengan mengitari area Telaga Menjer.

Selain itu di Kahyangan Skyline juga menyewakan area untuk camping ground dan sewa tenda. Lokasi wisata ini dapat dinikmati keindahannya dari mulai pukul 05.00-17.00 WIB.

Kahyangan Skyline dapat ditempuh sekitar 30 menit menggunakan kendaraan pribadi. Jaraknya sekitar 14 km dari Kota Wonosobo.

Standard Post with Image
kuliner

Sedang Berkunjung ke Wonosobo? Berikut Ini Rekomendasi 7 Makanan Khas Wonosobo

Wonosobonews.com - Berada di sekitar Wonosobo, Jawa Tengah? Ayo, coba  ragam kuliner khas yang memanjakan lidah Anda di daerah ini. Salah satu daya tarik utama Wonosobo adalah Dataran Tinggi Dieng, yang sering dikunjungi oleh pelancong dari dalam dan luar negeri. Jangan lewatkan rekomendasi kuliner khas Wonosobo yang patut dicoba.

1. Mi ongklok

Makanan khas Wonosobo yang pertama ini sudah dikenal luas bahkan di luar kota. Selain tersedia di Wonosobo, Anda juga bisa menemukannya di sekitar Jawa Tengah. Ongklok Mie biasanya disajikan dengan sate kambing atau sapi. Dalam setiap hidangan, Anda akan menemukan mi kuning, kubis, dan kucai, yang semuanya diberi taburan bawang goreng. Rasanya paling lezat saat masih hangat.

2. Tempe Kemul

Kuliner khas Wonosobo berikutnya adalah Tempe Kemul, yang menghadirkan tempe iris tipis yang dilapisi dengan adonan tepung beras, tepung sagu, atau tepung singkong. Anda bisa menikmatinya dalam keadaan hangat dengan saus cocolan.

3. Opak

Opak adalah camilan singkong yang mudah ditemukan di Wonosobo, Jawa Tengah. Selain singkong, bahan-bahan utamanya mencakup irisan kucai, bawang putih, garam, dan minyak goreng.

4. Geblek

Makanan Wonosobo berikutnya adalah Geblek, yang terbuat dari singkong yang diparut, diremas, dicampur dengan kelapa parut dan tepung tapioka, lalu digoreng menjadi bentuk bulat yang lezat.

5. Soto Golak

Soto Golak adalah makanan khas Wonosobo, Jawa Tengah, berkuah. Golak sendiri merupakan camilan dari singkong dan kelapa parut. Soto Golak menghidangkan soto sapi dengan lontong, kacang goreng, dan bihun, dengan potongan daging sapi yang besar sehingga sangat mengenyangkan.

6. Carica

Carica merupakan buah khas Dieng yang mana tanamannya pertama kali dibawa oleh penjajah Belanda pada masa Perang Dunia II. Cita rasa dari carica ini unik yaitu memiliki bau harum dengan rasa segar pada daging buahnya.

7. Kue pepe

Jajanan tradisional khas Wonosobo, Jawa Tengah yang selanjutnya ini merupakan kue lapis. Hanya saja, terbuat dari campuran tepung sagu tani, tepung beras, gula, dan vanili bubuk. Ada penggunaan pewarna merah cabai yang membuatnya menggugah selera.