Saras Swara Indonesia Juara 1 Karawitan Jateng 2024

Share this Post:
Standard Post with Image

Wonosobonews.com - Komunitas Saras Swara Indonesia berhasil meraih juara pertama dalam ajang Lomba Karawitan Tingkat Provinsi Jawa Tengah 2024, mewakili Kabupaten Wonosobo. Kompetisi yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jawa Tengah ini merupakan acara rutin dua tahunan yang diikuti oleh 35 peserta dari berbagai kota dan kabupaten.

Pada tahun ini, lomba dilaksanakan dalam dua tahap. Tahap pertama dilakukan secara daring, di mana para peserta mengirimkan video penampilan untuk dinilai. Dari hasil seleksi tersebut, enam peserta dengan karya terbaik dipilih untuk tampil langsung di Museum Ranggawarsita, Semarang, pada 19 September 2024. Saras Swara Indonesia berhasil menembus enam besar dan akhirnya meraih juara pertama. Posisi juara kedua diraih oleh peserta dari Wonogiri, sementara Blora menduduki peringkat ketiga.

Ketua Saras Swara Indonesia, Miftah Alif Pambudi, menyatakan bahwa kemenangan ini adalah hasil dari kerja keras seluruh anggota yang berlatih intensif selama dua minggu. “Ada total 23 orang penampil yaitu sinden berikut pemain gamelan dan 5 orang tim produksi terlibat, sehingga total ada 28 orang yang bersama-sama berjuang keras sampai sejauh ini hingga kami mendapat juara 1," kata Alif.

Alif juga menekankan pentingnya dukungan dari berbagai pihak dalam kesuksesan Saras Swara Indonesia. “Selain dari kami sendiri, Saras Swara Indonesia juga dibantu dan didukung oleh berbagai pihak seperti Sekitar Kita Ekosistem, Setyo Langen Budoyo, Yatin Collection, Kampung Seni Sruni, AD Pro Studio, Bima Music, SMPN 1 Selomerto, Bos Ampuh Official, Retna Sawega, Aneka Boga, Adf Design hingga Pak Muhammad Isnaeni. Kami ucapkan terima kasih banyak kepada nama-nama tersebut,” ungkapnya.

Pada kompetisi tersebut, Saras Swara Indonesia membawakan dua repertoar gending, yaitu Ktw. Subakastawa Rinegga, Pl. Nem dan Lelagon Lumbung Desa, Sl. Sanga. Alif menekankan bahwa kompetisi ini lebih dari sekadar ajang untuk mengejar kemenangan, tetapi juga merupakan wujud pelestarian budaya.

“Saya mengajak teman-teman untuk memaknai kompetisi ini sebagai salah satu ibadah budaya, ini adalah salah satu perjuangan untuk melestarikan budaya dan kesenian tradisional Jawa,” jelasnya. Bahkan, sebelum tampil, Saras Swara Indonesia sempat berziarah ke makam Ki Narto Sabdo, seorang seniman legendaris Jawa, untuk mengenang jasa beliau.

Meski sukses meraih juara, Alif menyayangkan kurangnya keterlibatan pihak Dinas Pariwisata dan Kebudayaan serta Dewan Kesenian Daerah (DKD) dalam perjalanan mereka. "Saya bersyukur Saras Swara Indonesia bisa meraih juara 1 dan mengharumkan nama Wonosobo dengan jerih payah kami sendiri serta beberapa pihak yang mendukung. Namun saya sangat menyayangkan tidak adanya peran dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan serta Dewan Kesenian Daerah (DKD) dalam proses perjalanan panjang tersebut," ujarnya. Alif juga menambahkan bahwa peran DKD nyaris tidak terlihat, meskipun mereka bergerak dalam bidang seni dan kebudayaan yang seharusnya didukung oleh lembaga tersebut.

Di akhir wawancara, Alif mengajak seluruh seniman karawitan untuk bekerja sama dalam mengembangkan ekosistem kesenian di Wonosobo. “Mari kita berkolaborasi dan saling gotong royong dalam hal baik untuk menghasilkan karya yang baik pula. Karya-karya yang baik tentu akan turut andil dalam memperkaya khasanah budaya dan tradisi di Wonosobo yang kelak semakin memberi manfaat khususnya dibidang pariwisata dan kesenian serta pada seniman itu sendiri,” tutupnya.

Share this Post: