Standard Post with Image
Wisata Wonosobo

Keindahan Wonosobo dari Ketinggian The Heaven Glamping and Resto

Wonosobonews.com - Wonosobo, sebuah kota kecil di Jawa Tengah, menyimpan banyak keindahan alam yang menakjubkan. Salah satu destinasi wisata terbaru dan paling menarik di kota ini adalah The Heaven Glamping and Resto. Terletak di kawasan Dieng, The Heaven Glamping and Resto menawarkan pengalaman glamping bintang lima dengan fasilitas lengkap dan pemandangan alam yang memukau.

Channel Youtube Ghinaa Abdillah melaporkan pada Minggu, 7 Juli 2024, bahwa pengunjung dapat dengan mudah menemukan The Heaven Glamping and Resto menggunakan aplikasi peta digital. Setibanya di sini, pengunjung akan merasakan suasana yang berbeda, seolah mereka sedang berkemah di luar negeri dengan fasilitas yang sangat lengkap.

Di antara tipe kamar yang ditawarkan, Glamping Deluxe adalah salah satu yang paling menonjol, menyediakan fasilitas hotel bintang lima seperti WiFi gratis dan minuman selamat datang. Cuaca sejuk di Dieng, dengan suhu berkisar antara 16 hingga 18 derajat Celsius, memberikan kenyamanan tambahan bagi para pengunjung. Bagi yang tidak tahan dingin, disarankan untuk membawa jaket tebal.

Salah satu keunikan dari The Heaven Glamping and Resto adalah adanya ruang khusus untuk menikmati pemandangan Telaga Menjer. Pengunjung dapat menikmati keindahan telaga, terutama sekitar pukul 15.00 sore, waktu yang tepat untuk check-in yang biasanya dimulai pukul 14.00 siang. Akses jalan menuju The Heaven cukup baik dan bisa dilalui oleh mobil, dengan fasilitas parkir khusus untuk tamu yang menggunakan mobil juga tersedia.

Setiap kamar dilengkapi dengan meja makan yang cocok untuk barbeku, menambah kesan hangat saat sore hari ketika kabut mulai turun. Setiap kamar di The Heaven dilengkapi dengan kamar mandi pribadi yang bersih dan terdapat pemanas air, sehingga pengunjung dapat mandi dengan nyaman tanpa khawatir air dingin. Kloset dan fasilitas lain di kamar mandi pun sangat terawat, dengan kaca besar yang menambah kenyamanan. Saat membuka pintu kamar, pengunjung akan disuguhi pemandangan kabut tebal yang menciptakan suasana seolah-olah berada di atas awan.

Pada malam hari, suasana di sekitar The Heaven sangat tenang dan indah dengan kabut yang menyelimuti. Glamping terletak di bawah area utama, sehingga pengunjung perlu melewati beberapa anak tangga yang agak curam. Untuk urusan makanan, The Heaven menawarkan berbagai pilihan menu dengan harga yang sangat terjangkau. Saat malam, pengunjung bisa memesan makanan seperti ayam rica-rica atau lele kremes. Menu makanan di sini mendapat rating 8 dari 10 untuk rasa dan 9 dari 10 untuk harga.

Harga menginap di The Heaven juga sangat bersahabat. Untuk tipe Deluxe pada hari biasa, tarif per malamnya adalah Rp650.000, sudah termasuk sarapan untuk dua orang. Ada juga tipe kamar yang lebih murah, yaitu tipe standar dengan tarif sekitar Rp400.000 per malam pada hari biasa. Sarapan yang tersedia sangat khas, seperti nasi Megono dan tempe kemul, lengkap dengan buah dan air putih.

Dengan fasilitas dan pelayanan yang memuaskan, tempat ini memperoleh rating 8 dari 10 untuk pengalaman menginap secara keseluruhan. The Heaven Glamping and Resto sangat direkomendasikan untuk pasangan yang mencari pengalaman bulan madu yang istimewa atau keluarga yang ingin menghabiskan waktu berkualitas bersama. Keindahan alam Dieng dengan fasilitas lengkap serta suasana nyaman menjadikan tempat ini pilihan tepat untuk liburan.

Nikmati pengalaman camping bintang lima yang tak terlupakan di The Heaven Glamping and Resto, Wonosobo. Segera rencanakan liburan Anda dan rasakan sensasi menginap di atas awan dengan pemandangan alam yang memukau.

 

Standard Post with Image
kuliner

Menyantap Geblek Camilan Tradisional Wonosobo yang Memikat

Wonosobonews.com - tidak hanya dikenal dengan pesona alamnya yang memukau, tetapi juga dengan kekayaan kuliner yang patut dicoba. Salah satu camilan khas yang menjadi ikon kuliner daerah ini adalah Geblek. Geblek merupakan camilan tradisional yang terbuat dari tepung tapioka, dikenal dengan perpaduan rasa gurih dan tekstur yang unik. Dalam bahasa Jawa, "Geblek" berarti 'gemuk', dan camilan ini memiliki bentuk yang mirip dengan cireng (aci goreng), namun dengan tekstur yang lebih kenyal dan padat. Keunikan utama terletak pada penggunaan tepung tapioka basah, yang diambil langsung dari pati singkong, memberikan sensasi kenyal dan cita rasa singkong yang lebih menonjol.

Pembuatan Geblek cukup sederhana dan hanya memerlukan beberapa bahan dasar, yaitu tepung tapioka basah yang diperoleh dari pati singkong yang masih basah, garam untuk menambah cita rasa gurih, air untuk mencampur adonan, dan minyak goreng untuk proses penggorengan. Langkah-langkahnya meliputi pencampuran tepung tapioka basah dengan garam, penambahan air sedikit demi sedikit hingga adonan kalis, pembentukan adonan menjadi bulatan kecil, dan penggorengan hingga berwarna kuning keemasan. Geblek dapat dinikmati selagi hangat dengan berbagai sambal seperti sambal kecap, sambal bawang, atau sambal terasi, serta cocok disajikan dengan teh hangat atau kopi pahit. Penambahan daun kucai juga bisa menambah kelezatan Geblek.

Geblek memiliki beberapa keunggulan yang membedakannya dari gorengan berbahan dasar tepung tapioka lainnya, seperti tekstur yang lebih kenyal dan padat dibandingkan dengan cireng yang lebih empuk dan garing. Geblek juga menonjolkan rasa singkong yang lebih kuat karena penggunaan tepung tapioka basah dan tidak memerlukan proses fermentasi, sehingga lebih mudah dan cepat dibuat. Keunikan tersebut menjadikan Geblek sebagai camilan khas Wonosobo yang digemari banyak orang. Menikmati Geblek bukan hanya memanjakan lidah tetapi juga memperkenalkan kekayaan budaya dan tradisi kuliner Wonosobo. Dengan rasa yang gurih, tekstur yang khas, dan cara pembuatan yang sederhana, Geblek adalah camilan yang wajib dicoba bagi para pecinta kuliner serta wisatawan yang berkunjung ke Wonosobo.

 

Standard Post with Image
Wisata Wonosobo

Keindahan Wisata Cengkul Telu di Wonosobo

Wonosobonews.com - Suasana malam menjelang subuh terasa berbeda kali ini. Untuk pertama kalinya, youtuber Ojo Lali Dolan akan menjelajahi indahnya wisata Cengkul Telu di Wonosobo.

Cengkul Telu menawarkan pesona alam yang menakjubkan. Salah satu keajaibannya adalah pemandangan Gunung Sindoro saat fajar tiba. Destinasi wisata ini termasuk dalam tiga tempat wisata indah di Wonosobo, yaitu Cengkul Telu, Gunung Bismo, dan Pemandian Air Mudal. Namun, kali ini kita fokus pada pengalaman di Cengkul Telu.

Setelah melewati alun-alun Wonosobo, perjalanan menjadi semakin menanjak dan udara semakin dingin. Rute menuju Cengkul Telu bisa diakses dengan mobil atau minibus. Pastikan kendaraan dalam kondisi baik untuk melalui jalan sempit dan menanjak menuju Desa Tieng.

Sesampainya di Cengkul Telu, awalnya terlihat awan tebal yang ternyata hanya kabut yang menyelimuti ketinggian tertentu. Saat tiba di puncak, pemandangan lautan awan di bawah sungguh luar biasa. Kabut tersebut menambah keindahan Gunung Sindoro yang tampak megah di hadapan rombongan.

Di Cengkul Telu, fasilitas wisata masih minim. Tempat parkir berada di area sebelum jembatan kecil, dan ada beberapa warung kecil untuk beristirahat. Jalan menuju puncak cukup sempit dan menanjak, tetapi pemandangan sepanjang perjalanan sangat memukau. Pengunjung disuguhi pemandangan tanaman berembun es, menunjukkan betapa dinginnya udara pagi di sana.

Setelah trekking sekitar 100 meter, pengunjung tiba di puncak Cengkul Telu. Di sana, pemandangan Gunung Sindoro terlihat sangat jelas dan indah. Suasananya yang sejuk dan menenangkan menambah kesan yang tak terlupakan. Bagi pecinta alam dan penggemar trekking, Cengkul Telu di Desa Tieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah adalah tempat wisata yang wajib dikunjungi.

Dengan pemandangan Gunung Sindoro yang menakjubkan, perjalanan mendaki yang menantang, dan suasana alam yang sejuk, Cengkul Telu benar-benar layak dijelajahi.

 

Standard Post with Image
wonosobo terkini

Pelatihan Digital Marketing dan Public Speaking bagi Penyandang Disabilitas di Wonosobo

Wonosobonews.com - Sebanyak 50 penyandang disabilitas di Wonosobo mengikuti pelatihan digital marketing dan public speaking untuk meningkatkan keterampilan mereka. Kegiatan ini diinisiasi oleh Ikatan Disabilitas Wonosobo (IDW) bekerja sama dengan RTI International - Community Partnership Program (CPP).

Pelatihan ini berlangsung selama dua hari, mulai 27 hingga 28 Juli 2024, di Ballroom Kencana Aroma & Coffee, Wonosobo, dan menghadirkan narasumber yang ahli di bidang digital marketing dan public speaking.

Ketua IDW Wonosobo, Syaifur Rohman, mengatakan bahwa pelatihan ini diikuti oleh para penyandang disabilitas dari berbagai ragam di Wonosobo. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan peserta dalam memanfaatkan media digital. 

Dengan mereka paham akan pemanfaatan media digital, kemahiran dalam pemasaran harus dibarengi dengan kemampuan public speaking yang baik.

Pelatihan ini diharapkan dapat membuka peluang baru dan meningkatkan kemandirian ekonomi bagi para penyandang disabilitas di Wonosobo.

"Kami berharap peserta dapat menggunakan ilmu yang mereka peroleh untuk mengembangkan usaha mereka dan meningkatkan kualitas hidup mereka," tambahnya.

Acara ini merupakan bentuk komitmen IDW dan RTI International - CPP dalam mendukung pemberdayaan penyandang disabilitas, khususnya di bidang ekonomi dan komunikasi.

"Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan penyandang disabilitas di Wonosobo dapat lebih berdaya dan mandiri," tandas Syaifur.

 

Standard Post with Image
wonosobo terkini

Mahasiswa Unwiku Terjun ke Desa untuk Pengentasan Kemiskinan di Jawa Tengah

Wonosobonews.com - Kemiskinan ekstrem masih menjadi masalah di sejumlah kabupaten di Jawa Tengah. Untuk membantu mengatasinya, Universitas Wijayakusuma (Unwiku) Purwokerto mengirim 274 mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) ke Kabupaten Kebumen dan Wonosobo. Mereka akan membantu program pengentasan kemiskinan di wilayah tersebut.

Ketua LPPM Unwiku, Estiningrum, menjelaskan bahwa angkatan ke-48 ini ditempatkan di 13 desa di Kecamatan Klirong, Kebumen. Di Wonosobo, mereka ditempatkan di 7 desa di Kecamatan Sapuran dan 7 desa di Kecamatan Kalibawang. 

"Selama 35 hari dari tanggal 1 Agustus sampai dengan 5 September. Besok akan dilaksanakan penyerahan di tanggal 1 Agustus baik di Wonosobo dan Kebumen," ujar Estiningrum. 

Estiningrum berharap mahasiswa KKN ini dapat mempercepat program pengentasan kemiskinan dan membantu menyelesaikan berbagai masalah di masyarakat. Tema kali ini adalah strategi penurunan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat desa.

"Jadi memang kita akan melibatkan seluruh masyarakat bagaimana. Bagaimana mereka itu mengentaskan kemiskinan secara bersama-sama. Bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, kepala desa saja, tetapi justru merupakan tanggung jawab seluruh komponen masyarakat," jelasnya. 

Mahasiswa diarahkan untuk mengembangkan inovasi dan kreativitas pada UMKM di daerah masing-masing. Mereka juga diminta membuat jurnal yang dapat diunggah di laman resmi pemerintah daerah setempat.

Rektor Unwiku, Heru Cahyo, menyatakan bahwa KKN merupakan kegiatan akademik wajib bagi mahasiswa sebelum lulus. Program ini adalah perwujudan visi dan misi perguruan tinggi dalam pelaksanaan Tri Dharma oleh Unwiku.

"KKN masih menjadi pilihan yang baik untuk mewujudkan sinergitas antara kampus dengan masyarakat luar kampus," kata Heru. 

Selama KKN, mahasiswa akan menerapkan pengetahuan teoritik yang mereka peroleh selama kuliah dan membagikannya kepada masyarakat.

"Sehingga ada transfer knowledge. Harapannya KKN ini mendapat bantuan dari pihak-pihak yang berkompeten sehingga menjadi media pembelajaran praktis dan efektif bagi mahasiswa," katanya. 

Heru berharap KKN ini menjadi ruang belajar yang memungkinkan mahasiswa lebih memahami realitas masyarakat, meningkatkan tanggung jawab sosial, dan membantu memecahkan berbagai masalah di Wonosobo dan Kebumen.