Standard Post with Image
wonosobo terkini

Program Makan Bergizi Gratis di Wonosobo untuk Atasi Stunting dan Kemiskinan Ekstrem

Wonosobonews.com - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan menggelar uji coba program makan siang bergizi gratis bagi anak-anak sekolah di tiga kabupaten, yaitu Brebes, Kebumen, dan Wonosobo. Program ini bertujuan mendukung program prioritas nasional yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto, serta untuk mengatasi masalah kemiskinan ekstrem dan stunting di daerah tersebut.

Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana, menjelaskan bahwa ketiga kabupaten ini dipilih karena memiliki angka kemiskinan ekstrem yang tinggi. "Program makan bergizi ini merupakan bagian dari prioritas Pemprov Jateng dalam mengatasi kemiskinan dan stunting, sekaligus mendukung program kerja Presiden,” tegas Nana.

Selain ketiga kabupaten tersebut, Nana juga mengusulkan agar uji coba program ini diperluas ke daerah lain, sesuai dengan agenda kunjungan Presiden atau Wakil Presiden yang juga akan memantau pelaksanaan program ini.

Program ini akan melibatkan beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD), seperti Dinas Kesehatan, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Pertanian dan Peternakan, serta perusahaan BUMD terkait.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Yunita Dyah Suminar, menyebutkan bahwa selain kemiskinan, ketiga kabupaten ini juga memiliki angka prevalensi stunting yang tinggi. Data menunjukkan bahwa prevalensi stunting di Kabupaten Wonosobo mencapai 29,2%, di Kebumen 21,9%, dan di Brebes 21,6%.

Uji coba program ini akan dimulai pada 8 November 2024 di Kabupaten Kebumen, dengan melibatkan 2.000 anak usia SD dan SMP. Program ini kemudian akan berlanjut di Kabupaten Brebes pada 9 November, dengan target 1.932 anak sekolah. Di Kabupaten Wonosobo, uji coba akan dimulai pada 11 November dan akan melibatkan 1.908 anak.

"Sasaran kami adalah anak usia 60-72 bulan dan anak sekolah berusia lebih dari 6 tahun, namun masih di bawah 18 tahun," jelas Yunita Dyah Suminar.

 

Standard Post with Image
wonosobo terkini

Kecelakaan Truk Pengangkut Salak di Wonosobo, Enam Ton Buah Berserakan di Jurang

Wonosobonews.com - Nasib malang menimpa truk ekspedisi pengangkut salak yang hendak dikirim ke Padang, Sumatera Barat. Rencana pengiriman tersebut harus tertunda setelah truk bernomor polisi AB 8592 BK mengalami kecelakaan tunggal di Jalan Raya Wonosobo-Temanggung, tepatnya di Desa Kwadungan Gunung, Kecamatan Kledung, pada Kamis dini hari, 31 Oktober 2024.

Truk yang terjun ke jurang sedalam 10 meter mengalami kerusakan parah di bagian depan, dan enam ton salak yang diangkutnya berserakan bersama peti-peti kemasan. Meski begitu, sopir truk, Susanto, berhasil diselamatkan oleh warga sekitar. Salah satu warga yang bernama Wagiyo, mengatakan, "Kecelakaannya Kamis dini hari, saat itu tidak banyak warga yang beraktivitas, beruntung beberapa saat setelah kecelakaan terjadi."

Susanto mengalami luka serius di bagian pundak dan langsung dilarikan ke Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo Parakan untuk mendapat perawatan. Sri Supatmi, pemilik ekspedisi CV Duta Mulia Srikandi Muntilan, menjelaskan bahwa kecelakaan terjadi karena masalah pada kemudi truk yang rusak dan sulit dikendalikan. "Istilahnya itu, setirnya itu tadi agak rusak (menceng) terus itukan tadi dari Padang pulang langsung tolak ke padang lagi. Jadi belum sempat service cuma ganti oli dan akhirnya beban berat dan terjadi kecelakaan tunggal. Jadi sopirnya tidak mengantuk memang kondisi truk yang kurang baik," jelasnya.

Akibat kecelakaan ini, sekitar 120 peti atau enam ton salak berserakan di ladang warga. Hingga siang, pemilik ekspedisi bersama warga sekitar bergotong royong mengumpulkan salak yang masih layak dan memilahnya untuk disusun kembali. Sri Supatmi menambahkan, "Ini sekitar ada 120 peti atau 6 ton salak. Salak-salak ini kita ambil kembali yang bagus-bagus nanti kita sortir lagi, kita tata kembali dan kita kirim lagi ke Padang."

 

Standard Post with Image
ukm

Pesantren Wonosobo Raih Juara di Expo Kemandirian Pesantren 2024

Wonosobonews.com - Kabid Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kanwil Kemenag Jawa Tengah, Amin Handoyo, menutup acara Expo Kemandirian Pesantren 2024 di Gedung Planetarium UIN Walisongo, Semarang. Acara yang berlangsung pada 29-30 Oktober 2024 ini diikuti oleh 30 stand bazar usaha mandiri dari berbagai pesantren, hasil kerja sama antara Kanwil Kemenag Jateng dan UIN Walisongo.

Amin Handoyo menjelaskan bahwa dunia pesantren tak lepas dari bisnis. "Berbicara pesantren, tidak bisa dilepaskan dengan dunia bisnis. Seorang kiai selain berdakwah, mendidik santri, banyak dari mereka adalah entrepreneur. Sejarah mencatat, para kiai tergabung dalam organisasi yang bernama Nahdlatut Tujjar, atau kebangkitan para entrepreneur. Nahdlatut Tujjar adalah salah satu embrio dari Nahdlatul Ulama,” ujarnya.

Pada penutupan acara, Ponpes Darunnajah Multimedia dari Wonosobo diumumkan sebagai juara favorit dalam Expo Kemandirian Pesantren 2024. Ponpes Annur dari Sukorejo, Kendal, meraih Juara II, dan Ponpes Miftahul Huda dari Limbangan, Kendal, meraih Juara III. Untuk Juara Harapan, Ponpes Apid Hidroponik dari Kendal meraih Juara Harapan I, Ponpes Laku Luhur Al Mahabbah dari Semarang meraih Juara Harapan II, dan Ponpes Assyarif dari Demak meraih Juara Harapan III.

Panitia menjelaskan bahwa penilaian stand bazar dilakukan berdasarkan beberapa aspek, seperti kreativitas desain stand, tampilan produk, pelayanan kepada pengunjung, kreativitas menarik pengunjung, serta kebersihan dan kerapian stand.

Standard Post with Image
wonosobo terkini

Pemkab Wonosobo Tingkatkan Kesiapsiagaan Siber Lewat Pelatihan Tim Tanggap Insiden

Wonosobonews.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonosobo mengambil langkah signifikan dalam meningkatkan keamanan siber dengan melaksanakan Workshop Penanganan Insiden Siber yang diselenggarakan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) pada Kamis, 31 Oktober 2024, di Ruang Mangunkusumo Setda Wonosobo. Dalam acara ini, Asisten Administrasi Umum, dr. Mohammad Riyanto, menjelaskan bahwa pembentukan Tim Tanggap Insiden Siber bertujuan untuk mendukung respon cepat terhadap serangan dan ancaman keamanan siber. "Kegiatan ini akan meningkatkan awareness Tim Tanggap Insiden Keamanan Siber di seluruh Perangkat Daerah, tentang kesiapsiagaan dalam keamanan siber, sekaligus mampu memberikan bekal keterampilan dan keahlian dalam pengelolaan insidensiber sektor pemerintahan," ungkapnya.

Di tengah perkembangan teknologi, Pemkab Wonosobo kini mengelola 135 aplikasi dan 356 website, menjadikan urgensi penanggulangan insiden siber semakin tinggi. "Saya minta seluruh Perangkat Daerah selaku penyelenggara dan pengguna SPBE, untuk peduli dan sadar akan kebutuhan pengamanan informasi, dengan meningkatkan kompetensi sumber daya manusia TIK di satuan kerja masing-masing. Selain itu, berkoordinasilah secara proaktif dalam penanganan keamanan siber, dengan Tim Tanggap Insiden Siber Kabupaten Wonosobo," tambahnya. Riyanto menekankan pentingnya koordinasi proaktif antara Perangkat Daerah dan Tim Tanggap Insiden Siber dalam menangani keamanan siber, serta perlunya meningkatkan pengetahuan dan kemampuan di bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

Marcelina Tri Nasiti Widayatmi dari Sandiman Direktorat Keamanan Siber dan Sandi Pemerintah Daerah BSSN menjelaskan bahwa pembentukan Tim Tanggap Insiden Siber merupakan langkah awal yang positif untuk mengurangi risiko insiden siber di Wonosobo. Ia juga menekankan perlunya perlindungan terhadap perangkat dan sistem guna mendukung transformasi digital dalam pelayanan publik. "Pemerintah memang menjadi target serangan Siber, sebab di pemerintah masih banyak terjadi insiden dan banyak celah seperti password, tidak updatenya sistem operasi, software bajakan maupun perangkatnya. CSIRT yang ada di daerah bisa berbagi informasi dan berkolaborasi dalam menghadapi penanaman insiden Siber. Sehingga akan mempermudah dalam penanganan insiden tersebut," tegasnya.

Kepala Diskominfo Wonosobo, Fahmi Hidayat, menambahkan bahwa keamanan siber adalah bidang yang sangat dinamis, sehingga workshop ini penting untuk mengantisipasi berbagai ancaman siber. "Layanan digital di pemerintah pusat menjadi standar yang juga harus diadaptasi pemerintah daerah. Hadirnya mereka yang jelas adalah sebagai agen jika ada masalah atau menemukan indikasi untuk melapor sesuai alur. Kemudian aktif melakukan pemantauan setiap intitas digital di instansi masing-masing," jelasnya.

Fahmi menegaskan bahwa langkah awal ini akan diikuti dengan peningkatan kapasitas, terutama bagi peserta dengan latar belakang non-teknis. Selanjutnya, konsolidasi akan dilakukan untuk mendapatkan dukungan dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, dan uji coba kemampuan tim dalam merespon serangan siber juga direncanakan untuk masa depan.

Dengan inisiatif ini, Pemkab Wonosobo berkomitmen untuk memperkuat pertahanan siber demi menjaga keamanan data dan informasi, serta memberikan pelayanan publik yang lebih baik.

Standard Post with Image
ekonomi

Itab dan Sidqi Sinergi dengan Pemerintah Pusat untuk Stabilkan Harga Pertanian di Wonosobo

Wonosobonews.com - Dalam debat publik Calon Bupati dan Wakil Bupati Wonosobo pada tanggal 31 Oktober 2024, pasangan Itab-Sidqi mempresentasikan program strategis mereka untuk menstabilkan harga hasil pertanian di Kabupaten Wonosobo. Mereka menegaskan pentingnya sinergi dengan pemerintah pusat dalam bentuk program makanan bergizi yang diharapkan dapat memberikan keuntungan bagi petani dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

Dalam sesi debat tersebut, Sidqi menekankan bahwa menjaga harga hasil pertanian agar tetap stabil dan menguntungkan adalah langkah yang sangat krusial. "Kami akan bersinergi dengan pemerintah pusat melalui program makanan bergizi. Tentu ini membutuhkan dapur-dapur di tingkat kabupaten yang akan membeli bahan pangan langsung dari petani Wonosobo," ujarnya dengan penuh keyakinan.

Sidqi menjelaskan bahwa langkah ini tidak hanya bertujuan untuk menstabilkan harga komoditas, tetapi juga untuk memotong rantai distribusi yang panjang, yang sering kali merugikan petani kecil. Ia mencatat bahwa selama ini banyak petani yang tidak mendapatkan harga yang stabil untuk hasil panen mereka.

Sebagai calon wakil bupati, Sidqi menambahkan bahwa pendekatan mereka akan dilakukan secara holistik, mencakup pemenuhan bibit, pupuk, hingga pengawasan distribusi hasil pertanian. "Kami akan memastikan bibit dan pupuk sampai ke tangan petani yang benar-benar membutuhkan, bukan hanya untuk keuntungan segelintir oknum," jelas Sidqi dalam tanggapannya.

Untuk mendukung program ini, pasangan Itab-Sidqi juga berencana mendirikan dapur-dapur lokal yang akan mengolah hasil pertanian menjadi makanan bergizi bagi masyarakat. Mereka menyatakan bahwa inisiatif ini tidak hanya akan menciptakan pasar baru bagi petani, tetapi juga memperpendek jalur distribusi dan meningkatkan pendapatan petani.

Dengan komitmen untuk mengatasi tantangan yang dihadapi oleh petani di Wonosobo, program ini diharapkan dapat membawa perubahan positif yang signifikan bagi masyarakat setempat dan menciptakan ekosistem pertanian yang lebih berkelanjutan.