Standard Post with Image
wonosobo terkini

UMK Wonosobo Diproyeksikan Naik Rp140.356, Kesejahteraan Buruh Ditingkatkan

Wonosobonews.com - Awal tahun 2025 membawa kabar baik bagi para pekerja di Kabupaten Wonosobo, dengan prediksi kenaikan Upah Minimum Kabupaten (UMK) sebesar Rp140.356. Persentase kenaikan 6,5 persen ini menjadi bagian dari kebijakan nasional untuk mendukung kesejahteraan buruh, sekaligus mengapresiasi peran penting mereka dalam mendukung perekonomian Indonesia.

Presiden Prabowo Subianto mengumumkan keputusan tersebut usai pertemuan dengan para pimpinan buruh di Istana Negara pada Sabtu, 11 November 2024. "Setelah melakukan pertemuan dengan pimpinan buruh, kami memutuskan menaikkan rata-rata upah minimum nasional sebesar 6,5 persen pada tahun 2025,"ungkapnya. Keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan berbagai masukan dari para pekerja dan relevansi terhadap kondisi ekonomi saat ini.

Kenaikan ini membuat UMK Wonosobo yang sebelumnya Rp2.159.165 diproyeksikan menjadi Rp2.299.521 pada tahun mendatang. Angka ini dihasilkan dari perhitungan kenaikan 6,5 persen terhadap UMK tahun 2024. Kebijakan ini dirancang untuk membantu buruh menghadapi tantangan ekonomi, seperti meningkatnya biaya hidup, serta menjaga daya beli masyarakat di tengah inflasi yang terus berlangsung.

Selain dampak langsung terhadap pekerja, kebijakan ini juga diharapkan membawa manfaat besar bagi perekonomian Wonosobo. Dengan peningkatan daya beli masyarakat, sektor-sektor lokal seperti perdagangan, jasa, dan usaha kecil menengah diyakini akan mendapat dorongan positif. Hal ini diharapkan menciptakan ekosistem ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Kenaikan UMK Wonosobo ini selaras dengan kebijakan pemerintah pusat yang terus berupaya meningkatkan kesejahteraan pekerja, sambil tetap menjaga stabilitas ekonomi secara menyeluruh. Keputusan ini diharapkan menjadi langkah penting dalam membangun sinergi antara buruh, pengusaha, dan pemerintah, sehingga mampu mendorong produktivitas serta pertumbuhan ekonomi yang lebih baik di tahun mendatang.

Standard Post with Image
wonosobo terkini

Wonosobo Raih Skor Tertinggi Pelayanan Publik 2024, Tetap di Zona Hijau

Wonosobonews.com - Pemerintah Kabupaten Wonosobo kembali mencatat prestasi gemilang dengan mempertahankan predikat zona hijau, kategori tertinggi dalam Penilaian Standar Pelayanan Publik 2024 yang dilakukan oleh Ombudsman Republik Indonesia (RI). Skor Wonosobo pun melonjak dari 89,93 pada 2023 menjadi 96,97 di tahun ini. Penghargaan ini diserahkan oleh Kepala Ombudsman RI Perwakilan Jawa Tengah, Siti Farida, S.H., M.H., kepada Wakil Bupati Wonosobo, Drs. Muhammad Albar, M.M., dalam acara resmi di Quest Hotel Semarang, Senin, 2 Desember 2024.

Penilaian ini dilakukan oleh Ombudsman RI untuk mengawasi kualitas pelayanan publik sesuai amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 dan mencegah maladministrasi. Dari 29 kabupaten/kota di Jawa Tengah yang dinilai, Wonosobo kembali membuktikan kualitas layanannya. Enam unit kerja yang menjadi fokus penilaian adalah DPMPTSP, Disdukcapil, Dinsos PMD, Disdikpora, Puskesmas Kertek 1, dan Puskesmas Selomerto 1.

Dalam sambutannya, Siti Farida menekankan keunggulan Jawa Tengah dalam penilaian pelayanan publik di tingkat nasional. “Seluruh Kabupaten Kota di jawa tengah mendapatkan kategori A, Hasil ini memang betul-betul kinerja dari para penyelenggara pelayanan publik yang di Jawa Tengah dalam memenuhi kebutuhan yang mendasar bagi Masyarakat,” ungkapnya.

Wakil Bupati Albar, didampingi Kepala Bagian Organisasi Setda Wonosobo, Zulfa Akhsan Alim Kurniawan, S.STP., M.Si., menyampaikan rasa syukurnya atas prestasi ini. "Alhamdulillah, Wonosobo kembali meraih predikat kualitas tertinggi dalam penilaian standar pelayanan publik yang diberikan. Pada tahun sebelumnya 89,93 sekarang meningkat menjadi 96,97," ujar Albar.

Menurutnya, pencapaian ini menjadi tantangan baru bagi Pemkab Wonosobo untuk terus meningkatkan pelayanan dasar masyarakat. “Tentunya ini sebuah perjuangan yang tidak mudah, tetapi kita berharap betul, satu demi satu harus diupayakan dengan berbagai langkah yang inovatif dan kualitatif untuk mendapat capaian yang lebih tinggi lagi,” tambahnya.

Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya kebanggaan terhadap penghargaan ini dengan terus berkomitmen memberikan pelayanan terbaik. “Kebersamaan, sinergi, serta kolaborasi yang terbangun dengan baik menjadi ciri khas kita, ‘Sesarengan’ harus ditingkatkan demi mempertegas komitmen kita menuju pelayanan publik yang memuaskan bagi masyarakat Kabupaten Wonosobo,” tutup Albar.

Keberhasilan ini tidak hanya menjadi pencapaian, tetapi juga motivasi bagi Wonosobo untuk terus berinovasi dalam memberikan pelayanan yang responsif dan berkualitas tinggi bagi warganya.

Standard Post with Image
wonosobo terkini

Milad Muhammadiyah ke 112 di Wonosobo, Jalan Sehat Berhadiah Umroh

Wonosobonews.com - Sekitar 15.000 warga Muhammadiyah dari berbagai cabang, ranting, amal usaha, serta sekolah Muhammadiyah di seluruh Wonosobo memadati Alun-Alun Kota Wonosobo pada Minggu, 1 Desember 2024, untuk mengikuti kegiatan jalan sehat. Acara ini merupakan bagian dari peringatan Milad Muhammadiyah ke-112, yang berlangsung meriah dengan hadiah utama berupa tiga paket umroh untuk peserta yang beruntung melalui undian.

Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Wonosobo, Bambang Wen, menyatakan bahwa perayaan milad ini melibatkan seluruh elemen Muhammadiyah di Wonosobo dan mencerminkan solidaritas yang kuat. "Hari ini ada 15.000 orang dari seluruh cabang, ranting, amal usaha, sekolah Muhammadiyah seluruh kecamatan di Wonosobo," ujar Bambang.

Dalam sambutannya, Bambang mengungkapkan berbagai pencapaian Muhammadiyah di Wonosobo, baik di bidang kemasyarakatan maupun kesehatan. Salah satu kebanggaan yang disampaikan adalah penghargaan sebagai peringkat kedua nasional untuk Masjid Darussalam Kalibeber sebagai masjid yang memakmurkan jamaah.

Selain itu, Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (Kokam) Wonosobo berhasil meraih peringkat ketiga terbanyak di Jawa Tengah. Bambang juga menyoroti perkembangan signifikan RS PKU Muhammadiyah Wonosobo yang kini telah menjadi rumah sakit syariah ketiga di Indonesia, menunjukkan komitmen Muhammadiyah dalam memberikan pelayanan kesehatan berkualitas.

Bambang menegaskan bahwa Muhammadiyah Wonosobo akan terus meningkatkan kontribusi di berbagai bidang. “Harapan kami kepada seluruh komponen bisa terus semakin berkhidmat dengan trisula sudah selesai, dan sekarang garap pilar keempat tingkatkan ekonomi dengan industrialisasi untuk dukung kesejahteraan. Kami melihat peluang untuk usaha air minum dalam ke masan, ke depan kita akan memulai itu,” ujarnya optimis.

Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat, yang turut hadir dalam acara tersebut, mengapresiasi jalan sehat sebagai ajang syiar Islam sekaligus peringatan satu dekade RS PKU Muhammadiyah. "Kita rasakan bersama hasil dari sinergi di bidang pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Kesehatan di Wonosobo semakin didukung dengan kehadiran RS PKU Muhammadiyah. Selain itu, pelibatan di bidang pembangunan, pemerintah sudah beri ruang seluas-luasnya untuk berkontribusi bangun Wonosobo dan hari ini kita masih punya PR angka kemiskinan dan putus sekolah. Lewat bidang pendidikan kita ajak untuk tekan angka ini bersama," ungkapnya.

Bupati juga menekankan pentingnya kontribusi Muhammadiyah dalam mengatasi tantangan seperti kemiskinan dan angka putus sekolah. Ia mengajak Muhammadiyah untuk terus bersinergi dalam menekan angka tersebut melalui sektor pendidikan.

Dengan semangat kebersamaan, peringatan Milad Muhammadiyah ke-112 di Wonosobo ini tidak hanya menjadi ajang olahraga dan hiburan, tetapi juga momentum untuk memperkuat peran Muhammadiyah dalam membangun masyarakat yang lebih sejahtera.

 

Standard Post with Image
wonosobo terkini

PDM Wonosobo Raih Tiga Penghargaan dalam Muhammadiyah Award 2024

Wonosobonews.com - Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Wonosobo berhasil meraih tiga penghargaan bergengsi dalam ajang Muhammadiyah Award 2024 yang digelar oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah. Penghargaan tersebut meliputi juara kedua Lomba Masjid Nasional, peringkat ketiga Peningkatan Jumlah KTAM di Jawa Tengah, dan peringkat ketiga Jumlah Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (Kokam) terbanyak di Jawa Tengah.

Penghargaan ini diserahkan langsung oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si., yang didampingi oleh Ketua PWM Jateng, Dr. Tafsir, M.Ag., dalam acara resepsi Milad ke-112 Muhammadiyah sekaligus grand launching Gedung Zam-Zam RS PKU Muhammadiyah Temanggung, pada 23 November 2024.

Ketua PDM Kabupaten Wonosobo, Bambang WEN, menyampaikan kebanggaannya atas prestasi yang diraih, terutama dalam Lomba Masjid Nasional yang diikuti oleh Masjid Darussalam PCM Mojotengah Wonosobo. "Prestasi ini membanggakan kami sekaligus menjadi penyemangat dalam meningkatkan pelayanan kepada jamaah. Masjid ini ditetapkan sebagai Masjid Muhammadiyah percontohan di Kabupaten Wonosobo," ujarnya.

Penghargaan kedua yang diraih adalah peringkat ketiga dalam Peningkatan Jumlah KTAM di Jawa Tengah. Bambang menjelaskan, gerakan membangun dan menguatkan jamaah difokuskan pada usaha mencetak mubaligh-mubalighat Muhammadiyah. Para mubaligh inilah yang mengisi ceruk-ceruk rohani warga persyarikatan melalui pengajian-pengajian yang digerakkan di setiap daerah, cabang, ranting, masjid, dan AUM.

Penghargaan ketiga adalah peringkat ketiga dalam Jumlah Kokam Terbanyak di Jawa Tengah, dengan Wonosobo mencatatkan 830 anggota Kokam terdaftar. Sekretaris PWM Jateng, Dodok Sartono, menjelaskan bahwa penghargaan ini merupakan hasil dari pengolahan Biro Organisasi dan Monitoring Kinerja (BOMK) PWM Jateng.

Dengan tiga penghargaan yang diterima, PDM Wonosobo semakin termotivasi untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan kepada umat dan masyarakat.

 

Standard Post with Image
ukm

Siti Mua'wamah Sukses Ekspor Gula Semut Gondowulan Meski Hadapi Tantangan Infrastruktur

Wonosobonews.com - Di tengah keterbatasan fasilitas dan akses yang belum memadai, Siti Mua'wamah, warga Desa Gondowulan, Kecamatan Kepil, telah membuktikan bahwa semangat kewirausahaan mampu menembus pasar internasional. Bermula dari kegiatan sederhana membeli gula cetak dari petani, kini gula semut buatan Siti rutin diekspor ke Amerika Serikat, menjadikannya contoh inspiratif bagi banyak pelaku usaha mikro.

Dalam kunjungan yang dilakukan oleh Wakil Bupati Wonosobo pada 29 November 2024, Siti berbagi cerita mengenai perjalanan panjangnya membangun usaha gula semut yang dimulai pada 2016. “Awal-awal buat, saya itu habis sekitar 5 kwintal agar bisa jadi gula semut yang sesuai dengan yang diharapkan,” tuturnya, mengenang perjuangannya di masa-masa awal.

Siti sempat menjalin kemitraan dengan perusahaan di Purworejo hingga 2018 sebelum memutuskan untuk berjuang mandiri. Keputusan ini diambil meski dengan tantangan besar, termasuk keharusan untuk memulai sertifikasi organik dengan modal pribadi. “Saat itu kita dipaksa untuk mandiri, karena perusahaan yang ada di Purworejo itu tengah mengalami kelesuan,” ujarnya.

Meskipun pandemi COVID-19 sempat menggoyahkan bisnisnya, Siti tidak menyerah. Ia beradaptasi dengan mengalihkan fokus ke pasar lokal dan memperkenalkan produk inovatif seperti gula jahe. “Kami tidak bisa berhenti, karena ada tanggung jawab kepada para pekerja. Mereka ini tulang punggung keluarga,” jelasnya.

Pada 2021, kerja keras Siti membuahkan hasil. Berkat dukungan PT BTF Big Tree Farm, sebuah perusahaan di Sukoharjo, ia berhasil mendapatkan sertifikasi organik internasional yang diakui oleh lembaga di Belanda. Sertifikasi ini memastikan bahwa produk gula semutnya memenuhi standar global, sebuah pencapaian yang penting untuk membuka peluang ekspor yang lebih luas. “Sertifikasi organik itu penting untuk memastikan kualitas produk kami benar-benar terjaga dan aman dikonsumsi,” kata Siti.

Sejak mendapatkan sertifikasi tersebut, permintaan terhadap gula semut produksinya terus meningkat. Setiap minggu, Siti mengirimkan dua kali pengiriman, masing-masing dengan volume 2 ton. “Dalam satu minggu, kita kirim dua kali. Setiap satu kali pengiriman itu harus 2 ton,” ungkapnya.

Meski sukses menembus pasar internasional, Siti menghadapi tantangan besar dalam menjaga kualitas dan standar organik. Salah satunya adalah pengawasan terhadap lahan petani mitra yang sering kali ditanami tanaman non-organik seperti cabai. “Kadang lahan yang sudah terdaftar organik malah ditanami cabai, yang jelas tidak organik. Ini harus kami kontrol dengan sistem Internal Control System (ICS),” katanya.

Selain itu, Siti juga menghadapi keterbatasan infrastruktur yang menghambat distribusi produknya. Akses jalan menuju desanya yang sempit seringkali menjadi kendala utama dalam pengiriman barang. “Kami ini berada di daerah yang cukup terpencil. Jalannya masih sempit, distribusi jadi terhambat. Padahal, usaha ini potensial untuk menopang ekonomi masyarakat,” keluhnya.

Dengan upaya yang tak kenal lelah, Siti kini mempekerjakan 15 orang, terdiri dari 12 ibu-ibu yang terlibat dalam produksi, dua bapak-bapak di bagian oven, dan satu orang muda di bagian penyaringan. Selain itu, lebih dari 430 petani dari delapan desa kini menjadi mitra produksi dalam usaha gula semut Siti. “Kalau yang jadi mitra kita sekarang sudah ada 430 petani dari 8 desa yang kita libatkan diproses ini,” jelasnya.

Wakil Bupati Wonosobo, Muhammad Albar, yang turut mengunjungi Siti, menyampaikan apresiasi atas upaya Siti dalam memberdayakan masyarakat desa. “Orang-orang seperti Bu Mua’wamah ini harusnya sudah mendapat perhatian dari pemerintah, karena telah mampu ikut berkontribusi dalam menggerakkan ekonomi di desanya,” ujarnya.

Siti berharap agar pemerintah dapat memberikan perhatian lebih pada usaha kecil seperti miliknya, terutama dalam hal penyediaan teknologi dan infrastruktur. Menurutnya, alat modern akan sangat membantu meningkatkan efisiensi produksi dan memenuhi permintaan yang semakin besar. “Semua masih manual. Kalau ada alat yang memadai, saya yakin bisa memenuhi permintaan perusahaan, bahkan mungkin bisa ekspor sendiri,” harapnya.

Dengan segala tantangan yang ada, Siti tetap berkomitmen untuk mengembangkan usahanya dan percaya bahwa gula semut produksinya tidak hanya dapat mendukung perekonomian desa Gondowulan, tetapi juga memberi dampak positif bagi kesejahteraan petani dan masyarakat secara keseluruhan.