Wonosobonews.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah telah mengidentifikasi wilayah dengan potensi tanah longsor di provinsi tersebut seluas 1.222.777 hektare. Sebaran daerah rawan longsor ini mencakup seluruh Jawa Tengah.
Muhamad Chomsul, Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Jateng, menjelaskan bahwa Kabupaten Banjarnegara merupakan daerah dengan tingkat kerawanan longsor tertinggi di antara kabupaten dan kota lainnya. Sekitar 70 persen lahan di Banjarnegara dikategorikan sebagai daerah rawan longsor, sehingga hampir seluruh wilayahnya rentan mengalami longsor.
BPBD juga mengingatkan pemerintah daerah untuk melibatkan masyarakat dalam pemetaan daerah rawan bencana secara berkala, terutama saat musim hujan tiba. Chomsul menekankan pentingnya tindakan cepat untuk memetakan wilayah yang rawan bencana, mengingat banyak daerah di Jawa Tengah menghadapi ancaman ganda, yaitu tanah longsor dan banjir.
Selain Banjarnegara, potensi longsor juga tinggi di Kabupaten Wonosobo dan Pegunungan Dieng. Beberapa wilayah lainnya, seperti Pekalongan bagian tengah, Brebes, Wonogiri, dan Cilacap, tidak hanya rawan longsor tetapi juga rawan banjir. Pekalongan memiliki ancaman longsor di wilayah tengahnya, sementara bagian utara, khususnya Kecamatan Wonokerto, rentan terhadap banjir. Di Brebes, wilayah utara sering mengalami banjir, sementara daerah pegunungannya berisiko longsor.
Chomsul menambahkan bahwa wilayah Soloraya, yang dilalui Sungai Bengawan Solo hingga Ngawi, memerlukan kewaspadaan tinggi karena berisiko banjir dan longsor. BPBD Jateng telah memetakan area seluas 935.504 hektare yang berisiko terkena banjir.
Selama musim penghujan, Chomsul berharap setiap kabupaten dan kota memperbarui informasi peringatan dini dari BMKG secara rutin. Semua informasi yang diterima harus segera ditindaklanjuti, karena langkah kecil dalam pencegahan bencana dapat memberikan dampak besar. BPBD juga memantau wilayah yang rentan banjir, dengan klasifikasi area rawan banjir di Jawa Tengah yang mencakup area yang luas.