Standard Post with Image
wonosobo terkini

Reuni Berjiwa Sosial: Alumni SMP&SMA Wonosobo Bersihkan Pantai Karangbolong

Wonosobonews.com - Dalam sebuah reuni yang tidak hanya sekedar temu kangen, tetapi juga mempersembahkan aksi sosial yang bernilai, para alumni SMPN 1 Wonosobo dan SMAN 1 Wonosobo angkatan 72-75 menggelar "Dolan Bareng Dulur" di Sagara View of Karangbolong, Kecamatan Buayan, Kebumen.

Acara yang dihadiri oleh 132 peserta ini tidak hanya menjadi ajang berkumpul kembali, tetapi juga kesempatan untuk memberikan kontribusi positif bagi lingkungan sekitar.

Kolonel (Purn) Saptono menjadi tokoh yang menggagas kegiatan ini, mengajak para alumni untuk tidak hanya merayakan nostalgia masa lalu, tetapi juga melakukan sesuatu yang bermanfaat untuk masyarakat.

Turut hadir dalam acara tersebut adalah Wakil Bupati Wonosobo periode 2010-2015, Maya Rosida, yang juga merupakan alumni SMAN 1 Wonosobo.

Ketua pelaksana kegiatan pembersihan pantai, Amin Hartoni, menjelaskan bahwa aksi sosial ini menjadi bagian integral dari reuni mereka.

"Kami tidak hanya bersenang-senang, tetapi juga ingin memberikan kontribusi positif kepada lingkungan. Semoga upaya kami ini dapat memberikan dampak yang baik bagi kenyamanan pengunjung Pantai Karangbolong," ujarnya.

Meskipun sebagian besar sampah yang ditemukan merupakan bambu atau ranting pohon, Amin Hartoni menyayangkan kondisi tersebut.

Namun, dengan sistem pengelolaan sampah yang baik, ia yakin bahwa Karangbolong dapat kembali menjadi destinasi favorit bagi wisatawan.

Selain membersihkan pantai, para alumni juga menyampaikan usulan kepada pengelola dan pedagang di Karangbolong untuk meluangkan waktu khusus dalam melakukan kegiatan pembersihan.

Herwanto, Ketua Grup Alumni Esam Esem (SMP SMA Wonosobo lulusan tahun 72-75), menjelaskan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari komitmen mereka untuk memberikan kontribusi positif kepada masyarakat, termasuk kepada para guru yang telah mengajar mereka.

Pengelola Pantai Karangbolong, Samsudin Ali, menyambut baik kegiatan bersih pantai yang dilakukan oleh para alumni. Ia juga menjelaskan bahwa meskipun pembersihan pantai oleh pedagang sudah berlangsung, tantangan sampah yang dibawa oleh Sungai Telemoyo tetap menjadi perhatian.

Namun demikian, ia mengapresiasi upaya para alumni dalam menjaga kebersihan pantai.

Dengan semangat kebersamaan dan kepedulian terhadap lingkungan, para alumni SMPN 1 Wonosobo dan SMAN 1 Wonosobo angkatan 72-75 telah memberikan contoh nyata tentang bagaimana sebuah reuni dapat menjadi lebih dari sekadar pertemuan kenangan, tetapi juga sebagai wadah untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.

 

Standard Post with Image
Wisata

Eksplorasi Petualangan: Mengintip 5 Jalur Pendakian Gunung Bismo di Wonosobo

Wonosobonews.com - Gunung Bismo, gemerlap di antara perbukitan Wonosobo, mempersembahkan keindahan alam yang menakjubkan dan tantangan pendakian yang menggairahkan.

Dengan lekukannya yang unik dan pesona alam yang memikat, gunung ini telah menjadi magnet bagi para petualang yang haus akan petualangan dan keindahan alam.

Sebagai salah satu gunung yang relatif baru dibuka untuk pendakian, Gunung Bismo menawarkan beragam jalur pendakian yang menantang dan memikat, mengundang para pendaki untuk merasakan sensasi petualangan yang tak terlupakan. Inilah dia, 5 jalur pendakian Gunung Bismo yang tak boleh dilewatkan:

 

  1. Jalur Silandak: Menjadi pilihan utama bagi para pendaki, jalur Silandak menyajikan keindahan alam yang memikat dengan track yang cukup terjal. Dengan basecamp di Dusun Silandak, perjalanan ini memberikan pengalaman mendaki yang santai namun tetap menantang, dengan pemandangan hutan yang mempesona dan tanjakan-tanjakan menantang.
  2. Jalur Sikunang: Bagi yang menginginkan tantangan lebih dalam perjalanan pendakiannya, jalur Sikunang merupakan pilihan yang tepat. Dengan track yang terjal namun menarik, jalur ini menawarkan pengalaman mendaki yang cepat dan mendebarkan, membawa pendaki ke puncak dalam waktu yang relatif singkat.
  3. Jalur Deroduwur: Jalur ini menawarkan petualangan yang memikat melalui hutan yang lebat dan pemandangan alam yang menakjubkan. Dengan basecamp di Dusun Buntu, perjalanan ini akan memanjakan mata dengan keindahan alam yang masih alami dan mempesona.
  4. Jalur Pulosari: Meskipun tidak terlalu populer, jalur ini menyajikan keindahan alam yang memukau dengan fasilitas yang lengkap di basecampnya. Perjalanan ini akan memperkenalkan pendaki pada kehidupan masyarakat lokal sekitar gunung, sambil menikmati pemandian air panas alami yang menyegarkan.
  5. Jalur Ngandam: Menjadi pilihan yang jarang dijamah oleh pendaki, jalur ini menawarkan pengalaman mendaki yang memanjakan dengan bonus-bonus menarik sepanjang perjalanan. Dengan fasilitas yang istimewa di basecamp, perjalanan ini akan memberikan pengalaman mendaki yang tak terlupakan bagi para petualang.

Dari keindahan alam yang memukau hingga tantangan perjalanan yang menggairahkan, Gunung Bismo di Wonosobo menawarkan pengalaman mendaki yang tak terlupakan bagi para pecinta alam dan petualang sejati. 

Dengan beragam jalur pendakian yang menantang, gunung ini siap menyambut para pendaki untuk merasakan petualangan yang memikat dan pengalaman yang mendalam di antara pesona alam yang mempesona.

 

Standard Post with Image
ekonomi

Polres Wonosobo Memeriahkan Upacara Kenaikan Pangkat TMT 1 Mei 2024

Wonosobonews.com - Polres Wonosobo menyelenggarakan upacara kenaikan pangkat pengabdian di Halaman Mapolres Wonosobo. Upacara ini menjadi momen bersejarah bagi dua anggota Polres Wonosobo yang mendapat kenaikan pangkat, yakni Kompol Mahmud, S.H yang naik pangkat dari AKP menjadi Kompol, dan IPDA Imam Murdoko yang kini menapaki tangga kenaikan dari AIPTU ke IPDA.

Dalam sambutannya, Kapolres Wonosobo, AKBP Donny Lumbantoruan, menyampaikan ucapan selamat kepada kedua anggota yang telah meraih kenaikan pangkatnya. 

"Saya atas nama pribadi, pimpinan, dan kesatuan, mengucapkan selamat atas kenaikan pangkat pengabdian yang saudara dapatkan. Kenaikan pangkat pengabdian ini merupakan wujud penghargaan dari negara yang diberikan kepada setiap anggota Polri atas dedikasi dan loyalitas selama berdinas," ucapnya.

Kapolres menegaskan bahwa kenaikan pangkat tidaklah diberikan begitu saja, melainkan melalui seleksi ketat berdasarkan kriteria yang ketat pula. 

Selain memenuhi syarat administrasi, anggota yang mendapat kenaikan pangkat juga harus menunjukkan dedikasi, prestasi, dan loyalitas yang sangat baik, serta terbebas dari pelanggaran pidana maupun disiplin.

Sebelum mengakhiri sambutannya, Kapolres menyampaikan harapannya agar Kompol Mahmud, S.H, dan IPDA Imam Murdoko dapat menjadi inspirasi dan motivasi bagi seluruh personel Polres Wonosobo lainnya untuk terus meningkatkan kinerja dan menghindari pelanggaran selama bertugas.

Kenaikan pangkat ini tidak hanya menjadi pencapaian pribadi bagi kedua anggota yang bersangkutan, namun juga menandai komitmen Polres Wonosobo dalam memberikan apresiasi kepada anggotanya yang telah berdedikasi dalam menjalankan tugasnya demi keamanan dan kenyamanan masyarakat.

Semoga kenaikan pangkat ini menjadi dorongan bagi seluruh personel Polres Wonosobo untuk terus berprestasi dan mengabdi dengan setulus hati.

 

Standard Post with Image
wonosobo terkini

Perajin di Wonosobo Mengubah Limbah Teh dan Kopi Menjadi Pewarna Batik yang Memukau

Wonosobonews.com - Limbah teh dan kopi sering kali dianggap sebagai sampah oleh banyak orang. Namun, bagi Sakdiyah, warga Desa Tawangsari, Kecamatan Wonosobo, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, limbah tersebut menjadi bahan baku utama untuk membuat pewarna batik yang bernilai tinggi. Batik hasil karyanya yang memesona kini diminati oleh pembeli baik dari dalam negeri maupun mancanegara.

Di sanggar Abhirama, Sakdiyah memproduksi berbagai motif batik tulis menggunakan limbah teh dan ampas kopi. Ia memilih limbah teh dan ampas kopi sebagai pewarna alami karena keduanya memiliki warna yang unik.

"Awalnya kami mendapatkan limbah kopi dari kafe-kafe yang tidak terpakai. Kemudian kami mencoba menghasilkan warna dari limbah tersebut. Kami juga menggunakan limbah teh dari sebuah pabrik teh," ujar Sakdiyah.

Usaha pembuatan batik tulis khas Wonosobo dari limbah teh dan ampas kopi ini telah dirintis oleh Sakdiyah sejak tahun 2015. Proses pembuatan batik tulis dengan pewarna alami memerlukan ketelatenan ekstra karena melibatkan banyak tahapan pencelupan.

"Pencelupan dilakukan sebanyak tujuh hingga 17 kali. Ini membutuhkan ketelatenan karena prosesnya lebih kompleks dibandingkan dengan pewarnaan menggunakan bahan kimia," tambahnya.

Proses pembuatan batik ini pada dasarnya sama dengan pembuatan batik tulis pada umumnya, namun pewarnaannya berasal dari limbah teh dan kopi. Setelah diberi pola, kain putih dibatik menggunakan canting dengan malam yang sudah dipanaskan.

Kemudian, kain tersebut dicelupkan ke dalam wadah berisi limbah teh atau ampas kopi yang telah dicampur dengan air panas. Proses pencelupan dilakukan berulang kali agar warna teh dan kopi muncul dengan sempurna.

Motif batik yang dihasilkan bervariasi, mulai dari motif teh, kopi, daun, buah carica, lengger, candi, hingga burung betet. Selain menggunakan pewarna dari teh dan kopi, pembeli juga bisa memesan batik dengan pewarna alami lain seperti kayu mahoni, teger, kayumanis, dan kayu secang.

"Sudah banyak peminat batik kami karena warnanya yang unik. Kami mendapatkan pesanan baik dari dalam Wonosobo maupun dari luar daerah, bahkan hingga Jepang," ungkap Sakdiyah.

Salah satu pembeli, Uji Winarsih, mengungkapkan kegembiraannya dengan batik tersebut. Ia memilih untuk membeli batik karena pewarnaannya yang unik menggunakan bahan alami.

"Hari ini saya membeli batik dengan motif carica dan teh. Batik ini cocok dipakai dalam berbagai kesempatan, baik santai maupun formal. Saya senang dengan pewarnaan unik menggunakan bahan alami," ujarnya.

Satu lembar kain batik tulis dengan pewarna limbah teh atau kopi ini dijual dengan harga mulai dari Rp 300.000 hingga Rp 700.000, tergantung pada tingkat kerumitan motif yang dibuat.

 

Standard Post with Image
wonosobo terkini

Pemkab Wonosobo Dorong Anak Disabilitas Dapatkan Pendidikan Optimal

Wonosobonews.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonosobo menyelenggarakan upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2024 di Alun-alun Wonosobo pada Kamis (2/5/2024).

Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat, memimpin upacara dengan mengenakan busana adat tradisional nusantara, dihadiri oleh para siswa, guru, dan Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kabupaten Wonosobo.

Bupati Afif Nurhidayat menyatakan bahwa dalam momentum Hardiknas, Pemkab Wonosobo bertekad untuk memastikan setiap anak mendapatkan haknya atas pendidikan berkualitas, termasuk anak-anak yang mengalami disabilitas dan mengatasi masalah Anak Tidak Sekolah (ATS).

Menurut data tahun 2023, jumlah ATS di Kabupaten Wonosobo mencapai 1.765 anak.

"Dibutuhkan kerja sama yang sinergis untuk mencapai hal ini, sesuai dengan tema 'Bergerak Bersama, Lanjutkan Merdeka Belajar'. Mari kita bersatu dan mendorong semangat belajar melalui gerakan Merdeka Belajar," ungkapnya.

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Wonosobo, Mushofa, menegaskan bahwa peringatan Hardiknas menjadi momentum untuk meningkatkan semangat belajar siswa dan guru.

Selain itu, penting juga untuk memberikan fasilitas yang maksimal bagi anak-anak disabilitas agar mereka bisa mendapatkan pendidikan dengan optimal.

"Kami telah memberikan ruang sebesar-besarnya bagi anak-anak disabilitas untuk belajar di Kabupaten Wonosobo. Layanan pendidikan khusus untuk anak-anak disabilitas juga ditingkatkan untuk memastikan kemudahan belajar bagi para siswa," tambahnya.

Langkah ini menunjukkan komitmen Pemkab Wonosobo dalam memberikan akses pendidikan yang inklusif dan berkualitas bagi semua anak, termasuk yang memiliki disabilitas, sehingga mereka dapat mengembangkan potensi mereka secara optimal.