Standard Post with Image
wonosobo terkini

Sindikat Penjual Cat Palsu Asal Wonosobo Ditangkap di Rote Ndao

Wonosobonews.com - Satuan Reserse Kriminal (Reskrim) Polres Rote Ndao berhasil menangkap empat orang sindikat penjual cat tembok palsu asal Wonosobo, Jawa Tengah. Para pelaku diketahui menjual cat tembok tanpa label Standar Nasional Indonesia (SNI), yang sempat viral di media sosial. Sebuah video berdurasi 1 menit 47 detik memperlihatkan seorang ibu mengenakan kacamata hitam, kaos oblong, dan celana jeans pendek menghadang sebuah mobil Daihatsu Xenia putih. Ia marah besar kepada para penjual yang berada di dalam mobil, terlihat beberapa ember cat bermerek AVCO LS di bagian belakang kendaraan.

Ibu tersebut marah karena cat yang dijual tidak sesuai dengan harapan, warnanya tidak sesuai dan kualitasnya buruk. Kejadian ini berlangsung di Desa Lentera, Kecamatan Rote Barat Daya, Kabupaten Rote Ndao, pada Rabu, 18 September 2024.

Menanggapi laporan dari masyarakat mengenai sindikat penjual cat palsu, Unit Tipidter Satreskrim Polres Rote Ndao langsung menuju lokasi untuk melakukan penyelidikan. Di sana, polisi mengamankan empat orang penjual cat palsu, dengan inisial AN (44), IS (33), AP (25), dan I (57), semuanya berasal dari Kecamatan Kertek, Wonosobo.

Dari para pelaku, polisi menyita 32 ember cat tembok merek AVCO LS Shield Paint Platinum, produksi CV. Tri Indo Cipta Karya Chemicals Indonesia, yang tidak sesuai dengan standar UU Nomor 20 Tahun 2014 tentang Standarisasi dan Penilaian Kesesuaian.

Menurut hasil penyelidikan awal, para pelaku telah berada di Kabupaten Rote Ndao sejak 14 September 2024 dan mulai menjual cat sejak 15 September 2024 menggunakan satu unit mobil. Kasi Humas Polres Rote Ndao, Aiptu Anam Nurcahyo, mengungkapkan bahwa pelaku telah menjual sekitar 40 ember cat dengan harga bervariasi antara Rp 300 ribu hingga Rp 500 ribu per ember, dari total 700 ember yang mereka bawa.

Polisi juga mengamankan mobil Daihatsu Xenia yang digunakan para pelaku. Saat ini, penyelidikan masih terus dilakukan untuk mengungkap keterlibatan pihak lain dalam peredaran cat palsu ini.

 

Standard Post with Image
wonosobo terkini

Para Finalis Berkompetisi dalam Pemilihan Duta Genre Wonosobo 2024

Wonosobonews.com - Sebanyak 20 finalis putra dan putri terpilih bersaing dalam Grand Final Pemilihan Duta Genre Wonosobo 2024 yang diadakan di Gedung Sasana Adipura. Program Generasi Berencana (Genre) bertujuan mempersiapkan remaja dalam merencanakan kehidupan berkeluarga. Program ini mengajarkan pentingnya menunda usia pernikahan agar remaja dapat menyelesaikan pendidikan, membangun karir, dan menikah dengan perencanaan yang matang, sesuai siklus kesehatan reproduksi.

Kepala Dinas PPKBPPPA Wonosobo, Dyah Retno Sulistyowati, menyatakan bahwa para finalis telah melalui berbagai tahap seleksi sejak bulan Juli. Ia menegaskan bahwa masa remaja adalah waktu penting di mana terjadi perubahan fisik, psikologis, dan sosial. Remaja mulai bereksplorasi dengan identitas dan perilaku mereka.

"Agar masa peralihan remaja ini, lebih mengarah pada kegiatan positif, maka para remaja harus didukung kreatifitasnya. Melakukan hal-hal kreatif yang bervariasi akan memberikan sesuatu yang baru dan segar, membuat hidup menjadi lebih indah, karena akan dikelilingi hal-hal yang bervariasi dan tidak monoton," jelas Dyah.

Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat, yang hadir dalam acara tersebut, berharap para finalis dapat berperan dalam membentuk karakter generasi muda yang hebat, sehat, dan berprestasi. "Pemilihan ini harus menjadi ajang untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya perencanaan masa depan," katanya.

Beliau juga berpesan agar para Duta Genre menjadi pelopor dan contoh bagi remaja lain dalam merencanakan masa depan mereka.  

Pada akhir acara, Andromeda dinobatkan sebagai juara 1 putra dan Arini Akmilatan sebagai juara 1 putri. Shafi Fairuz meraih juara 2 putra, sementara Alvina Zahrottul menjadi juara 2 putri. Fajar Yusuf dan Dewi Aprilianti meraih juara 3 untuk kategori putra dan putri.

 

Standard Post with Image
wonosobo terkini

Reaktivasi Kereta Purwokerto sampai Wonosobo, Solusi Logistik dan Keselamatan

Wonosobonews.com - Rencana reaktivasi jalur kereta api Purwokerto-Wonosobo sepanjang 92 kilometer kian mendapatkan perhatian. Proyek ini dianggap memiliki potensi besar untuk mempermudah akses logistik dan menurunkan angka kecelakaan di wilayah Jawa Tengah, yang selama ini menjadi tantangan serius bagi transportasi darat.

Theresia Tarigan, seorang pengamat transportasi, menyatakan dukungan penuh terhadap percepatan reaktivasi ini. Menurutnya, jalur kereta api tersebut akan sangat berperan dalam memperlancar arus distribusi barang. “Reaktivasi jalur kereta api tersebut sangat penting untuk mempermudah akses logistik,” tegasnya. Kebutuhan akan akses yang lebih efisien ini sangat terasa, mengingat keterbatasan jalur darat yang seringkali terhambat oleh kemacetan dan kondisi jalan yang tidak optimal.

Theresia juga menekankan bahwa reaktivasi ini dapat menjadi solusi untuk mengurangi angka kecelakaan, terutama yang melibatkan truk dengan dimensi dan muatan berlebih (ODOL). Truk ODOL menjadi salah satu penyebab utama kecelakaan di Jawa Tengah, yang tercatat cukup tinggi oleh Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Kementerian Perhubungan. Selama tahun 2023 saja, sebanyak 9.743 pelanggaran truk ODOL telah terdeteksi di tujuh Unit Pelaksanaan Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) di wilayah tersebut. Dengan diaktifkannya kembali jalur kereta ini, beban jalan raya akan berkurang, sehingga risiko kecelakaan dapat diminimalkan.

Abdul Kholik, anggota DPD RI asal Jawa Tengah, turut mendesak agar reaktivasi jalur kereta Purwokerto-Wonosobo menjadi prioritas pembangunan. Ia menyebut bahwa biaya pembangunan diperkirakan mencapai Rp8,3 triliun, dengan 16 stasiun yang akan kembali beroperasi. “Percepatan pembangunan jalur kereta api ini bisa menelan biaya Rp8,3 triliun, sebanyak 16 stasiun akan kembali berfungsi,” ujarnya.

Dengan adanya jalur kereta api ini, wilayah selatan hingga tengah Jawa Tengah yang selama ini sulit dijangkau transportasi umum akan mendapatkan akses yang lebih mudah. Selain itu, kemudahan logistik melalui jalur kereta diperkirakan akan memberikan dorongan ekonomi bagi daerah-daerah yang sebelumnya terisolasi dari konektivitas transportasi.

Meskipun tanggung jawab utama untuk reaktivasi ini berada di tangan pemerintah pusat melalui Direktorat Jenderal Kereta Api, dukungan dari pemerintah daerah juga sangat penting. Salah satu langkah yang bisa diambil adalah dengan menawarkan tarif pengiriman logistik yang lebih kompetitif. Langkah ini diharapkan akan menarik minat para pelaku usaha untuk memanfaatkan jalur kereta sebagai alternatif pengiriman barang.

Secara keseluruhan, reaktivasi jalur kereta api Purwokerto-Wonosobo diharapkan dapat membawa banyak manfaat, baik dari segi ekonomi maupun keselamatan transportasi. Jalan raya akan lebih terjaga, angka kecelakaan bisa ditekan, dan mobilitas barang serta orang akan semakin lancar.

Standard Post with Image
wonosobo terkini

Wonosobo Terima Dana Intensif Fiskal Rp 6 Miliar untuk Atasi Kemiskinan Ekstrem

Wonosobonews.com - Kabupaten Wonosobo kembali meraih prestasi di tingkat nasional dalam upayanya menekan angka kemiskinan ekstrem. Melalui berbagai program yang telah dilakukan, Wonosobo berhasil mendapatkan Dana Intensif Fiskal (DIF) sebesar Rp 6.062.557.000 sebagai bentuk apresiasi atas kinerjanya dalam mempercepat penanganan kemiskinan ekstrem.

Kemiskinan ekstrem menjadi salah satu tantangan nasional hingga tahun 2024, di mana upaya pemerintah meliputi penurunan beban pengeluaran melalui bantuan sosial, peningkatan pendapatan masyarakat, serta pengurangan daerah dengan tingkat kemiskinan tinggi melalui distribusi bantuan sosial yang tepat sasaran. Kondisi kemiskinan ekstrem sendiri diartikan sebagai ketidakmampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dasar, seperti makanan, air bersih, sanitasi, kesehatan, pendidikan, tempat tinggal, dan akses informasi. Dalam rangka mengatasi tantangan ini, sinergi antara berbagai pihak sangat diperlukan, baik itu pemerintah pusat, daerah, dunia usaha, hingga masyarakat dan akademisi.

Upaya serius yang dilakukan oleh Kabupaten Wonosobo dalam mempercepat pengentasan kemiskinan ini mendapatkan apresiasi dari Pemerintah Pusat. Penghargaan tersebut diberikan langsung oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, Prof. Dr. KH. Ma'ruf Amin, dalam acara Rakornas Penghapusan Kemiskinan Ekstrem Tahun 2024 di Istana Wakil Presiden, Rabu, 18 September 2024. Wakil Bupati Wonosobo, Muhammad Albar, menerima langsung penghargaan tersebut bersama perwakilan dari 9 provinsi dan 15 kabupaten/kota lainnya di Indonesia. Selain menerima penghargaan, Kabupaten Wonosobo juga berhak mendapatkan Dana Intensif Fiskal untuk kategori Daerah Berkinerja Baik dalam Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem tahun 2024.

Wakil Bupati Wonosobo, Muhammad Albar, mengungkapkan rasa syukurnya atas apresiasi yang diterima oleh Wonosobo. "Alhamdulillah, Wonosobo menjadi salah satu Kabupaten/Kota seluruh Indonesia yang mendapatkan apresiasi dari pemerintah Republik Indonesia sebagai Pemerintah Berkinerja baik khususnya dalam penanganan Kemiskinan Ekstrem tahun 2024 sehingga Kabupaten Wonosobo kembali mendapatkan alokasi DIF (Dana Insentif Fiskal) yang langsung diserahkan oleh Bapak Wapres Ma'ruf Amin di Istana Wakil Presiden di dampingi Menteri Koordinator PMK, Menteri Keuangan dan Menteri Perencanaan Pembangunan/Kepala Bappenas," ujar Gus Albar.

Dana sebesar Rp 6 miliar ini akan digunakan untuk mempercepat pembangunan infrastruktur serta penyelesaian masalah kemiskinan di Wonosobo. "DIF tersebut nilai anggarannya berfariatif antara 5 hingga 7 milyard. Dan Kabupaten Wonosobo memperolah DIF Rp. 6 Milyard lebih. Ini tentu harus kita syukuri bersama seiring masih banyaknya (PR) pekerjaan rumah yang harus diperhatikan dan dituntaskan di Kabupaten Wonosobo termasuk infrastrukur. Dan saya kira tidak hanya jalan-jalan yang harus mendapatkan perhatian. Jadi jalan merupakan salah satu bagian infrastruktur yang menjadi prioritas pemerintah Kabupaten Wonosobo," tambahnya.

Keberhasilan ini, menurut Gus Albar, adalah hasil dari kerja keras berbagai pihak yang terlibat dalam percepatan pengentasan kemiskinan. "Ini semua tentu atas kerja keras kita bersama kuatnya kepemimpinan, sinegitas, kolabarotif, kebersamaan gotong royong dan seaarengan yang kokoh dari seluruh stakeholder dan seluruh elemen masyarakat," ungkapnya. Untuk mencapai target penghapusan kemiskinan ekstrem di Wonosobo hingga 0% pada tahun 2024, Gus Albar menekankan perlunya kerja sama yang lebih intensif dan komitmen dari semua pihak. "Untuk menuju zero kemiskinan ekstrem di Kabupaten Wonosobo atau 0% tahun 2024 atau setidaknya mendekatinya, maka perlu ditingkakan lagi kerjasama dari berbagai pihak dan komitmen untuk bersungguh-sungguh melaksanakan berbagai upaya yang sudah dicanangkan berdasarkan program-program yang sudah disusun dengan baik dan terarah dan berkelanjutan," tutupnya.

Dengan tambahan dana tersebut, Wonosobo diharapkan dapat terus mempercepat proses pengentasan kemiskinan ekstrem dan membangun infrastruktur yang lebih baik, sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut.

Standard Post with Image
wonosobo terkini

Pensiun dari TNI, Serma Ruladi Pilih Kembangkan Homestay di Telaga Menjer, Wonosobo

Wonosobonews.com - Upacara purna tugas di Kodim 0707/Wonosobo pada 17 September dipenuhi nuansa emosional saat enam prajurit TNI secara resmi mengakhiri masa dinas aktif mereka. Di antara mereka adalah Pelda Agus Sugiarto, Serma Mugiyono, Serma Ruladi, Sertu Fatoni, Sertu Sumpeno Raharjo, serta PNS Asnawi. Namun, sorotan dalam acara tersebut tertuju pada Serma Ruladi, anggota Babinsa Koramil 8/Sapuran. Setelah bertahun-tahun menjalani tugas sebagai prajurit, ia kini memilih untuk beralih profesi dengan mengelola sebuah homestay di Wonosobo, menunjukkan semangat yang tetap membara meski telah menuntaskan masa dinasnya.

Keputusan Serma Ruladi untuk terjun ke sektor pariwisata mendapat tanggapan positif dari Letkol Inf. Helmy, Dandim 0707/Wonosobo, yang mengapresiasi langkah inspiratif tersebut. "Apa yang dilakukan oleh Serma Ruladi merupakan contoh nyata bagaimana prajurit harus siap menyongsong masa depan. Saya berharap langkah ini bisa menjadi inspirasi bagi rekan-rekan prajurit lainnya yang mendekati masa purna tugas," ungkap Letkol Helmy dengan penuh rasa bangga.

Homestay yang akan dikelola oleh Serma Ruladi di sekitar Telaga Menjer bukan sekadar usaha biasa. Melalui bisnis ini, ia bertekad untuk mendukung pengembangan pariwisata di Wonosobo, memberikan pengalaman istimewa kepada para wisatawan. Latar belakangnya sebagai prajurit TNI memberinya semangat untuk terus berkontribusi bagi masyarakat, tidak hanya di bidang pertahanan, tetapi juga di ranah ekonomi dan pariwisata lokal. "Saya ingin memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat, khususnya dalam memajukan sektor pariwisata Wonosobo. Semoga ini juga bisa menjadi inspirasi bagi prajurit lainnya untuk terus berbuat bagi bangsa, bahkan setelah masa dinas usai," tutur Serma Ruladi dengan penuh keyakinan.

Serma Ruladi mengilustrasikan bahwa semangat pengabdian seorang prajurit tidak hilang begitu saja setelah pensiun. Dengan keteguhan hati yang sama seperti saat berdinas, ia memulai perjalanan baru sebagai pelaku usaha pariwisata. Homestay yang ia kelola di Telaga Menjer diharapkan mampu menarik lebih banyak pengunjung dan memberikan kontribusi pada pertumbuhan pariwisata setempat. Langkah ini membuktikan bahwa masa pensiun bukanlah akhir dari segalanya, melainkan awal dari peng abdian baru yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Inspirasi yang ditularkan Serma Ruladi diharapkan dapat mendorong prajurit lain untuk terus memberikan yang terbaik bahkan setelah tugas militer mereka berakhir.