Standard Post with Image
wonosobo terkini

Keberanian dan Keterampilan Bocah 3 Tahun Ikut Ujian Tari di Sanggar Sekar Tanjung

Wonosobonews.com - Para penari pemula dari Sanggar Tari dan Rias Sekar Tanjung, Wonosobo, telah mengikuti evaluasi tahunan di RM. Wonoboga pada Minggu, 4 Agustus 2024. Yularti, pimpinan dan penata tari sekaligus guru sejarah, menjelaskan bahwa evaluasi ini bertujuan memberikan kesempatan kepada penari pemula untuk mengenal dan mengembangkan kemampuan mereka dalam menguasai jenis tarian yang lebih tinggi. Selain itu, evaluasi ini juga berfungsi untuk melatih mental dan menumbuhkan kecintaan siswa terhadap budaya bangsa.

"Kelas pemula ini merupakan kelas dasar di mana mereka diajarkan untuk menguasai gerak dasar tari terlebih dahulu, kemudian diberikan materi tari. Adapun materi yang diujikan di kelas pemula ini adalah tari gembira, tari pingo, tari caping, tari midat-midut, dan tari sesonderan. Jika mereka dianggap mumpuni dalam menguasai materi tersebut, maka akan mendapat kesempatan untuk mempelajari tarian lainnya," tutur Yularti.

Yularti juga menambahkan, "Mereka akan dinilai dan dievaluasi setiap tahunnya, baik dari kami sendiri maupun dari para juri yang hadir, dan akan diberikan komentar. Nantinya, mereka akan mendapatkan nilai dan raport. Jika dianggap mumpuni, para penari ini dapat naik kelas ke madya dan mempelajari berbagai jenis tari yang dikembangkan oleh Sanggar Tari dan Rias Sekar Tanjung."

Revina, salah satu pelatih tari sanggar, menjelaskan bahwa evaluasi tahunan ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana penguasaan tarian oleh para anak didik kelas pemula, yang sejauh ini menunjukkan antusiasme yang tinggi.

Retno, salah satu juri penilai yang juga Kepala Sekolah TK Negeri Pembina Wonosobo, memberikan apresiasi terhadap perkembangan sanggar ini dan para pelatih yang sabar mengajarkan anak-anak usia dini, bahkan yang berusia 3 tahun. "Luar biasa para pelatihnya. Dia memberikan apresiasi luar biasa untuk anak-anak yang mengikuti ujian kenaikan kelas ini. Dengan usia yang masih dini, mereka mampu menguasai tarian dengan baik dan sangat bersemangat."

Lailiyah, orang tua dari siswa termuda, Sabhira, yang berusia 3 tahun, menyatakan dukungannya dengan antusiasme dan memotivasi anaknya untuk mengikuti ujian tari. Menurutnya, dukungan orang tua sangat penting untuk mendukung perkembangan anak secara maksimal.

Standard Post with Image
wonosobo terkini

HUT ke 67 PT Perkebunan Tambi Wonosobo Gelar Donor Darah untuk Masyarakat

Wonosobonews.com - Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) yang ke-67, PT Perkebunan Tambi Wonosobo mengadakan kegiatan donor darah di halaman perusahaan. Wonosobo, 8 Agustus 2024 acara ini dilaksanakan pada hari Kamis, 8 Agustus 2024, bekerja sama dengan Unit Donor Darah Palang Merah Indonesia (PMI) Wonosobo.

Kegiatan ini diikuti oleh karyawan PT Perkebunan Tambi serta mitra dari lingkungan sekitar. Direktur Umum dan Keuangan PT Perkebunan Tambi, Yoyok Setiawan, menyatakan bahwa donor darah ini merupakan bentuk kontribusi sosial perusahaan kepada masyarakat Wonosobo. "Donor darah ini merupakan bakti sosial yang sangat diperlukan di Wonosobo, karena sering kali stok darah di PMI tidak mencukupi untuk kebutuhan mendesak dari rumah sakit-rumah sakit," ujar Yoyok.

Sebanyak 67 karyawan perusahaan menjadi pendonor, sesuai dengan usia perusahaan. "Kami membatasi jumlah pendonor menjadi 67 orang untuk menandai ulang tahun ke-67 perusahaan. Namun, peserta yang mendaftar melebihi 70 orang, sebagai cadangan jika ada yang tidak dapat mendonorkan darahnya secara optimal," tambah Yoyok.

Tema HUT ke-67 tahun ini adalah "Jas Merah," singkatan dari "Jangan Sekali-sekali Melupakan Sejarah." Tema ini dipilih untuk mengingatkan semua pihak akan jasa-jasa para pendiri perusahaan yang telah membangun PT Perkebunan Tambi hingga mencapai usia 67 tahun. "Tidak banyak perusahaan yang dapat bertahan lama, dan Alhamdulillah PT Perkebunan Tambi terus berkembang dari waktu ke waktu," ungkap Yoyok.

Yoyok berharap bahwa melalui kegiatan ini, PT Perkebunan Tambi dapat terus memberikan manfaat bagi masyarakat dan tetap menjadi kebanggaan bagi kota Wonosobo. Salah satu peserta, Vidya Lintang dari BMT Marhamah Wonosobo, mengungkapkan kebahagiaannya berpartisipasi. "Ini adalah kali pertama saya mendonorkan darah di PT Perkebunan Tambi. Selain membantu sesama, saya merasa tubuh lebih sehat dan segar setelah mendonorkan darah," ujarnya.

Selain kegiatan donor darah, rangkaian perayaan HUT ke-67 juga mencakup ziarah ke makam para pendiri perusahaan dan senior yang telah berpulang. Puncak perayaan akan dilaksanakan pada 14 Agustus 2024 dengan acara pembagian hadiah di halaman PT Perkebunan Tambi, Wonosobo.

 

Standard Post with Image
wonosobo terkini

Strategi Pemkab Wonosobo Berhasil Turunkan Angka Kemiskinan

Wonosobonews.com - Kabupaten Wonosobo mencatat penurunan angka kemiskinan pada tahun 2024, dari 15,58 persen menjadi 15,28 persen. Penurunan sebesar 0,3 persen ini menjadi motivasi untuk terus meningkatkan upaya pengentasan kemiskinan di daerah tersebut.Wonosobo, 8 Agustus 2024.

Selama periode 2019-2023, perkembangan angka kemiskinan di Kabupaten Wonosobo mengalami fluktuasi. Pada tahun 2020-2021, angka kemiskinan meningkat akibat dampak pandemi Covid-19. Namun, angka kemiskinan kemudian menunjukkan penurunan pada tahun-tahun berikutnya, yaitu 2022, 2023, dan 2024.

Indeks Keparahan Kemiskinan Kabupaten Wonosobo juga mengalami penurunan pada tahun 2024, dari 0,63 pada tahun 2023 menjadi 0,60 pada tahun 2024. Penurunan ini menandakan bahwa ketimpangan pengeluaran antar penduduk miskin semakin menurun.

Selain itu, Indeks Kedalaman Kemiskinan Kabupaten Wonosobo turun dari 2,60 pada tahun 2023 menjadi 2,41 pada tahun 2024. Penurunan nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan menunjukkan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin semakin mendekati garis kemiskinan.

Meskipun mengalami penurunan, tingkat kemiskinan Kabupaten Wonosobo masih lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata kemiskinan Provinsi Jawa Tengah (10,47%) dan Nasional (9,03%). Kabupaten Wonosobo berada di peringkat ketiga dengan tingkat kemiskinan tertinggi di Jawa Tengah, setelah Kebumen (15,71%) dan Brebes (15,60%). Peringkat di bawah Wonosobo diisi oleh Pemalang (14,92%) dan Purbalingga (14,71%).

Penurunan angka kemiskinan ini merupakan hasil dari upaya Pemerintah Kabupaten Wonosobo dan berbagai pihak terkait. Pemerintah Kabupaten Wonosobo menerapkan tiga strategi utama dalam penanganan kemiskinan: mengurangi beban pengeluaran, meningkatkan pendapatan, dan mengurangi kantong kemiskinan.

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2021-2026, ketiga strategi tersebut telah diimplementasikan melalui program unggulan bupati, yakni Wonosobo Makmur, serta kebijakan yang secara langsung menyasar rumah tangga miskin.

Standard Post with Image
wonosobo terkini

Pria Paruh Baya Ditemukan Meninggal di Kamar Mandi Hotel Dieng Wonosobo

Wonosobonews.com - Seorang pria paruh baya berinisial M ditemukan meninggal dunia di kamar mandi Hotel Dieng, Wonosobo, pada Selasa (6/8/2024) malam. Hingga saat ini, penyebab pasti kematiannya belum diketahui. Namun, dugaan kuat menyebutkan bahwa korban yang berdomisili di Bekasi itu mengalami sakit.

"Mayat korban ditemukan oleh penjaga Hotel Dieng pada Selasa (6/8/2024) malam," ungkap Kapolsek Wonosobo, AKP Sunaryono. Korban diketahui masuk ke hotel tersebut pada Senin (5/8/2024) pukul 17.30 WIB. Menurut keterangan saksi, korban sempat pamit pergi ke Garung pada Selasa pagi pukul 04.30 WIB dan kembali ke hotel pukul 10.00 WIB dalam keadaan sehat.

Sekitar pukul 13.00 WIB, penjaga hotel tengah membersihkan lantai kamar korban dan melihat pintu kamar mandi tertutup. Ia mengira korban masih berada di dalam kamar mandi. Namun, hingga pukul 18.30 WIB, korban tak juga keluar. Khawatir terjadi sesuatu, penjaga hotel memecahkan kaca kamar mandi dan menemukan korban telah meninggal dunia dalam posisi bersandar di bak mandi dengan celana terbuka.

Kapolsek Sunaryono menambahkan bahwa di kamar korban ditemukan sebuah tas ransel yang berisi beberapa obat-obatan, satu pak rokok merk Mitra, satu ponsel, dan dompet berisi surat-surat seperti SIM dan KTP. 

Polsek Wonosobo kemudian menghubungi pihak keluarga korban berdasarkan identitas yang ditemukan. Perwakilan keluarga menerima kejadian ini dengan ikhlas dan tidak menuntut proses hukum lebih lanjut.

 

Standard Post with Image
wonosobo terkini

Kukuh Hariyawan, Seorang Desainer Kebaya dari Wonosobo yang Mendunia

Wonsobonews.com - Kukuh Hariyawan, seorang perancang busana terkenal asal Wonosobo, telah berhasil membawa kebaya tradisional hingga ke panggung internasional. Kebaya Adhikari, karyanya yang terkenal, telah tampil dalam berbagai peragaan busana di luar negeri, mulai dari Malaysia hingga Prancis. Bahkan, kebaya rancangannya juga telah terjual hingga ke Amerika Serikat.

Kukuh bukan hanya dikenal di luar negeri, tetapi juga di dalam negeri. Banyak karyanya yang dikenakan oleh artis-artis terkenal Indonesia seperti Iis Dahlia, Trio Macan, Happy Asmara, Fitri Carlina, dan Catherine Wilson. Dengan reputasi yang begitu tinggi, tak heran jika harga kebayanya mencapai puluhan juta rupiah, dan menjadi incaran para pecinta kebaya.

Sebagai putra asli Wonosobo, Kukuh berkomitmen untuk berkontribusi bagi daerahnya. Di Kecamatan Selomerto, Wonosobo, ia terus memproduksi kebaya dengan melibatkan masyarakat sekitar. "Total ada 12 orang yang membantu saya baik pasang payet ataupun jahit. Itu semua ibu-ibu yang umurnya sudah di atas 40 tahun dan mereka tidak memiliki ijazah. Saya sengaja agar bisa memberdayakan mereka," jelasnya.

Kukuh memiliki tekad kuat untuk mengembangkan kebaya menjadi busana yang digemari oleh anak muda. Saat ini, ia mulai merambah ke model kebaya kasual yang bisa dikenakan oleh siapa saja dan kapan saja. Dalam waktu dekat, pada 10 Agustus mendatang, ia akan menggelar fashion show tunggal di Yogyakarta. Sebanyak 57 koleksi kebaya modern kasual miliknya telah dipersiapkan dengan matang. Tidak hanya itu, ia juga akan mengkolaborasikan karya-karyanya dengan konsep kekayaan budaya Wonosobo, salah satunya kesenian Lengger.

Kukuh berbagi cerita tentang perjalanan kariernya dalam dunia fashion. Keahliannya dalam merancang busana ia dapatkan secara otodidak, tanpa pernah mengenyam pendidikan formal di bidang fashion. Ia memulai kariernya dengan bekerja di beberapa desainer, yang kemudian menjadi guru terbaiknya dalam belajar mendesain. "Saya adalah seorang desainer yang tidak bisa menggambar, karena tidak sekolah fashion. Jadi, saya membuat desain langsung di patung, membentuknya secara manual," ungkapnya.

Pada tahun 2009, Kukuh mulai berani membuat kebaya dengan namanya sendiri. Kecintaan pada budaya Jawa membuatnya bertekad mengangkat kebaya sebagai fashion yang lebih dikenal. "Kenapa memilih kebaya? Karena saya ingin menjadi orang Jawa yang tidak kehilangan Jawanya. Melestarikan budaya adalah hal yang penting," ujarnya.

Pada tahun 2014, lahirlah Kebaya Adhikari, yang kini telah memperoleh Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI). Karya ini terus melambungkan nama Kukuh hingga hari ini. Kukuh berharap kesuksesannya dapat memotivasi anak-anak muda Wonosobo yang memiliki bakat serupa. "Semoga nanti khusus daerah Wonosobo tidak hanya saya akan muncul Kukuh muda yang lain, saya terbuka untuk bisa belajar bersama," tandasnya.