Standard Post with Image
ekonomi

Wonosobo Bersedia Mewujudkan Infrastruktur yang Ramah dan Inklusif

Wonosobones.com - Pemerintah Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, telah menyatakan komitmennya untuk mengembangkan infrastruktur yang inklusif dalam pembangunan gedung layanan publik. Prinsip inklusi ini bertujuan untuk memastikan bahwa semua warga, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus, dapat dengan mudah dan tanpa hambatan mengakses dan memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang ada di gedung-gedung layanan publik.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (DPUPR) Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, Nurudin Ardianto, telah menyampaikan komitmen kabupaten dalam mengembangkan infrastruktur yang inklusif dalam sosialisasi Peraturan Bupati (Perbup) Nomor 17 Tahun 2023. Sosialisasi ini merupakan hasil kerja sama antara DPUPR Wonosobo dengan Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Wonosobo, serta Kemitraan Indonesia Australia Untuk Infrastruktur (KIAT). Acara ini diselenggarakan pada Kamis (9/11/2023) di Pendopo Wakil Bupati Wonosobo. 

“Komitmen kami adalah untuk memastikan bahwa seluruh gedung layanan publik di wilayah Wonosobo memenuhi standar aksesibilitas yang sesuai dengan Perbup Nomor 17 Tahun 2023 dan Peraturan Menteri PUPR Nomor 14/2017. Upaya itu akan mencakup pemeriksaan menyeluruh terhadap infrastruktur yang ada. Maka kami akan terus berkolaborasi dengan Organisasi Penyandang Disabilitas (OPD) yang ada di Wonosobo, salah satunya HWDI DPC Wonosobo sebagai OPD," ujar Nurudin Ardianto. 

Menurutnya, pembangunan gedung layanan publik di Kabupaten Wonosobo harus mudah diakses dan ramah terhadap semua kelompok masyarakat. Terlebih, Perbup tersebut merupakan turunan dari Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor 14/PRT/M/2017 Tentang Persyaratan Kemudahan Bangunan Gedung.

“Perbup tersebut merupakan aturan yang mengatur tata cara dan persyaratan yang harus dipenuhi dalam merancang, membangun, dan memelihara bangunan gedung yang inklusif bagi semua orang, termasuk penyandang disabilitas, perempuan, anak, lansia dan kaum rentan. Melalui sosialisasi ini dapat membangun pemahaman yang mendalam tentang inklusi dan pentingnya menciptakan lingkungan inklusif di gedung pelayanan publik,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua HWDI DPC Wonosobo, Maryam Ramadani, menyatakan HWDI merupakan organisasi yang berkomitmen untuk memperjuangkan hak-hak dan kesejahteraan wanita dengan disabilitas di Indonesia.

Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, bersama Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Wonosobo, melakukan pemantauan terhadap infrastruktur yang dirancang untuk menjadi ramah dan inklusif bagi penyandang disabilitas. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Kesetaraan Gender dan Inklusi Sosial dalam Infrastruktur (GESIT) yang dikolaborasikan dengan Kemitraan Indonesia Australia Untuk Infrastruktur (KIAT).

Kata Maryam, kegiatan itu selain meningkatkan pemahaman tentang Peraturan Bupati juga mendorong kolaborasi lintas sektor dalam menciptakan gedung-gedung layanan publik yang inklusif dan ramah bagi semua lapisan masyarakat di Kabupaten Wonosobo.

Untuk itu, perlunya dukungan dan partisipasi berbagai pihak pemangku kepentingan dalam upaya menjalankan sekaligus mengawal komitmen tersebut, seperti organisasi penyandang disabilitas, organisasi masyarakat sipil, pihak pemerintah, pihak swasta, dan kontraktor.

"Masing-masing pihak dapat memberikan kontribusi pada pembangunan yang inklusi dan memberi aksesibilitas yang lebih luas untuk kepentingan bersama," ujarnya.

Standard Post with Image
ekonomi

Wonosobo Meraih Sertifikat ODF Dari Gubernur Jawa Tengah Pada Hari Kesehatan Nasional

Wonosobonews.com - Peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-59 di Kabupaten Wonosobo berlangsung di Alun-alun Wonosobo, Minggu (12/11/2023).

Hari Kesehatan Nasional (HKN) diperingati setiap tanggal 12 November. Tahun ini mengambil tema 'Transformasi Kesehatan untuk Indonesia Maju'.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Wonosobo, dr Mohamad Riyatno menyampaikan, peringatan HKN menjadi peringatan untuk para insan kesehatan maupun orang-orang yang bergerak di bidang kesehatan. 

"Momentum ini secara bersama-sama berkumpul dan bersilaturahmi. Kemudian kita melaksanakan kegiatan yang kaitannya dengan HKN," ucapnya. 

Berbagai rangkaian kegiatan peringatan HKN di Wonosobo sudah berlangsung beberapa waktu lalu mulai dari lomba-lomba, seminar, dan pemberian penghargaan.

Peringatan HKN di Wonosobo bersamaan dengan dilakukannya deklarasi dan penyerahan sertifikat Open Defecation Free (ODF) dari Gubernur Jawa Tengah.

Pemerintah Kabupaten Wonosobo berhasil mencapai status ODF (Open Defecation Free) melalui upaya jangka panjang yang involvement all distrik. Salah satu program yang diimplementasikan adalah program Gerakan Masyarakat Bangun Jamban Sehat (Gema Bang Jamet).

Dalam program Gema Bang Jamet, Pemkab Wonosobo mencoba mengoptimalkan kepemilikan jamban bagi seluruh masyarakat Wonosobo agar tercipta sanitasi lingkungan yang sehat.

Selain itu, kepemilikan jamban sehat ada korelasinya dengan upaya Pemkab Wonosobo dalam penurunan angka stunting.

Sejak Agustus 2023 Kabupaten Wonosobo sudah mulai proses mencapai akses masyarakatnya menuju jamban 100 persen. 

"Pada waktu itu kita baru berbicara akses belum pada kepemilikan. Akses itu sudah 100 persen semuanya ke arah jamban yang layak bukan lagi BAB di sembarang tempat. Itu sudah kita raih sesuai dengan target yg disampaikan pak Bupati," jelasnya.

Sesuai target Bupati Wonosobo, pada September 2023 semua kecamatan di Kabupaten Wonosobo sudah mendeklarasikan ODF.

"Dan dari capaian itu kemudian dilakukan telaah dan visitasi di lapangan oleh Dinkes provinsi dan OPD provinsi terkait. Akhirnya dinyatakan bahwa bulan September kemarin mendapatkan sertifikat ODF untuk Kabupaten Wonosobo dari Gubernur Jateng," jelasnya.

Dalam momentum HKN ini, masyarakat dapat melakukan gerakan perilaku hidup bersih dan sehat serta melaksanakan gerakan masyarakat sehat (germas) secara keseluruhan.

Standard Post with Image
ekonomi

Puan Dukung Infrastruktur-UMKM Dikembangkan di Kawasan Wisata Wonosobo

 Wonosobonews.com - Ketua DPR RI Puan Maharani berkunjung ke kawasan Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah. Dia mendukung kawasan yang tengah diusulkan menjadi Geopark Nasional ini untuk melakukan peningkatan infrastruktur agar dapat mendukung pengembangan usaha mikro kecil menengah (UMKM) setempat.

Puan Maharani selaku Ketua DPR RI melakukan kunjungan ke kawasan Dieng. Dia adalah salah seorang yang mendukung kawasan Dieng menjadi Geopark Nasional dengan melakukan peningkatan infrastruktur agar dapat mendukung pengembangan UMKM setempat. 

“Saat ini pengembangan infrastruktur di kawasan Dieng perlu ditingkatkan lagi. Sehingga mendukung pengembangan wisata kawasan Dieng agar makin menjadi tujuan wisatawan lokal maupun mancanegara,” ucap Puan dalam keterangan tertulis seperti dilansir dari detikcom, Minggu (27/8/2023).

“Peningkatan infrastruktur juga dapat mendukung pengembangan UMKM yang diharapkan dapat menumbuh-majukan perekonomian masyarakat setempat, terutama yang berada di kawasan Dieng,” tambahnya.

Puan juga menyempatkan sarapan roti bakar di Pasar Induk Wonosobo, Pasar Induk yang merupakan kawasan UMKM.

Dia mengungkapkan roti bakar di lokasi ini dibuat menggunakan arang, sehingga menghadirkan cita rasa yang menarik.

“Roti bakar ini buka sejak subuh dan merupakan produk olahan rumahan yang cukup terkenal. Semoga semakin banyak produk UMKM yang bisa melebarkan usahanya, sehingga meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar,” harapnya.

Usai sarapan, Puan yang didampingi Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat mengunjungi kawasan Dieng. Dia datang menjelang subuh karena mengaku penasaran dengan fenomena embun upas yang kerap muncul di Dieng saat musim kemarau.

Fenomena embun upas ini seringkali menjadi viral dan umumnya terjadi di awal pagi di kawasan Dieng, khususnya di Wonosobo. Meskipun memukau secara visual, embun upas dapat mengancam kelangsungan hidup tanaman kentang. Nama "upas" disematkan karena getah dari pohon tersebut dikenal sebagai zat beracun.

Puan pun menyaksikan munculnya fenomena embun upas yang dihasilkan dari suhu udara sejuk hingga membuatnya beku menyerupai salju tepat dari depan Candi Arjuna.

“Bersyukur bisa menikmati udara segar di sini. Udara seperti ini yang tidak bisa dinikmati di ibukota. Di sini kita bisa melihat fenomena alam yang meskipun terlihat indah, tapi punya sisi negatifnya bagi tanaman kentang,” tuturnya.

Setelah berkeliling menikmati keindahan Candi Arjuna, Puan menyempatkan diri singgah di salah satu kios oleh-oleh yang berada di kawasan tersebut. Dia mendatangi kios milik Sumarsih dan membeli beberapa oleh-oleh khas Dieng, seperti Carica Sumbing Segar, Dendeng Gepuk, dan Kacang Dieng.

Sambil berbelanja, Puan berbincang dengan pemilik kios tentang penjualan oleh-oleh di kawasan Dieng. Hal itu karena tidak sedikit masyarakat sekitar menggantungkan mata pencahariannya dengan berdagang oleh-oleh khas kawasan wisata itu.

Sumarsih pun mengungkapkan penjualan biasanya ramai di Sabtu dan Minggu. Sementara saat hari biasa cenderung sepi. Adapun dalam sehari di akhir pekan Sumarsih bisa mendapatkan untung bersih hingga Rp 300.000.

Setelah berbelanja, mantan Menko PMK itu berjalan sekitar 2,5 kilometer melewati jalan yang cukup curam dari bawah Kawah Sikunir menuju Air Terjun Sikarim.

Setelah berbelanja, mantan Menko PMK itu melangkahkan kakinya sekitar 2,5 kilometer melintasi jalan berkontur curam dari bawah Kawah Sikunir menuju Air Terjun Sikarim. Pada kesempatan yang sama, Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat, mengucapkan terima kasih atas kunjungan Puan untuk meninjau kawasan Dieng. Dia juga memohon dukungan Puan selaku Ketua DPR dalam pengembangan Dieng menjadi Geopark Nasional.

“Saya senang Mbak Puan bisa berkunjung ke sini. Ini merupakan bukti dukungan beliau untuk memantapkan kawasan ini menjadi Geopark Nasional. Selain itu kami bersama Pemda Banjarnegara sedang meminta status Geopark Nasional ke pemerintah pusat. Semoga tahun 2023 ini bisa terealisasikan,” ungkap Afif.

Dia menjelaskan status Geopark Nasional diajukan karena kawasan Dieng memiliki keragaman budaya, keanekaragaman hayati. Saat ini, kawasan Dieng tengah menjalani revitalisasi sejak Juli 2023 yang ditargetkan selesai pada 18 Juli 2024.

“Wonosobo ingin menjadi daerah wisata. Wisata Wonosobo itu ya Dieng. Sekarang kami sedang melakukan revitalisasi di beberapa titik destinasi, terkait infrastruktur,” ucapnya.

Adapun kompleks revitalisasi yang masuk dalam wilayah Wonosobo adalah kompleks wisata Telaga Warna, Sikunang, dan Sembungan. Sedangkan Banjarnegara akan merevitalisasi kompleks Candi Arjuna, Kawah Sikidang, dan komplek Aswatama.

Terkait akses menuju Dieng, lanjut Afif, jalan menuju Dieng dari Bandara Internasional Yogyakarta tengah diperbaiki guna menunjang wisatawan yang hendak menuju kawasan Dieng.

“Kami juga sedang mengintegrasikan event-event di Borobudur dengan wisata Dieng. Jadi wisatawan yang ke Borobudur bisa terhubung ke kawasan Dieng,” ucapnya. 

 

 

Standard Post with Image
Wisata

Menteri PUPR akan Renovasi Kawasan Wisata Dieng, Simak Apa Saja yang Diperbaiki

Wonosobonews.com - Demi mengembangkan pariwisata di Jawa Tengah, Kementerian PUPR akan merenovasi kawasan Dataran Tinggi Dieng. Basuki Hadimuljono selaku Menteri PUPR menjelaskan dengan adanya renovasi tersebut diharapkan dapat menarik wisatawan domestik maupun mancanegara untuk berkunjung ke kawasan Dieng, sehingga meningkatkan perekonomian masyarakat. 

"Penataan kawasan wisata juga untuk memberikan pelayanan yang baik bagi para pengunjung yang datang," ungkap Basuki dalam keterangannya, Selasa (16/5/2023).

Saat ini penataan kawasan wisata Dieng dalam tahap pematangan proses lelang dan pekerjaan penataan akan dimulai pada tahun ini. Luas area yang ditata mencapai 5,7 hektare dari luas total kawasan wisata Dieng 4.600 hektare.

Lokasi penanganan meliputi kompleks Candi Arjuna dan kawasan Sikidang di Banjarnegara, serta kawasan Telaga Warna, Bukit Sikunir, dan kawasan Sikidang di Wonosobo.

Lingkup pekerjaan setiap kawasan wisata rata-rata meliputi renovasi bangunan utama; pembangunan kantor pengelola, musala, gudang, dan ruang tiket/informasi; penataan area amfiteater/camping ground, kios pedagang, dan area parkir; serta lanskap.

Kementerian PUPR membangun infrastruktur kawasan Dieng secara teliti dan detail yang mengedepankan artistik dengan memaksimalkan potensi lokal dan segala kekayaan alamnya.

Misalnya penataan kawasan Bukit Sikunir yang dilengkapi amphitheater diharapkan akan mendukung kegiatan seni dan budaya lokal dengan harapan mampu menciptakan penataan ruang publik yang sesuai dengan karakteristik dan kearifan lokal budaya daerah, sehingga dapat mendatangkan devisa, membuka lapangan kerja serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal.

Standard Post with Image
Wisata

Dieng Diselimuti Embun Es Selama Dua Minggu yang Suhunya Capai Nol Derajat Celcius

Wonosobonews.com - Dataran tinggi Dieng kembali membeku Minggu (20/8) pagi ini. Sudah dua minggu lamanya, Dieng diselimuti embun es. Fenomena itu pun memecahkan rekor.

Selama 14 hari berturut-turut kompleks Candi Arjuna ditutupi embun es setiap paginya, yang diketahui hingga 0 derajat Celcius. Turunnya suhu udara di dataran tinggi Dieng ini mencetak rekor baru.

Pembuat aplikasi suhu udara Dieng sekaligus pegawai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banjarnegara, Aryadi Darwanto mengatakan, meski suhu udara di kompleks candi tidak sampai minus, namun embun tetap membeku pagi ini.

"Suhu terendah pagi ini 0 derajat. Tetapi meski tidak sampai minus embun pagi ini tetap membeku," terangnya saat dihubungi, Minggu (20/8/2023).

Ia menyampaikan membekunya embun es pagi ini memecahkan rekor baru. Selama 14 hari terakhir, embun terus membeku setiap pagi di kompleks Candi Arjuna.

 

"Ini rekor baru 14 hari berturut-turut setiap pagi di kompleks Candi Arjuna Dieng embun terus membeku. Untuk musim kemarau memang embun di kompleks Candi Arjuna dan Candi Setyaki sering membeku. Tetapi ini terus terjadi setiap hari," ungkapnya.

Namun, suhu udara di dataran tinggi Dieng setiap pagi tidak sama. Berdasarkan alat pengukur suhu udara yang berada di lapangan kompleks Candi Arjuna, suhu udara sempat turun hingga minus 3 derajat pada, Senin (14/8) lalu.

"Suhu udara setiap pagi di dataran tinggi Dieng tidak sama. Pagi ini 0 derajat, pernah minus 3 derajat," sebutnya.

Aryadi menambahkan, ada kemungkinan rekor munculnya embun es di kompleks Candi Arjuna masih berlanjut, mempertimbangkan prediksi BMKG bahwa embun es akan terjadi hingga Bulan September

"Kalau prediksi besok masih berlanjut (embun beku). Karena sesuai prediksi BMKG fenomena alam embun es ini akan terjadi hingga Bulan September," tambahnya.