Standard Post with Image
Wonosbo terkini

Pemerintah Kabupaten Wonosobo Salurkan Bantuan Cadangan Beras Pemerintah

wonosobonews.com - Pemerintah Kabupaten Wonosobo menyalurkan bantuan Cadangan Beras Pemerintah untuk bantuan pangan 2024 sebagai langkah untuk membantu masyarakat di tengah melambungnya harga beras dan sebagai tindakan pencegahan inflasi.

Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat, saat menyerahkan bantuan pangan di Desa Gondang, Kecamatan Watumalang, Kamis (29/2/2024) menyatakan bahwa bantuan pangan ini akan menyasar 80.047 rumah tangga penerima manfaat.

"Sudah keharusan bagi kami selaku Pemerintah Daerah untuk melayani masyarakat. Salah satunya melalui bantuan beras yang memang menjadi kebutuhan pokok sehari-hari," ungkap Afif.

Menurutnya, bantuan ini menjadi penting karena harga beras di pasaran sedang sangat tinggi. Dengan bantuan ini, diharapkan dapat meringankan beban masyarakat hingga harga pasar stabil kembali.

"Dalam situasi darurat atau krisis seperti ini, Pemerintah Daerah harus hadir untuk mendukung kesejahteraan masyarakat," tambahnya.

Kepala Desa Gondang Abadi juga menyampaikan apresiasi atas bantuan yang diberikan oleh pemerintah. Pihaknya akan memastikan bantuan tersebut disalurkan secara adil dan tepat sasaran kepada warga yang membutuhkan.

Dengan monitoring dan penyaluran langsung bantuan kepada masyarakat di berbagai desa, ini merupakan wujud nyata dari kehadiran dan kepedulian pemerintah daerah terhadap kebutuhan dan kesejahteraan rakyatnya.

Standard Post with Image
Wonosbo terkini

Kodim 0707/Wonosobo Gelar Pasar Murah Beras di Makodim

wonosobonews.com - Kodim 0707/Wonosobo bekerjasama dengan Bulog menggelar pasar murah di halaman Makodim, Selasa (5/3/2024). Kegiatan ini bertujuan membantu meringankan beban ekonomi masyarakat di tengah kenaikan harga beras.

Dandim 0707/Wonosobo Letkol Inf Helmy menyampaikan bahwa beras dijual dengan harga Rp 10.800 per kilogram, dan dalam pasar murah ini dijual dalam bentuk paket 5 kilogram seharga Rp 54.000.

“Sebentar lagi memasuki bulan suci Ramadan, bahan pokok biasanya naik, seperti beras saat ini. Melihat hal tersebut, pimpinan TNI memerintahkan jajarannya agar menyelenggarakan kegiatan yang bersifat membantu beban hidup rakyat. Salah satunya adalah pasar murah ini dengan menjual beras," ujarnya.

Kegiatan pasar murah ini juga lebih ditekankan untuk meredam gejolak harga pangan atau laju inflasi daerah yang saat ini masih menjadi ancaman bagi masyarakat.

Diharapkan pasar murah ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, karena harga yang ditawarkan di sini lebih murah dari harga di pasar.

“Kami berharap kegiatan ini dapat membantu masyarakat. Serta sebagai sarana komunikasi antara TNI dengan masyarakat sehingga mereka bisa menyampaikan permasalahan yang dialami di lapangan untuk bersama-sama mencari solusi jalan keluar," tambahnya.

Salah satu pembeli di pasar murah, Yuni, menyampaikan terima kasih dengan adanya pasar murah di Kodim/0707 Wonosobo.

“Kami sebagai rakyat kecil yang bekerja sebagai pedagang nasi goreng sangat merasakan sekali kenaikan harga sembako khususnya beras. Beras terus naik, disusul lagi minyak goreng, telur dan sebagainya. Sementara untuk menaikkan harga dagangannya tidak bisa, takut para konsumen tidak membeli. Dengan adanya pasar murah ini  bisa meringankan beban ekonomi kami," ungkapnya.

Ia berharap kegiatan semacam ini bisa lebih sering dilaksanakan tidak hanya beras namun juga kebutuhan pokok lainnya.

Standard Post with Image
ekonomi

Lonjakan Harga Beras, Pemerintah Wonosobo Waspada Inflasi

wonosobonews.com - Belakangan, harga berbagai jenis komoditas beras mengalami lonjakan signifikan, dengan rentang harga antara Rp 15 ribu hingga Rp 18 ribu per kilogram, tergantung pada spesifikasinya. Pemerintah mengkhawatirkan bahwa kenaikan harga beras ini akan berkontribusi pada angka inflasi daerah.

"Inflasi Wonosobo saat ini berada di angka 2,61 persen, sejalan dengan persentase nasional pada tahun 2023. Dari berbagai faktor penyebab inflasi, komoditas beras sendiri menyumbang sebesar 0,5 persen dalam data nasional," ungkap Wakil Bupati (Wabup) Wonosobo, Muhammad Albar.

Albar menekankan pentingnya pemantauan terus-menerus oleh pemerintah terhadap kondisi pasar. Mahalnya kebutuhan pangan, khususnya beras, dapat berdampak pada daya beli masyarakat dan berpotensi meningkatkan tingkat inflasi.

"Intervensi pemerintah bersama Bulog telah dilakukan untuk memantau kondisi lapangan dan menjaga agar harga beras tetap stabil. Tujuannya adalah agar masyarakat tidak terbebani oleh kenaikan harga yang signifikan," tambahnya.

Menanggapi lonjakan harga pangan yang meliputi beras, daging ayam, telur, cabai, dan sejumlah komoditas lainnya, pemerintah telah mengadakan rapat koordinasi intensif bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).

Sebagai respons atas situasi ini, pemerintah menggelontorkan berton-ton beras dari Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) bersama Bulog. Beras tersebut disuplai ke beberapa toko di sejumlah pasar, termasuk Pasar Induk Wonosobo.

"Menghadapi bulan puasa dan lebaran, kami akan melaksanakan operasi pasar. Jika harga beras belum terkendali, kami akan turun ke lapangan bersama Bulog. Kami juga akan menggelar pasar murah di beberapa titik menjelang lebaran untuk membantu masyarakat," jelas Wabup Albar.

Sementara itu, Albar juga mengimbau agar masyarakat tidak panik menghadapi kenaikan harga pangan. Pemerintah telah memberikan subsidi untuk beras berkualitas dengan harga maksimal hanya Rp 10.900 per kilogram, sehingga diharapkan dapat mengakomodir kebutuhan masyarakat dengan harga terjangkau

Standard Post with Image
ekonomi

Pantauan Harga Kebutuhan Pokok di Pasar Induk Wonosobo Jelang Ramadan

wonosobonews.com - Wakil Bupati Wonosobo, Muhammad Albar, bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) turut melakukan pantauan langsung terhadap harga kebutuhan pokok di Pasar Induk Wonosobo. Tujuan dari pantauan ini adalah untuk memastikan ketersediaan barang yang memadai menjelang bulan Ramadan.

"Waktu ini, kita bersama tim ini ingin memastikan sejauh mana ketersediaan barang di pasar. Apakah menjelang bulan puasa ini barang-barang itu tersedia atau langka," ungkap Albar, Rabu (6/3/2024).

Albar didampingi oleh Sekretaris Daerah One Andang Wardoyo dan Kepala Gudang Bulog Wonosobo, Dodi Herdiansyah. Mereka secara langsung melihat harga-harga kebutuhan pokok yang dijual di pasar.

Berdasarkan pantauan yang dilakukan setelah bertemu dengan beberapa pedagang, ketersediaan bahan pokok masih terpenuhi. Harga beberapa komoditas, terutama beras, mulai menurun.

"Untuk harga beras premium sudah mulai ada penurunan. Yang tadinya harga beras (medium) sampai Rp 16.000, sekarang sudah Rp 15.500," jelasnya.

Meskipun begitu, beberapa komoditas lain, seperti gula dan minyak, mengalami kenaikan harga meski tidak signifikan. "Kenaikannya antara Rp 500 sampai Rp 1000. Ya kenaikan yang wajar," tambahnya.

Romadhon, seorang pedagang sembako di Pasar Induk Wonosobo, juga mengkonfirmasi bahwa harga beras dari Bulog stabil di Rp 10.900, namun beras lokal mulai mengalami penurunan harga.

Sekda One Andang Wardoyo menambahkan bahwa hasil pantauan ini akan digunakan untuk melakukan pemetaan bersama TPID guna mencari solusi jika terjadi kelangkaan kebutuhan pokok di pasar.

"Kita lihat ketersediaannya seperti apa, harganya tinggi atau tidak. Karena yang paling penting itu ada ketersediaan, dan masyarakat masih bisa membeli dengan harga cukup terjangkau," tutupnya

Standard Post with Image
Wonosbo terkini

Angka Kemiskinan di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, Mulai Menurun

wonosobonews.com - Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Wonosobo, Supriyadi, mengumumkan bahwa angka kemiskinan di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, mengalami penurunan pada tahun 2023, turun menjadi 15,58 persen dari 16,17 persen pada tahun sebelumnya. Hal ini menyebabkan pergeseran posisi Kabupaten Wonosobo dari peringkat 34 menjadi peringkat 33 di Provinsi Jawa Tengah.

"Sejak tahun 2019, kita berada di posisi 34. Tahun 2023, kita naik ke peringkat 33 di Jawa Tengah," ungkap Supriyadi.

Pada tahun 2023, Pemerintah Kabupaten Wonosobo berhasil mencapai target angka kemiskinan yang berkisar antara 14,75 hingga 15,62 persen. Sementara untuk tahun 2024, pemerintah menargetkan angka kemiskinan turun menjadi antara 14,5 hingga 15,08 persen.

Supriyadi menjelaskan bahwa untuk memperoleh data kemiskinan yang akurat, pemerintah setempat telah melakukan verifikasi ulang data mikro P3KE dari Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) guna memastikan relevansinya dengan kondisi riil di Kabupaten Wonosobo.

"Dari hasil verifikasi tersebut, beberapa desa telah menetapkan sasaran penanggulangan kemiskinan ekstrem di wilayahnya, dengan Kecamatan Kepil dan Kertek masih menjadi wilayah dengan jumlah penduduk miskin ekstrem tertinggi," jelasnya.

Selain itu, beberapa kecamatan bahkan telah berhasil mengangkat seluruh penduduk miskin ekstrem menjadi kategori miskin, menunjukkan progres dalam penurunan kemiskinan.

Untuk mengurangi angka kemiskinan, Kabupaten Wonosobo telah melaksanakan berbagai program, termasuk Gerakan Entaskan Kemiskinan Menuju Sejahtera (Gerimis Mesra) yang melibatkan kolaborasi multipihak dan berbagai program bantuan sosial seperti bantuan bagi lansia, balita stunting, dan keluarga miskin.

"Program ini akan terus dilanjutkan pada tahun 2024 dengan harapan dapat membawa dampak positif yang lebih besar terhadap penurunan angka kemiskinan di Kabupaten Wonosobo," tutupnya.