Standard Post with Image
ukm

Afif Nurhidayat Dorong Pemberdayaan Ibu Rumah Tangga lewat Pelatihan Memasak di Potrowijayan

Wonosobonews.com - Calon Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat, mendorong ibu rumah tangga untuk berperan aktif dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga melalui keterampilan memasak. Hal ini disampaikannya saat menghadiri Pelatihan Pembuatan Masakan yang diselenggarakan di Desa Potrowijayan, Kecamatan Selomerto, pada Senin 14 Oktober 2024.

Acara yang dimulai pukul 10.00 WIB ini digelar di rumah salah satu warga, Bapak Gatot, dan diikuti oleh 50 ibu rumah tangga dari Desa Potrowijayan. Dalam suasana penuh keakraban, Afif menyampaikan apresiasinya kepada para peserta yang dengan antusias mengikuti pelatihan.

Afif menegaskan bahwa keterampilan memasak bagi ibu rumah tangga tidak hanya penting untuk kesejahteraan keluarga, tetapi juga dapat membuka peluang usaha baru. "Jika ibu-ibu berdaya, insyaallah keluarganya akan semakin kuat. Ibu-ibu bukan hanya pendamping suami, tapi juga harus kreatif. Syukur jika di masa depan bisa mandiri dan bermanfaat bagi keluarga serta masyarakat," kata Afif.

Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dasar dan teknik memasak modern kepada para ibu rumah tangga, agar mereka bisa menciptakan variasi masakan yang berpotensi menjadi usaha kuliner. Para peserta diajari cara membuat berbagai jenis hidangan, mulai dari kue, masakan sehari-hari, hingga olahan kreatif yang dapat dipasarkan.

Afif juga menyoroti pentingnya memanfaatkan keterampilan ini untuk menciptakan peluang ekonomi. "Keterampilan memasak tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga, tetapi bisa menjadi pintu rezeki jika dikelola dengan baik, seperti membuka usaha kuliner. Ini adalah langkah nyata dalam memberdayakan ekonomi keluarga di tingkat desa," jelasnya.

Selain berbagi pengetahuan, Afif juga berdialog dengan para peserta tentang berbagai tantangan ekonomi yang mereka hadapi sehari-hari, terutama dalam mengelola kebutuhan keluarga. Para peserta menyambut pelatihan ini dengan antusias dan merasa optimis bisa memanfaatkan ilmu yang didapat untuk membantu perekonomian keluarga.

Salah satu peserta mengungkapkan bahwa pelatihan ini sangat bermanfaat dan menjadi inspirasi bagi ibu-ibu untuk terus berinovasi.

Kehadiran Afif Nurhidayat dalam kegiatan ini memberi semangat baru bagi masyarakat Desa Potrowijayan, khususnya ibu-ibu rumah tangga, untuk lebih mandiri dan inovatif dalam mengelola ekonomi keluarga melalui keterampilan memasak.

Standard Post with Image
wonosobo terkini

Dinsospmd Wonosobo Berikan Terapi Gratis dan Pendampingan untuk Disabilitas

Wonosobonews.com - Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dinsospmd) Kabupaten Wonosobo terus berupaya meningkatkan kesejahteraan penyandang disabilitas dengan menyediakan fasilitas terapi gratis hingga pendampingan keterampilan. Program ini merupakan salah satu bentuk perhatian Dinsospmd terhadap anak berkebutuhan khusus dan penyandang disabilitas, terutama dari keluarga pra sejahtera.

Menurut Ekawati Istiana, Kepala Program Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan Dinsospmd, pelayanan terapi gratis ini hadir sebagai respons dari hasil evaluasi yang menunjukkan bahwa sebelumnya bantuan hanya berupa pemberian barang. "Pendampingan langsung untuk membantu anak-anak berkebutuhan khusus menuju kemandirian masih minim, sehingga kami hadir dengan ide untuk memberikan terapi gratis," ujarnya saat dihubungi.

Harapan utama dari program ini adalah meningkatkan kemandirian penyandang disabilitas secara fisik dan sosial, sehingga mereka tidak selalu bergantung pada orang lain. Ada tiga jenis layanan terapi yang ditawarkan, yaitu terapi fisik (okupasi), terapi wicara, dan fisioterapi, yang semuanya dilakukan secara terjadwal.

Layanan terapi ini tidak hanya diberikan melalui rekomendasi dari pendamping sosial, tetapi juga bisa diakses melalui laporan dari keluarga atau masyarakat kepada pihak desa, yang kemudian berkoordinasi dengan Dinsospmd. “Desa dapat melaporkan langsung kepada kami setelah menerima aduan dari masyarakat atau hasil evaluasi dari pendamping sosial,” jelas Eka.

Manfaat terapi ini sudah terbukti signifikan. Eka menceritakan salah satu contoh keberhasilan, di mana seorang anak berusia tujuh tahun yang sebelumnya tidak bisa menggerakkan kepalanya atau mengendalikan air liurnya, setelah menjalani terapi selama tiga bulan, kini sudah mampu mengangkat kepala dan mengendalikan air liurnya.

Tak hanya terapi, Dinsospmd juga memberikan pendampingan kepada keluarga melalui Forum Support Grup (FSG) yang tersebar di 12 kecamatan di Wonosobo. FSG ini bertujuan membantu keluarga penyandang disabilitas dalam berkonsultasi dan berkomunikasi tentang kemandirian anggota keluarga mereka.

Selain itu, Dinsospmd juga meluncurkan pelatihan keterampilan bagi keluarga penyandang disabilitas, salah satunya adalah pembuatan buket dan hampers, yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga. Pelatihan ini diharapkan dapat memberikan sumber pendapatan baru bagi keluarga dan meningkatkan taraf hidup mereka.

Program terapi dan pendampingan keterampilan ini menjadi langkah nyata Dinsospmd dalam memberdayakan penyandang disabilitas di Kabupaten Wonosobo, sekaligus memberikan harapan bagi keluarga agar mereka lebih mandiri dan sejahtera.

Standard Post with Image
Wisata Wonosobo

Pesona dan Misteri Kompleks Candi Dieng di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah

Wonosobonews.com - Provinsi Jawa Tengah dikenal sebagai provinsi seribu candi, dan salah satu lokasi pentingnya adalah kompleks candi di Dieng, Kabupaten Wonosobo. Sebagian besar candi di sini merupakan candi Hindu yang menyimpan banyak misteri dan menarik perhatian wisatawan.

Kompleks candi ini pertama kali ditemukan oleh seorang tentara Inggris yang berwisata pada tahun 1814. Ia melihat reruntuhan bangunan yang terendam di danau. Upaya untuk mengeringkan danau dimulai pada tahun 1856 oleh Isidore van Kinsbergen, dan pemerintah Hindia Belanda melakukan pembersihan pada tahun 1864.

Meskipun banyak yang tidak diketahui tentang sejarah situs ini—tanpa prasasti yang valid—diperkirakan candi-candi di Dieng dibangun antara akhir abad ke-8 hingga awal abad ke-9 Masehi. Dalam buku The Indianized States of Southeast Asia (1968) yang disunting oleh George Coedès dan Walter F. Vella, disebutkan bahwa bangunan keagamaan di Dieng berasal dari Kerajaan Kalingga (594-782 M).

Kompleks candi ini terdiri dari delapan bangunan. Para ahli memperkirakan pembangunan dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama mencakup Candi Arjuna, Candi Semar, Candi Srikandi, dan Candi Gatotkaca, yang dibangun antara akhir abad ke-7 dan abad ke-8. Tahap kedua berlangsung hingga sekitar tahun 780 M.

Nama, sejarah, dan raja yang bertanggung jawab atas pembangunan candi-candi ini tidak jelas, sehingga penduduk setempat memberi nama berdasarkan tokoh wayang Jawa atau epos Mahabharata. Kompleks ini terbagi menjadi tiga kelompok: kelompok Arjuna, kelompok Gatotkaca, dan kelompok Dwarawati, serta satu candi berdiri sendiri yaitu Candi Bima.

Candi Bima, yang dibangun sekitar abad ke-7, masih menunjukkan pengaruh Hindu yang kuat. Meskipun terpengaruh gaya India, candi ini unik karena gabungan dua gaya arsitektur yang terlihat. Sayangnya, kondisi Candi Bima cukup mengkhawatirkan karena pengaruh uap belerang membuat batu-batunya rapuh.

Candi Arjuna, yang dibangun pada waktu yang sama, juga menunjukkan pengaruh Hindu. Keistimewaan Candi Arjuna terletak pada adanya spout makara di sisi utara yang mengalirkan air atau cairan ke lingga di dalam bilik utama.

Candi Semar, yang dibangun pada abad ke-7-8, berfungsi sebagai mandapa untuk peziarah saat festival. Candi Srikandi mulai menunjukkan gaya lokal dengan relung di tubuh dan menara atap. Gaya lokal semakin terlihat pada Candi Gatutkaca, di mana relung dan atap menyatu dengan bangunan.

Beberapa candi lain seperti Candi Parikesit, Candi Antareja, Candi Nakula, dan Candi Sadewa kini hanya tersisa nama atau pondasi. Namun, Candi Setyaki di dekat Kompleks Candi Arjuna mulai dipugar pada tahun 2008, memberikan harapan untuk pelestarian situs-situs bersejarah ini.

 

Standard Post with Image
Wisata Wonosobo

Wisata Kebun Teh Bedakah di Wonosobo, Pesona Alam dan Aktivitas Menarik

Wonosobonews.com - Kabupaten Wonosobo memiliki banyak destinasi wisata yang menarik, salah satunya adalah Kebun Teh Bedakah. Tempat ini menawarkan panorama alam yang indah dengan hamparan kebun teh yang segar, cocok untuk menghilangkan kepenatan.

Kebun Teh Bedakah terletak di Desa Tlogomulyo, Kecamatan Kertek, pada ketinggian sekitar 1300 mdpl. Di sini, pengunjung bisa memetik teh dan menikmati pemandangan pusat Kota Wonosobo. Selain itu, dari Kebun Teh Bedakah, pengunjung dapat melihat keindahan enam gunung, termasuk Gunung Sumbing, Gunung Sindoro, Gunung Kembang, Gunung Cilik, Gunung Bismo, dan Gunung Slamet.

Desa Tlogomulyo juga menawarkan paket wisata yang menarik, membuat pengunjung betah. Beberapa fasilitas yang tersedia termasuk off-road seru, naik kano di Telaga Bedakah, air terjun, pendakian Gunung Sindoro via Bedakah, dan wisata edukasi.

Di kawasan ini juga terdapat pabrik teh, di mana pengunjung dapat melihat proses pembuatan teh, menambah pengalaman yang menarik. Mereka juga bisa menikmati secangkir teh hitam sambil duduk santai di pinggir Telaga Bedakah yang cantik.

Dengan segala keindahan dan fasilitas yang ditawarkan, Kebun Teh Bedakah layak menjadi destinasi wisata pilihan. Semoga informasi ini bermanfaat!

 

Standard Post with Image
wonosobo terkini

Apel Gelar Pasukan Operasi Zebra Candi 2024 untuk Meningkatkan Keselamatan Lalu Lintas

Wonosobonews.com - Apel Gelar Pasukan Operasi Zebra Candi 2024 berlangsung di halaman Mapolres Wonosobo pada Senin, 14 Oktober 2024. Acara ini dipimpin oleh Kapolres Wonosobo, AKBP Donny Lumbantoruan, dan dihadiri oleh Plt Bupati Wonosobo, Muhammad Albar, beserta jajaran Forkopimda.

Dalam amanatnya, AKBP Donny mengungkapkan bahwa jumlah kendaraan bermotor terus meningkat setiap tahun, tetapi perbaikan infrastruktur jalan belum memadai. Hal ini menyebabkan kemacetan lalu lintas.

“Kemacetan merupakan salah satu pemicu para pengendara melanggar aturan-aturan lalu lintas misalnya melawan arah, menerobos lampu merah, menggunakan trotoar untuk berkendara dan tindakan tidak tertib berlalu lintas lainnya yang dapat mengakibatkan kecelakaan,” jelas Kapolres.

Kapolres juga menyoroti bahwa tahun 2024 adalah tahun politik, di mana akan ada pemilu untuk memilih pemimpin baru. Penyelenggaraan pemilu ini berpotensi meningkatkan kerawanan kamtibmas serta memengaruhi keamanan dan kelancaran lalu lintas.

AKBP Donny menambahkan, selama Operasi Zebra Candi 2024 yang berlangsung dari 14 hingga 27 Oktober, ada beberapa fokus penindakan pelanggaran lalu lintas.

“Sasaran penindakan meliputi berkendara di bawah umur, menggunakan ponsel saat berkendara, melawan arus, melampaui batas kecepatan, berkendara di bawah pengaruh alkohol, dan over dimension over loading (ODOL) serta penggunaan knalpot brong,” terangnya.

Kapolres menekankan bahwa operasi ini akan lebih mengutamakan pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, sambil tetap mencegah pelanggaran lalu lintas.

“Semua ini bertujuan untuk menekan angka pelanggaran, sehingga bisa menurunkan angka kecelakaan lalu lintas dan fatalitas. Dan jangan lupa yang bertugas harus menjalankan dengan humanis dan penuh tanggung jawab,” tambahnya.

Kapolres berharap, melalui operasi ini, masyarakat semakin sadar dan disiplin dalam menerapkan peraturan lalu lintas demi keselamatan diri dan bersama, untuk mewujudkan tertib berlalu lintas di Wonosobo.