Standard Post with Image
ekonomi

Program BPBL gratis telah diterima oleh 86 rumah tangga di Kecamatan Watumalang, Wonosobo

Wonosobonews.com - Sejumlah 86 rumah tangga di Kecamatan Watumalang, Wonosobo, telah menerima manfaat dari Program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL). Inisiatif ini merupakan bagian dari program Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), bekerja sama dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) dan mendapat dukungan dari Komisi VII DPR RI.

Peresmian dan penyalaan pertama Program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) berlangsung di Desa Wonoroto, Watumalang, Kamis (9/11/2023).

Hari Purnomo, Koordinator Perencanaan Distribusi Tenaga Listrik, menegaskan bahwa program ini diselenggarakan secara gratis bagi masyarakat. Provinsi Jawa Tengah dijadwalkan akan menerima alokasi sebanyak 15.000 rumah tangga penerima Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) pada tahun 2023.

"Dapat kami sampaikan bahwa rencana penerima BPBL di Wonosobo pada tahun ini sebanyak 607 rumah tangga yang tersebar di 12 kecamatan," tuturnya.

Anggota Komisi VII DPR RI Abdul Kadir Karding menyampaikan program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) menjadi bukti negara hadir.

"Program ini bukti kehadiran negara jangan sampai ada satupun masyarakat yang tidak dialiri listrik," ujarnya.

Melalui program bantuan ini diharapkan turut berdampak serta meningkatnya berbagai hal di masyarakat. 

"Harapannya mudah-mudahan proses belajar anak-anak lebih bagus. Mudah-mudahan meningkatkan harkat martabat ekonomi masyarakat," tambahnya.

Penerima manfaat Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) diambil dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). 

Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) mencakup pemasangan instalasi listrik rumah, termasuk 3 titik lampu dan 1 kotak kontak, pemeriksaan, pengujian instalasi, penerbitan Sertifikat Laik Operasi (SLO), dan penyambungan ke PLN beserta pemberian token listrik.

Salah satu penerima manfaat BPBL, Wardoyo (60) mengaku senang bisa memiliki listrik sendiri di rumahnya.

Sebelum mendapat bantuan, ia mengaku menyalur listrik dari tetangga selama kurang lebih 20 tahun lamanya. Pekerjaannya sebagai petani hanya mencukupi kebutuhan sehari-hari.

"Saya bangga mendapatkan bantuan pasang listrik gratis, bungah (senang-red)," ungkapnya.

Staf Ahli Direktur Niaga dan Retail PT PLN (Persero) Chairuddin mengatakan PLN berkomitmen mendukung Program BPBL.

"Kita bersinergi untuk melaksanakan BPBL. Program ini jadi bukti PLN berupaya meningkatkan taraf hidup masyarakat tidak mampu. PLN siap kerja sama dan berkolaborasi dengan stakeholder untuk mendukung Rasio Elektrifikasi 100 persen," ujarnya.

Pada kesempatan tersebut, Yusuf Hariyanto, Staf Ahli Bupati Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia Kabupaten Wonosobo, mewakili Bupati yang berhalangan hadir, menyampaikan apresiasinya terhadap program BPBL.

"Terima kasih karena dapat bantuan pasang listrik gratis ini wujud perhatian dan kepedulian pemerintah pada masyarakat. Program ini diharapkan bisa untuk meningkatkan perekonomian masyarakat," tuturnya. (ima)

Standard Post with Image
ekonomi

Pemkab Wonosobo Gunakan Program Sobo Hebat Sedulur Selawase, Sebagai Upaya Penurunan Stunting

Wonosobonews.com - Pemkab Wonosobo menggelar Rembug Stunting jilid II periode III. Kegiatan ini berguna untuk memastikan penguatan pelaksanaan kegiatan intervensi pencegahan dan percepatan penurunan stunting di Wonosobo. 

Penglibatan camat, kepala desa, lurah dan bidan desa dalam Rembug Stunting kali ini, merupakan langkah penggabungan dalam membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) tingkat kabupaten, kecamatan, dan desa/kelurahan.

Jaelan selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) menjelaskan bahwa, kegiatan Rembug Stunting merupakan upaya yang harus dilakukan pemerintah daerah. Hal ini dilakukan agar pelaksanaan rencana kegiatan, upaya pencegahan, dan partisipasi perangkat daerah dan penanggung jawab layanan dalam penurunan stunting.

“Penurunan angka stunting di Wonosobo memang cukup konsisten. Saya mengharapkan komitmen, dukungan dan kerjasama seluruh lintas sektor serta komitmen dalam mendukung program aksi percepatan penurunan stunting terutama para Kades dan Bidan Desa yang langsung berperan penting," katanya.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa Rembug Stunting jilid II berguna untuk mewujudkan upaya dalam menangani stunting. Efektivitas dan evaluasi pelaksanaan kegiatan oleh desa, kecamatan, perangkat daerah dan partisipan lainnya, diharapkan dapat menghasilkan solusi dari penanganan dan pencegahan stunting.

“Rembug Stunting kali ini lebih mengerucut lagi, dengan mengundang para pemangku kebijakan di bawah seperti Kades, Lurah, Bidan dan kepala Puskesmas. Periode ketiga dilaksanakan bersama 4 kecamatan yaitu Kecamatan Kalibawang, Kepil, Kalikajar dan Sapuran dibarengkan dengan launching program Sobo Hebat Sedulur Selawase,” jelasnya.

Menurut Jaelan, Program Sobo Hebat Sedulur Selawase adalah program penanganan stunting pada balita, dengan cara pemberian nutrisi protein hewani melalui telur terhadap balita.

“Program ini diwujudkan melalui pemberian dua butir telur setiap hari kepada balita stunting di Kabupaten Wonosobo selama 90 (sembilan puluh) hari, yang menyasar 7.774 balita. Harapannya mampu mengurangi prevalensi stunting secara signifikan,” ujarnya.

Jaelan pun menjelaskan, bahwa tantangan yang dihadapi bukanlah pengadaan telur untuk dikonsumsi, melainkan bagaimana balita dapat mengkonsumsi telur secara berkelanjutan selama 90 hari.

Afif Nurhidayat selaku Bupati Wonosobo mengajak agar pihak yang terlibat dalam TPPS untuk bekerja lebih keras, saling berkoordinasiberkoorinasi, berkolaborasi, dan memiliki komitmen yang kuat. 

“Saya harap upaya konvergensi bersama ini mampu mencegah munculnya lebih banyak permasalahan stunting, jangan sampai ada kasus stunting baru di kabupaten kita, untuk mewujudkan zero new stunting,” katanya.

Kinerja penurunan stunting di Wonosobo terlihat di tingkat nasional, karena telah menurunkan hingga 5,4 persen lebih tinggi dibanding capaian tingkat nasional sebesar 2,8 persen, Ungkap Bupati Afif. Atas kinerja tersebut, Kabupaten Wonosobo mendapat penghargaan dari pemerintah pusat dalam menurunkan stunting dan mengatasi kemiskinan. Selain itu juga mendapatkan Dana Insentif Daerah sebesar 13 miliar rupiah bersama dengan 54 kabupaten/kota se-Indonesia.

Bupati Afif meminta, meskipun angka stunting terus turun, upaya ini tidak boleh terhenti. Semua pihak harus meningkatkan komitmen dalam menanggulangi permasalahan stunting, serta program yang telah dirancang mampu direalisasikan dengan baik.

“Melalui Program Sobo Hebat Sedulur Selawase, atau Wonosobo Hebat Atasi Stunting Sehari Dua Telur Selalu Pantau tumbuh Kembang, Awasi dan Jaga Kesehatannya, Semangati Pola Asuhnya, menjadi sebuah peluang yang sangat strategis, sebagai implementasi riil konvergensi intervensi penanganan stunting, yang kita harapkan bersama dapat berhasil signifikan menurunkan angka stunting di Wonosobo,” jelasnya. 

Standard Post with Image
ekonomi

Pemkab Wonosobo Lantik dan Mutasi 34 orang PNS

 

Wonosobonews.com - Bupati Wonosobo lantik dan mutasi 34 Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam Pemerintahan Kabupaten Wonosobo.

Pelantikan dan Pengambilan Sumpah Janji Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Pejabat Administrasi, dan Pengerahan Surat Keputusan Bupati tentang Penugasan Kepala Puskesmas Pada Pemerintahan Kabupaten Wonosobo, Jumat 3 November 2023 di Pendopo Bupati.

Tri Antoro selaku Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Wonosobo mengungkapkan bahwa, Pelantikan ini bertujuan sebagai upaya pembaruan, serta menyusun generasi penerus kepemimpinan.

“Total ada 34 PNS terdiri dari jabatan tinggi pratama eselon II B, administrator eselon III A & B, pengawas eselon IV A & B dan jabatan fungsional yang di rotasi maupun promosi," katanya.

Peningkatan kompetensi dan kapasitas Pegawai ASN diharapkan dapat mewujudkan ASN BerAKHLAK. Pandangan terhadap pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis loyal, adaptif dan kolaboratif, yang dapat mengembangkan Wonosobo menjadi daerah kompetitif, berkembang, dan makmur.

"Saya harap pelantikan ini dapat menjadi kontribusi berharga bagi kemajuan tata kelola Pemkab Wonosobo,” imbuhnya.

Afif Nurhidayat selaku Bupati Wonosobo, menyampaikan bahwa rotasi jabatan dalam instansi pemerintah merupakan bagian dari sebuah organisasi. Hal ini merupakan sebuah langkah untuk meningkatkan suatu kelembagaan, dan sebagai sebagian upaya dalam pembinaan dan pengembangan karier pegawai

Hal tersebut, tidak dilakukan semata-mata untuk kepentingan pribadi pegawai, melainkan lebih diutamakan untuk melakukan pembenahan dan pemantapan organisasi, dalam meningkatkan kinerja penyelenggaraan tugas serta pelayanan publik.

“Pelantikan ini bebas dari intervensi politik dan praktik KKN, sehingga ASN harus menjalankan tugas-tugas pemerintahan dengan penuh tanggung jawab, tanpa konflik kepentingan, dan tanpa tekanan,” jelasnya.

Bupati minta agar para administrator, pejabat pengawas, dan kepala puskesmas, dapat menjalankan tugas dan jabatan yang diberikan  secara optimal, sehingga mampu meningkatkan best practice dalam membenahi jalannya organisasi.

“Saya minta para pejabat yang baru dilantik untuk meningkatkan komitmen pengabdian terhadap masyarakat dan bangsa, dibuktikan dengan tercapainya output maupun outcome program-program pemerintah secara tepat waktu, tepat sasaran, dan tepat guna,” tambahnya.

Standard Post with Image
ekonomi

Sentra Pandai Besi Krasak Wonosobo Menjadi Produsen Berbagai Alat Pertanian

Wonosobonews.com - Sentra Pandai Besi Krasak, Wonosobo memproduksi berbagai macam alat pertanian. Sebanyak 60 orang di Desa Krasak, Kecamatan Mojotengah berprofesi pembuat alat besi atau masyarakat sekitar menyebutnya sebagai empu.

Rofiqul Huda selaku Pengurus Sentra Pandai Besi Krasak menyampaikan bahwa pembuat alat besi dan logam di Desa Krasak masih ada hingga sekarang meskipun jumlahnya menurun.

"Sekarang 60 orang Desa Krasak jadi pandai besi. Merosot 30 persen dibandingkan tahun 2010 lalu," katanya, Kamis 2 November 2023.

Hal ini disebabkan kurangnya minat anak muda dengan profesi ini. Jika memiliki ketekunan dalam profesi ini, seorang pandai besi dapat menghasilkan penghasilan sebesar 300 hingga 500 ribu rupiah per harinya.

Profesi pandai besi tidak terikat oleh waktu. Rata-rata dari mereka bekerja selama 17 hari dalam sebulan, mulai dari jam 08.00 pagi hingga 14.00 siang. Satu empu dapat menghasilkan hingga 10 buah sabit dalam sehari. Selain sabit dapat membuat  alat pertanian lain seperti, cangkul, sabit, pisau, keris dan lain sebagainya.

"Setiap empu biasanya memiliki karyawan yang membantu pekerjaannya jumlahnya berbeda-beda yang nanti mempengaruhi jumlah produksinya," ujarnya.

Bahan baku yang digunakan berasal dari rongsok atau barang bekas yang diperoleh dari berbagai wilayah.

Harga dari alat yang diproduksi pun beraneka ragam, mulai dari 6 ribu rupiah hingga 35 juta rupiah. Kualitas alat yang diproduksi berdasarkan pemakaian petani yang menggunakan alat tersebut, jika memiliki kualitas baik, maka petani akan memesan kembali terhadap empunya.

"Setiap Empu memiliki stempel sendiri di alat yang dibuatnya. Tapi kalau yang sudah masuk sentra menggunakan stempel sentra ini," ucapnya.

Produksi alat pertanian ini cenderung menurun saat-saat musim kemarau tiba dan meningkat saat musim penghujan.

"Saat ini harusnya sabit keluar banyak. Tapi karena kemarau panjang yang turut berdampak pada pertanian," terangnya. 

Sentra Pandai Besi Krasak sudah mulai berkembang dengan dipasarkan ke berbagai daerah secara digital hingga pengemasan yang lebih menarik.

Standard Post with Image
ekonomi

Cara Cerdik Pemkab Wonosobo tuk Lestarikan Batik, dengan Menggelar Sobo Craft 2023

Wonosobonews.com - Pemkab Wonosobo mengadakan acara Sobo Craft Tahun 2023 dengan tema “Pesona Batik Wonosobo, Jumurung Lestari Lan Angrebaka”, dengan tujuan memberikan ruang kreativitas dan inovasi bagi pengrajin batik khas daerah ini

Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat, berharap melalui acara ini, Batik Wonosobo dapat semakin dikenal dan berkembang dengan pesat.

Kita mengajak semua elemen masyarakat untuk lebih mencintai hasil karya perajin batik di Wonosobo. Kalau bukan warga Wonosobo, siapa lagi yang mencintai dan menghargai karya ini,” tutur Afif.

Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat Menekankan bahwa gelaran ini dapat dimaksimalkan para pengrajin batik di Wonosobo untuk mengeksplorasi kreativitas mereka, Pemkab Wonosobo juga akan terus mendukung pengrajin dengan memberikan wadah dan sarana yang diperlukan dalam upaya melestarikan tradisi dan adat istiadat, sebagai bentuk penghormatan kepada nilai luhur dan kearifan lokal di masyarakat.

Lomba fashion show batik, akan menumbuhkan kecintaan kita kepada tradisi budaya daerah, sehingga semakin banyak masyarakat yang mengenal dan membeli batik serta membuka akses bagi pengusaha dan pengrajin untuk menjangkau pasar yang lebih luas, sehingga akan memberikan manfaat keberlangsungan usaha ekonomi kreatif,” imbuh Afif.

Dalam rangka bersaing di pasar lokal, regional, dan nasional, semua pihak memiliki tanggung jawab untuk mempromosikan produk-produk batik lokal ini. Batik merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang telah dipatenkan, sehingga menjadi tugas bersama untuk terus mengembangkan dan mempromosikan batik khas Wonosobo.

Dyah Retno Sulistyowati selaku Kedua Dewan Kerajinan Nasional Daerah menambahkan bahwa komitmen untuk melestarikan batik secara tidak langsung  akan meningkatkan perekonomian yang merata melalui batik. Hal ini merupakan langkah yang tepat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Wonosobo melalui batik.

Gelaran dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional pada 2 Oktober 2023 ini memperagakan 110 peraga busana batik dan 50 peserta lomba batik. Tidak hanya itu, kain batik sepanjang 35 meter dengan berbagai macam motif batik Wonosobo turut dipersembahkan dalam sebuah tarian tradisional,” jelas Dyah.

Selain peserta lomba Fashion Show, Bupati, wakil Bupati, serta istri mereka, bersama dengan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Wonosobo dan istri mereka, ikut berpartisipasi dalam parade menggunakan busana batik kreasi.

Gelaran dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional pada 2 Oktober 2023 ini memperagakan 110 peraga busana batik dan 50 peserta lomba batik. Tidak hanya itu, kain batik sepanjang 35 meter dengan berbagai macam motif batik Wonosobo turut dipersembahkan dalam sebuah tarian tradisional,” jelas Dyah.

Melalui kegiatan ini, diharapkan para perajin batik di Wonosobo dapat meningkatkan perekonomiannya dan mendapatkan lebih banyak pengakuan serta dukungan untuk karya-karya mereka.