Standard Post with Image
ekonomi

Prakiraan Cuaca Jateng Hari ini 14 November, Waspada Hujan Es!

Wonosobonews.com - Jawa Tengah hari ini diprakirakan diguyur hujan dari intensitas ringan hingga lebat. Masyarakat diminta waspada bencana hidrometeorologi beserta dampaknya seperti hujan es.

Hal itu disebutkan dalam prakiraan cuaca BMKG Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang yang berlaku hari Selasa, 14 November 2023 pukul 07.00-19.00 WIB.

"Pagi berawan. Siang-awal malam umumnya hujan ringan. Berpotensi hujan sedang-lebat dapat disertai petir dan angin kencang di wilayah pegunungan hingga dataran tinggi, Kota-Kabupaten Semarang, sebagian Jateng Timur (Blora, Grobogan, Sragen, Karanganyar, Wonogiri) dan sekitarnya. Waspada bencana hidrometeorologi beserta dampaknya seperti angin puting beliung, sambaran petir, hujan es, pohon tumbang, genangan air, dan lainnya," kata petugas BMKG, Harits, dalam keterangan prakiraan cuacanya, Selasa (14/11/2023).

Berikut prakiraan cuaca Jawa Tengah berlaku hari Selasa, 14 November 2023 pukul 07.00-19.00 WIB:

Hujan ringan:
Kebumen, Purworejo, Boyolali, Klaten, Sukoharjo, Rembang, Pati, Kudus, Jepara, Demak, Kendal, Batang, Kajen, Pemalang, Slawi, Brebes, Surakarta, Pekalongan, Tegal, Bumiayu, Majenang.

Hujan ringan-sedang:
Ungaran, Salatiga, Semarang.

Hujan sedang:
Mungkid dan Ambarawa.

Hujan sedang-lebat:
Cilacap, Purwokerto, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, Wonogiri, Karanganyar, Sragen, Purwodadi, Blora, Temanggung, Magelang.

Standard Post with Image
ekonomi

Pemkab Wonosobo Meluncurkan BUMdesMa DAPM Untuk Kesejahteraan Masyarakat, Bupati Ajak Gali Potensi Desa

Wonosobonews.com - Pengelolaan dana bergulir dari Eks Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (Eks PNPM-MPd) yang kini telah menjadi Badan Usaha Milik Desa bersama Dana Amanah Pemberdayaan Masyarakat (BUMdesMa DAPM) dianggap memiliki potensi untuk mengurangi disparitas kesejahteraan masyarakat. Pernyataan ini disampaikan oleh Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat, pada acara Launching dan Sosialisasi Peraturan Bupati terkait BUMdesMa DAPM, Aplikasi Laporan Keuangan, serta Peluncuran Buku Panduan BUMdesMa DAPM pada hari Senin (23/10/2023) di Pendopo Bupati.

Peralihan ini diintegrasikan sebagai program nasional oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendesa PDT) dengan tujuan memberikan kepastian hukum terkait kelembagaan eks PNPM-MPd melalui pembentukan Badan Usaha Milik Desa Bersama (BUMdesMa).

"Alhamdulillah kami tindaklanjuti adanya Perbup oleh Dinsos PMD Kabupaten

Wonosobo."

"Harapannya jadi payung hukum bagi teman-teman di lapangan."

"Sehingga tranformasi ke BUMdesMa dengan dikelola bersama-sama jadi lebih optimal

dalam tata kelola keuangan," ujarnya melalui Tribunjateng.com, Senin (23/10/2023).

Hadirnya BUMdesMa sebagai upaya penanggulangan kemiskinan yang berkelanjutan.

Selain itu juga memberikan penghasilan tambahan bagi pemerintah desa maupun

memberikan manfaat dalam bentuk bantuan sosial untuk masyarakat.

 

"Di dalam Perbup ini membahas bagaimana sisi kelembagaannya, kedua dari izin usaha."

Catatan Berita UJDIH BPK Perwakilan Provinsi Jawa Tengah/Titik Wijayanti 2

"Harapannya di tingkat desa mulai digali apa yang bisa menghasilkan uang."

"Tidak hanya simpan pinjam," tambahnya.

 

Sementara itu, Kepala Dinsos PMD Kabupaten Wonosobo, Harti menjelaskan, kondisi

BUMdesMa di Wonosobo pasca transformasi perlu regulasi daerah yang mengatur tata

kelola.

“Hari ini sudah dilaunching Perbup Nomor 44 Tahun 2023 dan aplikasi laporan bulanan

keuangan yang kami beri nama Labu Desa."

"Ini guna mempermudah memonitor sejauhmana tata kelola keuangan secara realtime,

baik oleh Bupati maupun Pemkab,” jelasnya.

 

Menurutnya, inovasi ini bertujuan untuk menggairahkan perekonomian di Wonosobo, mengingat banyaknya Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang menjadi pemanfaat dari BUMdesMa. Keberadaan BUMdesMa DAPM ini tidak hanya berfokus pada aspek ekonomi, melainkan juga berorientasi pada aspek sosial, di mana dana bergulir diintegrasikan sebagai kegiatan pokok yang mendukung upaya pemberdayaan masyarakat lokal.

"Jadi BUMdesMa itu modal awal sudah ada, dana bergulir masyarakat yang asetnya

sekira Rp 92 miliar."

"Berdasarkan PP boleh ada penyertaan dana desa."

"Desa bisa menyusun perencanaan sesuai kemampuan desa," imbuhnya.

Lebih lanjut ditegaskan Harti, BUMdesMa di dalamnya akan ada pemberdayaan sosial

dan profitnya yang seiring waktu keduanya akan balance.

 

Standard Post with Image
ekonomi

Wonosobo Bersedia Mewujudkan Infrastruktur yang Ramah dan Inklusif

Wonosobones.com - Pemerintah Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, telah menyatakan komitmennya untuk mengembangkan infrastruktur yang inklusif dalam pembangunan gedung layanan publik. Prinsip inklusi ini bertujuan untuk memastikan bahwa semua warga, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus, dapat dengan mudah dan tanpa hambatan mengakses dan memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang ada di gedung-gedung layanan publik.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (DPUPR) Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, Nurudin Ardianto, telah menyampaikan komitmen kabupaten dalam mengembangkan infrastruktur yang inklusif dalam sosialisasi Peraturan Bupati (Perbup) Nomor 17 Tahun 2023. Sosialisasi ini merupakan hasil kerja sama antara DPUPR Wonosobo dengan Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Wonosobo, serta Kemitraan Indonesia Australia Untuk Infrastruktur (KIAT). Acara ini diselenggarakan pada Kamis (9/11/2023) di Pendopo Wakil Bupati Wonosobo. 

“Komitmen kami adalah untuk memastikan bahwa seluruh gedung layanan publik di wilayah Wonosobo memenuhi standar aksesibilitas yang sesuai dengan Perbup Nomor 17 Tahun 2023 dan Peraturan Menteri PUPR Nomor 14/2017. Upaya itu akan mencakup pemeriksaan menyeluruh terhadap infrastruktur yang ada. Maka kami akan terus berkolaborasi dengan Organisasi Penyandang Disabilitas (OPD) yang ada di Wonosobo, salah satunya HWDI DPC Wonosobo sebagai OPD," ujar Nurudin Ardianto. 

Menurutnya, pembangunan gedung layanan publik di Kabupaten Wonosobo harus mudah diakses dan ramah terhadap semua kelompok masyarakat. Terlebih, Perbup tersebut merupakan turunan dari Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor 14/PRT/M/2017 Tentang Persyaratan Kemudahan Bangunan Gedung.

“Perbup tersebut merupakan aturan yang mengatur tata cara dan persyaratan yang harus dipenuhi dalam merancang, membangun, dan memelihara bangunan gedung yang inklusif bagi semua orang, termasuk penyandang disabilitas, perempuan, anak, lansia dan kaum rentan. Melalui sosialisasi ini dapat membangun pemahaman yang mendalam tentang inklusi dan pentingnya menciptakan lingkungan inklusif di gedung pelayanan publik,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua HWDI DPC Wonosobo, Maryam Ramadani, menyatakan HWDI merupakan organisasi yang berkomitmen untuk memperjuangkan hak-hak dan kesejahteraan wanita dengan disabilitas di Indonesia.

Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, bersama Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Wonosobo, melakukan pemantauan terhadap infrastruktur yang dirancang untuk menjadi ramah dan inklusif bagi penyandang disabilitas. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Kesetaraan Gender dan Inklusi Sosial dalam Infrastruktur (GESIT) yang dikolaborasikan dengan Kemitraan Indonesia Australia Untuk Infrastruktur (KIAT).

Kata Maryam, kegiatan itu selain meningkatkan pemahaman tentang Peraturan Bupati juga mendorong kolaborasi lintas sektor dalam menciptakan gedung-gedung layanan publik yang inklusif dan ramah bagi semua lapisan masyarakat di Kabupaten Wonosobo.

Untuk itu, perlunya dukungan dan partisipasi berbagai pihak pemangku kepentingan dalam upaya menjalankan sekaligus mengawal komitmen tersebut, seperti organisasi penyandang disabilitas, organisasi masyarakat sipil, pihak pemerintah, pihak swasta, dan kontraktor.

"Masing-masing pihak dapat memberikan kontribusi pada pembangunan yang inklusi dan memberi aksesibilitas yang lebih luas untuk kepentingan bersama," ujarnya.

Standard Post with Image
ekonomi

Wonosobo Meraih Sertifikat ODF Dari Gubernur Jawa Tengah Pada Hari Kesehatan Nasional

Wonosobonews.com - Peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-59 di Kabupaten Wonosobo berlangsung di Alun-alun Wonosobo, Minggu (12/11/2023).

Hari Kesehatan Nasional (HKN) diperingati setiap tanggal 12 November. Tahun ini mengambil tema 'Transformasi Kesehatan untuk Indonesia Maju'.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Wonosobo, dr Mohamad Riyatno menyampaikan, peringatan HKN menjadi peringatan untuk para insan kesehatan maupun orang-orang yang bergerak di bidang kesehatan. 

"Momentum ini secara bersama-sama berkumpul dan bersilaturahmi. Kemudian kita melaksanakan kegiatan yang kaitannya dengan HKN," ucapnya. 

Berbagai rangkaian kegiatan peringatan HKN di Wonosobo sudah berlangsung beberapa waktu lalu mulai dari lomba-lomba, seminar, dan pemberian penghargaan.

Peringatan HKN di Wonosobo bersamaan dengan dilakukannya deklarasi dan penyerahan sertifikat Open Defecation Free (ODF) dari Gubernur Jawa Tengah.

Pemerintah Kabupaten Wonosobo berhasil mencapai status ODF (Open Defecation Free) melalui upaya jangka panjang yang involvement all distrik. Salah satu program yang diimplementasikan adalah program Gerakan Masyarakat Bangun Jamban Sehat (Gema Bang Jamet).

Dalam program Gema Bang Jamet, Pemkab Wonosobo mencoba mengoptimalkan kepemilikan jamban bagi seluruh masyarakat Wonosobo agar tercipta sanitasi lingkungan yang sehat.

Selain itu, kepemilikan jamban sehat ada korelasinya dengan upaya Pemkab Wonosobo dalam penurunan angka stunting.

Sejak Agustus 2023 Kabupaten Wonosobo sudah mulai proses mencapai akses masyarakatnya menuju jamban 100 persen. 

"Pada waktu itu kita baru berbicara akses belum pada kepemilikan. Akses itu sudah 100 persen semuanya ke arah jamban yang layak bukan lagi BAB di sembarang tempat. Itu sudah kita raih sesuai dengan target yg disampaikan pak Bupati," jelasnya.

Sesuai target Bupati Wonosobo, pada September 2023 semua kecamatan di Kabupaten Wonosobo sudah mendeklarasikan ODF.

"Dan dari capaian itu kemudian dilakukan telaah dan visitasi di lapangan oleh Dinkes provinsi dan OPD provinsi terkait. Akhirnya dinyatakan bahwa bulan September kemarin mendapatkan sertifikat ODF untuk Kabupaten Wonosobo dari Gubernur Jateng," jelasnya.

Dalam momentum HKN ini, masyarakat dapat melakukan gerakan perilaku hidup bersih dan sehat serta melaksanakan gerakan masyarakat sehat (germas) secara keseluruhan.

Standard Post with Image
ekonomi

Puan Dukung Infrastruktur-UMKM Dikembangkan di Kawasan Wisata Wonosobo

 Wonosobonews.com - Ketua DPR RI Puan Maharani berkunjung ke kawasan Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah. Dia mendukung kawasan yang tengah diusulkan menjadi Geopark Nasional ini untuk melakukan peningkatan infrastruktur agar dapat mendukung pengembangan usaha mikro kecil menengah (UMKM) setempat.

Puan Maharani selaku Ketua DPR RI melakukan kunjungan ke kawasan Dieng. Dia adalah salah seorang yang mendukung kawasan Dieng menjadi Geopark Nasional dengan melakukan peningkatan infrastruktur agar dapat mendukung pengembangan UMKM setempat. 

“Saat ini pengembangan infrastruktur di kawasan Dieng perlu ditingkatkan lagi. Sehingga mendukung pengembangan wisata kawasan Dieng agar makin menjadi tujuan wisatawan lokal maupun mancanegara,” ucap Puan dalam keterangan tertulis seperti dilansir dari detikcom, Minggu (27/8/2023).

“Peningkatan infrastruktur juga dapat mendukung pengembangan UMKM yang diharapkan dapat menumbuh-majukan perekonomian masyarakat setempat, terutama yang berada di kawasan Dieng,” tambahnya.

Puan juga menyempatkan sarapan roti bakar di Pasar Induk Wonosobo, Pasar Induk yang merupakan kawasan UMKM.

Dia mengungkapkan roti bakar di lokasi ini dibuat menggunakan arang, sehingga menghadirkan cita rasa yang menarik.

“Roti bakar ini buka sejak subuh dan merupakan produk olahan rumahan yang cukup terkenal. Semoga semakin banyak produk UMKM yang bisa melebarkan usahanya, sehingga meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar,” harapnya.

Usai sarapan, Puan yang didampingi Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat mengunjungi kawasan Dieng. Dia datang menjelang subuh karena mengaku penasaran dengan fenomena embun upas yang kerap muncul di Dieng saat musim kemarau.

Fenomena embun upas ini seringkali menjadi viral dan umumnya terjadi di awal pagi di kawasan Dieng, khususnya di Wonosobo. Meskipun memukau secara visual, embun upas dapat mengancam kelangsungan hidup tanaman kentang. Nama "upas" disematkan karena getah dari pohon tersebut dikenal sebagai zat beracun.

Puan pun menyaksikan munculnya fenomena embun upas yang dihasilkan dari suhu udara sejuk hingga membuatnya beku menyerupai salju tepat dari depan Candi Arjuna.

“Bersyukur bisa menikmati udara segar di sini. Udara seperti ini yang tidak bisa dinikmati di ibukota. Di sini kita bisa melihat fenomena alam yang meskipun terlihat indah, tapi punya sisi negatifnya bagi tanaman kentang,” tuturnya.

Setelah berkeliling menikmati keindahan Candi Arjuna, Puan menyempatkan diri singgah di salah satu kios oleh-oleh yang berada di kawasan tersebut. Dia mendatangi kios milik Sumarsih dan membeli beberapa oleh-oleh khas Dieng, seperti Carica Sumbing Segar, Dendeng Gepuk, dan Kacang Dieng.

Sambil berbelanja, Puan berbincang dengan pemilik kios tentang penjualan oleh-oleh di kawasan Dieng. Hal itu karena tidak sedikit masyarakat sekitar menggantungkan mata pencahariannya dengan berdagang oleh-oleh khas kawasan wisata itu.

Sumarsih pun mengungkapkan penjualan biasanya ramai di Sabtu dan Minggu. Sementara saat hari biasa cenderung sepi. Adapun dalam sehari di akhir pekan Sumarsih bisa mendapatkan untung bersih hingga Rp 300.000.

Setelah berbelanja, mantan Menko PMK itu berjalan sekitar 2,5 kilometer melewati jalan yang cukup curam dari bawah Kawah Sikunir menuju Air Terjun Sikarim.

Setelah berbelanja, mantan Menko PMK itu melangkahkan kakinya sekitar 2,5 kilometer melintasi jalan berkontur curam dari bawah Kawah Sikunir menuju Air Terjun Sikarim. Pada kesempatan yang sama, Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat, mengucapkan terima kasih atas kunjungan Puan untuk meninjau kawasan Dieng. Dia juga memohon dukungan Puan selaku Ketua DPR dalam pengembangan Dieng menjadi Geopark Nasional.

“Saya senang Mbak Puan bisa berkunjung ke sini. Ini merupakan bukti dukungan beliau untuk memantapkan kawasan ini menjadi Geopark Nasional. Selain itu kami bersama Pemda Banjarnegara sedang meminta status Geopark Nasional ke pemerintah pusat. Semoga tahun 2023 ini bisa terealisasikan,” ungkap Afif.

Dia menjelaskan status Geopark Nasional diajukan karena kawasan Dieng memiliki keragaman budaya, keanekaragaman hayati. Saat ini, kawasan Dieng tengah menjalani revitalisasi sejak Juli 2023 yang ditargetkan selesai pada 18 Juli 2024.

“Wonosobo ingin menjadi daerah wisata. Wisata Wonosobo itu ya Dieng. Sekarang kami sedang melakukan revitalisasi di beberapa titik destinasi, terkait infrastruktur,” ucapnya.

Adapun kompleks revitalisasi yang masuk dalam wilayah Wonosobo adalah kompleks wisata Telaga Warna, Sikunang, dan Sembungan. Sedangkan Banjarnegara akan merevitalisasi kompleks Candi Arjuna, Kawah Sikidang, dan komplek Aswatama.

Terkait akses menuju Dieng, lanjut Afif, jalan menuju Dieng dari Bandara Internasional Yogyakarta tengah diperbaiki guna menunjang wisatawan yang hendak menuju kawasan Dieng.

“Kami juga sedang mengintegrasikan event-event di Borobudur dengan wisata Dieng. Jadi wisatawan yang ke Borobudur bisa terhubung ke kawasan Dieng,” ucapnya.