Wonosobonews.com - Badan Pusat Statistik (BPS) Wonosobo mengumumkan inflasi tahunan (year on year) di Kabupaten Wonosobo pada Agustus 2024 tercatat sebesar 1,28 persen, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) berada di angka 107,77. Informasi ini disampaikan dalam acara Penyampaian Berita Resmi Statistik di aula BPS Wonosobo pada Senin, 2 September 2024. Meskipun mengalami sedikit penurunan dibandingkan bulan sebelumnya, angka inflasi tersebut dinilai masih dalam batas yang terkendali.
Kepala BPS Wonosobo, Mustakim, mengungkapkan bahwa penurunan inflasi ini didorong oleh penurunan harga beberapa komoditas selama Agustus 2024. Berdasarkan pemantauan BPS, inflasi year on year pada bulan tersebut mencapai 1,28 persen. Sementara itu, tingkat deflasi bulanan (month to month) tercatat sebesar 0,17 persen, dan inflasi dari awal tahun (year to date) mencapai 0,37 persen.
Inflasi tahunan ini sebagian besar disebabkan oleh kenaikan harga pada beberapa kelompok pengeluaran. Di antaranya adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang mengalami kenaikan sebesar 2,72 persen; pakaian dan alas kaki naik 0,9 persen; sektor kesehatan mencatatkan kenaikan 0,49 persen; transportasi sebesar 0,77 persen; serta rekreasi, olahraga, dan budaya yang naik 2,44 persen. Kelompok pendidikan mengalami kenaikan kecil sebesar 0,04 persen, penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,08 persen, dan kelompok perawatan pribadi serta jasa lainnya mencatat kenaikan signifikan sebesar 4,21 persen.
Namun, tidak semua sektor mengalami inflasi. Mustakim juga mencatat adanya deflasi year on year di beberapa kelompok pengeluaran, seperti perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga yang turun 1,11 persen. Selain itu, perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga juga mengalami penurunan sebesar 0,58 persen, serta kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan yang turun tipis sebesar 0,14 persen.
Salah satu faktor utama yang memicu inflasi di bulan Agustus 2024 adalah kenaikan harga komoditas pangan, terutama beras dan cabai, yang mengalami lonjakan akibat gangguan pasokan yang dipicu oleh anomali cuaca. Cuaca buruk di beberapa wilayah pemasok memengaruhi distribusi bahan pangan, yang menyebabkan harga-harga tersebut cenderung naik. Namun, Mustakim juga menekankan bahwa upaya pengendalian inflasi oleh pemerintah daerah telah berjalan efektif.
"Pemerintah daerah telah melakukan berbagai langkah untuk mengendalikan inflasi, termasuk program pasar murah dan distribusi pangan yang lebih lancar," jelas Mustakim. Sektor pertanian lokal Wonosobo juga turut berperan dalam menjaga stabilitas harga di pasar, membantu mencegah kenaikan harga yang lebih tajam.
Selain itu, penurunan harga pada kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga didorong oleh kebijakan pemerintah pusat yang menurunkan tarif listrik untuk golongan tertentu. Stabilitas pasokan bahan bakar juga turut membantu menekan inflasi di sektor ini.
Meski inflasi Wonosobo dinilai masih terkendali, Mustakim mengingatkan bahwa perlu kewaspadaan terhadap potensi kenaikan harga di akhir tahun. "Perlu ada kewaspadaan terhadap potensi kenaikan harga menjelang libur panjang dan perayaan akhir tahun yang kerap menyebabkan lonjakan permintaan barang-barang konsumsi," ujarnya.
Pemerintah daerah dan BPS akan terus melakukan pemantauan berkala untuk menjaga stabilitas ekonomi di Kabupaten Wonosobo, memastikan inflasi tetap terkendali dan tidak mengganggu kesejahteraan masyarakat.