Standard Post with Image
wonosobo terkini

Wonosobo Dipilih Sebagai Proyek Percontohan Penilaian HAM di Lingkungan Pemerintah Daerah 2025

Wonosobonews.com - Pemerintah Kabupaten Wonosobo terpilih sebagai salah satu proyek percontohan (pilot project) Penilaian Hak Asasi Manusia (HAM) oleh Komnas HAM pada tahun 2025. Penetapan ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran dan penerapan prinsip-prinsip HAM di pemerintah daerah di seluruh Indonesia, serta menekankan pentingnya ketaatan dan kepatuhan terhadap HAM oleh pemangku kewajiban.

Sekretaris Daerah Wonosobo, One Andang Wardoyo, menyambut baik kepercayaan ini dan berkomitmen untuk mendukung setiap kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Komnas HAM. "Kami berharap terpilihnya Kabupaten Wonosobo sebagai pilot project dapat memacu pengarusutamaan HAM di daerah," ujarnya. Ia menambahkan bahwa momentum ini penting untuk memperkuat langkah Wonosobo dalam menghadapi tantangan dalam mewujudkan kabupaten yang ramah HAM secara menyeluruh.

Kabupaten Wonosobo telah memiliki sejarah panjang dalam mendukung HAM. Pada tahun 2016, Kabupaten Wonosobo mengesahkan Peraturan Daerah Nomor 5 tentang Kabupaten Wonosobo Ramah HAM, yang menjadi dasar hukum dalam penegakan HAM di daerah tersebut. Selain itu, Wonosobo juga pernah menjadi tuan rumah Festival HAM Indonesia pada tahun 2018, serta membentuk Komisi Kabupaten Ramah HAM dengan masa bakti 2018-2021.

Komisioner Komnas HAM, Anis Hidayah, yang juga Ketua Tim Penilaian HAM, menyampaikan bahwa penilaian ini bertujuan untuk mengukur secara sistematis kepatuhan pemerintah daerah terhadap prinsip-prinsip HAM. Program ini merupakan prioritas nasional yang disetujui oleh Kementerian PPN/Bappenas, dengan hasil berupa pedoman penilaian HAM terhadap Kementerian dan Lembaga Negara yang akan membantu memastikan keselarasan kebijakan dengan prinsip HAM.

Sebagai bagian dari proses ini, Komnas HAM akan menggelar konsultasi publik dan diskusi kelompok terfokus (FGD) untuk mendapatkan masukan terkait konsep dan indikator penilaian HAM. "Harapannya kegiatan ini menjadi masukan awal terhadap program Penilaian HAM untuk penyusunan naskah Pedoman Penilaian HAM terhadap Pemerintah Daerah dan audiensi dengan Pemerintah Daerah," pungkas Anis.

 

Standard Post with Image
wonosobo terkini

Pelatihan Pamedhar Sabda di Wonosobo, Upaya Melestarikan Bahasa Jawa bagi Pejabat dan Camat

Wonosobonews.com - Pemerintah Kabupaten Wonosobo melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) bekerja sama dengan Pengurus Daerah Permadani Wonosobo mengadakan Pelatihan Pamedhar Sabda. Kegiatan ini resmi dibuka oleh Sekretaris Daerah Wonosobo, One Andang Wardoyo, pada Jumat, 20 September 2024, di Gedung Korpri Wonosobo. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berpidato dalam bahasa Jawa bagi Pejabat Eselon 2 dan para camat se-Kabupaten Wonosobo.

Dalam sambutannya, One Andang Wardoyo menegaskan pentingnya kemampuan berbahasa Jawa sebagai bagian dari identitas budaya yang perlu dijaga, terutama di era modernisasi. Bahasa Jawa juga memiliki peran penting dalam menyampaikan kebijakan pemerintah kepada masyarakat secara lebih kultural dan menyentuh.

Pelatihan ini diharapkan mampu meningkatkan kompetensi para pejabat dan camat dalam menggunakan bahasa daerah, terutama dalam forum resmi. Selain itu, program ini merupakan komitmen pemerintah untuk melestarikan budaya lokal dan memperkuat apresiasi terhadap bahasa Jawa di kalangan aparatur pemerintahan.

Para peserta akan menerima materi tentang teknik pidato formal dalam bahasa Jawa, dengan penekanan pada penggunaan ragam bahasa yang tepat sesuai situasi dan etika pidato. Mereka juga akan melakukan praktik langsung dan mendapatkan evaluasi dari narasumber berpengalaman, sehingga diharapkan mampu berpidato dengan lebih percaya diri.

Menurut Kepala Disparbud Wonosobo, Agus Wibowo, pelatihan ini direncanakan berlangsung selama 12 kali pertemuan dan diikuti oleh 40 peserta, termasuk Sekda, para asisten, staf ahli, pimpinan OPD, serta camat se-Kabupaten Wonosobo. Melalui kegiatan ini, para pejabat diharapkan dapat menjadi teladan bagi masyarakat dalam melestarikan bahasa dan budaya daerah.

 

Standard Post with Image
Wisata Wonosobo

Kemacetan Parah di Dieng Selama Libur Panjang Maulid Nabi 2024, Disporapar Ungkap Penyebab Utama

Wonosobonews.com - Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Jawa Tengah mengungkap penyebab kemacetan parah yang terjadi di kawasan Dieng, Wonosobo, selama libur panjang Maulid Nabi pada 14-16 September 2024. Selain jumlah wisatawan yang membeludak, parkir liar di tepi jalan juga menjadi faktor utama kemacetan tersebut.

Kabid Pemasaran Pariwisata Disporapar Jateng, Endro Wicaksa, menyebutkan bahwa selama tiga hari liburan tersebut, Dieng menyedot hingga 32.564 wisatawan, meningkat sembilan kali lipat dibandingkan dengan hari biasa yang hanya berkisar 1.500 hingga 1.700 pengunjung. Lonjakan ini diakui Endro sebagai sesuatu yang di luar perkiraan, sehingga Disporapar tidak sempat melakukan antisipasi lebih awal.

"Iya, memang sekarang itu salah satu destinasi yang menjadi favorit masyarakat itu destinasi alam, pertama gunung dan juga di daerah pantai, itu menjadi trending yang dalam beberapa tahun terakhir di 2024 sangat luar biasa," ujar Endro.

Kunjungan tertinggi terjadi pada Minggu, 15 September 2024, dengan 13.717 wisatawan. Sementara pada Sabtu, 14 September, tercatat 8.250 pengunjung, dan pada Senin, 16 September, ada 8.879 wisatawan. Wisatawan berbondong-bondong mengunjungi destinasi populer seperti Candi Arjuna, Kawah Sikidang, Dieng Plateau Theatre, dan Telaga Menjer.

Endro menjelaskan bahwa salah satu pemicu utama kemacetan adalah banyaknya wisatawan yang menggunakan tepi jalan sebagai tempat parkir untuk berfoto di lokasi dengan pemandangan indah. "Jalannya sebenarnya kan sudah lumayan (lebar), tapi di situ mereka foto dan parkir di kanan kiri, di pinggir jalan. Sehingga, itu mengurangi kapasitas jalan dan terjadi kemacetan," katanya.

Meskipun kemacetan ini membuat perjalanan terhambat, Endro menegaskan bahwa pihaknya tidak bisa melarang wisatawan untuk berhenti di tepi jalan. Namun, ia memastikan bahwa evaluasi akan dilakukan, dan Disporapar Jateng akan bekerja sama dengan instansi terkait, seperti Dishub, kepolisian, serta Disporapar Wonosobo dan Banjarnegara, untuk mengelola kepadatan lalu lintas di masa mendatang.

"Kondisi seperti long weekend menjadi PR kita bersama, tentunya bagaimana kita me-manage ini. Dan tentunya, ini memang harus multi stakeholder, dari kepolisian dari dinas perhubungan dari PU, kemudian dari pariwisata sendiri, bagaimana menyiapkan destinasinya," pungkas Endro.

Kemacetan ini juga terjadi di jalur utama menuju kebun teh Tambi, Wonosobo, dengan kendaraan, terutama sepeda motor dan mobil pribadi, terjebak macet sejak pagi hingga siang hari.

 

Standard Post with Image
wonosobo terkini

Pemerintah Kabupaten Wonosobo Terima Dana Insentif untuk Pengentasan Kemiskinan Ekstrem

Wonosobonews.com - Pemerintah Kabupaten Wonosobo menerima Dana Intensif Fiskal (DIF) sebesar Rp6.062.557.000, yang diberikan sebagai penghargaan atas kinerja baik dalam upaya mempercepat penghapusan kemiskinan ekstrem pada 2024. Wakil Bupati Wonosobo, Muhammad Albar, menyatakan bahwa dana tersebut akan digunakan untuk mempercepat penyelesaian berbagai masalah di daerah, terutama terkait pembangunan infrastruktur dan pengentasan kemiskinan ekstrem.

"Ini tentu harus kita syukuri bersama, seiring masih banyaknya (PR) pekerjaan rumah yang harus diperhatikan dan dituntaskan di Kabupaten Wonosobo, termasuk infrastrukur. Saya kira tidak hanya jalan-jalan yang harus mendapatkan perhatian. Jadi jalan merupakan salah satu bagian infrastruktur, yang menjadi prioritas Pemerintah Kabupaten Wonosobo," ujar Gus Albar, sapaan akrabnya.

Ia juga menambahkan bahwa pencapaian tersebut adalah hasil dari kerja keras seluruh elemen pemerintah, masyarakat, dan para pemangku kepentingan. Untuk mencapai target penghapusan kemiskinan ekstrem di Wonosobo pada 2024, diperlukan peningkatan kerja sama dan komitmen dari berbagai pihak, serta pelaksanaan program-program yang sudah disusun secara berkelanjutan.

 

Standard Post with Image
wonosobo terkini

Saras Swara Indonesia Juara 1 Karawitan Jateng 2024

Wonosobonews.com - Komunitas Saras Swara Indonesia berhasil meraih juara pertama dalam ajang Lomba Karawitan Tingkat Provinsi Jawa Tengah 2024, mewakili Kabupaten Wonosobo. Kompetisi yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jawa Tengah ini merupakan acara rutin dua tahunan yang diikuti oleh 35 peserta dari berbagai kota dan kabupaten.

Pada tahun ini, lomba dilaksanakan dalam dua tahap. Tahap pertama dilakukan secara daring, di mana para peserta mengirimkan video penampilan untuk dinilai. Dari hasil seleksi tersebut, enam peserta dengan karya terbaik dipilih untuk tampil langsung di Museum Ranggawarsita, Semarang, pada 19 September 2024. Saras Swara Indonesia berhasil menembus enam besar dan akhirnya meraih juara pertama. Posisi juara kedua diraih oleh peserta dari Wonogiri, sementara Blora menduduki peringkat ketiga.

Ketua Saras Swara Indonesia, Miftah Alif Pambudi, menyatakan bahwa kemenangan ini adalah hasil dari kerja keras seluruh anggota yang berlatih intensif selama dua minggu. “Ada total 23 orang penampil yaitu sinden berikut pemain gamelan dan 5 orang tim produksi terlibat, sehingga total ada 28 orang yang bersama-sama berjuang keras sampai sejauh ini hingga kami mendapat juara 1," kata Alif.

Alif juga menekankan pentingnya dukungan dari berbagai pihak dalam kesuksesan Saras Swara Indonesia. “Selain dari kami sendiri, Saras Swara Indonesia juga dibantu dan didukung oleh berbagai pihak seperti Sekitar Kita Ekosistem, Setyo Langen Budoyo, Yatin Collection, Kampung Seni Sruni, AD Pro Studio, Bima Music, SMPN 1 Selomerto, Bos Ampuh Official, Retna Sawega, Aneka Boga, Adf Design hingga Pak Muhammad Isnaeni. Kami ucapkan terima kasih banyak kepada nama-nama tersebut,” ungkapnya.

Pada kompetisi tersebut, Saras Swara Indonesia membawakan dua repertoar gending, yaitu Ktw. Subakastawa Rinegga, Pl. Nem dan Lelagon Lumbung Desa, Sl. Sanga. Alif menekankan bahwa kompetisi ini lebih dari sekadar ajang untuk mengejar kemenangan, tetapi juga merupakan wujud pelestarian budaya.

“Saya mengajak teman-teman untuk memaknai kompetisi ini sebagai salah satu ibadah budaya, ini adalah salah satu perjuangan untuk melestarikan budaya dan kesenian tradisional Jawa,” jelasnya. Bahkan, sebelum tampil, Saras Swara Indonesia sempat berziarah ke makam Ki Narto Sabdo, seorang seniman legendaris Jawa, untuk mengenang jasa beliau.

Meski sukses meraih juara, Alif menyayangkan kurangnya keterlibatan pihak Dinas Pariwisata dan Kebudayaan serta Dewan Kesenian Daerah (DKD) dalam perjalanan mereka. "Saya bersyukur Saras Swara Indonesia bisa meraih juara 1 dan mengharumkan nama Wonosobo dengan jerih payah kami sendiri serta beberapa pihak yang mendukung. Namun saya sangat menyayangkan tidak adanya peran dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan serta Dewan Kesenian Daerah (DKD) dalam proses perjalanan panjang tersebut," ujarnya. Alif juga menambahkan bahwa peran DKD nyaris tidak terlihat, meskipun mereka bergerak dalam bidang seni dan kebudayaan yang seharusnya didukung oleh lembaga tersebut.

Di akhir wawancara, Alif mengajak seluruh seniman karawitan untuk bekerja sama dalam mengembangkan ekosistem kesenian di Wonosobo. “Mari kita berkolaborasi dan saling gotong royong dalam hal baik untuk menghasilkan karya yang baik pula. Karya-karya yang baik tentu akan turut andil dalam memperkaya khasanah budaya dan tradisi di Wonosobo yang kelak semakin memberi manfaat khususnya dibidang pariwisata dan kesenian serta pada seniman itu sendiri,” tutupnya.