Standard Post with Image
Wisata Wonosobo

Lubang Sewu, Keajaiban Tersembunyi Grand Canyon ala Wonosobo di Waduk Wadaslintang

Wonosobonews.com - Tak perlu jauh-jauh ke Amerika Serikat untuk menikmati pemandangan Grand Canyon, karena di Wonosobo, Jawa Tengah, terdapat wisata alam yang menawarkan pemandangan serupa. Lokasinya ada di Desa Erorejo, Kecamatan Wadaslintang, yang terkenal dengan keindahan alam Lubang Sewu, yang terletak di tepi Waduk Wadaslintang.

Obyek wisata ini, yang dikenal sebagai "Grand Canyon Wonosobo", menyajikan pemandangan bebatuan putih yang berlubang dan bertumpuk, menciptakan kesan eksotis dan menakjubkan. Lubang Sewu terlihat lebih jelas saat air Waduk Wadaslintang sedang surut, terutama pada musim kemarau. Di musim hujan, sebagian besar pemandangan ini akan tertutup oleh air, dan hanya bagian atas bebatuan yang terlihat, membentuk tepian waduk di sebelah timur.

Di musim kemarau, wisatawan dapat menjelajahi jalur di antara bebatuan yang terbentuk secara alami. Proses alami ini terjadi ketika bebatuan putih terkikis oleh ombak air waduk, menciptakan celah-celah yang berfungsi sebagai tempat persembunyian bagi ikan-ikan waduk. Wisatawan juga bisa mencari sudut terbaik untuk berfoto, dengan latar belakang bebatuan putih yang menyerupai Grand Canyon, bahkan naik ke atas bebatuan untuk swafoto. Namun, karena bebatuannya terjal dan berlubang, pengunjung diminta untuk berhati-hati.

Salah seorang pengunjung dari Somogede Banyumas, Imah Mashitoh, mengungkapkan bahwa pemandangan ini mengingatkan pada Grand Canyon di Colorado, Amerika Serikat. “Tumpukan batunya dan ada lubang-lubangnya memang mirip Grand Canyon yang di Amerika. Hanya ini ukurannya mini. Tapi bagus warnanya putih lagi,” ujar Imah saat ditemui di Lubang Sewu pada Jumat (8/11/2024).

Karim Amrullah, pengelola objek wisata Lubang Sewu, menjelaskan bahwa proses terbentuknya bebatuan berlubang ini adalah hasil dari erosi air yang terjadi secara alami. Batu kapur yang dikenal oleh warga setempat dengan nama batu lawang, terkikis oleh air hingga membentuk lubang-lubang kecil yang semakin berkembang seiring berjalannya waktu. Ketika terendam air Waduk Wadaslintang, lubang-lubang ini menjadi tempat perlindungan bagi ikan-ikan yang hidup di waduk tersebut. “Prosesnya terjadi secara alami sejak dulu karena terkikis air. Lambat laun batu kapur kalau warga sini nyebutnya batu lawang ini berlubang,” jelasnya.

Keunikan lain dari Lubang Sewu adalah bebatuan seluas 2 hektare yang dapat menghilang seiring dengan datangnya musim hujan. Saat air Waduk Wadaslintang penuh, bebatuan tersebut akan tertutup air. Namun, Karim menegaskan bahwa hingga tahun depan, wisatawan masih bisa menikmati pemandangan eksotis Lubang Sewu. “Dulu pernah sekitar tiga tahun lalu bebatuan ini tertutup air. Tapi kalau saat ini kan kemarau cukup panjang. Jika nanti turun hujan hanya sebentar, batu-batu ini belum sampai tertutup air Waduk Wadaslintang. Sore hari saat sunset, pemandangan bisa indah sekali,” terangnya.

Selain berfoto, wisatawan juga dapat menikmati aktivitas lain seperti memancing atau berkemah di sekitar area wisata. Dengan tiket masuk yang terjangkau hanya Rp 5.000 per orang, Lubang Sewu menjadi tujuan wisata yang ramah kantong. Lokasi ini bahkan menjadi tempat yang populer untuk foto prewedding. "Di seputar wisata Lubang Sewu bisa untuk camp bagi pengunjung yang mau bermalam, bisa pula untuk arena pemancingan. Dibuka setiap hari. Kadang sampai malam kalau ada yang camping," ujar Karim.

Lubang Sewu mulai ramai dikunjungi wisatawan sejak beberapa tahun lalu. Menurut Karim, meskipun tahun ini musim hujan datang lebih awal, wisatawan tetap datang setiap hari, terutama dengan banyaknya hari libur sekolah yang memperpanjang kunjungan. “Sekarang memang sudah hujan tapi paling sebentar sudah tidak hujan lagi. Jadi kemarau diperkirakan masih panjang dan setiap hari selalu ada wisatawan dari berbagai daerah yang datang ke sini,” tambahnya.

Dengan pesona alam yang menakjubkan, keindahan Lubang Sewu memang patut untuk dijelajahi, menjadi alternatif wisata alam yang menawarkan pemandangan luar biasa dan pengalaman yang tak terlupakan di tengah keindahan alam Wonosobo.

Standard Post with Image
ekonomi

Spaghetti Lokal Wonosobo, Inovasi Gizi Anak Sekolah untuk Konsumsi Sehat

Wonosobonews.com - Pada acara Kick Off Program Makan Bergizi untuk Anak Sekolah yang diselenggarakan pada hari Jumat, 8 November 2024, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah memperkenalkan sebuah inovasi yang menggabungkan gaya hidangan spaghetti dengan bahan baku yang sepenuhnya berasal dari Wonosobo. Program ini bertujuan untuk mengenalkan variasi pangan bergizi sambil tetap mengandalkan sumber daya lokal yang mudah dijangkau dan kaya akan nilai gizi.

Menurut Plt. Bupati Wonosobo, Muhammad Albar, pemberian nama "spaghetti" pada menu ini bertujuan untuk menarik perhatian anak-anak, mengingat popularitas makanan bergaya modern yang sering dikaitkan dengan tren luar negeri. "Dinas Kesehatan itu memberikan nama spaghetti. Spaghetti tapi mengandungnya dari lokal, bahan-bahan bakunya semua dari lokal. Tapi memang karena ini kan tren anak-anak sekarang. Jadi kalau spaghetti, chicken atau apa itu lebih menarik dari pada opor," ujar Muhammad Albar.

Yunita D. Suminar, perwakilan dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, menegaskan bahwa meski nama yang digunakan adalah spaghetti, semua bahan yang digunakan sepenuhnya berasal dari Wonosobo. "Tadi kalau kita lihat spageti itu tapi bahannya dari lokal. Jadi dari Wonosobo sendiri, nggak jauh-jauh, bukan dari Amerika," jelasnya.

Program ini diluncurkan sebagai bagian dari upaya Dinas Kesehatan untuk mendiversifikasi sumber pangan bagi anak-anak sekolah di Wonosobo. Tujuannya adalah untuk mengenalkan sumber karbohidrat selain nasi, yang hingga saat ini masih menjadi makanan pokok utama masyarakat. Yunita menambahkan, "Anak-anak itu harus diberikan keberagaman. Sebetulnya kan ada diversifikasi pangan ya, Jadi gak harus nasi aja. Dia boleh kentang, boleh jagung."

Selain itu, program ini juga bertujuan untuk mengedukasi anak-anak tentang pentingnya keberagaman makanan bergizi, di luar kebiasaan mengonsumsi nasi saja. Yunita menekankan bahwa ada banyak pilihan karbohidrat lokal yang kaya nutrisi, seperti kentang dan jagung, yang juga dapat memenuhi kebutuhan gizi anak-anak. "Yang penting dia karbohidrat. Tapi kan spaghetti dari luar negeri. Itu kan judulnya. Yang penting bahannya dari kita," kata Yunita.

Dengan mengadaptasi hidangan spaghetti menggunakan bahan lokal, program ini berupaya menarik minat anak-anak yang lebih familiar dengan makanan modern atau internasional. Muhammad Albar menyatakan, "Anak-anak sekarang kan lebih tertarik dengan nama spaghetti, chicken, atau makanan-makanan yang terkesan luar negeri. Kalau dibilang opor, mungkin kurang menarik."

Yunita juga berbagi pandangan menarik tentang kemungkinan diversifikasi pangan dengan inspirasi dari makanan lokal lainnya. "Bahkan kalau di timur kan papeda ya. Langsung naik gembus tekan Amerika juga bisa loh. Tempe itu di Jepang disukai gitu, gak apa-apa," ujarnya.

Lebih dari sekadar mengenalkan variasi makanan, Dinas Kesehatan juga menekankan pentingnya memenuhi kebutuhan gizi yang seimbang untuk anak-anak. Hidangan "spaghetti" lokal ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan gizi harian anak-anak, mencakup karbohidrat, protein hewani dan nabati, buah, serta sayuran. "Yang penting anak-anak itu tercukupi nilai gizinya. Ada usul karbohidrat, protein hewani, protein nabati, buah, sayur, dan itu aja," tambah Yunita.

Dengan memanfaatkan bahan pangan lokal, program ini diharapkan tidak hanya mendiversifikasi pola makan anak-anak, tetapi juga berkontribusi dalam menanggulangi kemiskinan ekstrem di Wonosobo, melalui pemanfaatan sumber daya alam yang ada di daerah tersebut. Program ini mencerminkan sinergi antara kesehatan, pendidikan, dan pemberdayaan ekonomi lokal untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi muda Wonosobo.

Standard Post with Image
Wisata Wonosobo

Menikmati Sunrise Gunung Sindoro di Spot Baru Wonosobo, Cengkul Telu

Wonosobonews.com - Wonosobo tak henti-hentinya menawarkan pesona alam yang memukau. Kali ini, spot baru bernama Cengkul Telu menjadi pilihan menarik bagi para pemburu sunrise dengan pemandangan langsung ke Gunung Sindoro. Sebagai salah satu hidden gem, Cengkul Telu masih jarang diketahui, menjadikannya tempat yang tenang untuk menikmati keindahan pagi di Wonosobo, yang sering dijuluki Kota di Atas Awan.

Cengkul Telu berada di Desa Tieng, Kecamatan Kejajar, Wonosobo. Daya tarik utama spot ini adalah pesona matahari terbit yang berpadu dengan megahnya Gunung Sindoro. Meski fasilitas di Cengkul Telu belum lengkap, beberapa warung sudah tersedia untuk beristirahat atau mengisi tenaga.

Untuk mencapai puncak, pengunjung perlu trekking sekitar 20 menit dengan jalur yang cukup sempit, namun sepanjang perjalanan akan disuguhkan pemandangan tanaman berembun yang menyegarkan. Sesampainya di atas, lautan awan dengan langit kekuningan saat golden hour menyambut, menciptakan pengalaman yang luar biasa.

Bagi kamu yang suka bertualang, Cengkul Telu layak dijelajahi bersama teman atau pasangan agar lebih menyenangkan.

 

Standard Post with Image
wonosobo terkini

BPBD Wonosobo Pasang Alat Deteksi Gempa untuk Pantau Gunung Pakuwaja di Dieng

Wonosobonews.com - BPBD Wonosobo bekerja sama dengan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta telah memasang alat deteksi gempa di Gunung Pakuwaja, kawasan Dataran Tinggi Dieng. Pemasangan ini juga melibatkan Perhutani Kedu Utara dan Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Dieng.

“Ini sebagai upaya untuk meningkatkan pemantauan aktivitas vulkanik di kawasan tersebut,” kata Kepala Pelaksana BPBD Wonosobo, Dudi Wardoyo.

Alat deteksi gempa tersebut dipasang di koordinat -7.2303 LS dan 109.9199 BT melalui tiga tahap: penurunan alat di lokasi, pemasangan transmitter data, dan pemasangan seismograf untuk merekam aktivitas seismik. “Jika alat ini sudah aktif sepenuhnya dan dapat mengirimkan data, maka PGA akan menyampaikan data tersebut secara reguler. Di mana BPBD Wonosobo termasuk dalam pihak yang menerima informasi tersebut,” tambah Dudi.

Langkah ini bertujuan meningkatkan kesiapsiagaan bencana di sekitar Gunung Pakuwaja, mengingat potensi vulkanik dan magmatik di kawasan tersebut. Tim survei, terdiri dari Ayang dan Jay, berhasil menyelesaikan pemasangan dengan baik.

Dudi berharap keberadaan alat ini memungkinkan pemantauan intensif terhadap aktivitas vulkanik Gunung Pakuwaja serta memberikan peringatan dini jika terjadi peningkatan aktivitas. "Dengan adanya alat ini, kita bisa memantau aktivitas Gunung Pakuwaja secara lebih intensif dan memberikan peringatan dini jika terjadi peningkatan aktivitas vulkanik," ujarnya.

 

Standard Post with Image
wonosobo terkini

Upaya Mahasiswa KKN Wonosobo dalam Mencegah Bullying di Sekolah Dasar

Wonosobonews.com - Mahasiswa KKN Reguler Posko 22 dari UIN Walisongo Semarang mengadakan sosialisasi anti-bullying di SDN 1 Pagerwojo, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan rasa saling menghormati dan menghargai perbedaan di antara siswa, serta mengajak mereka untuk memahami dampak buruk bullying, menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman.

Kepala Sekolah SDN 1 Pagerwojo, Bu Akatinah, mengungkapkan bahwa kasus bullying cukup sering terjadi di lingkungan sekolah. “Program sosialisasi ini sesuai dengan upaya sekolah dalam mengatasi dan mencegah tindakan bullying di antara siswa,” ujarnya.

Sosialisasi ini diikuti dengan antusias oleh siswa kelas 5 dan 6. Mereka belajar mengenali berbagai bentuk bullying, dampak negatifnya, dan cara pencegahan serta penanganannya. Kegiatan ini mencakup diskusi dan simulasi situasi bullying yang sering terjadi di sekolah.

Pak Galih, guru olahraga SDN 1 Pagerwojo, menjelaskan bahwa simulasi ini membantu siswa membedakan tindakan bullying, terutama yang bersifat fisik, seperti menampar teman. “Simulasi ini sangat bermanfaat untuk memahami perilaku mana yang tergolong bullying,” katanya.

Acara dimulai dengan sambutan dari mahasiswa KKN, dilanjutkan penyampaian materi dan pemutaran video edukatif tentang bullying. Siswa-siswi juga diajak berdiskusi dan bermain kuis kelompok, sehingga kegiatan menjadi lebih interaktif dan menyenangkan.

Para mahasiswa KKN berharap kegiatan ini dapat membangun kesadaran siswa untuk saling menghormati dan mendukung satu sama lain, menciptakan sekolah yang lebih ramah dan bebas dari bullying.