Standard Post with Image
wonosobo terkini

Wonosobo Mengapresiasi Program TNI Manunggal Membangun Desa di Jojogan

Wonosobonews.com - Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Wonosobo, M Albar, mengapresiasi pelaksanaan program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Sengkuyung yang berlangsung di Desa Jojogan, Kecamatan Kejajar. Albar menyampaikan penghargaan tersebut saat meninjau hasil pembangunan TMMD, yang mencakup perbaikan akses jalan dan renovasi berbagai infrastruktur untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

Albar berharap Pemerintah Desa Jojogan dapat melanjutkan pembangunan yang sudah dimulai, terutama pengerasan jalan yang saat ini masih berupa tanah. “Kami sangat mengapresiasi sinergi antara pemerintah daerah dan TNI dalam mendukung infrastruktur yang dibutuhkan warga. Semoga hasil pembangunan ini bisa terus dirawat dan ditingkatkan demi kenyamanan warga,” ujar Albar.

Sementara itu, Dandim 0707/Wonosobo, Letkol Inf Ali Anwar, menjelaskan bahwa program TMMD kali ini memfokuskan pada pembukaan akses jalan baru, pembangunan senderan, dan renovasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Karena keterbatasan anggaran dan waktu, pengerasan jalan belum dapat dilakukan saat ini. Namun, ia berharap pemerintah desa dan masyarakat bisa melanjutkan pembangunan tersebut.

“Harapan kedepannya, apa yang telah kami lakukan ini bisa diteruskan, khususnya dalam pengerasan jalan yang masih berupa tanah,” pungkasnya.

 

Standard Post with Image
wonosobo terkini

Wonosobo Mengembangkan Forum Desa Tangguh Bencana Kumejing

Wonosobonews.com - Desa Kumejing di Kecamatan Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo, telah membentuk Forum Desa Tangguh Bencana (Destana) untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat menghadapi ancaman bencana. Kegiatan ini berlangsung dari 29 hingga 31 Oktober 2024, dipimpin oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah, bekerja sama dengan BPBD Kabupaten Wonosobo.

Forum Destana bertujuan untuk membangun kemampuan masyarakat agar lebih mandiri dalam beradaptasi dengan potensi bencana. Kepala BPBD Jawa Tengah, Noki, menjelaskan bahwa Desa Tangguh Bencana adalah konsep desa yang bisa beradaptasi dan pulih dari dampak bencana secara mandiri. “Desa Tangguh Bencana adalah desa yang memiliki kemampuan mandiri untuk beradaptasi, menghadapi, dan memulihkan diri dari dampak bencana,” ujarnya.

Program ini diharapkan bisa menjadi contoh bagi desa-desa lain di Kabupaten Wonosobo. Kepala Desa Kumejing, Nicam Bastian, menekankan bahwa setiap desa memiliki pendekatan dan kearifan lokal yang unik dalam menghadapi potensi bencana. “Relawan Destana dibentuk untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat menghadapi ancaman bencana dan menjadi contoh bagi desa sekitar,” jelas Nicam.

Selain pembentukan relawan, perbaikan akses jalan menuju Desa Kumejing juga dianggap mendukung kesiapsiagaan warga. “Akses jalan kini lebih baik, sehingga mempercepat respons darurat dan mempermudah keterhubungan desa dengan wilayah luar,” tambahnya.

Pelatihan Destana berlangsung selama tiga hari dengan melibatkan berbagai aspek kesiapsiagaan. BPBD Jawa Tengah memilih Desa Kumejing sebagai lokasi pelatihan karena desa ini merupakan desa wisata yang menawarkan keindahan Waduk Wadaslintang, dan juga mengalami kesulitan pasokan air selama musim kemarau panjang.  

“Harapannya kegiatan destana ini nantinya, dapat meningkatkan ketahanan dan kemandirian masyarakat dalam menghadapi bencana di masa depan,” pungkas Nicam.

 

Standard Post with Image
kuliner

Wonosobo Hadirkan Sensasi Mie Ongklok, Pasta Jawa yang Mendunia

Wonosobonews.com - Selain pesona alamnya yang memesona, Wonosobo juga menawarkan pengalaman kuliner khas yang sulit ditemukan di tempat lain. Salah satu hidangan legendaris yang mampu menarik perhatian wisatawan adalah Pasta Jawa Tradisional, atau lebih dikenal sebagai Mie Ongklok.

Desta Hatmoko Adi, seorang warga asli Wonosobo, melihat potensi besar dalam meningkatnya kunjungan wisatawan ke kotanya. Pada tahun 2015, ia memulai bisnis kuliner Mie Ongklok Mas Desta, menjadikan Mie Ongklok sebagai primadona hidangan lokal yang dibalut dengan inovasi. Secara historis, Mie Ongklok adalah hasil akulturasi budaya Tiong Hoa dan masyarakat Wonosobo, menjadikannya hidangan yang tak lekang oleh waktu.

Seperti halnya pasta, Mie Ongklok ini hadir dengan tekstur mie pipih yang dipadu dengan kuah kental beraroma udang. Sajian ini semakin khas dengan pendamping seperti sate dan tempe kemul, yang menambah cita rasa unik kuliner Jawa ini.

Desta terus berinovasi untuk memperluas akses hidangan ini ke berbagai kalangan. Ia menciptakan mie ongklok instan agar penggemar kuliner Wonosobo ini bisa menikmatinya dengan lebih mudah, terutama karena hidangan ini biasanya hanya tersedia untuk disantap langsung di tempat. "Karena mie ongklok aslinya kan hanya bisa makan di tempat gitu enggak bisa dibawa pulang," jelas Desta dalam wawancara pada Rabu, 30 Oktober 2024.

Tidak hanya bisnis, Desta mengungkapkan tujuan lebih besar dalam perjalanannya. “Bagaimana bisnis saya ini bisa bermanfaat gitu, manfaat buat saya sendiri, keluarga, dan lingkungan sekitar, masyarakat gitu,” tambahnya. “Dan dari awal juga ingin mengenalkan mie ongklok instan ini ke dunia lah bahwa di Wonosobo ini di kota dingin ini ada kuliner yang legendaris dan unik, layak dicoba.”

Berkat modal awal sebesar Rp350.000, bisnis ini kini berhasil meraih omzet hingga Rp50 juta hingga Rp200 juta per bulan, serta membuka lapangan kerja bagi 20 orang. Prestasi Desta juga mendapatkan apresiasi, dengan dianugerahi Satu Indonesia Award dari Astra pada tahun 2018.

Rencana Desta ke depan semakin mengukuhkan ambisinya dalam mengenalkan Mie Ongklok kepada masyarakat luas. Ia akan membuka factory outlet khusus Mie Ongklok Mas Desta di Wonosobo, yang akan menjadi pusat edukasi kuliner dan bisnis, di mana pengunjung bisa membeli produk dan memahami proses pembuatannya. "Orang bisa membeli produk kita. Di situ juga sebagai showcase jadi orang bisa melihat produk kita. Terus karena ini Kota Wisata itu nanti ada tempat edukasi juga edukasi bisnis," jelasnya lagi. Selain itu, Desta juga berencana menambah dan memperbarui alat-alat produksi dengan teknologi semi-otomatis dan otomatis agar dapat meningkatkan efisiensi.

Dengan kegigihannya, Desta Hatmoko Adi tidak hanya melestarikan cita rasa khas Wonosobo tetapi juga mengangkat kuliner tradisional ini agar dikenal lebih luas. Mie Ongklok kini tidak hanya menjadi kebanggaan Wonosobo, tetapi juga bagian dari keunikan kuliner Indonesia yang siap dikenalkan kepada dunia.

Standard Post with Image
Wisata Wonosobo

Revitalisasi Titik Wisata untuk Menuju Geopark Nasional Dieng oleh Pemkab Wonosobo

Wonosobonews.com - Dalam upaya memperkuat posisi Dataran Tinggi Dieng sebagai Geopark Nasional, Pelaksana tugas (Plt) Bupati Wonosobo, Muhammad Albar, melakukan kunjungan ke kompleks Candi Arjuna pada Rabu (30/10/2024) bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Kunjungan ini bertujuan untuk meninjau kesiapan dan memantapkan langkah-langkah yang diperlukan guna mencapai pengakuan resmi Geopark Nasional.

“Sebenarnya sudah disepakati bahwa Dataran Tinggi Dieng menjadi Geopark Nasional. Cuma masih perlu ada penataan baik administrasi maupun geoset yang perlu dikaji lebih lanjut. Tapi sudah tidak menganulir usulan Dataran Tinggi Dieng menjadi Geopark Nasional,” jelas Albar. Pertemuan yang dilangsungkan di Pendopo Soeharto Whitlam Dieng itu membahas berbagai persyaratan administratif yang diperlukan untuk mengupgrade status Geopark Dieng menjadi Geopark Nasional.

Sebagai bagian dari proses ini, penelitian ilmiah terkait Dataran Tinggi Dieng akan menjadi kunci untuk mendukung perubahan status tersebut. Pertemuan ini juga mengarah pada target lebih ambisius, yaitu menjadikan Dataran Tinggi Dieng sebagai Taman Nasional yang diakui oleh UNESCO. Usulan ini berlandaskan pada kekayaan geologi, keanekaragaman hayati, dan warisan budaya yang melimpah di wilayah ini.

“Untuk revitalisasi kami pasti akan lakukan peningkatan-peningkatan geopark kelas dunia harus melalui banyak tahapan. Mulai dari penelitian ilmiah, persiapan SDM, kualitas infrastruktur, kualitas transportasi hingga persiapan sumber daya alam,” ujar Albar. Melalui revitalisasi ini, masyarakat Dieng diharapkan merasakan dampak positif, dengan peluang ekonomi yang meningkat serta kesempatan untuk memperkenalkan budaya lokal kepada para wisatawan.

Pemerintah pusat diharapkan juga dapat memanfaatkan sumber daya manusia di Dieng secara optimal, sehingga masyarakat luas dapat merasakan manfaat dari pengakuan proyek Geopark ini. Inisiatif ini diharapkan mampu memperkuat citra Wonosobo sebagai salah satu destinasi wisata yang patut dikunjungi di Jawa Tengah.

Dengan komitmen yang kuat dan kolaborasi antara pemerintah daerah serta berbagai pemangku kepentingan, Dataran Tinggi Dieng berpotensi untuk tidak hanya menjadi destinasi wisata unggulan tetapi juga pusat pelestarian warisan geologi dan budaya yang diakui baik di tingkat nasional maupun internasional. Diharapkan, dengan pengembangan ini, Dataran Tinggi Dieng dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat dan menarik perhatian wisatawan dari berbagai penjuru dunia.

Standard Post with Image
wonosobo terkini

Polres Wonosobo Tangkap Pencuri Sepeda Motor di Kecamatan Kertek

Wonosobonews.com - Polres Wonosobo melalui Satreskrim berhasil menangkap pencuri sepeda motor di Dusun Mlandi, Desa Sumberdalen, Kecamatan Kertek. Pelaku, Jagat Satria (22), seorang remaja dari Cawet Surengede Kertek yang bekerja sebagai buruh harian lepas, ditangkap setelah laporan dari korban diterima.

Wakapolres Wonosobo, Kompol Rendy Johan Prasetyo, menjelaskan dalam konferensi pers di Mapolres bahwa modus operandi pelaku adalah mengambil kunci kontak motor dari rumah korban terlebih dahulu sebelum membawa kabur sepeda motor tersebut. “Akibat perbuatannya, pelaku dijerat Pasal 363 KUHP tentang pencurian dengan pemberatan. Ancaman hukuman maksimal sembilan tahun penjara,” ujarnya.

Sebelum beraksi, pelaku melakukan survei terlebih dahulu. Pada malam kejadian, sekitar pukul 23.00 WIB, Selasa, 22 Oktober 2024, pelaku masuk ke rumah korban dan mengambil kunci motor untuk memudahkan aksinya. Korban, Siti Musrifah, baru menyadari motornya hilang keesokan paginya.

Kasatreskrim Polres Wonosobo, AKP Arif Kristiawan SH MH, menambahkan bahwa korban mengalami kerugian sekitar Rp 11 juta akibat hilangnya sepeda motor Honda Beat warna hitam dengan nomor polisi AA 3530 ZP yang diparkir di kandang sapi.

Setelah menerima laporan, Unit Reskrim Polsek Kertek bekerja sama dengan Tim Resmob Polres Wonosobo melakukan penyelidikan dan menemukan keberadaan pelaku. Penangkapan dilakukan setelah mengantongi bukti-bukti yang cukup dan melakukan interogasi terhadap tersangka. Jagat dibawa ke Polres Wonosobo untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Polisi juga mengamankan barang bukti, termasuk satu unit handphone Oppo A3 warna merah dan sepeda motor curian beserta kunci kontak aslinya. “Pelaku mengaku kalau pencurian ini baru dilakukan pertama kali. Tapi kami masih mendalami kasus ini lebih lanjut,” tambah Arif.

Arif menegaskan bahwa pihaknya akan terus berupaya memberantas segala bentuk tindak kriminal di Wonosobo sebagai bagian dari komitmen untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.