Standard Post with Image
Wisata Wonosobo

Pesta Lampion Air dan Berbagai Atraksi di Menjer Lake Fest Wonosobo

Wonosobonews.com - Menjer Lake Fest akan menjadi sorotan utama di Kabupaten Wonosobo pada hari Sabtu, 10 Agustus 2024, dengan berbagai acara menarik yang tidak boleh dilewatkan.

Acara ini berlangsung di sekitar objek wisata Telaga Menjer, mencakup Pelataran Bukit Seroja dan Ranukamba Park. Bukit Seroja menawarkan pemandangan indah Telaga Menjer dan Kota Wonosobo dari ketinggian, sedangkan Ranukamba Park, terletak di lereng hutan pinus, menyediakan fasilitas penginapan, cafe, dan area duduk untuk bersantai.

Berbagai kegiatan menarik yang akan disajikan selama Menjer Lake Fest meliputi:

  1. Jeep Tour Panama & Kahyangan Skyline
  2. Cultural Grace (Pertunjukan Kesenian Lengger/Special Traditional Performance dari UGM)
  3. UMKM Expo
  4. Water Lantern atau Lampion Air
  5. Live Acoustic

Penyanyi terkenal Hamas Sujiwo juga akan hadir untuk meramaikan acara ini.

Tiket untuk Menjer Lake Fest dapat dibeli seharga Rp 180.000 melalui link pembelian (bit.ly/menjerlakefest2024). Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi Instagram: @menjer.lakefest, Email: [email protected], Tiktok: @garung.bernaung, atau hubungi WA/Telp: 08971385912 (Indra Maulana).

Standard Post with Image
wonosobo terkini

Warga Gondang Gugat Praperadilan Polres Wonosobo

Wonosobonews.com - Masrut Dwi Putra, warga Gondang, Kecamatan Watumalang, Wonosobo, mengajukan gugatan praperadilan terhadap Polres Wonosobo di Pengadilan Negeri Wonosobo. Gugatan ini terkait penangkapan dirinya dan ibunya, Sulasih, yang dilakukan oleh aparat kepolisian Polres Wonosobo.

Gugatan tersebut diwakili oleh Pandawa Law Firm Yogyakarta, dengan sidang pertama yang digelar pada Rabu (7/8). Hingga kini, proses praperadilan masih berlangsung dan diperkirakan akan berjalan beberapa hari ke depan.

Masrut menggugat setelah ia ditangkap oleh polisi atas tuduhan terkait kasus bisnis properti yang sedang ia jalani dengan pihak pelapor. Kuasa hukum Masrut, Giovani Sawolfarm, menyesalkan penangkapan tersebut, yang menurutnya seharusnya baru dilakukan setelah proses hukum selesai dan ada putusan persidangan.

Giovani menjelaskan bahwa masalah ini berawal dari perselisihan bisnis antara kliennya dan rekannya. Karena tidak ada kesepakatan, kedua belah pihak melaporkan masalah tersebut ke Pengadilan Negeri Wonosobo. Meskipun proses hukum masih berlangsung, polisi mengeluarkan surat penangkapan dan penahanan terhadap kliennya, yang menurut Giovani belum seharusnya dilakukan.

Pada sidang lanjutan Kamis (9/8), pihak Masrut menghadirkan saksi ahli untuk menjelaskan mekanisme penangkapan yang benar sesuai undang-undang. Saksi ahli menyatakan bahwa kasus ini seharusnya ditangguhkan terlebih dahulu dan belum bisa dilanjutkan.

Kasatreskrim Polres Wonosobo, AKP Kuseni, membenarkan bahwa pihaknya tengah menjalani sidang praperadilan tersebut. Ia menyatakan bahwa Polres Wonosobo telah menyiapkan seluruh jawaban yang diperlukan untuk menghadapi sidang, namun jawaban tersebut belum dapat disampaikan kepada publik karena masih menunggu persetujuan dari Kapolres Wonosobo, AKBP Donny Sardo Lumbantoruan, yang saat ini sedang dinas di luar kota.

"Semoga dalam waktu dekat ini jawaban dari Polres Wonosobo bisa kita sampaikan kepada rekan-rekan ya," ujar AKP Kuseni.

 

Standard Post with Image
wonosobo terkini

Bantuan Modal Usaha dari BAZNAS Jateng untuk Mustahik di Banjarnegara dan Wonosobo

Wonosobonews.com - BAZNAS Provinsi Jawa Tengah memberikan bantuan modal usaha kepada 145 mustahik produktif di Kabupaten Banjarnegara dan Wonosobo. Bantuan tahap pertama sebesar Rp 456.750.000 diserahkan oleh Pj Bupati Banjarnegara, Muhamad Masrofi, didampingi Ketua BAZNAS Jawa Tengah, KH Ahmad Darodji, dalam acara di Aula Hotel Fox Haris Banjarnegara.

Pj Bupati Masrofi menyampaikan apresiasinya kepada BAZNAS atas bantuan ini yang dinilai sebagai langkah bersama untuk memerangi kemiskinan. "Kami mengucapkan terima kasih kepada BAZNAS Provinsi Jawa Tengah, yang hari ini menyerahkan bantuan berbentuk modal usaha kepada masyarakat Kabupaten Banjarnegara dan Wonosobo. Semoga yang kita lakukan hari ini dapat memberikan manfaat secara jangka panjang, dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, yang muaranya untuk mengentaskan kemiskinan," ujar Masrofi.

Masrofi juga mengingatkan penerima bantuan untuk memanfaatkan dana tersebut dengan baik agar dapat mengembangkan usahanya. Ia berharap ke depan, para penerima bantuan tidak hanya menjadi mustahik, tetapi juga bisa menjadi muzakki (pemberi zakat).

Saat ini, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara fokus mengentaskan kemiskinan dan mengurangi pengangguran. Berbagai upaya dilakukan, termasuk pembangunan infrastruktur dan peningkatan kapabilitas serta kompetensi masyarakat, serta penguatan ekonomi rakyat.

Ketua BAZNAS Jawa Tengah, KH Ahmad Darodji, menjelaskan bahwa bantuan ini diberikan dalam bentuk barang dan disertai pendampingan oleh penyuluh agama yang berada dekat dengan para penerima untuk memudahkan monitoring. "Setiap empat atau tiga bulan kita akan mengevaluasi untuk menyampaikan laporannya, sekarang monitoringnya semakin mudah karena menggunakan digital." kata Darodji, ia juga mengatakan dengan pendampingan, tingkat keberhasilannya mencapai 90 hingga 95 persen, seraya berharap agar para mustahik kelak bisa menjadi muzakki.

 

Standard Post with Image
wonosobo terkini

Penyuluhan Kewaspadaan Bencana di Desa Tempurejo

Wonosobonews.com - Dalam kegiatan TMMD Sengkuyung Tahap III di Desa Tempurejo, Kecamatan Kalibawang, Suroso dari BPBD Wonosobo memberikan penyuluhan tentang pentingnya waspada terhadap bencana.

Desa Tempurejo sering mengalami kebakaran saat musim kemarau dan tanah longsor saat musim hujan. Mengingat kondisi ini, masyarakat diminta untuk selalu waspada dan siap menghadapi bencana.

"Warga Tempurejo harus meningkatkan kewaspadaan, terutama saat musim kemarau seperti sekarang. Potensi kebakaran sangat tinggi, oleh karena itu perlu dilakukan langkah-langkah antisipasi. Seperti kalau dirumah saat meninggalkan atau mau tidur periksa kompor. Untuk yang di ladang tidak membuang puntung rokok atau membakar sampah," kata Suroso.

Suroso juga memberikan tips untuk mengurangi risiko bencana, seperti membersihkan lingkungan, tidak membuang sampah sembarangan, dan membuat jalur evakuasi. Masyarakat juga diminta untuk selalu mengikuti informasi cuaca dan bencana dari pihak berwenang.

Serma Sunarna yang mendampingi acara tersebut menambahkan bahwa pelatihan ini bertujuan agar warga siap menghadapi bencana karena bencana bisa datang kapan saja.

"Bencana tidak bisa kita hindari akan tetapi kita harus waspada dan meminimalisir hal tersebut sehingga kerugian bisa kita tekan. Yang terpenting adalah ilmu yang sudah didapat ini diajarkan kepada masyarakat yang lain sehingga semua tahu saat terjadi bencana bisa bertindak dengan cepat," ujar Serma Sunarna.

Warga Desa Tempurejo menyambut baik penyuluhan ini dan berharap pengetahuan yang didapat dapat membantu meningkatkan kesiapsiagaan mereka menghadapi bencana.

 

Standard Post with Image
Wisata Wonosobo

Warga Desa Bansari Rayakan Hari Kemerdekaan dengan Kirab Obor di Lereng Gunung Sumbing

Wonosobonews.com - Dalam rangka menyambut Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, ribuan warga Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, melaksanakan kirab obor bambu dan gunungan agung hasil pertanian.

Kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk mengasah kreativitas dan mempererat hubungan sosial, tetapi juga sebagai perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia. Ribuan warga berkumpul di lapangan Desa Bansari, Kecamatan Bulu, Temanggung, dengan membawa obor dan tujuh gunungan agung yang dipenuhi hasil bumi, serta ratusan nasi tumpeng. Terangnya cahaya obor membuat lereng Gunung Sumbing bersinar gemerlap.

Kepala Desa Bansari, Samino, menyampaikan bahwa tradisi rekso bumi ini telah dilaksanakan sejak lama, terutama pada musim panen, dan diadakan secara rutin setiap tahun. Kegiatan ini juga merupakan bagian dari perayaan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-79 dan disambut dengan antusias oleh masyarakat.

Samino menambahkan pada tanggal 7 Agustus 2024 bahwa meskipun rencana awalnya hanya ada 1.000 obor, antusiasme masyarakat melampaui jumlah tersebut. Ia menjelaskan bahwa obor melambangkan semangat dan harapan, gunungan agung melambangkan kemakmuran dan keberkahan, serta nasi tumpeng melambangkan kesuburan, kerukunan, dan keberagaman.

Setelah menerima doa dari sesepuh desa, warga dengan antusias memperebutkan gunungan agung berisi sayur, buah-buahan, dan nasi tumpeng. Dalam waktu singkat, semua hasil bumi dan nasi tumpeng tersebut habis terjual.

Pj Bupati Temanggung, Hari Agung Prabowo, memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan ini. Ia menilai bahwa acara tersebut tidak hanya melestarikan tradisi menjelang musim panen, tetapi juga menumbuhkan kreativitas dan semangat patriotisme di masyarakat. Acara diakhiri dengan pentas seni yang menampilkan para seniman dari Kecamatan Bulu.

Acara tahunan ini diikuti oleh berbagai lapisan masyarakat, termasuk anak-anak, yang turut meriahkan perayaan.