Standard Post with Image
wonosobo terkini

Silaturahmi Dandim Wonosobo dan KBT, Perkuat Sinergi untuk Negeri

Wonosobonews.com - Komandan Kodim 0707/Wonosobo, Letkol Inf Helmy, mengadakan silaturahmi akbar dengan Keluarga Besar TNI (KBT) di aula Makodim Wonosobo. Acara ini diselenggarakan untuk memperkuat tali silaturahmi dan sinergi antara TNI dengan komponen masyarakat yang telah berkontribusi besar bagi bangsa dan negara. Kamis, 15 Agustus 2024.

Hadir dalam pertemuan tersebut perwakilan dari berbagai elemen KBT, termasuk Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI), Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan TNI (FKPPI), Para Purnawirawan Angkatan Darat (PPAD), Pemuda Panca Marga (PPM), Warakawuri, dan Persatuan Istri Purnawirawan (Perip). Mereka adalah komponen cadangan pertahanan negara yang kehadirannya sangat penting dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Dalam sambutannya, Dandim Helmy menegaskan pentingnya komunikasi yang intens antara anggota KBT. "Silaturahmi ini bertujuan untuk memperkuat tali persaudaraan dan memastikan kita semua sejalan dalam menjaga kedaulatan dan keamanan negara," tegasnya.

Dandim juga memberikan kesempatan kepada KBT untuk memberikan masukan dan saran demi kemajuan TNI dan bangsa. "Pengalaman dan pengetahuan para senior sangat berharga bagi kami. Kami berharap silaturahmi ini dapat menjadi momentum untuk meningkatkan sinergi dan soliditas dalam menghadapi berbagai tantangan yang ada," imbuhnya.

Sementara itu, Mayor Purn Heru Utomo, Ketua Pepabri Wonosobo, mengapresiasi langkah yang diambil oleh Kodim. "Acara seperti ini sangat penting untuk menjaga semangat kebersamaan dan kekompakan di antara kita. Kami siap untuk terus berkontribusi bagi bangsa dan negara," ujarnya.

Silaturahmi ini berlangsung dengan penuh keakraban dan diakhiri dengan sesi diskusi yang hangat. Para peserta dengan antusias menyampaikan ide dan gagasan untuk meningkatkan peran KBT dalam mendukung program-program pemerintah.

Standard Post with Image
wonosobo terkini

Pelatihan dan Sosialisasi Koperasi Produsen Purna Migran Sejahtera di Wonosobo

Wonosobonews.com - Selama dua hari, 13-14 Agustus 2024, Social Analysis and Research Institute (SARI) bersama Pemerintah Kabupaten Wonosobo dan Migrant CARE, yang didukung oleh program Inklusi, mengadakan pelatihan dan sosialisasi terkait Koperasi Produsen Purna Migran Sejahtera (KPMS) Wonosobo. 

Tri Widiyanto, perwakilan dari SARI, menjelaskan bahwa pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan pengurus koperasi yang anggotanya tersebar di 10 desa di empat kecamatan. Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan manajemen koperasi sehingga para pengurus lebih mumpuni dalam mengelola usaha, baik milik pribadi maupun di bawah naungan koperasi.

KPMS, yang sudah memiliki badan hukum sejak 2022 dan telah mengadakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) sekali, berfokus pada penyediaan barang-barang kebutuhan produksi bagi anggotanya, seperti beras dan sembako, yang kebanyakan digunakan oleh pelaku UMKM. Selain itu, koperasi ini juga memiliki unit simpan pinjam dengan nominal pinjaman antara Rp 500.000 hingga Rp1 juta per anggota, dengan total dana yang dikelola mencapai sekitar Rp 80 juta.

Harapannya, melalui sosialisasi ini, para pengurus, anggota, dan pendukung koperasi dapat menerima dukungan yang lebih luas dari tingkat desa hingga kabupaten. "Siapa tahu ada program khusus dari desa yang mampu mendukung berkembangnya koperasi lewat para pelaku atau anggotanya," ujar Tri.

Saat ini, KPMS memiliki 217 anggota yang tersebar di 10 desa di Wonosobo. Dengan materi yang diberikan selama pelatihan dan sosialisasi ini, diharapkan pola pikir dan jejaring mereka dapat semakin berkembang. "Dengan adanya pendidikan dan bertemunya para pengurus ini mereka bias lebih semangat bagaimana mengelola keuangan dan manajemen koperasi yang bisa membantu anggota lainnya yang baru memulai usaha baik secara moral maupun dukungan secara material," tambahnya.

Pengembangan kapasitas pengurus dan anggota juga didorong melalui partisipasi aktif dalam expo atau pameran, serta pengadaan bahan baku untuk kebutuhan anggota. Namun, pengurus masih perlu belajar lebih banyak terkait manajemen usaha dan keuangan koperasi berbasis digital, termasuk pembuatan laporan keuangan sesuai standar akuntansi keuangan. 

Untuk itu, SARI bersama Pemerintah Kabupaten Wonosobo dan Migrant CARE mengadakan Pelatihan Manajerial Usaha dan Keuangan Koperasi Purna Migran Sejahtera berbasis Digital. Pelatihan ini juga melibatkan Kepala Dinas Koperasi dan UKM Wonosobo, yang membahas dasar-dasar perkoperasian, serta Wakil Dekan Fakultas Ekonomi Unsiq, Romadhon, S.E. M.M, yang menyampaikan materi terkait manajerial usaha dan keuangan koperasi.

Pada hari kedua, acara dilanjutkan dengan sosialisasi yang bertujuan untuk membangun kolaborasi dengan masyarakat demi kemajuan dan perkembangan KPMS, serta mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan untuk kemajuan koperasi dan meningkatkan pengenalannya di masyarakat.

 

Standard Post with Image
wonosobo terkini

Tantangan dan Komitmen Dokter dalam Transformasi Kesehatan di Wonosobo

Wonosobonews.com - Profesi dokter memiliki peranan yang sangat penting dalam menjaga dan memulihkan kesehatan masyarakat. Namun, saat ini para dokter menghadapi tantangan besar, terutama dengan adanya transformasi kesehatan di Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Daerah Wonosobo, One Andang Wardoyo, pada acara Pelantikan Pengurus IDI Cabang Wonosobo Periode 2024-2027 dan Pembukaan Sosialisasi Plataran Sehat & SKP.

Andang menekankan bahwa Ikatan Dokter Indonesia (IDI), sebagai organisasi yang menaungi profesi dokter, memiliki tanggung jawab moral dalam membentuk karakter dokter yang baik dan sesuai dengan kode etik kedokteran. Ia berharap dengan dilantiknya pengurus baru, semangat dan motivasi para anggota IDI akan meningkat dalam memajukan profesi dokter di Kabupaten Wonosobo serta dalam memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat.

"Melalui pelantikan ini, saya harap IDI Cabang Wonosobo dapat semakin solid di internal organisasi dalam memberikan pelayanan kesehatan yang prima kepada masyarakat, maupun dalam mengedukasi masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat," ujar Andang.

Ia menambahkan bahwa momentum ini bisa memperkuat komitmen bersama dalam mewujudkan masyarakat Wonosobo yang sehat dan menciptakan layanan kesehatan yang baik. IDI diharapkan mampu mengoptimalkan perannya, memberikan manfaat bagi anggotanya, dan berpartisipasi dalam menyejahterakan masyarakat.

Ketua Wilayah IDI Jawa Tengah, dr. Tlogo Wismo Agung Durmanto, menjelaskan bahwa dengan adanya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023, peran IDI menjadi lebih berat dalam memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan. Undang-undang ini menjadi tonggak penting yang mencerminkan komitmen pemerintah dalam menghadapi berbagai dinamika di sektor kesehatan. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang implikasi dan strategi implementasinya sangat penting untuk memastikan keberhasilan pelaksanaannya.

"IDI yang hanya menjadi bagian salah satu organisasi profesi di bidang kesehatan tetap memerlukan kerjasama dan kolaborasi antar berbagai organisasi profesi. Semoga IDI bisa lebih agresif lagi kedepannya dan sama-sama bisa menegakkan kode etik kedokteran Indonesia," jelasnya.

Ketua IDI Cabang Wonosobo yang baru dilantik, dr. Irwan Ronal Simamora SpPk, menambahkan bahwa ia dan pengurus baru akan menjunjung tinggi kode etik dan etika profesi kedokteran. Mereka akan selalu mengedepankan etika dengan penuh kehati-hatian. Ia juga berharap agar pengurus yang baru bisa membantu pemerintah dalam kerja sama dan memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik.

"Karena masalah kesehatan semakin hari semakin kompleks. Banyak penyakit atau problem kesehatan yang sifatnya degeneratif akibat pola hidup yang berubah, modernisasi dan lainnya. Kami siap berkolaborasi dengan pemerintah daerah maupun organisasi lainnya dalam mendukung kemajuan kesehatan di Wonosobo." ungkapnya.

Standard Post with Image
Teknologi

Final Lomba Krenova di Wonosobo 2024

Wonosobonews.com - Pada hari Selasa dan Rabu, 13-14 Agustus 2024, diadakan Final Lomba Krenova (Kreativitas dan Inovasi) Masyarakat Kabupaten Wonosobo. Lomba ini diselenggarakan oleh Bappeda (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah) Wonosobo, dan acara finalnya juga dilaksanakan di kantor Bappeda. Sebanyak 20 finalis mempresentasikan hasil kreativitas dan inovasi mereka di hadapan dewan juri. Kompetisi ini memperebutkan total hadiah sebesar Rp 15 juta.

Lomba Krenova ini melalui beberapa tahapan seleksi, dimulai dari 52 pendaftar yang kemudian disaring menjadi 20 finalis. Peserta lomba ini berasal dari berbagai kalangan, seperti pelajar SMP dan SMA, mahasiswa, hingga masyarakat umum yang memiliki inovasi di bidang IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) dalam bentuk produk atau metode yang sudah pernah diuji coba.

Lomba Krenova merupakan bentuk penghargaan dari Pemerintah Kabupaten Wonosobo bagi para penemu di bidang IPTEK. Ada beberapa kategori yang dilombakan, seperti pertanian dan pangan, energi dan rekayasa manufaktur, kesehatan, pendidikan, teknologi informasi dan komunikasi, serta industri kreatif.

Para finalis mempresentasikan inovasi mereka di depan lima orang juri, yaitu Tri Sulastri Mafidah dari Bappeda Wonosobo, Sri Yuwnti dari STIEPARI Semarang, Marjoko selaku Founder UMKM.NET, Muharno Zarka dari PWI Wonosobo, dan Alfha Gemilang selaku Ketua Tim Pengembangan Ekonomi Kreatif Wonosobo.

Pemenang dari Lomba Krenova ini akan diumumkan pada Upacara Hari Ulang Tahun Republik Indonesia, 17 Agustus 2024, dan akan bersaing lebih lanjut di tingkat provinsi. Tri Sulastri Mafidah menyampaikan bahwa tujuan Lomba Krenova adalah untuk meningkatkan penguasaan IPTEK di masyarakat Wonosobo melalui semangat kreasi dan inovasi.

Peserta berkreasi dan berinovasi dalam produk atau metode yang mereka buat dengan mengikuti kaidah IPTEK. Harapannya, semakin banyak masyarakat yang tertarik mengikuti lomba ini di masa mendatang, sehingga inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat dapat terus berkembang.

 

Berikut adalah daftar 20 finalis Lomba Krenova 2024 :

1. BELKU, Bel Efektif Lakukan Keadaan Tamu - Azkiya Rahma, MAN 2 Wonosobo

2. AGLESS (Agar Kering Kersen Antikolesterol) - Adela Amelia, SMA 1 Wonosobo

3. QUERCI - Amalia Khoirunnisa, SMA 1 Wonosobo

4. BISTI (Biskuit Hati Ayam) - Bety Kanzul 'Azizah, SMA Takhasus Al Quran

5. "SI RIAN" Permainan Edukasi Kemandirian bagi Anak Tuna Grahita - Kanaya Putri Arianto, SMP 1 Wonosobo

6. RESTARIAN (Pati Resisten Tipe 3 dari Biji Durian) - Muhammad Rajib Imansyah, SMA 1 Wonosobo

7. Permen Jelly Pencegah Anemia Cariame Gummies - Revalina Putri Romadhoni, SMA 1 Kaliwiro

8. "ABBI: Ayo Belajar Bahasa Isyarat" - Ryuichi Agave, SMA 1 Wonosobo

9. WIZZ RESIK: Sabun cuci piring organik - Wiwit Juliawan Dri, MAN 1 Wadaslintang

10. Vertikal Garden - Pemerintah Desa Pungangan

11. Komunitas Wonosobo Membaca Nyaring - Desty Putri Hanifah, Ds. Semayu, Selomerto

12. Alat Penentuan Indeks Bias Lensa Cembung dan Cermin Cekung - Deni Aryati, Blawong, Ngalian

13. Sri Kawung, Beras Enak dari Wonolelo - Ernaa Yuliyanti, Wisnu Ari Wibowo, Tukijab, BPP Sri Handayani

14. Nanopartikel Perak dengan Bioreduktor Limbah Industri Carica - Mei Suhantoro, Wonojoyo, Bomerto

15. Sagu Sataba - Nardi, Wonojoyo, Bomerto

16. Cleaness, Platform Digital untuk Jasa Kebersihan - Ranu Tiyas Purbaya, Kaligowong

17. Flashcard digital pertumbuhan biji kacang hijau - Vivi Nurin, Syaharani, Nuriyatul, Masna, Bogelan Sukorejo

18. Kombucha Carica - Wekso Pribiantoro, Perum Madukoro Asri, Bumireso

19. Kela Clean / Pembersih sepatu dari kulit pisang - Wildan Adib Furqon, Dukuh Semampir

20. Lorica "Lotion Rice Carica" - Fiana Anggun Kartika, SMA 1 Wadaslintang

 

Itulah daftar finalis Lomba Krenova 2024 yang diadakan oleh Bappeda Wonosobo.

 

Standard Post with Image
wonosobo terkini

Pemkab Wonosobo Usulkan Program Sekolah Satu Atap, Solusi Tekan Putus Sekolah

Wonosobonews.com - Untuk mengurangi angka putus sekolah di Wonosobo, Pemerintah Kabupaten mengajukan kembali program sekolah satu atap (satap) atau kelas jauh untuk jenjang SMA. Program ini, yang sebelumnya dinilai berhasil, diharapkan dapat memperbaiki angka rata-rata lama sekolah di Wonosobo, yang pada tahun 2023 tercatat hanya 6,83 tahun, jauh di bawah rata-rata Provinsi Jawa Tengah. Selasa, 13 Agustus 2024

Sekretaris Daerah Kabupaten Wonosobo, One Andang Wardoyo, menyampaikan bahwa program ini adalah langkah strategis untuk meningkatkan akses pendidikan bagi siswa di daerah terpencil. “Kalau tidak ada terobosan serta kepedulian bersama, akan sangat sulit kita bisa mengejar ketertinggalan ini," ungkap Andang saat rapat bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Jawa Tengah.

Usulan ini menjadi semakin mendesak setelah hasil Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun 2024 menunjukkan bahwa sebanyak 994 siswa SMP berpotensi tidak melanjutkan ke jenjang SMA. Menurut Andang, ini merupakan masalah serius yang memerlukan penanganan segera untuk melindungi masa depan generasi muda Wonosobo.

“Kalau ini tidak segera dicarikan solusi, kita dianggap tidak peduli dengan nasib mereka,” tegasnya.

Empat kecamatan, yaitu Kertek, Kalikajar, Kepil, dan Watumalang, diusulkan sebagai lokasi sekolah kelas jauh. Pemilihan ini didasarkan pada kesulitan masyarakat di wilayah tersebut dalam mengakses pendidikan menengah atas akibat kendala jarak dan biaya.

“Kenapa kita usulkan kembali adanya sekolah ini? Karena kita dulu sudah pernah melakukan itu dan sukses," jelas Andang, merujuk pada keberhasilan program serupa sebelumnya yang terhenti akibat perubahan regulasi.

Pemkab Wonosobo telah menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan, termasuk peserta, lokasi, dan anggaran operasional. Namun, kendala utama saat ini adalah mendapatkan izin dari Disdikbud Provinsi Jawa Tengah. Pemkab hanya menunggu persetujuan dari pihak provinsi untuk melanjutkan program ini.

Menanggapi usulan ini, Kepala Bidang Pembinaan SMA Disdikbud Provinsi Jateng, Kustrisaptono, mengakui bahwa pihaknya belum dapat memberikan jawaban pasti terkait izin tersebut. "Sebenarnya visi kita untuk menyelesaikan angka putus sekolah ini sama. Hanya saja, memang kita belum berani mengambil keputusan, karena kerja kita, terutama soal PPDB ini diawasi oleh berbagai pihak," ungkapnya.

Kustrisaptono juga mengusulkan agar diskusi lebih lanjut dilakukan dengan melibatkan lembaga pengawas seperti KPK, Inspektorat, dan Ombudsman. Hal ini untuk memastikan langkah yang diambil sesuai dengan peraturan yang berlaku dan efektif dalam mengurangi angka putus sekolah di Wonosobo. Pemkab Wonosobo berharap program ini dapat memberikan peluang yang lebih besar bagi anak-anak di daerah terpencil untuk melanjutkan pendidikan hingga jenjang SMA, mengurangi beban finansial orang tua, serta meningkatkan angka rata-rata lama sekolah di Wonosobo yang masih tertinggal.