Standard Post with Image
ekonomi

YUDIAN WAHYUDI MERESMIKAN DJOGLO SOEKARNO DI WONOSOBO

Wonosobonews.com - Kepala BPIP Yudian Wahyudi meresmikan Djoglo Soekarno di Desa Talunombo, Wonosobo, Jawa Tengah. Yudian mengatakan bahwa Djoglo Soekarno akan menjadi pusat penelitian bagi masyarakat untuk menjalankan sistem gotong-royong sesuai dengan butir-butir Pancasila.

"Sebagai bangsa yang merdeka, masyarakat Wonosobo dan masyarakat Indonesia pada umumnya, memiliki pedoman hidup yang utuh dan dipegang teguh secara turun-temurun.

BPIP memandang perlu adanya tambahan penjabaran mengenai Sistem Ekonomi Pancasila yang menjamin kegiatan ekonomi masyarakat berlandaskan asas kekeluargaan dan gotong-royong.

"Tentunya, dengan harapan Sistem Ekonomi Pancasila dapat menunjukan keberpihakan yang berimbang bagi masyarakat dan memberikan seluas-luasnya kebebasan berusaha kepada masyarakat" ucapnya.

Pemerintah berharap Sistem Ekonomi Pancasila dapat mendorong kesejahteraan, pengentasan kemiskinan, dan penciptaan lapangan kerja melalui UKM dan usaha besar, serta menjaga kemajuan pembangunan ekonomi.

 

"Kami ingin ekonomi dan budaya memegang peranan penting dalam terwujudnya aktualisasi nilai-nilai Pancasila di masyarakat," tegasnya.

Ia juga berharap, masyarakat di Talunombo dapat menjalankan literasi Pancasila dengan berjalannya sistem gotong-royong yang ada di lingkungan dengan memanfaatkan alam sehingga bisa menjadikan pendapatan di masyarakat.

"Pengolahan limbah sampah yang dilakukan oleh desa ini sudah sangat brilian dengan memberikan pendapatan tambahan kepada masyarakat. Dan saya juga sudah melihat langsung proses pengolahan limbah sampah bisa dijadikan bahan bakar solar sehingga bisa menjalankan perputaran ekonomi di Desa Talunombo." paparnya.

Kegiatan ini dihadiri oleh Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi dan Jaringan Ir. Prakoso M.M., Bupati Wonosobo yang diwakili oleh Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik Ahmad Fathoni, serta Kepala Desa Talunombo Badarudin.

Standard Post with Image
ekonomi

PDM WONOSOBO BAGIKAN LIMA TON BERAS KE WARGA USAI APEL MILAD

Wonosobonews.com - Puncak acara milad 111 Muhammadiyah di Wonosobo digelar di halaman SMA Muhammadiyah pada 18 November 2023. Dalam kesempatan tersebut, 1000 kantong beras dibagikan kepada masyarakat.

Dimulai dengan melakukan apel bersama 500 peserta dari perwakilan seluruh lembaga di bawah Muhammadiyah. "Apel serentak ini juga kita selenggarakan di seluruh cabang. Di Wonosobo kita memiliki 17 cabang Muhammadiyah yang tersebar di seluruh wilayah," terang Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Bambang Wen usai apel, kemarin.

Acara milad Muhammadiyah di Wonosobo digelar sederhana, namun Bambang mengaku ada beberapa kegiatan yang dilakukan, yaitu parenting kepada wali murid, pemberian penghargaan kepada tokoh berjasa, dan pembagian beras.

"Mudah-mudahan Muhammadiyah bisa berkontribusi membantu pemerintah dalam mensejahterakan masyarakat. Utamanya di bidang pendidikan, sosial dan kemasyarakatan," lanjutnya.

PDM Wonosobo menyalurkan 5 ton beras dalam 1000 kantong. Masing-masing kantong berisi 5 kg. 300 kantong dibagikan ke warga sekitar kantor PDM, sedangkan 700 kantong dibagikan ke seluruh cabang.

Standard Post with Image
ekonomi

SENTRA TEMBAKAU DESA TIENG WONOSOBO BERINOVASI MEMBUAT PRODUK TEMBAKAU YANG BERKUALITAS

Wonosobonews.com - Sentra Tembakau Swating Desa Tieng, Kecamatan Kejajar, Wonosobo, menawarkan berbagai macam produk olahan tembakau. Tembakau Tieng Wonosobo telah dikenal sejak lama karena kualitasnya yang baik dan khas.

Tumbuhan tembakau yang tumbuh di desanya lebih dikenal dengan nama Tembakau Swating.

Ahmad Fauzi selaku Ketua Sentra Tembakau Swating Desa Tieng mengatakan warga setempat telah memproduksi tembakau secara turun temurun di rumahnya. 

Produk unggulan tembakau yang diproduksi di Desa Tieng ada beberapa macam seperti tembakau garangan.

"Ini kita satu dua tahun ini diversifikasi produk, di luar itu kita produksi tembakau lembutan bukan di bakar tapi dirajang dijemur," ungkapnya.

Tembakau garangan diproduksi setiap satu tahun sekali yakni di bulan Juli hingga September.

Selain itu tembakau instan juga diproduksi di sentra ini. Tembakau instan diolah khusus bagi penikmat nglinting dewe (tingwe).

"Campuran ada yang kemenyan, cengkeh, dan berbagai rasa lainnya," tambahnya.

Sementara itu, produk terbarunya berupa cerutu yakni olahan daun tembakau murni yang digulung atau dilinting.

Berbeda dengan tembakau garangan yang diproduksi setahun sekali, untuk cerutu bisa diproduksi secara berkelanjutan selama bahan baku masih tersedia.

"Sementara ini cerutu baru melayani pesanan saja. Karena belum bisa produksi skala besar karena produksinya menggunakan tangan belum memakai mesin," ungkapnya. 

Harga olahan produk hasil tembakau berbeda-beda, tergantung jenis olahan dan kualitas tembakau. Tembakau garangan, misalnya, harganya cenderung fluktuatif karena dipengaruhi cuaca.

Cuaca panas menyebabkan harga tembakau garangan menjadi tinggi. Harga satu jerigen dengan kualitas yang baik bisa mencapai Rp 1 juta, sedangkan kualitas yang kurang baik sekitar Rp 500 ribu.

Standard Post with Image
ekonomi

STADION WONOLELO DAPAT MENAMPUNG 10 RIBU PENONTON DAN AKAN MENJADI STADION TERMEGAH DI WONOSOBO

Wonosobonews.com - Pembangunan stadion Wonolelo di Kabupaten Wonosobo masih terus berlangsung. Stadion ini menjadi stadion pertama di Kabupaten Wonosobo yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas olahraga, sehingga sangat dinantikan oleh masyarakat.

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Wonosobo Tono Prihatono menyampaikan pembangunan Stadion Wonolelo direncanakan melalui 3 tahap.

Memasuki tahun kedua pembangunan, dimana pembangunan Stadion Wonolelo sudah berlangsung dari tahun 2022 dan akan berlangsung selama 3 tahun berturut-turut.

"Alhamdulillah di tahun pertama penataan lahan pembuatan lapangan, penahan dinding. Tahun ini sudah masuk ke kerangka bangunan stadionnya," ungkapnya, Jumat (17/11/2023).

Kadis Tono menyebut total anggaran keseluruhan yang dibutuhkan untuk betul-betul menyelesaikan Stadion Wonolelo mencapai angka 40 miliar rupiah.

Lebih lanjut dijelaskan, pada tahap pertama anggaran 4,5 miliar rupiah telah digelontorkan. Begitu juga untuk tahun kedua ini dengan jumlah yang sama 4,5 miliar rupiah. 

Jika dihitung dari keseluruhan hingga saat ini progres pembangunan stadion baru sekitar 30 persen. Sebelumnya ditargetkan pembangunan Stadion Wonolelo selesai pada tahun 2024. 

"Pembangunan dengan skema multiyears. Jadi ya karena APBD kita sepertinya ada kendala, maka kita bertahap dalam menyelesaikan itu. Semoga anggaran di tahun 2024 bisa dipenuhi agar bisa menyelesaikan keseluruhan stadion," terangnya. 

Berlokasi di Desa Wonolelo, Kecamatan Wonosobo, yang terletak di jalur alternatif Wonosobo-Banjarnegara, diharapkan dapat turut meningkatkan perekonomian masyarakat di sekitarnya.

Stadion berkapasitas 10.000 orang ini akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung, tidak hanya untuk olahraga sepak bola, tetapi juga cabang olahraga lainnya.

Standard Post with Image
ekonomi

DISPARBUD WONOSOBO MENGGANDENG MEDIA MASSA GUNA ANGKAT POTENSI WISATA BUDAYA DAN EKONOMI KREATIF

Wonosobonews.com - Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Wonosobo mengadakan perjanjian kerja sama dengan beberapa media massa.

Kerja sama dalam berbagai bentuk untuk mempromosikan pariwisata, budaya, dan ekonomi kreatif di Kabupaten Wonosobo. Kerja sama ini tidak terbatas pada pemberitaan di media, tetapi juga dapat dikolaborasikan melalui berbagai kegiatan.

“Bisa kerjasama event, karena kami sudah memiliki fasilitas untuk kegiatan seni pertunjukan,”ujarnya di di ruang rapat kantor Disparbud Wonosobo, Selasa (14/11/2023).

Kepala Disparbud Kabupaten Wonosobo Agus Wibowo mengatakan, pihaknya tengah membangun ruang publik untuk memfasilitasi kegiatan masyarakat, khususnya seni pertunjukan. Fasilitas yang mendukung kegiatan promosi wisata budaya juga tengah dibangun di Taman Rekreasi Kalianget dan Mendolo.

Kepala Disparbud Kabupaten Wonosobo Agus Wibowo mengatakan, promosi pariwisata di Kabupaten Wonosobo saat ini tidak lagi hanya fokus pada Dieng, tetapi juga pada lima destinasi wisata baru, yaitu kawasan Kalianget, Sindoro Sumbing, Sapuran Kepil, Serayu, dan Wadaslintang.

Dengan kerja sama tersebut, diharapkan potensi Wonosobo akan terangkat. Tidak hanya budaya, wisata namun berbagai ide dan inovasi di bidang ekonomi kreatif akan muncul.