Standard Post with Image
Wisata Wonosobo

Cengkul Telu menjadi destinasi wisata baru yang menawarkan pengalaman memikmati keindahan sunrise di Wonosobo

Wonosobonews.com - Cengkul Telu menjadi destinasi wisata baru di Wonosobo yang menawarkan pengalaman menikmati keindahan sunrise.

Lokasinya menawarkan panorama yang sangat indah, dengan deretan gunung seperti Gunung Prau, Gunung Sindoro, Gunung Kembang, Gunung Sumbing, dan lainnya yang berjajar di sekitarnya. Tempat ini terletak di Desa Tieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.

Cengkul Telu memiliki jarak sekitar 5 km dari Dieng dan sekitar 18,8 km dari kota Wonosobo. Untuk mencapainya, wisatawan dapat mengikuti jalan setapak yang biasa digunakan oleh para petani menuju lereng Pegunungan Kejajar.

Jalur tersebut dapat diakses dengan berjalan kaki atau menggunakan sepeda motor. Jika memilih berjalan kaki, estimasi waktu yang dibutuhkan adalah sekitar 30-50 menit dari jalan utama.

Jalurnya tidak terlalu menanjak, sehingga masih dapat dijangkau dengan mudah oleh para pelancong.

Bagi wisatawan yang menggunakan mobil, disarankan untuk memarkir kendaraannya terlebih dahulu di Tempat Wisata Tieng Viewpoint karena Cengkul Telu tidak dapat dijangkau oleh mobil.

Hal ini dilakukan agar tidak mengganggu penghubung jalan antara Wonosobo dan Dieng. 

Dengan menawarkan pengalaman unik melihat sunrise di tengah keindahan alam Pegunungan Kejajar, Cengkul Telu menjadi opsi menarik bagi para pengunjung yang mencari destinasi wisata alam di Wonosobo.

 

 

Standard Post with Image
wonosobo terkini

Prajurit Kodim 0707/Wonosobo Mengikuti Sosialisasi Beladiri Taktis yang diadakan oleh Korem 072/Pamungkas

Wonosobonews.com - Prajurit Kodim 0707/Wonosobo mengikuti sosialisasi beladiri taktis yang diselenggarakan oleh Korem 072/Pamungkas. Acara tersebut berlangsung selama dua hari di Makodim, dengan instruktur dari Tim Jasrem dan Batalyon 403/WP pada tanggal 11 Januari 2024.

Dandim 0707/Wonosobo, yang diwakili oleh Kapten Inf Sugeng Hariyanto, menyampaikan bahwa ilmu beladiri dan menembak merupakan pengetahuan dasar yang wajib dikuasai oleh seorang prajurit sejak masuk.Untuk memastikan ilmu tersebut tetap terjaga, perlu adanya penyegaran seperti sosialisasi beladiri taktis yang dilaksanakan saat ini.

"Sebagai seorang prajurit khususnya angkatan darat ilmu beladiri dan menembak merupakan pengetahuan dasar yang wajib dikuasai. Agar ilmu tersebut bisa terpelihara dengan baik maka perlu adanya penyegaran seperti saat ini dilaksanakan sosialisasi beladiri taktis" kata Kapten Inf Sugeng Hariyanto.

Selama latihan, para prajurit diminta untuk melaksanakan dengan sungguh-sungguh agar ilmu yang diajarkan dapat terserap dengan baik dan kemudian dapat diajarkan kepada anggota lainnya.

Kapten Inf Suwito, selaku Kajasrem dan koordinator acara, menjelaskan bahwa beladiri taktis adalah bentuk beladiri modern yang memungkinkan seorang prajurit untuk mengatasi permasalahan darurat dengan cepat dan efektif di lapangan.

"Beladiri taktis ini sesuai dengan perkembangan situasi saat ini, dimana seorang prajurit di lapangan jika ada permasalah darurat bisa mengatasinya dengan cepat dan baik. Dalam beladiri ini diajarkan bagaimana cara melumpuhkan musuh hanya dalam beberapa gerakan saja, " kata Kapten Inf Suwito.

Beladiri ini mengajarkan cara melumpuhkan musuh hanya dalam beberapa gerakan saja.Selama sosialisasi, prajurit diajarkan cara menghadapi musuh dengan tangan kosong, menggunakan senjata tajam, atau mengatasi ancaman dalam kehidupan sehari-hari.

Beladiri taktis ini dijelaskan sebagai suatu penyempurnaan beladiri yang sudah ada, dengan fokus pada efisiensi gerakan untuk mengatasi situasi darurat dengan cepat.

 

 

Standard Post with Image
wonosobo terkini

Pemerintah Kabupaten Wonosobo Gencarkan Upaya Menurunkan Angka Prevalensi Stunting Melalui Program Sobo Hebat Sedulur Selawase

Wonosobonews.com - Pemerintah Kabupaten Wonosobo sedang gencar menjalankan program "Sobo Hebat Sedulur Selawase" untuk menurunkan angka prevalensi stunting di wilayah tersebut. Program ini melibatkan berbagai upaya, termasuk mendorong kebiasaan mengonsumsi dua butir telur setiap hari, memantau pertumbuhan anak, menjaga kesehatan, serta memberikan semangat untuk pola asuh yang baik.

Setelah tiga bulan diluncurkan, program ini telah diterapkan di seluruh desa di Kabupaten Wonosobo yang memiliki anak-anak stunting. Hasil monitoring dan evaluasi di Desa Tlogojati menunjukkan bahwa 35 persen anak yang sebelumnya mengalami stunting telah mengalami perbaikan. Pemerintah Kabupaten Wonosobo menargetkan 7.774 anak stunting untuk ikut dalam program ini, dengan evaluasi progress setiap tiga bulan.

Dyah Retno Sulistyowati, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBPPPA) Kabupaten Wonosobo, menyatakan bahwa untuk menurunkan stunting di Wonosobo, diperlukan inovasi upaya pencegahan terutama pada ibu hamil yang mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada Jumat (12/1/2024).

"Alhamdulillah, di Desa Tlogojati, 35 persen anak yang sebelumnya mengalami stunting telah memperoleh perbaikan. Harapannya, dengan pemberian selama 90 hari, diharapkan dalam 60 hari ke depan, seluruh anak stunting di Desa Tlogojati sudah tidak mengalami stunting lagi," ungkapnya.

Program ini menargetkan 7.774 anak stunting di Kabupaten Wonosobo, dengan evaluasi progress setiap tiga bulan.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Wonosobo, Jaelan, mengingatkan bahwa terjadi peningkatan sedikit terkait stunting. Meskipun penimbangan bulan Desember masih sekitar 85 persen, ada sedikit kenaikan. Namun, tahun 2023 menunjukkan penurunan signifikan angka kematian ibu hamil, yang berdampak positif pada penurunan stunting.

Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat, mengapresiasi kerja sama dan sinergi antar stakeholder dalam penanganan stunting. Ia menegaskan bahwa penanganan stunting adalah tanggung jawab bersama dan meminta semua pihak untuk aktif dalam upaya penurunan stunting di Kabupaten Wonosobo.

 

 

Standard Post with Image
wonosobo terkini

Lima Rekomendasi Wisata Alam di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah

Wonosobonews.com - Dataran Tinggi Dieng yang berada di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah dikenal dengan udaranya yang sejuk, lanskap alam menawarkan pesonanya, hingga keajaiban-keajaiban alam yang akan menyihir siapapun.

Berikut 5 rekomendasi wisata alam di Kabupaten Wonosobo:

1. Bukit Sikunir

Berada di ketinggian 2.463 mdpl, dari ketinggian tersebut, wajah pagi akan dibuka dengan panorama sunrise terbaik di Jawa Tengah.

Bukit Sikunir yang juga dikenal sebagai The Best Sunrise in Indonesia berada di Desa Sembungan Kecamatan Kejajar.

Untuk mencapai puncak bukit, wisatawan hanya menempuh waktu sekitar 30 menit dengan berjalan kaki melalui trek yang sudah tersedia.

2. Curug Sikarim
Curug Sikarim merupakan curug tertinggi di Pulau Jawa, berada di Desa Sembungan Kecamatan Kejajar, merupakan salah satu air terjun yang berada di dataran tinggi Dieng, jaraknya 17 kilometer dari ibukota Kabupaten Wonosobo.

Berada pada ketinggian 1800 mdpl, sumber air terjun ini berasal dari limpahan air kelompok Gunung Sikunir dan Pakuwaja, yang kemudian mengalir menuruni tebing yang tingginya mencapai 125 meter.

Lokasinya yang sejuk berada di antara Gunung Bisma dan Gunung Sikunir, di sepanjang perjalanan menuju Curug Sikarim wisatawan dapat menikmati pemandangan khas pegunungan dengan hamparan area pertanian, kebun labu siam, kubis, dan daun bawang menghiasi dataran ini serta banyak juga hutan pakis. Ditambah ketika debit air besar air terjun ini lebih dari satu aliran sehingga terlihat sangat megah.


3. Gunung Prau
Puncak Gunung diatas 2.590 mdpl yang menyajikan keindahan panorama dan warna. Di puncak gunung ini sama halnya kita menapaki titik perbatasan 5 wilayah pemerintah daerah, yaitu Kab. Kendal, Batang, Banjarnegara, Wonosobo, dan Temanggung.

Gunung Prau menjadi tempat pendakian yang paling sering dikunjungi, karena pendakiannya hanya membutuhkan waktu hanya 5 jam.

4. Gunung Bismo
Gunung Bismo menjadi kunjungan para pecinta alam yang sedang naik daun di Wonosobo. Gunung ini sangat direkomendasikan karena, selain alamnya yang masih asri, gunung ini belum banyak yang mengetahui keindahannya.

Gunung Bismo memiliki slogan Menanjak Minimal, View Maksimal wisatawan sudah dapat menikmati keindahan sunrise dan sunset dari atas Gunung Bismo dengan pemandangan alam yang masih sangat alami dan asri.

5. Telaga Warna dan Telaga Pengilon

Disebut telaga warna dikarenakan telaga ini mampu memantulkan pancaran berbagai warna disebabkan adanya kadar mineral yang berwarna-warni dan sangat indah.

Telaga Warna berdampingan dengan telaga pengilon yang berkilau seperti cermin dikarenakan kejernihannya. ditempat ini juga banyak ditemukan Goa untuk melakukan meditasi dan mencari pencerahan hidup, sebuah area yang dipenuhi aroma mitos dari waktu ke waktu.

 

 

Standard Post with Image
wonosobo terkini

Puluhan Rumah Warga Wonosobo Rusak Akibat Diterjang Angin Puting Beliung

Wonosobonews.com - Sekitar 74 rumah di Sapuran, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, mengalami kerusakan baik ringan maupun berat akibat tersapu puting beliung.

Camat Sapuran, Alfun Haka, menyatakan bahwa masyarakat sekitar yang terdampak mendapatkan bantuan dari personel BPBD Wonosobo, TNI, Polri, dan relawan yang bergotong-royong membersihkan material bangunan yang berserakan dan melakukan perbaikan rumah.

"Khususnya di Desa Pecekelan di Dusun Kliwonan ada 43 rumah dengan berbagai kriteria baik rusak ringan, sedang maupun berat. Kemudian di Simanis dan Kalilusi itu ada 25 rumah juga terdapat kriteria kerusakan baik ringan, sedang maupun berat," kata Alfun di Wonosobo Kamis, 11 Januari 2024.

Dari total 74 rumah yang terkena dampak, delapan diantaranya mengalami kerusakan berat.

Camat Alfun menyatakan bahwa kegiatan saat ini fokus pada perbaikan rumah warga yang rusak dan membersihkan material bangunan serta pohon yang tumbang.

Targetnya adalah menyelesaikan perbaikan rumah pada hari yang sama. Untuk rumah yang mengalami kerusakan parah, pihak berwenang akan berkoordinasi dengan instansi terkait, termasuk BPBD dan Dinas Sosial Wonosobo.

Musibah puting beliung tidak hanya merusak rumah warga, tetapi juga mengakibatkan kerusakan pada fasilitas umum seperti Puskesmas Sapuran, yang saat ini sudah dalam proses perbaikan.

Seorang warga Muhammad Kholidin mengungkapkan, kejadian puting beliung tersebut sangat singkat. Akibat musibah tersebut banyak rumah warga rusak.

"Kejadian puting beliung terjadi pada Rabu 10 Januari di Dusun Kliwonan, Sapuran itu terjadi sekitar pukul 14.00 WIB saat hujan lebat disertai dengan petir kemudian diikuti pukul 14.30 WIB puting beliung melanda di Desa Pecekelan ini," jelasnya.

Kerusakan yang terjadi didominasi oleh bagian atap rumah yang hilang terbawa angin atau tertimpa pohon.