Wonosobonews.com - Persaudaraan Masyarakat Budaya Nasional Indonesia (Permadani) Wonosobo sukses menggelar wisuda 140 siswa purna wiyata program pawiyatan panatacara dan pamedhar sabda ke-20. Acara meriah ini berlangsung di Gedung Sasana Adipura Kencana, Wonosobo, pada Minggu (21/1/2024).
Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat, Wakil Bupati M Albar, serta jajaran Forkompinda menjadi tamu kehormatan dalam acara tersebut. Hadir juga perwakilan Permadani Pusat dan Permadani Jawa Tengah, sesepuh Permadani Wonosobo, Suharno, serta pengurus DPD Permadani setempat.
Prosesi wisuda ditandai dengan pengucapan sumpah dan janji sebagai bagian dari anggota Permadani. Para peserta berdiri di atas panggung berundak, menerima penghargaan berupa samir dan pin, serta memperoleh ijazah dan kartu tanda anggota (KTA) Permadani.
Bupati Afif Nurhidayat menyampaikan apresiasi positif atas kesuksesan acara wisuda. Ia menyebut kegiatan Permadani sebagai upaya pelestarian budaya nasional.
"Selamat dan sukses kepada semua wisudawan dan wisudawati. Peserta wisuda Permadani berasal dari berbagai kalangan seperti pendidik, master of ceremony (MC), ASN, perangkat desa, seniman, dan penggiat budaya Jawa. Ini sangat positif, Wonosobo memiliki anggota Permadani yang cukup beragam," ujarnya.
Ketua DPD Permadani Wonosobo, F Suharyono, menjelaskan bahwa Permadani adalah organisasi kemasyarakatan non-partisan dan non-komersial. Organisasi ini menekankan rasa persaudaraan dan berusaha mempertahankan budaya asli bangsa Indonesia.
"Permadani senantiasa menggali, mempelajari, dan mengembangkan budaya nasional di tengah-tengah masyarakat. Kami berharap budaya nasional terus tumbuh, lestari, dan berkembang sesuai zamannya, menjadi jati diri bangsa yang kuat dan bersatu," tegas Suharyono.
Dr. H. A Mukholis, SPd, MPd, Kepala Pawiyatan Panatacara dan Pamedhar Sabda, menambahkan bahwa kursus atau pelatihan Permadani dilaksanakan selama enam bulan, mulai dari Juni hingga Desember 2023. Kursus ini diadakan di Kantor Arpusda Wonosobo dan Kampus PKBM Prospek Gondang Watumalang.
"Kursus dimulai dengan purwa wiyata, pawiyatan panatacara dan pamedhar sabda, wisata budaya, gladen paragan siswa, paragan dwija, pandadaran (ujian tertulis dan praktek), dan diakhiri dengan wisuda purna wiyata," jelasnya.
Pelatihan pawiyatan ini mengaplikasikan metode pembelajaran teori dan praktek, dengan perbandingan 35 persen teori dan 65 persen praktek. Materi pembelajaran mencakup sesorah (klasikal), saresehan (diskusi), dan paragan (praktek). Penilaian akhir yang tertera dalam ijazah mencakup nilai ujian tertulis, praktek, dan kehadiran pawiyatan.