Standard Post with Image
ekonomi

Harga Pepaya Anjlok, Petani Wonosobo Minta Dukungan Pemerintah

Wonosobonews.com - Belakangan ini, para petani pepaya California di Kecamatan Kaliwiro dan sekitarnya mengeluhkan penurunan harga jual yang signifikan. Imam, seorang petani sekaligus pedagang pepaya dari Desa Kaliguwo, Kecamatan Kaliwiro, menyatakan bahwa harga pepaya telah mengalami penurunan tajam dalam beberapa waktu terakhir.

Imam menjelaskan bahwa harga pepaya di tingkat petani pernah jatuh hingga Rp 1.000 per kilogram. Saat ini, harga sulit naik di atas Rp 2.000 per kilogram. Meskipun harga sempat merosot tajam, petani merasa sulit untuk menutupi kerugian akibat biaya operasional tanam yang tinggi. Harga saat ini berkisar antara Rp 1.500 hingga Rp 2.000 per kilogram tergantung pada kualitas buah, namun masih belum cukup untuk menutupi biaya produksi.

Imam berharap agar harga pepaya dapat kembali stabil, terutama saat memasuki musim panen. Ia juga mengharapkan harga bisa kembali normal di kisaran Rp 3.000 hingga Rp 4.000 per kilogram, meskipun harga idealnya menurut Imam adalah antara Rp 5.000 hingga Rp 6.000 per kilogram. Namun, ia menyadari bahwa harga tersebut sulit dipertahankan dalam jangka waktu lama.

Selain itu, Imam menekankan perlunya dukungan dari pemerintah bagi petani pepaya California di wilayah Wonosobo. Ia menyoroti pentingnya perhatian pemerintah terkait harga pupuk dan ketersediaannya, serta inovasi yang dapat membantu mengembangkan sektor pertanian pepaya. Para petani juga mengharapkan adanya program subsidi atau bantuan untuk membantu mereka menghadapi fluktuasi harga pasar.

Di sisi lain, pantauan harga pepaya di pusat-pusat perdagangan dan pasar tradisional menunjukkan harga yang jauh lebih tinggi. Di Kota Wonosobo, pepaya California dijual dalam kisaran Rp 8.000 hingga Rp 12.000 per kilogram, sementara di platform jual beli online, harganya bisa mencapai Rp 15.000 hingga Rp 23.000 per kilogram. Kondisi ini memunculkan rasa ketidakpuasan di kalangan petani, yang merasa bahwa harga jual mereka tidak sebanding dengan harga di pasaran yang cukup tinggi.

Standard Post with Image
wonosobo terkini

Tungku Pemicu Kebakaran, Rumah Warga di Wonosobo Hangus Terbakar

Wonosobonews.com - Kebiasaan membakar sampah di tungku untuk memasak sering dilakukan oleh masyarakat di pedesaan. Namun, jika tidak dilakukan dengan benar, tindakan ini bisa menimbulkan bencana. Seperti yang dialami oleh seorang warga di Wonosobo pada Sabtu, 14 September 2024, rumahnya dilalap api setelah percikan dari tungku yang digunakan untuk membakar sampah menyambar tumpukan kayu di sekitarnya.

Penggunaan tungku sederhana biasanya terbuat dari batu atau tanah liat telah menjadi kebiasaan umum di banyak daerah, terutama di pedesaan. Tungku ini dianggap lebih ekonomis dan mudah digunakan. Meski demikian, banyak yang mengabaikan risiko kebakaran yang bisa terjadi karena kurangnya pemahaman tentang bahaya yang mungkin timbul.

Dalam kasus kebakaran ini, insiden tersebut mengingatkan pentingnya pengetahuan tentang keselamatan kebakaran ketika menggunakan tungku. Terkadang, api yang dibiarkan tanpa pengawasan atau tungku yang ditempatkan terlalu dekat dengan bahan mudah terbakar bisa memicu kebakaran besar. Seperti dalam kejadian ini, percikan api dari tungku berhasil menyambar tumpukan kayu di sekitarnya dan menyebabkan kebakaran yang merugikan.

Menurut laporan dari akun Instagram @ini_damkar_wonosobo, kebakaran ini bermula ketika korban membakar sampah di tungku yang biasa digunakan untuk memasak. Tanpa disadari, api merambat ke tumpukan kayu yang berada di dekat tungku. Meski korban telah berusaha memadamkan api, usahanya gagal karena api dengan cepat membesar. Korban akhirnya meminta bantuan warga sekitar untuk memadamkan api dengan peralatan seadanya.

Dengan bantuan warga dan tim pemadam kebakaran yang segera dihubungi, api akhirnya bisa dipadamkan sebelum menyebar lebih luas. Kejadian ini menjadi pengingat betapa pentingnya kewaspadaan dalam menggunakan alat-alat yang berhubungan dengan api. Menjauhkan bahan mudah terbakar dari sumber api, dan memastikan tungku berada di tempat yang aman, adalah langkah dasar yang dapat mencegah kebakaran.

Selain itu, penting untuk selalu siap dengan peralatan pemadam sederhana di rumah, seperti ember air atau alat pemadam kebakaran ringan, agar bisa bertindak cepat jika terjadi kebakaran. Dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya keselamatan kebakaran di rumah, diharapkan insiden seperti ini tidak terulang kembali.

Dari insiden ini, kita belajar betapa pentingnya kehati-hatian dalam penggunaan api, baik untuk menjaga keselamatan diri maupun properti.

 

Standard Post with Image
wonosobo terkini

Tragedi Misterius di Pacarmulyo, 11 Kambing Diduga Diracun

Wonosobonews.com - Tragedi terjadi di peternakan kambing yang berlokasi di Dusun Sembir, Desa Jetis Pacarmulyo, Wonosobo, pada 11 September 2024. Sebanyak 11 ekor kambing ditemukan tewas di dalam satu kandang, diduga akibat peracunan oleh pelaku yang hingga saat ini belum diketahui identitasnya.

Kabar ini memicu keprihatinan publik, terutama warganet yang merasa simpati terhadap nasib para ternak tersebut. Peternakan, yang menjadi sumber mata pencaharian bagi banyak warga desa, kini terancam akibat tindakan kriminal yang tidak hanya menimbulkan kerugian ekonomi, tetapi juga meninggalkan luka emosional yang mendalam bagi pemilik ternak dan masyarakat setempat. Bagi pemilik peternakan, kehilangan ini jelas tidak hanya berdampak pada aspek materi, melainkan juga secara psikologis karena mereka menggantungkan hidup dari hasil ternak tersebut.

Kejadian ini mengingatkan masyarakat bahwa usaha peternakan sangat rentan terhadap berbagai ancaman eksternal. Di tengah upaya keras para peternak menjaga hewan-hewan ternaknya, tindakan kejam seperti dugaan peracunan ini bisa menghancurkan usaha yang telah dibangun bertahun-tahun.

Laporan dari akun Instagram icw_net menyebutkan bahwa 11 ekor kambing di peternakan tersebut ditemukan mati serentak. Dugaan awal menyatakan bahwa ternak-ternak itu diracuni, meskipun pelaku masih belum tertangkap hingga saat ini. Lokasi kejadian berada di Dusun Sembir, Desa Jetis Pacarmulyo, Wonosobo, tempat di mana insiden tragis ini berlangsung.

Kabar tentang peracunan ini telah menarik perhatian publik luas. Banyak warga yang menyatakan simpati mereka di media sosial, turut merasakan kesedihan pemilik ternak yang kehilangan semua kambingnya dalam semalam. Warganet juga mengutuk keras tindakan ini, berharap agar pelaku segera ditemukan dan diberikan hukuman yang setimpal sesuai hukum.

Saat ini, pihak kepolisian setempat masih melakukan penyelidikan untuk mengumpulkan bukti dan mencari tahu siapa yang bertanggung jawab atas dugaan peracunan ini. Kejadian ini menjadi peringatan akan pentingnya meningkatkan keamanan di peternakan, terutama di daerah pedesaan yang sering kali kurang mendapatkan pengawasan.

Kasus ini juga membuka mata publik tentang pentingnya perlindungan lebih bagi para peternak. Ancaman-ancaman eksternal, seperti peracunan atau tindakan kriminal lainnya, bisa dengan mudah menghancurkan usaha yang dijalankan dengan penuh dedikasi dan kerja keras. Oleh karena itu, dukungan dari pemerintah dan masyarakat sangat dibutuhkan agar para peternak yang terkena musibah dapat kembali bangkit.

Harapan terbesar tentu agar kejadian serupa tidak lagi terjadi di masa mendatang. Langkah tegas terhadap pelaku kejahatan seperti ini sangat penting untuk menjamin keselamatan dan kesejahteraan para peternak di seluruh Indonesia. Semua pihak berharap agar kasus peracunan kambing di Pacarmulyo ini segera menemukan titik terang, dan keadilan bisa ditegakkan secepatnya.

Standard Post with Image
wonosobo terkini

96 Kepala Keluarga di Karanganyar Dilanda Krisis Air, BPBD Wonosobo Gerak Cepat

Wonosobonews.com - Sebanyak 96 kepala keluarga di Desa Karanganyar, Kecamatan Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, kini tengah menghadapi krisis air bersih yang melanda wilayah mereka sejak pekan lalu. Kondisi kekeringan ini memicu kesulitan akses air bersih, memaksa warga bergantung pada bantuan dari pihak terkait.

Menanggapi situasi tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonosobo dengan sigap bergerak menyalurkan bantuan. Ketua Pelaksana Harian BPBD Wonosobo, Dudy Wardoyo, menyatakan bahwa pihaknya telah menerima laporan dari warga Desa Karanganyar terkait kondisi kekeringan dan permintaan bantuan air bersih.

“BPBD telah melakukan distribusi air bersih dua kali dengan masing-masing pengiriman menggunakan tangki berkapasitas 5.000 liter,” jelas Dudy. Total air bersih yang telah disalurkan BPBD hingga saat ini mencapai 10.000 liter.

Dudy juga menambahkan bahwa beberapa wilayah di Kabupaten Wonosobo memang sering mengalami kekeringan setiap kali memasuki musim kemarau. Biasanya, kekeringan akan lebih terasa menjelang akhir musim kemarau, sehingga BPBD selalu menyiapkan langkah antisipasi.

Tak hanya melakukan distribusi air, BPBD juga aktif berkoordinasi dengan pemerintah desa, organisasi kemasyarakatan, dan pihak-pihak terkait lainnya. Tujuannya adalah memastikan bantuan dapat sampai langsung kepada warga yang paling membutuhkan. Selain itu, BPBD terus melakukan pemantauan terhadap kondisi cuaca dan bencana lain yang mungkin terjadi sebagai upaya untuk mengantisipasi krisis lebih lanjut.

Desa Karanganyar menjadi salah satu wilayah yang paling sering terdampak kekeringan saat kemarau panjang, menjadikannya sebagai fokus perhatian utama dalam penanganan kekeringan tahun ini. Selain bantuan langsung dari BPBD, masyarakat juga dihimbau untuk terus berupaya dalam menjaga konservasi air serta mencari solusi jangka panjang guna menghadapi kekurangan air bersih di masa mendatang.

Standard Post with Image
Wisata Wonosobo

Misteri Gunung Pakuwojo di Wonosobo, Batu Raksasa yang Dijuluki Paku Pulau Jawa

Wonosobonews.com - Kabupaten Wonosobo dikenal sebagai destinasi pendakian dengan beragam gunung yang menyuguhkan panorama alam yang memukau. Mulai dari keindahan sunrise hingga sunset, gunung-gunung di Wonosobo selalu menjadi daya tarik utama bagi para pecinta alam.

Salah satu gunung yang menyimpan keindahan tersembunyi adalah Gunung Pakuwojo. Sayangnya, gunung ini kerap dipandang sebelah mata oleh sebagian pendaki karena dianggap penuh misteri dan cerita-cerita mistis. Namun, dibalik kesan angkernya, Gunung Pakuwojo menawarkan pemandangan yang tak kalah menakjubkan. Dari puncaknya, para pendaki bisa menyaksikan keindahan Gunung Sindoro dan Sumbing, lengkap dengan lautan awan yang memukau.

Perjalanan menuju puncak Gunung Pakuwojo terbilang singkat, hanya memerlukan sekitar 45 menit trekking. Bagi yang ingin mempersingkat waktu, terdapat opsi untuk naik ojek, yang dapat mengurangi durasi perjalanan hingga hanya 20 menit. Meski demikian, ada juga pendaki yang kurang beruntung dan tidak bisa menikmati panorama indah karena kabut tebal yang sering menyelimuti gunung ini.

Di puncak Gunung Pakuwojo terdapat sebuah batu raksasa yang dikenal sebagai "pakunya pulau Jawa." Menurut keyakinan masyarakat setempat, batu ini berada di tengah-tengah Pulau Jawa jika dilihat melalui peta digital. Hal inilah yang melatarbelakangi sebutan Pakuwojo bagi gunung tersebut.

Gunung ini berada di ketinggian 2.421 meter di atas permukaan laut (MDPL) dan memiliki keindahan alami yang jarang ditemukan di tempat lain. Salah satu keistimewaannya adalah padang sabana yang luas, terletak di dalam kaldera. Namun, pendaki dilarang untuk mendirikan tenda di kawasan kaldera karena suhu yang sangat dingin di malam hari, yang dapat menyebabkan hipotermia.

Padang sabana yang mengelilingi Batu Paku Jawa ini juga dianggap sakral oleh masyarakat sekitar, menambah nuansa mistis yang menyelimuti Gunung Pakuwojo. Meski jarang dikunjungi, gunung ini menawarkan pengalaman alam yang tak terlupakan bagi mereka yang berani menantang mitos dan menjelajahi pesona tersembunyinya.