Standard Post with Image
wonosobo terkini

Liga Futsal Santri Wonosobo 2024 Resmi Digelar Sambut Hari Santri Nasional

Wonosobonews.com - Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional yang jatuh pada 22 Oktober 2024, Pemerintah Kabupaten Wonosobo berkolaborasi dengan Asosiasi Futsal Kabupaten (AFK) Wonosobo dan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Wonosobo menggelar Liga Futsal Santri Wonosobo (LFSW).

LFSW dilaksanakan mulai 13 hingga 16 Oktober 2024 di Bhanthos Futsal Arena Wonosobo, dengan tema "Menyambung Juara, Menyengkuh Masa Depan."

Upacara pembukaan LFSW berlangsung pada hari Minggu, 13 Oktober 2024, dihadiri oleh sejumlah tamu undangan, termasuk Plt. Bupati Wonosobo Drs. H. Muhammad Albar, M.M., Ketua AFK Wonosobo Wisnu Ibet Pradana, S.T., dan Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Diaspora) Dr. H. Musafak, serta perwakilan Kodim 0707/Wonosobo.

Drs. H. Muhammad Albar, M.M., menjelaskan bahwa LFSW diselenggarakan untuk mensyiarkan Hari Santri Nasional melalui pertandingan futsal. "Melalui Liga Futsal Santri Wonosobo ini, mari kita rayakan semarak Hari Santri Nasional 2024 dengan kegiatan positif dan menyehatkan. Tunjukkan bahwa santri tidak hanya pandai mengaji, tetapi juga memiliki fisik yang prima melalui olahraga," ujarnya.

Ia berharap liga futsal seperti ini dapat dilaksanakan secara rutin, tidak hanya pada momentum Hari Santri. "Ke depan, semoga pertandingan seperti ini tidak hanya diadakan saat Hari Santri, tetapi bisa dilaksanakan secara rutin sebagai sarana rekreasi dan juga untuk menemukan bakat-bakat futsal yang potensial," katanya.

Albar juga meminta Asosiasi Santri Wonosobo (ASW) untuk memperhatikan perkembangan bakat futsal di kalangan santri. "ASW harus bisa memperhatikan, membimbing, dan mengarahkan potensi-potensi pemain futsal di kalangan santri. Para pemain terbaik dapat diusulkan untuk mengikuti kompetisi olahraga bergengsi, seperti PON," tambahnya.

Plt. Bupati tersebut berpesan kepada para santri yang berkompetisi di LFSW agar tampil maksimal. "Tunjukkan sportivitas dan permainan terbaik. Santri harus menjadi pribadi hebat, tidak hanya dalam bidang agama, tetapi juga dalam aspek kehidupan lainnya," tegasnya.

Ketua Panitia LFSW, Musodik, menjelaskan bahwa liga ini diikuti oleh 50 tim dari berbagai pesantren di Kabupaten Wonosobo. "Sebanyak 50 tim dari berbagai pesantren di Kabupaten Wonosobo akan memperebutkan piala bergilir, sekaligus memeriahkan momen Hari Santri," ujar Musodik. Ia juga mengimbau para santri agar bertanding dengan baik dan menjunjung tinggi sportivitas. "Liga ini juga menjadi ajang silaturahmi untuk mempererat persahabatan antar-pesantren di Wonosobo," tambahnya.

Ketua AFK Wonosobo, Wisnu Ibet Pradana, S.T., yang juga hadir dalam pembukaan LFSW, menekankan bahwa liga ini bertujuan membentuk persatuan di kalangan pondok pesantren. "Dari persatuan tersebut, nantinya akan dipilih santri berbakat di bidang futsal untuk mewakili Wonosobo dalam pertandingan di berbagai tingkat," ujarnya.

Wisnu juga mencatat bahwa saat ini masih sedikit santri yang berpartisipasi dalam kompetisi futsal. "Saat ini, sudah ada beberapa santri terbaik yang mewakili Wonosobo dalam pertandingan di luar daerah, tetapi jumlahnya masih sedikit," katanya. Melalui LFSW, diharapkan dapat ditemukan pemain futsal terbaik di kalangan santri untuk diikutsertakan dalam kompetisi yang lebih besar.

"Saya sudah berdiskusi dengan ketua panitia. Dari beberapa talenta berbakat ini, akan disatukan dan insya Allah tahun depan kita akan mengikuti pra-liga. Jika lolos, tim ini akan mengikuti Wonosobo Futsal," pungkasnya.

Standard Post with Image
wonosobo terkini

Dua Jurnalis Wonosobozone Lulus UKW Dewan Pers 2024, Bersama Media Besar seperti Kompas

Wonosobonews.com - Dua jurnalis dari Wonosobozone, Rochmad Tri Apriliyanto dan Fajar Ari Wibowo, dinyatakan kompeten setelah mengikuti Uji Kompetensi Wartawan (UKW) Dewan Pers 2024 di Jawa Tengah. Mereka berhasil lulus setelah melalui 11 materi ujian yang berlangsung selama dua hari, 11-12 Oktober 2024, di Aston Solo Hotel.

Bersama dengan 10 peserta lainnya, kedua jurnalis tersebut diuji oleh Lembaga UKW UPN Yogyakarta yang membagi peserta dalam dua kelompok, masing-masing dipandu oleh satu penguji. Dr. Susilastuti, M.Si, selaku tim penguji dari LUKW UPN Yogyakarta, menyampaikan bahwa semua peserta, baik yang berada pada jenjang muda maupun madya, dinyatakan kompeten. "Dari 12 orang yang ada 10 adalah muda dan 2 adalah madya, semua dinyatakan kompeten, selamat" ujar Dr. Susilastuti saat mengumumkan hasil ujian.

Ujian ini merupakan momen penting bagi para jurnalis Wonosobozone untuk meningkatkan kualitas dan profesionalitas mereka. Dengan kelulusan Rochmad dan Fajar, kini Wonosobozone memiliki tiga jurnalis dengan sertifikasi jenjang muda dan satu jurnalis berjenjang utama, dari total tujuh anggota redaksi.

Sebagai media yang mulai dikenal di Wonosobo, harapan besar tertuju pada para jurnalis ini agar dapat menjalankan tugas jurnalistik secara profesional dan bertanggung jawab. Keberhasilan ini juga menandai peningkatan kualitas tim redaksi Wonosobozone di tengah persaingan ketat dengan media besar.

UKW Dewan Pers 2024 ini tidak hanya diikuti oleh media lokal, tetapi juga dihadiri oleh jurnalis dari media nasional besar seperti Kompas.com, Solopos.com, Tribun News, dan Liputan6.com. Sebanyak 66 peserta dari berbagai jenjang kompetensi, mulai dari muda hingga utama, turut ambil bagian dalam ujian yang difasilitasi oleh Dewan Pers melalui lembaga-lembaga uji seperti AJI Indonesia, Kompas, UPN Yogyakarta, dan Solopos.

Selain memberikan kesempatan untuk meningkatkan kompetensi, UKW ini juga membuka peluang bagi jurnalis yang belum lulus dari lembaga uji lain untuk mempersiapkan diri dengan lebih matang dalam waktu enam bulan ke depan, sebagaimana diungkapkan Dr. Susilastuti. "Jangan berkecil hati, masih ada waktu untuk mempersiapkan diri lebih baik lagi," pesannya.

Dengan kelulusan ini, diharapkan para jurnalis Wonosobozone dapat semakin berkontribusi dalam meningkatkan standar jurnalistik di Wonosobo dan memperkuat posisi media lokal di tengah dominasi media nasional.

Standard Post with Image
wonosobo terkini

Tradisi AUM Desa Talunombo, Simbol Harmoni Manusia dan Alam

Wonosobonews.com - Desa Talunombo, Wonosobo, baru saja menyelenggarakan prosesi tahunan AUM, sebuah tradisi sakral yang memperlihatkan hubungan harmonis antara manusia dan alam, pada Minggu, 13 Oktober 2024. Tradisi ini menjadi bentuk penghormatan para petani terhadap makhluk hidup yang secara tidak sengaja terdampak selama proses bertani.

Tradisi AUM mencerminkan pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem dan kelestarian lingkungan di wilayah persawahan. Prosesi dimulai dengan pengumpulan serangga dan burung dari area sawah, yang kemudian ditukar dengan tumpeng begoner dan ingkung, sebelum dilepaskan kembali ke alam sebagai simbol menjaga kelestarian.

"Ini adalah bentuk keselarasan antara manusia dengan hewan agar kita selaras di alam," ujar Kepala Desa Talunombo, Badarudin.

Tradisi ini juga melibatkan penyajian jenang merah putih yang memiliki makna mendalam tentang keselamatan dan keseimbangan. "Jenang merah putih ini sudah mentradisi sebagai simbol keselamatan dan keselarasan, mewakili segogolong lima papat pancer yang bermakna menjaga keharmonisan antara unsur-unsur alam dan manusia," jelas Badarudin.

Usai penyajian jenang, warga bersama-sama menikmati hidangan sebagai wujud kebersamaan dan tanggung jawab dalam melestarikan tradisi. Prosesi kemudian diakhiri dengan pelepasan burung dan serangga kembali ke habitatnya, sebagai simbol upaya menjaga keseimbangan ekosistem.

Selain sebagai ritual budaya, AUM juga bertujuan untuk menghidupkan kembali minat generasi muda terhadap dunia pertanian, mengingat adanya penurunan minat di kalangan pemuda di bawah usia 40 tahun. "Jika ini dibiarkan, Indonesia bisa mengalami krisis pangan di masa depan. Karena itu, penting bagi kita untuk menumbuhkan minat generasi muda terhadap pertanian," tegas Badarudin.

Selain itu, AUM diharapkan bisa menjadi daya tarik wisata budaya, menarik wisatawan lokal dan internasional untuk mengenal lebih jauh tradisi ini. "AUM bisa menjadi event wisata budaya yang tidak hanya dikenal di Wonosobo, tetapi juga di tingkat nasional dan mancanegara," tambah Badarudin.

Dukungan dari mahasiswa Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) UNSIQ Jawa Tengah turut memperkuat peran tradisi ini dalam edukasi dan pelestarian budaya. "Alhamdulillah, kegiatan ini mendapat dukungan dari para mahasiswa dan masyarakat tanpa terkecuali. Pendanaan juga kami lakukan secara gotong royong," ungkap Badarudin.

Tradisi AUM mencerminkan semangat gotong royong yang hidup di Desa Talunombo, sekaligus menjadi bagian penting dari identitas budaya yang diwariskan lintas generasi.

Standard Post with Image
Wisata Wonosobo

Keindahan Desa Sembungan sebagai Desa Tertinggi di Jawa Tengah

Wonosobonews.com - Kabupaten Wonosobo, yang terletak dekat dengan Dataran Tinggi Dieng, merupakan daerah dengan elevasi tertinggi di antara kawasan lainnya di Jawa Tengah. Menurut informasi dari Instagram @jombloadventure_ pada Sabtu (7/8/2021), Wonosobo menduduki posisi pertama sebagai kawasan tertinggi di Jawa Tengah dengan ketinggian lebih dari 500 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Dua daerah lainnya yang masuk dalam tiga besar kawasan tertinggi di Jawa Tengah adalah Kabupaten Temanggung di posisi kedua dan Kota Salatiga di posisi ketiga. Lokasi dengan ketinggian tertinggi ini terletak di Desa Sembungan, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo.

Suhu di Desa Sembungan sangat dingin, bahkan bisa mencapai suhu yang sangat menusuk tulang. Saat musim kemarau, udara pagi di desa ini sering menghasilkan bunga es di permukaan rumput dan dedaunan, menciptakan pemandangan yang sangat menakjubkan.  

Sejak dikenal sebagai desa tertinggi di Jawa Tengah, Desa Sembungan menjadi tujuan banyak pengunjung yang ingin melihat fenomena bunga es dan merasakan hawa dingin yang ekstrim. Selain itu, Desa Sembungan juga memiliki beberapa spot menarik, seperti Telaga Cebong dan Bukit Sikunir. Dari Bukit Sikunir, pengunjung bisa menikmati pemandangan golden sunrise, yaitu matahari terbit yang indah dengan langit yang berwarna keemasan.

Desa Sembungan juga termasuk dalam daftar tujuh desa tertinggi di Indonesia. Beberapa desa lainnya yang memiliki ketinggian serupa adalah Kampung Bena di NTT (1.500 mdpl), Kampung Deiyai di Papua (1.700 mdpl), Desa Argosari di Gunung Bromo (2.000 mdpl), Desa Ranupani di Gunung Rinjani (2.100 mdpl), Distrik Mulia di Puncak Jaya (2.448 mdpl), dan Desa Hargo Dalem di Gunung Lawu (3.265 mdpl).

Secara geografis, Jawa Tengah memiliki tekstur dataran yang mirip segitiga. Bagian utara adalah dataran rendah yang hampir setara dengan permukaan laut, bagian tengah merupakan daerah pegunungan dan dataran tinggi yang luas, sedangkan bagian selatan adalah dataran rendah sempit dengan beberapa perbukitan.

 

Standard Post with Image
kuliner

Nasi Goreng Pertelon Dieng yang Unik dan Viral dengan Wajan Besar

Wonosobonews.com - Saat berkunjung ke Dieng, jangan lewatkan untuk mencicipi Nasi Goreng Pertelon, terutama di malam hari. Meskipun nasi goreng ini sebenarnya tidak berbeda jauh dengan nasi goreng pada umumnya, yang membuatnya istimewa adalah cara memasaknya.

Di sini, mereka menggunakan wajan besar untuk memasak nasi goreng dalam jumlah banyak, hingga 60 porsi sekaligus. Teknik ini sempat viral di media sosial dan menarik perhatian banyak orang untuk mencobanya.

Rizal Shafa, pemilik warung nasi goreng ini, menjelaskan bahwa awalnya ia menggunakan wajan besar untuk mengantisipasi banyaknya pembeli. "Inisiatif kita bikin banyak dulu, kita tampung, kalau misal ada yang pesan kita tinggal masak lagi," ujarnya.

Dalam sekali masak, Rizal bisa memasukkan 10-25 kilogram nasi putih dan 1,5 kilogram telur ayam. Untuk mengaduknya, ia bahkan menggunakan dua spatula besar.  

Bumbu yang digunakan hampir sama dengan nasi goreng pada umumnya: bawang putih, cabai, garam, kecap, dan saus. Namun, yang membuat nasi goreng ini berbeda adalah penambahan red chicken yang memberikan cita rasa khas.

Urutan memasaknya pun tidak jauh berbeda dengan nasi goreng biasa: minyak dipanaskan, bawang putih dimasukkan dan digoreng hingga berwarna keemasan. Kemudian, telur ditambahkan dan diaduk hingga setengah matang, diikuti dengan sayur sawi. Setelah itu, nasi putih dimasukkan dan diaduk rata. Bumbu pelengkap lainnya kemudian ditambahkan.

"Tidak ada bumbu yang spesial. Kuncinya saat memasak bawang harus sampai golden brown dan menggunakan api besar pasti rasanya enak," jelas Rizal.

Proses memasaknya yang unik ini sering diabadikan oleh pembeli dan diunggah ke media sosial, membuat semakin banyak orang mengetahui dan tertarik untuk mencoba nasi goreng ini.