Standard Post with Image
Wisata Wonosobo

Bukit Skoter Keindahan Senja dan Alam yang Memikat di Wonosobo

Wonosobonews.com - Saat senja tiba, Bukit Skoter di Wonosobo menawarkan pesona alam yang sangat menawan dan memukau. Berikut adalah gambaran mengenai keindahan Bukit Skoter pada waktu senja dan keindahan alam sekitarnya:

Pada saat senja, langit di Bukit Skoter berubah menjadi palet warna-warni yang spektakuler. Gradasi warna dari jingga, merah, dan ungu berpadu dengan lembut, menciptakan panorama yang sangat fotogenik. Cahaya matahari yang memudar memberikan sentuhan keemasan pada lanskap, mempertegas keindahan alam sekitar.

Dari puncak Bukit Skoter, pemandangan saat senja menjadi sangat dramatis. Gunung-gunung yang menjulang di kejauhan tampak sebagai siluet hitam yang kontras dengan warna-warna cerah di langit. Lembah yang subur dan hamparan ladang hijau terlihat semakin menonjol di bawah cahaya senja yang lembut. Pemandangan hutan tropis di sekitarnya juga menambah keindahan dengan nuansa hijau yang segar dan udara yang bersih.

Udara sejuk di malam hari membuat suasana semakin nyaman. Kesunyian malam yang perlahan menggantikan keramaian siang memberikan rasa ketenangan yang mendalam. Suara alam, seperti angin sepoi-sepoi yang menyusuri pepohonan dan kicauan burung malam, menambah pengalaman menyenangkan saat menikmati keindahan senja. Pemandangan bintang-bintang yang mulai tampak di langit malam menambah sentuhan magis pada lanskap.

Saat matahari mulai tenggelam, cahaya lembut yang tersisa menciptakan refleksi indah pada permukaan tanah dan tanaman. Kadang-kadang, kabut tipis atau awan rendah bisa menambah efek magis pada pemandangan, memberikan nuansa mistis yang menenangkan. Pemandangan alam di sekitar Bukit Skoter, termasuk hamparan sawah yang terhampar luas, menambah keindahan lanskap saat senja.

Senja di Bukit Skoter menawarkan kesempatan luar biasa bagi fotografer. Cahaya senja yang lembut dan warna-warni di langit serta efek siluet menciptakan peluang untuk menghasilkan gambar yang menakjubkan. Momen ini juga cocok untuk menangkap suasana damai dan keindahan alam yang tenang.

Senja adalah waktu yang ideal untuk bersantai dan menikmati momen. Banyak pengunjung memilih duduk di area terbuka, menikmati pemandangan sambil menyaksikan matahari terbenam. Momen ini seringkali digunakan untuk berfoto atau sekadar merenung dan menikmati keindahan alam.

Beberapa pengunjung membawa makanan ringan dan minuman untuk dinikmati sambil menyaksikan matahari terbenam. Menikmati camilan sederhana di tengah pemandangan yang menawan menambah kehangatan dan kesan menyenangkan dari pengalaman tersebut.

Dengan semua elemen ini, senja di Bukit Skoter menawarkan sebuah pengalaman yang tidak hanya memanjakan mata tetapi juga menenangkan jiwa. Keindahan alam, suasana yang tenang, dan perubahan warna langit menciptakan suasana yang penuh kedamaian dan keindahan.

Standard Post with Image
Wisata Wonosobo

Lubang Sewu, Keindahan Alam Tersembunyi di Wonosobo yang Memikat Hati

Wonosobonews.com - Wonosobo, yang terkenal dengan pesona kawasan Dieng, ternyata memiliki destinasi wisata alam lainnya yang tak kalah menarik. Salah satu tempat yang kini tengah populer adalah Lubang Sewu Erorejo, sebuah destinasi unik yang terletak di tepian Waduk Wadaslintang.

Terletak di Desa Erorejo, Kecamatan Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo, Lubang Sewu telah menarik perhatian wisatawan sejak viral pada tahun 2015. Meskipun keberadaannya telah lama dikenal, keindahan Lubang Sewu baru banyak diketahui setelah diperkenalkan sebagai destinasi wisata alam. Nama "Lubang Sewu," yang berarti "seribu lubang" dalam bahasa Indonesia, merujuk pada ribuan lubang yang terbentuk di antara bebatuan karang.

Fenomena alam ini hanya dapat disaksikan pada musim kemarau, ketika air Waduk Wadaslintang surut, biasanya antara bulan Agustus hingga September. Pada periode ini, keindahan batuan yang terkikis air dan membentuk lubang-lubang eksotis dapat dinikmati sepenuhnya.

Lubang Sewu sering dibandingkan dengan Grand Canyon, meski dalam skala yang lebih kecil. Bebatuan kapur yang tersusun rapi di sepanjang tepi bendungan, berpadu dengan air waduk yang biru jernih, menciptakan pemandangan yang memikat hati. Ketika musim hujan tiba, bebatuan ini akan kembali tertutup oleh air, menunggu kemarau berikutnya untuk kembali menampakkan diri.

Perjalanan menuju Lubang Sewu dari pusat kota Wonosobo memerlukan waktu sekitar 1,5 jam dengan jarak tempuh 43 km. Pengunjung disarankan menggunakan kendaraan pribadi, baik mobil maupun motor, untuk menikmati perjalanan yang lebih nyaman. Bagi yang menggunakan transportasi umum, bus menuju Kecamatan Wadaslintang dapat menjadi pilihan, dilanjutkan dengan ojek atau kendaraan sewa menuju Desa Erorejo.

Di Lubang Sewu, pengunjung dapat melakukan berbagai aktivitas menarik, seperti menjelajahi keindahan bebatuan cadas, berfoto dengan latar pemandangan yang instagenik, serta menikmati panorama matahari terbenam yang memukau. Selain itu, pengunjung juga dapat mengelilingi Waduk Wadaslintang dengan perahu atau memancing ikan di spot-spot yang telah disediakan.

Fasilitas di kawasan wisata ini cukup lengkap, termasuk gazebo untuk bersantai, perahu untuk menyusuri waduk, serta area memancing yang menjadi favorit pengunjung. Desa Erorejo juga dikenal sebagai komunitas nelayan air tawar, dengan sekitar 40 kepala keluarga yang menggantungkan hidup dari hasil tangkapan di waduk ini. Lubang Sewu dilengkapi dengan fasilitas umum seperti toilet dan musala yang terawat dengan baik, sehingga pengunjung dapat menikmati liburan dengan nyaman. Bagi yang tidak membawa bekal makanan, warung-warung di sekitar lokasi menawarkan berbagai kuliner khas Wonosobo yang siap memanjakan lidah.

Keindahan dan keunikan Lubang Sewu menjadikannya destinasi wisata yang wajib dikunjungi saat berlibur ke Wonosobo. Dengan kombinasi pemandangan alam yang menakjubkan dan fasilitas yang memadai, Lubang Sewu siap memberikan pengalaman wisata yang tak terlupakan bagi setiap pengunjung.

Standard Post with Image
wonosobo terkini

Pengedar Narkoba Antar Kabupaten Ditangkap Polres Wonosobo

Wonosobonews.com - Aparat Polres Wonosobo berhasil menangkap seorang pengedar narkoba yang beroperasi di dua kabupaten. Tersangka, Haryo Setyo Anggiri (30), warga Kecamatan Wonosobo, adalah seorang residivis yang sudah beberapa kali keluar masuk penjara dengan berbagai kasus kriminal.

Kasat Narkoba Polres Wonosobo, AKP Teguh Sukoso, menjelaskan bahwa penangkapan ini merupakan hasil investigasi yang dilakukan selama satu bulan. Haryo ditangkap pada 30 Juni 2024 di Kampung Kenjer, Kecamatan Kertek, saat sedang mencoba menanamkan sejumlah narkoba di berbagai lokasi.

"Total ada 53 paket sabu dengan berat yang beragam, 10 butir pil inex, 1 bong (alat hisap), dan berbagai barang bukti. Seperti sedotan, tisu dan barang lainnya. Semua barang tersebut akan disebar di berbagai titik yang telah ditentukan," jelas AKP Teguh.

Barang-barang tersebut rencananya akan disebar di beberapa titik yang sudah ditentukan di wilayah Wonosobo dan Temanggung. Haryo mendapatkan pasokan narkoba dari seseorang berinisial W, yang saat ini masih buron dan masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).

"Pelaku mengaku mendapatkan barang ini dari orang yang berinisial W, lewat transaksi tempel (bertemu secara langsung) yang dilakukannya," tambahnya.

Haryo sendiri bukan orang baru dalam dunia kriminal. Ini adalah kali keempat ia ditangkap dan akan kembali dipenjara. Sebelumnya, ia pernah dipenjara karena kasus judi pada 2011, pencurian HP pada 2013, dan pencurian helm pada 2014.

Dalam penangkapan ini, polisi berhasil mengamankan total 18,3 gram sabu, 0,10 gram serbuk kristal, serta 10 pil inex. Estimasi nilai total barang-barang tersebut mencapai sekitar Rp 30 juta.

Atas perbuatannya, Haryo dijerat dengan pasal berlapis, yakni Pasal 112 dan Pasal 114 ayat 2 UU Narkotika, dengan ancaman hukuman penjara hingga 20 tahun.

 

Standard Post with Image
wonosobo terkini

Gempa Bumi Ringan Guncang Wonosobo

Wonosobonews.com - Wilayah daratan Wonosobo diguncang gempa bumi pada Selasa (13/8/2024) pukul 04.38 WIB. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Banjarnegara melaporkan bahwa gempa ini berpusat sekitar 7 km barat laut dari pusat Kabupaten Wonosobo. Gempa tersebut tercatat memiliki magnitudo 2.1 dengan kedalaman 30 km.

Melalui akun Instagram resminya, BMKG Banjarnegara mengungkapkan bahwa lokasi tepat dari gempa ini berada di koordinat 7.34 Lintang Selatan dan 109.84 Bujur Timur. Meskipun gempa ini tergolong kecil, warga sekitar tetap merasakannya.

Hingga kini, belum ada laporan lebih rinci mengenai dampak dari gempa tersebut. Namun, berdasarkan magnitudonya, gempa ini tergolong ringan dan tidak menimbulkan kerusakan yang signifikan.

Gempa kecil seperti ini bukan hal baru bagi Wonosobo. Pada Senin (22/7/2024), gempa serupa juga terjadi di sebelah barat laut Wonosobo dengan magnitudo 2.0. Meski tidak menyebabkan kerusakan berarti, warga Wonosobo mencatat bahwa beberapa kali dalam beberapa bulan terakhir mereka sering merasakan getaran ringan.

Warga mengaku, meski gempa-gempa ini tidak merusak, mereka tetap waspada dan berharap gempa yang lebih besar tidak terjadi di masa mendatang. BMKG juga mengimbau masyarakat untuk tetap tenang namun selalu waspada terhadap potensi gempa yang mungkin terjadi di wilayah tersebut.

 

Standard Post with Image
wonosobo terkini

Kebakaran di Desa Slukatan Hanguskan Rumah dan Ternak Warga

Wonosobonews.com - Senin siang (12/8/2024), sebuah kebakaran hebat melanda Dusun Slukatan, Desa Slukatan, Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo, sekitar pukul 14.20 WIB. Peristiwa ini mengakibatkan rumah milik seorang warga bernama Ngadisabar (55) ludes dilalap api.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Wonosobo, Dudy Wardoyo, menjelaskan bahwa tim Damkar Wonosobo mendapatkan laporan dari warga setempat mengenai kebakaran tersebut. "Damkar Wonosobo mendapatkan laporan dari warga bahwa telah terjadi kebakaran rumah huni milik Ngadisabar (55) di Desa Slukatan," ujarnya.

Menurut Dudy, kebakaran ini bermula dari tungku di rumah Ngadisabar yang masih menyala saat ia bersantai di ruang tamu. Diduga, api dari tungku tersebut menyambar jagung kering yang diletakkan di atasnya, sehingga memicu kebakaran yang cepat menyebar ke seluruh bagian rumah.

"Karena rumah terbuat dari bangunan semi permanen sehingga api mudah membesar dan membakar rumah," tambahnya.

Dalam kebakaran tersebut, tidak hanya rumah yang terbakar habis, tetapi juga 6 ekor kambing milik Ngadisabar turut menjadi korban. Meski demikian, upaya cepat dari petugas Damkar yang dibantu warga sekitar berhasil mencegah api merambat ke rumah-rumah lainnya di sekitar lokasi.

Dudy menyebutkan bahwa kerugian akibat kebakaran ini diperkirakan mencapai sekitar Rp 70 juta. Ia juga mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati saat menggunakan api, terutama di dalam rumah, agar kejadian serupa tidak terulang kembali.

Kalak BPBD Wonosobo mengimbau masyarakat untuk senantiasa berhati-hati saat menggunakan api untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.