Standard Post with Image
wonosobo terkini

PT BPR Bank Wonosobo Jalin Kerja Sama dengan PT Zona Media Network

Wonosobonews.com - PT BPR Bank Wonosobo mengadakan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan PT Zona Media Network. Acara tersebut berlangsung di kantor BPR Bank Wonosobo dan ditandatangani oleh Direktur Utama BPR Bank Wonosobo, Nani Tri Astuti, S.E., dan CEO Zona Media Network, Sumali Ibnu Hamid.Pada hari Selasa, 30 Juli 2024

Nani Tri Astuti menyatakan harapannya bahwa perjanjian ini akan mempermudah penyampaian informasi mengenai perbankan kepada masyarakat. "Semoga dengan MoU ini kita dapat memberikan informasi tentang perbankan dan tentang promosi kegiatan-kegiatan Bank Wonosobo," ungkap Nani.

Nani juga berharap bahwa kerja sama ini akan mendorong kemajuan PT BPR Bank Wonosobo. "Semoga PT BPR Bank Wonosobo semakin sukses, semakin maju ke depannya, semakin dikenal dan semakin memberi manfaat bagi masyarakat Wonosobo," tuturnya.

PT BPR Bank Wonosobo merupakan lembaga keuangan yang bergerak di sektor perbankan, khususnya sebagai Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Bank ini berfokus pada penyediaan layanan keuangan kepada masyarakat, termasuk kredit untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta simpanan. Dengan visi mendukung pertumbuhan ekonomi lokal, PT BPR Bank Wonosobo berkomitmen untuk menyediakan layanan perbankan yang aman, terpercaya, dan mudah diakses.

Bertempat di Jl. A. Yani No.rt 03 160, Pensil Sari, Wonosobo Timur, Kecamatan Wonosobo, Kabupaten Wonosobo, PT BPR Bank Wonosobo menyadari pentingnya penyampaian informasi yang cepat di era digital. Media sosial, yang merupakan salah satu keunggulan PT Zona Media Network, memungkinkan penyampaian informasi secara real-time dengan jangkauan yang luas. Kecepatan dan efektivitas media sosial dalam menyebarkan berita dan pembaruan terkini menjadi salah satu faktor utama dalam kerja sama ini.

 

Standard Post with Image
ukm

Pesatnya Perkembangan Industri Carica di Dieng Wonosobo

Wonosobonews.com - Carica adalah salah satu produk minuman khas unggulan Kabupaten Wonosobo, selain Mi Ongklok. Industri pengolahan buah yang hanya ada di dataran tinggi Dieng, Wonosobo, ini saat ini berkembang pesat. Namun, siapa sangka buah carica (dibaca karika) ini awalnya tidak dilirik oleh petani di sekitar Dieng, meskipun tanaman ini menjadi khas karena hanya tumbuh di kawasan tersebut.

Sri Endarwati, pemilik UD Alam Lestari yang memproduksi Exotic Carica, merupakan salah satu pelopor industri buah carica di wilayah Dieng. Ada sejarah berliku saat membangun industri rumahan buah yang memiliki rasa unik antara nanas dan markisa ini. "Awalnya itu saat suami saya menjabat Kepala Desa Dieng (Kecamatan Kejajar) pada tahun 2007-2013. Saat itu kan awal-awal munculnya gas elpiji. Nah, kami kepikiran kenapa nggak menanam pohon carica, hasilnya bisa untuk beli gas elpiji. Kami mengajak teman-teman kelompok tani di Kalilembu Dieng bekerja sama dengan Perhutani, karena lahan untuk pengembangan pohon carica ada di kawasan hutan Perhutani," papar Endar.

Selain itu, Endar bersama sejumlah aktivis lingkungan hidup juga mengedukasi masyarakat Desa Dieng agar bisa mengalihkan tanaman di luar kentang. Ia mengakui, selama ini tanaman kentang menjadi dominasi utama lahan pertanian bagi petani Dieng. "Memang selama itu di dataran tinggi Dieng didominasi jenis tanaman kentang. Tanaman kentang kalau dari sisi lingkungan banyak merusak lahan. Karena itu, ada gerakan edukasi agar lahan-lahan di Dieng ini ditanami tanaman atau pohon yang produksi dan aman bagi kelestarian lingkungan dalam jangka panjang," tuturnya. "Awalnya saya juga hanya menanam kentang, tapi setelah diberikan pengarahan mengenai potensi tanaman carica, akhirnya saya memilih Carica sebagai tanaman utama," sambung Endar.

Endar mengaku saat itu yakin bahwa budidaya tanaman carica bisa menyejahterakan kehidupan petani. "Saya yakin ini akan menjadi usaha yang bisa berkembang bagus. Soalnya, carica ini unik, rasanya seperti nanas bukan, mirip markisa juga tidak dan hanya ada di kawasan Dieng. Sekarang ini kan terbukti makin berkembang pesat menjadi oleh-oleh khas Dieng atau Wonosobo," lanjut Endar, saat ditemui di kios Exotic Carica 2 di Desa Patak Banteng, Kecamatan Kejajar, Wonosobo.

Saat ini, ibu dua anak itu mulai menikmati perjuangannya dalam mengedukasi masyarakat petani dan ibu-ibu rumah tangga di Dieng agar beralih menanam dan mengolah buah carica. "Saya sejak dulu, jika mau ada masyarakat yang ingin belajar cara membuat minuman Carica ini, saya kasih tahu lengkap, semua resep tak kami tutup-tutupi, bagaimana proses awalnya sampai pengemasannya," ucapnya.

Perkembangan industri oleh-oleh khas Carica di Dieng pun tumbuh pesat. Ratusan industri Carica kini bertebaran di kawasan Plateau Dieng. Menjadi salah satu pelopor perkembangan produsen minuman Carica disikapi Sri Endar dengan biasa saja. Perempuan paruh baya yang sempat mengenyam pendidikan di SMA Muhammadiyah 1 (Muhi) Yogyakarta ini hanya berkomitmen menjaga cita rasa produk Carica bermerk Exotic. "Saya hanya ingin menjaga kualitas produk. Sebab, dengan menjaga kualitas cita rasa ini sekaligus menjaga kualitas produk khas Dieng. Mudah-mudahan ini bisa diikuti semua produsen, saya berharap begitu, bisa menjaga kualitas rasa. Tak hanya pada proses pembuatannya, tapi juga penempatan di toko misalnya. Karena kemasan plastik, jika terkena panas matahari kan akan mengubah rasa," jelasnya.

Ia pun memasarkan produk Caricanya hanya di dua gerai toko yang dimilikinya, yakni berada di Dusun Patakbanteng, Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Wonosobo. "Tidak, saya tidak menitipkan produk kami di tempat lain. Pun di Kota Wonosobo atau kota-kota lain. Untuk yang pesan dari kota lain, bisa via online akan kami kirim. Ini tak lain agar orang datang berwisata ke Dieng langsung ke toko kami. Tak hanya beli, pengunjung atau pembeli bisa lihat langsung proses produksi Exotic Carica," ujarnya.

Sekadar diketahui, Sri Endar mampu memproduksi Exotic Carica sebanyak 4 sampai 6 kuintal buah carica setiap hari untuk kebutuhan dua gerai tokonya. Jika dihitung per biji kemasan, bisa mencapai 4.000-5.000 pcs dalam bentuk cup ukuran kecil. "Alhamdulillah, kita juga menampung hasil olahan UMKM masyarakat Dusun Patakbanteng, namun di luar Carica. Pengembangan kami untuk Carica ada varian minuman nanas madu dan terong Belanda dipadukan dengan buah Bit," tambah Endar.

 

Standard Post with Image
Wisata Wonosobo

Keindahan Wonosobo dari Ketinggian The Heaven Glamping and Resto

Wonosobonews.com - Wonosobo, sebuah kota kecil di Jawa Tengah, menyimpan banyak keindahan alam yang menakjubkan. Salah satu destinasi wisata terbaru dan paling menarik di kota ini adalah The Heaven Glamping and Resto. Terletak di kawasan Dieng, The Heaven Glamping and Resto menawarkan pengalaman glamping bintang lima dengan fasilitas lengkap dan pemandangan alam yang memukau.

Channel Youtube Ghinaa Abdillah melaporkan pada Minggu, 7 Juli 2024, bahwa pengunjung dapat dengan mudah menemukan The Heaven Glamping and Resto menggunakan aplikasi peta digital. Setibanya di sini, pengunjung akan merasakan suasana yang berbeda, seolah mereka sedang berkemah di luar negeri dengan fasilitas yang sangat lengkap.

Di antara tipe kamar yang ditawarkan, Glamping Deluxe adalah salah satu yang paling menonjol, menyediakan fasilitas hotel bintang lima seperti WiFi gratis dan minuman selamat datang. Cuaca sejuk di Dieng, dengan suhu berkisar antara 16 hingga 18 derajat Celsius, memberikan kenyamanan tambahan bagi para pengunjung. Bagi yang tidak tahan dingin, disarankan untuk membawa jaket tebal.

Salah satu keunikan dari The Heaven Glamping and Resto adalah adanya ruang khusus untuk menikmati pemandangan Telaga Menjer. Pengunjung dapat menikmati keindahan telaga, terutama sekitar pukul 15.00 sore, waktu yang tepat untuk check-in yang biasanya dimulai pukul 14.00 siang. Akses jalan menuju The Heaven cukup baik dan bisa dilalui oleh mobil, dengan fasilitas parkir khusus untuk tamu yang menggunakan mobil juga tersedia.

Setiap kamar dilengkapi dengan meja makan yang cocok untuk barbeku, menambah kesan hangat saat sore hari ketika kabut mulai turun. Setiap kamar di The Heaven dilengkapi dengan kamar mandi pribadi yang bersih dan terdapat pemanas air, sehingga pengunjung dapat mandi dengan nyaman tanpa khawatir air dingin. Kloset dan fasilitas lain di kamar mandi pun sangat terawat, dengan kaca besar yang menambah kenyamanan. Saat membuka pintu kamar, pengunjung akan disuguhi pemandangan kabut tebal yang menciptakan suasana seolah-olah berada di atas awan.

Pada malam hari, suasana di sekitar The Heaven sangat tenang dan indah dengan kabut yang menyelimuti. Glamping terletak di bawah area utama, sehingga pengunjung perlu melewati beberapa anak tangga yang agak curam. Untuk urusan makanan, The Heaven menawarkan berbagai pilihan menu dengan harga yang sangat terjangkau. Saat malam, pengunjung bisa memesan makanan seperti ayam rica-rica atau lele kremes. Menu makanan di sini mendapat rating 8 dari 10 untuk rasa dan 9 dari 10 untuk harga.

Harga menginap di The Heaven juga sangat bersahabat. Untuk tipe Deluxe pada hari biasa, tarif per malamnya adalah Rp650.000, sudah termasuk sarapan untuk dua orang. Ada juga tipe kamar yang lebih murah, yaitu tipe standar dengan tarif sekitar Rp400.000 per malam pada hari biasa. Sarapan yang tersedia sangat khas, seperti nasi Megono dan tempe kemul, lengkap dengan buah dan air putih.

Dengan fasilitas dan pelayanan yang memuaskan, tempat ini memperoleh rating 8 dari 10 untuk pengalaman menginap secara keseluruhan. The Heaven Glamping and Resto sangat direkomendasikan untuk pasangan yang mencari pengalaman bulan madu yang istimewa atau keluarga yang ingin menghabiskan waktu berkualitas bersama. Keindahan alam Dieng dengan fasilitas lengkap serta suasana nyaman menjadikan tempat ini pilihan tepat untuk liburan.

Nikmati pengalaman camping bintang lima yang tak terlupakan di The Heaven Glamping and Resto, Wonosobo. Segera rencanakan liburan Anda dan rasakan sensasi menginap di atas awan dengan pemandangan alam yang memukau.

 

Standard Post with Image
kuliner

Menyantap Geblek Camilan Tradisional Wonosobo yang Memikat

Wonosobonews.com - tidak hanya dikenal dengan pesona alamnya yang memukau, tetapi juga dengan kekayaan kuliner yang patut dicoba. Salah satu camilan khas yang menjadi ikon kuliner daerah ini adalah Geblek. Geblek merupakan camilan tradisional yang terbuat dari tepung tapioka, dikenal dengan perpaduan rasa gurih dan tekstur yang unik. Dalam bahasa Jawa, "Geblek" berarti 'gemuk', dan camilan ini memiliki bentuk yang mirip dengan cireng (aci goreng), namun dengan tekstur yang lebih kenyal dan padat. Keunikan utama terletak pada penggunaan tepung tapioka basah, yang diambil langsung dari pati singkong, memberikan sensasi kenyal dan cita rasa singkong yang lebih menonjol.

Pembuatan Geblek cukup sederhana dan hanya memerlukan beberapa bahan dasar, yaitu tepung tapioka basah yang diperoleh dari pati singkong yang masih basah, garam untuk menambah cita rasa gurih, air untuk mencampur adonan, dan minyak goreng untuk proses penggorengan. Langkah-langkahnya meliputi pencampuran tepung tapioka basah dengan garam, penambahan air sedikit demi sedikit hingga adonan kalis, pembentukan adonan menjadi bulatan kecil, dan penggorengan hingga berwarna kuning keemasan. Geblek dapat dinikmati selagi hangat dengan berbagai sambal seperti sambal kecap, sambal bawang, atau sambal terasi, serta cocok disajikan dengan teh hangat atau kopi pahit. Penambahan daun kucai juga bisa menambah kelezatan Geblek.

Geblek memiliki beberapa keunggulan yang membedakannya dari gorengan berbahan dasar tepung tapioka lainnya, seperti tekstur yang lebih kenyal dan padat dibandingkan dengan cireng yang lebih empuk dan garing. Geblek juga menonjolkan rasa singkong yang lebih kuat karena penggunaan tepung tapioka basah dan tidak memerlukan proses fermentasi, sehingga lebih mudah dan cepat dibuat. Keunikan tersebut menjadikan Geblek sebagai camilan khas Wonosobo yang digemari banyak orang. Menikmati Geblek bukan hanya memanjakan lidah tetapi juga memperkenalkan kekayaan budaya dan tradisi kuliner Wonosobo. Dengan rasa yang gurih, tekstur yang khas, dan cara pembuatan yang sederhana, Geblek adalah camilan yang wajib dicoba bagi para pecinta kuliner serta wisatawan yang berkunjung ke Wonosobo.

 

Standard Post with Image
Wisata Wonosobo

Keindahan Wisata Cengkul Telu di Wonosobo

Wonosobonews.com - Suasana malam menjelang subuh terasa berbeda kali ini. Untuk pertama kalinya, youtuber Ojo Lali Dolan akan menjelajahi indahnya wisata Cengkul Telu di Wonosobo.

Cengkul Telu menawarkan pesona alam yang menakjubkan. Salah satu keajaibannya adalah pemandangan Gunung Sindoro saat fajar tiba. Destinasi wisata ini termasuk dalam tiga tempat wisata indah di Wonosobo, yaitu Cengkul Telu, Gunung Bismo, dan Pemandian Air Mudal. Namun, kali ini kita fokus pada pengalaman di Cengkul Telu.

Setelah melewati alun-alun Wonosobo, perjalanan menjadi semakin menanjak dan udara semakin dingin. Rute menuju Cengkul Telu bisa diakses dengan mobil atau minibus. Pastikan kendaraan dalam kondisi baik untuk melalui jalan sempit dan menanjak menuju Desa Tieng.

Sesampainya di Cengkul Telu, awalnya terlihat awan tebal yang ternyata hanya kabut yang menyelimuti ketinggian tertentu. Saat tiba di puncak, pemandangan lautan awan di bawah sungguh luar biasa. Kabut tersebut menambah keindahan Gunung Sindoro yang tampak megah di hadapan rombongan.

Di Cengkul Telu, fasilitas wisata masih minim. Tempat parkir berada di area sebelum jembatan kecil, dan ada beberapa warung kecil untuk beristirahat. Jalan menuju puncak cukup sempit dan menanjak, tetapi pemandangan sepanjang perjalanan sangat memukau. Pengunjung disuguhi pemandangan tanaman berembun es, menunjukkan betapa dinginnya udara pagi di sana.

Setelah trekking sekitar 100 meter, pengunjung tiba di puncak Cengkul Telu. Di sana, pemandangan Gunung Sindoro terlihat sangat jelas dan indah. Suasananya yang sejuk dan menenangkan menambah kesan yang tak terlupakan. Bagi pecinta alam dan penggemar trekking, Cengkul Telu di Desa Tieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah adalah tempat wisata yang wajib dikunjungi.

Dengan pemandangan Gunung Sindoro yang menakjubkan, perjalanan mendaki yang menantang, dan suasana alam yang sejuk, Cengkul Telu benar-benar layak dijelajahi.