Standard Post with Image
wonosobo terkini

Kepala Sekolah Wonosobo Diminta Berkomitmen untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan

Wonosobonews.com - Dalam menghadapi tantangan besar dalam dunia pendidikan, para pemangku kepentingan, termasuk Kepala Sekolah dan Penilik, diharapkan mampu memperkuat perannya demi peningkatan mutu dan kinerja pendidikan. Hal tersebut disampaikan oleh Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat, saat melantik dan mengambil sumpah/janji jabatan Kepala Sekolah serta Penilik di lingkungan Pemerintah Kabupaten Wonosobo, yang berlangsung di Pendopo Selatan pada Senin, 23 September 2024.

Kepala Sekolah memiliki tanggung jawab memimpin dan mengelola sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, sesuai dengan transformasi pembelajaran yang berpihak kepada peserta didik, sementara Penilik Sekolah berperan penting sebagai pendamping satuan pendidikan. Apalagi masih terdapat aspek-aspek dalam pendidikan di Kabupaten Wonosobo, yang harus dibenahi bersama, guna meningkatkan kualitas pendidikan dan mewujudkan sumber daya manusia berdaya saing tinggi,” ungkap Afif.

Bupati juga berharap setiap komponen yang terlibat dalam pendidikan dapat menjalankan perannya secara proporsional, sehingga tugas dan fungsi yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan dengan optimal. “Kepada para Kepala Sekolah baru, saya instruksikan untuk memulai tugas dengan membuka raport pendidikan, mendiskusikan, dan menyusun langkah-langkah terkait dengan upaya peningkatan literasi, numerasi, karakter, dan iklim kebhinekaan di satuan pendidikan. Saya minta kepada Penilik Sekolah untuk dapat mengoptimalkan perannya, guna mendukung pengendalian mutu dan evaluasi dampak program pendidikan, sehingga perbaikan-perbaikan yang dilakukan dapat terukur dan terarah,” lanjutnya.

Sementara itu, Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Wonosobo, Tri Antoro, menjelaskan bahwa pelantikan tersebut melibatkan 27 Kepala Sekolah dan 2 Penilik Sekolah. Ia juga mengingatkan bahwa meskipun Kepala Sekolah dan Penilik mungkin lebih muda dari beberapa guru di satuan pendidikan, mereka harus mampu menempatkan diri dengan baik dan proporsional sebagai cerminan kompetensi kepribadian. “Harus bisa ngemong,” ujarnya.

Tri Antoro menekankan bahwa pegawai harus bersikap adaptif dan akomodatif terhadap perubahan yang membangun, serta menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan menggembirakan. “Dengan begitu, baik diri sendiri maupun rekan kerja di sekitar dapat bekerja dengan bersemangat tanpa merasa tertekan. Teruslah bersemangat dan berdedikasi dalam mencerdaskan anak bangsa. Ingatlah bahwa masa depan bangsa kita ada sekolah dan di tangan para pendidik . Mari kita bersama-sama membangun pendidikan yang berkualitas demi kemajuan Kabupaten Wonosobo dan Indonesia,” pungkasnya.

Standard Post with Image
wonosobo terkini

Diskominfo Wonosobo Intensifkan Kampanye Gempur Rokok Ilegal untuk Kurangi Peredaran

Wonosobonews.com - Produksi rokok dalam negeri yang meningkat belum diimbangi dengan peningkatan penerimaan negara dari cukai, yang justru mengalami penurunan akibat maraknya peredaran rokok ilegal. Guna menekan peredaran ini, Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Wonosobo terus melakukan sosialisasi secara intensif melalui berbagai platform media, baik digital maupun tradisional. “Sosialisasi dan diseminasi menyeluruh lewat berbagai platform media digital hingga tradisional penting terus dilakukan karena berdampak secara signifikan pada penerimaan negara,” ungkap Fahmi Hidayat, Kepala Diskominfo Wonosobo, dalam acara Sosialisasi Gempur Rokok Ilegal pada Selasa, 24 September 2024, di Dipayana Resto.

Diskominfo secara rutin menyelenggarakan kegiatan sosialisasi terkait Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) dengan berbagai pendekatan. Pada tahun ini, sosialisasi lebih difokuskan pada kelompok masyarakat tertentu, termasuk organisasi keagamaan seperti GP Ansor, Pemuda Muhammadiyah, Fatayat, Pemuda Rifaiyah, dan Nasyiatul ‘Aisyiah. Melalui kolaborasi ini, diharapkan organisasi-organisasi tersebut dapat berperan sebagai mitra dalam menyebarluaskan informasi dan mendidik masyarakat mengenai bahaya rokok ilegal. “Saya harap kolaborasi berbasis sinergitas ini efektif menggempur peredaran rokok ilegal di tengah masyarakat, guna menaikkan penerimaan negara dari cukai hasil tembakau. Melalui sosialisasi ini, kami berharap masyarakat semakin cerdas dalam memilih produk legal serta bijak dalam bertindak dengan tidak mendukung peredaran rokok ilegal," tambah Fahmi.

Pada kesempatan yang sama, Adi Salam, perwakilan Bea Cukai Magelang, menjelaskan bahwa DBHCHT merupakan penerimaan negara dari Cukai Hasil Tembakau, yang sebesar 2% dari total penerimaan cukai diserahkan kepada daerah penghasil. Bea Cukai optimis melalui kegiatan kolaboratif seperti ini, masyarakat dapat semakin memahami ketentuan mengenai cukai tembakau dan pentingnya mematuhi regulasi yang berlaku. "Sesuai tugas, kami terus berupaya melakukan penindakan terhadap para pelanggar hukum di bidang cukai, namun peran aktif masyarakat sangat dibutuhkan untuk memutus rantai distribusi rokok ilegal," tegas Adi.

Lebih jauh, sosialisasi mengenai aturan cukai berdasarkan regulasi DBHCHT sangat penting dalam memastikan kepatuhan terhadap undang-undang cukai. Cukai merupakan salah satu sumber utama penerimaan negara yang berperan besar dalam mendukung pembangunan, baik di tingkat pusat maupun daerah. Namun, tantangan peredaran barang kena cukai ilegal, terutama rokok ilegal, masih menjadi masalah serius yang perlu ditangani melalui penegakan hukum yang tegas dan koordinasi yang baik antara pihak terkait.

Regulasi DBHCHT menegaskan bahwa dana dari hasil cukai tembakau harus digunakan untuk program-program yang meningkatkan kesejahteraan masyarakat, salah satunya melalui program edukasi terkait cukai. Kampanye ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar lebih memilih produk yang legal dan bersertifikat cukai resmi, sekaligus memahami risiko hukum bagi pihak yang memperjualbelikan atau mengonsumsi barang kena cukai ilegal. “Dengan memahami ketentuan cukai dan manfaat yang dihasilkan dari DBHCHT, masyarakat diharapkan semakin cerdas dalam memilih produk legal dan mendukung kebijakan pemerintah dalam penegakan hukum. Kolaborasi yang kuat antara pemerintah, aparat penegak hukum, serta partisipasi aktif masyarakat akan menjadi kunci utama dalam mengurangi peredaran barang kena cukai ilegal serta mendorong pembangunan berkelanjutan yang lebih baik,” imbuhnya.

Dengan adanya kolaborasi ini, Diskominfo berharap peredaran rokok ilegal di Wonosobo dapat ditekan secara signifikan. Masyarakat pun diharapkan semakin sadar akan pentingnya mendukung produk yang legal dan berdampak positif bagi kesehatan serta pembangunan.

Standard Post with Image
wonosobo terkini

PAMMBOS Raih Penghargaan Best Social Media di Mas Mbak Jateng 2024

Wonosobonews.com - Wonosobo kembali membuktikan diri sebagai daerah yang kaya akan talenta muda kreatif. Paguyuban Mas Mbak Wonosobo (PAMMBOS) sukses meraih penghargaan bergengsi Best Social Media Paguyuban dalam Grand Final Pemilihan Mas Mbak Jawa Tengah 2024, yang berlangsung di UTC Hotel Semarang. Penghargaan ini diberikan oleh Ikatan Mas Mbak Jawa Tengah atas keunggulan PAMMBOS dalam mengelola akun media sosial, terutama Instagram. Konsistensi dalam postingan, kualitas konten, serta interaksi yang aktif dengan pengikut menjadi dasar utama penilaian. Konten edukatif, inspiratif, dan menarik yang disajikan oleh PAMMBOS dinilai berhasil memberikan dampak positif di masyarakat.

Ketua PAMMBOS, Muhammad Dastyan Izazava S.Par., CGSP, menyampaikan kebanggaannya atas pencapaian ini. Ia memuji kerja keras tim Divisi Sosial Media dan Publikasi yang selalu konsisten menyajikan konten kreatif di Instagram @masmbakwonosobo. "Hal ini tentunya menjadi prestasi yang luar biasa untuk Paguyuban Mas Mbak Wonosobo bisa mendapatkan penghargaan Best Social Media dari Ikatan Mas Mbak Jawa Tengah. Saya sangat mengapresiasi kerja keras dan dedikasi dari Divisi Sosial Media dan Publikasi dalam mengelola sosial media dari PAMMBOS terutama Instagram @masmbakwonosobo yang selalu menyajikan konten yang edukatif dan atraktif," ungkap Dastyan.

Penghargaan ini juga mendapatkan apresiasi dari Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Wonosobo, Fatonah Ismangil S.Sos. Menurutnya, kolaborasi yang solid antara paguyuban dan pihak terkait, termasuk Dinas Pariwisata, menjadi kunci keberhasilan PAMMBOS. "Apresiasi luar biasa untuk PAMMBOS yang mampu menyabet penghargaan Best Social Media dari Panitia Pemilihan Mas Mbak Jateng 2024. Hal ini merupakan hasil dari kolaborasi yang baik dari internal paguyuban maupun kolaborasi dengan stakeholder PAMMBOS termasuk Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo dalam memberikan informasi dan membuat konten-konten yang menarik, edukatif dan informatif terkait potensi pariwisata, ekraf dan budaya serta event-event besar Wonosobo secara aktif, kreatif dan kekinian," jelas Fatonah. Ia juga berharap PAMMBOS terus meningkatkan kualitas konten agar dapat memperkuat citra Wonosobo di masa depan.

Senada dengan hal tersebut, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Wonosobo, Agus Wibowo, turut mengungkapkan rasa bangganya atas prestasi ini. "Saya merasa bangga dan senang Wonosobo dapat meraih penghargaan di tingkat provinsi Jawa Tengah, melalui best media sosial paguyuban yang diraih oleh paguyuban mas mbak Wonosobo dan wakil 1 Mbak Jawa Tengah yang diraih oleh Mbak Lintang Gaisha Semoga semua ini menjadi cambuk kita bersama untuk terus berinovasi dan berkontribusi secara nyata untuk kemajuan Kabupaten Wonosobo tercinta khususnya di bidang pariwisata budaya dan ekonomi kreatif."

Penghargaan ini menunjukkan komitmen Wonosobo untuk terus berinovasi dalam bidang pariwisata, budaya, dan ekonomi kreatif. Keberhasilan PAMMBOS juga menjadi bukti bahwa generasi muda Wonosobo siap bersaing di era digital, menggabungkan kearifan lokal dengan pemanfaatan teknologi modern.

Standard Post with Image
wonosobo terkini

Pengungkapan Kasus Pencurian Mobil di Pasar Bodri Libatkan Penadah Asal Wonosobo

Wonosobonews.com - Kasus pencurian mobil pick up di Pasar Bodri, Desa Kebonharjo, Patebon, yang terjadi pada awal September, berhasil diungkap oleh jajaran Polsek Patebon dan Polres Kendal. Dua tersangka penadah mobil curian berhasil diamankan oleh tim Opsnal Satreskrim Polres Kendal di wilayah Wonosobo.

Kapolsek Patebon, Iptu Rozikin, menjelaskan bahwa kejadian ini bermula ketika pemilik mobil, Khafidin, warga Dukuh Tegalrejo, Desa Penaruban, Weleri, memarkir mobil pick up-nya di Pasar Kali Bodri sekitar pukul 08.30 WIB. Setelah selesai menurunkan barang dagangan dan kembali ke mobil untuk beristirahat, Khafidin mendapati mobilnya telah hilang sekitar pukul 11.50 WIB.

"Kami langsung bertindak cepat setelah mendapatkan laporan. Tim Opsnal Satreskrim melakukan penyelidikan di daerah Wonosobo dan menemukan kendaraan curian dengan nomor rangka dan mesin yang sesuai dengan milik korban," ungkap Iptu Rozikin.

Dari hasil penyelidikan, polisi berhasil menangkap dua tersangka, yaitu Sukirman alias Toni dan Riyanto alias Kampleng, keduanya buruh harian lepas asal Desa Pacarmulyo, Kecamatan Leksono, Kabupaten Wonosobo. Mereka ditangkap sebagai penadah barang curian berupa mobil pick up dan isinya.

"Kedua tersangka yang diamankan adalah penadah barang curian berupa mobil pick up beserta isinya. Pelaku akan dijerat dengan Pasal 480 KUHP tentang penadahan barang curian," tambahnya.

Polisi masih mengejar pelaku utama pencurian mobil, yang diduga berasal dari Pekalongan. Kasatreskrim Polres Kendal, AKP Rizky Ari Budianto, menegaskan bahwa pihaknya akan terus meningkatkan operasi untuk memerangi kasus pencurian di wilayah hukum Polres Kendal.

"Kami akan berupaya maksimal agar setiap kasus kejahatan dapat segera diungkap dan pelaku ditangkap. Kami juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan melapor segera jika terjadi tindak pidana di sekitarnya," kata AKP Rizky.

 

Standard Post with Image
wonosobo terkini

Tiga Warga Wonosobo Jadi Korban Pelecehan saat Pertunjukan Tari Lengger

Wonosobonews.com - Tiga warga Wonosobo, Jawa Tengah, menjadi korban pelecehan oleh seorang pria dalam kerumunan saat menonton pertunjukan kesenian tari Lengger. Kasi Humas Polres Wonosobo, Ipda Nanang Dwi Putro Wibowo, menjelaskan bahwa pelaku, berinisial L (22), melakukan aksi tak senonohnya di Kelurahan Mlipak, Kecamatan/Kabupaten Wonosobo.

"Pelaku ikut berdesakkan saat menonton pentas seni tari lengger kemudian pelaku bertindak tak senonoh kepada korban untuk memenuhi hasratnya," ungkap Ipda Nanang.

Kejadian ini bermula sekitar pukul 17.30 WIB ketika korban sedang menonton tari Lengger di Kampung Kasiran, Kelurahan Mlipak. Saat pertunjukan berlangsung, kerumunan di lokasi cukup ramai, dan korban merasakan ada sesuatu yang tidak beres.

"lalu dari arah belakang korban melihat ada seseorang, belakangan diketahui sebagai tersangka yang berdiri di belakang korban dan terus menempelkan bagian tubuh tersangka kepada korban," lanjut Ipda Nanang. Merasa risih, korban akhirnya menjauh dari lokasi dan menyaksikan bahwa pelaku melakukan perbuatan serupa kepada teman-teman korban.

Tidak terima dengan tindakan tersebut, korban melaporkan kejadian ini ke Polres Wonosobo. Setelah dilaporkan, pelaku langsung diamankan oleh warga di tempat kejadian sebelum diserahkan kepada pihak berwajib. "Setelah kejadian pelaku sudah diamankan oleh warga kemudian terduga pelaku beserta barang bukti diamankan petugas untuk dilakukan proses hukum lebih lanjut," tutup Ipda Nanang.