Standard Post with Image
ekonomi

Es Coki-Coki Bu Is, Jajanan Legendaris Di Wonosobo

Wonosobonews.com - Ada banyak jajanan yang dijual di Kota Wonosobo mulai dari makanan hingga minuman.

Salah satu minuman yang menjadi jajanan favorit di Kota Wonosobo adalah Es Coki-Coki Bu Is.

Es Coki-Coki Bu Is dijual disebuah warung yang merupakan destinasi jajanan kegemaran warga Wonosobo.

Dikutip dari akun Instagram @kulinerhits_wonosobo pada Rabu, 1 November 2023, Es Coki-Coki Bu Is merupakan salah satu jajanan legendaris di Wonosobo. Warung Es Coki-Coki Bu Is sudah berdiri sejak tahun 1983, sehingga diperkirakan sekarang sudah berusia sekitar 40 tahunan.

Warung tersebut berada disebuah gang yang ada di Rt 04 Rw 01, Sumberan Utara, Wonosobo.

Lokasinya yang sedikit jauh dari jalan raya membuat Warung Es Coki-Coki Bu Is dianggap sebagai hidden gem.

Es Coki-Coki merupakan menu utama yang dijual di warung yang berada di depan rumah tersebut.

Es tersebut dibuat dengan bahan dasar cokelat "Coki-Coki" yang diblender bersama air.

Selanjutnya Coki-Coki tersebut diberi semangka yang diiris berbentuk kotak.

Tidak hanya semangka, isian dari Es Coki-Coki tersebut juga menggunakan buah melon yang diiris-iris.

Campuran semangka dan melon tersebut lalu ditambah dengan tape ketan, santan dan gula cair.

Cokelat Coki-Coki yang sudah diblender kemudian dituangkan kedalam campuran tersebut dan diberi es batu.

Satu porsi Es Coki-Coki dijual dengan harga yang cukup terjangkau, yaitu sekitar Rp 6.000,00.

Es Coki-Coki Bu Is buka setiap hari dari jam 09.00 hingga jam 16.00 WIB.

Standard Post with Image
ekonomi

Bank Wonosobo Bantu Atasi Kekeringan Air Bersih di Dua Desa

Wonosobonews.com - Mengeksplorasi secara informatif inisiatif Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) yang baru-baru ini dilakukan oleh PT BPR Bank Wonosobo (Perseroda).

Sebagai wujud komitmennya terhadap pembangunan masyarakat dan kelestarian lingkungan, Bank Mandiri telah menyalurkan bantuan air bersih ke dua desa di Kecamatan Garung dan Kalibawang pada hari Rabu, 11 Oktober 2023.

Upaya baik ini berhasil menyalurkan pasokan air bersih ke Dusun Banaran Desa. Kayugiyang di Kecamatan Garung dan Desa Tempurejo di Kecamatan Kalibawang.

Acara yang dilaksanakan di Desa Tempurejo Kalibawang dihadiri oleh Direktur Utama PT BPR Bank Wonosobo (PERSERODA) Nani Tri Astuti, S.E. , Camat Kalibawang, Perwakilan dari BPBD Wonosobo serta perangkat Desa Tempurejo. Sedangkan acara yang dilaksanakan di Dusun Banaran Desa Kayugiyang Kecamatan Garung dihadiri Kepala Divisi Bisnis PT BPR Bank Wonosobo (PERSERODA) Galih Pambajeng, Camat Garung, Perwakilan dari BPBD Wonosobo serta perangkat Desa Kayugiyang.

Direktur Bank Wonosobo, Nani Triastuti, mengumumkan komitmen bank untuk membantu warga yang saat ini menghadapi krisis air bersih. Hal ini semakin memperkuat dedikasi Bank Wonosobo (Bawon) terhadap isu-isu kemanusiaan dan menunjukkan model keterlibatan korporasi yang mengesankan dalam isu-isu penting.

"Selain lembaga perbankan, kami peduli di wilayah. Kami juga memiliki kewajiban untuk tanggap bencana dan juga kepedulian sosial untuk warga sekitar," tutur Nani.

 Musim kemarau di Kabupaten Wonosobo yang masih berlangsung hingga bulan Oktober ini, membuat masyarakat desa sebagian ada yang mengalami kekeringan, sehingga susah untuk mendapatkan air bersih.

Musim kemarau yang berkepanjangan di Kabupaten Wonosobo hingga bulan Oktober ini telah menyelimuti masyarakat pedesaan dalam awan kesengsaraan.

Beberapa penduduk desa mengalami kondisi kekeringan, yang menyebabkan kesulitan serius dalam memperoleh air bersih dan dapat diminum.

"Untuk itu diharapkan dengan adanya bantuan air bersih bisa meringankan beban masyarakat di dua desa tersebut," pungkasnya.

Standard Post with Image
ukm

Bangkitnya Ilmu kewirausahaan Memberikan Dampak Signifikan Terhadap Industri Perikanan di Wonosobo

Wonosobonews.com - Tingkatkan kapasitas SDM di bidang perikanan yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia di industri perikanan Indonesia, masyarakat lokal dari tiga kabupaten di Wonosobo mengikuti pelatihan Kewirausahaan dan Lokakarya Akses Pembiayaan Sektor Perikanan di Desa Sudung Dewo pada Kamis (12/10/2023).

Tiga kabupaten – Kertet, Sapuran, dan Selomerto  dipilih untuk inisiatif ini karena banyaknya penduduk yang bekerja di sektor perikanan.

Wawasan berharga yang dibagikan oleh Dwiyama SB, Kepala Dinas Pangan, Pertanian, dan Perikanan (Dispaperkan) Kabupaten Wonosobo, yang baru-baru ini menyoroti potensi perikanan yang menjanjikan di wilayah tersebut.

Namun, ia juga mengemukakan kekhawatiran bersama tidak semua pengusaha usaha perikanan memahami sepenuhnya cara mengembangkan usahanya. Bergabunglah dengan kami saat kami mempelajari topik ini lebih dalam.

"Sebenernya mencari modal tidak sulit. Tapi prosedurnya saja yang belum dipahami. Mereka tidak tahu tapi ngga mau tanya, padahal kita bisa memfasilitasi kalau mereka membutuhkan," ungkapnya. 

Tidak hanya sektor pertanian yang memerlukan izin usaha, sektor perikanan pun demikian. Ada kebutuhan besar agar bisnis-bisnis ini diakui dan dilegalkan secara resmi.Namun, kami menyadari bahwa tidak semua orang memahami prosedur untuk mendapatkan izin tersebut

"Kita harus pendampingan kepada mereka untuk bisa mengajukan perizinan. Karena ternyata mereka butuh itu," tambahnya.

Pesatnya pembangunan sektor perikanan di Wonosobo telah meningkatkan harapan perekonomian daerah, sehingga membuka jalan untuk mengatasi permasalahan regional seperti kemiskinan dan stunting.

Dampak positif dari perkembangan ini, mengeksplorasi bagaimana hal ini merangsang pertumbuhan keuangan dalam masyarakat dan berkontribusi dalam mengatasi masalah-masalah penting ini.

Standard Post with Image
ide bisnis

Upaya Peternak lokal Wonosobo Mempertahankan Karakteristis Dombos

Wonosobonews.com - Baru-baru ini, Biro Standardisasi dan Instrumentasi Pertanian (BSIP) Jawa Tengah, Komisi IV DPR RI, dan Dinas Peternakan dan Perikanan Wonosobo menyelenggarakan lokakarya Bimbingan Teknis (Bimtek) standardisasi.

Diselenggarakan di Gor Desa Kajeksan dan dihadiri oleh 100 peternak domba dari Kabupaten Leksono dan Sukoharjo, acara pada Jumat, 13 Oktober 2023 ini berupaya untuk menjamin peningkatan dan standarisasi peternakan domba lokal di Wonosobo.

Vita Ervina, yang secara resmi dibuka dalam Bimbingan Teknis (Bimtek) baru-baru ini, adalah tentang komitmennya yang tidak goyah untuk memajukan semua aspek terkait peternakan domba di wilayah Wonosobo.

Vita Ervina percaya kuat bahwa pengembangan peternakan Domba ini dapat memberi dorongan besar bagi perekonomian masyarakat setempat. Namun, pertanyaannya adalah bagaimana caranya? Jawabannya, menurutnya, adalah melalui peningkatan pengetahuan dan pemahaman masyarakat mengenai pola peternakan domba yang baik dan efektif.

Pandangan Vita Ervina tentang bagaimana pengembangan peternakan Domba bisa berkontribusi positif terhadap perekonomian masyarakat setempat. Vita percaya bahwa dengan pengetahuan yang tepat tentang cara memelihara Domba, hasil yang diperoleh bisa maksimal dan berdampak signifikan pada peningkatan ekonomi.

Heri Prasetya, Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Departemen Pertanian dan Perikanan Wonosobo. Ia memainkan peran penting dalam industri peternakan saat ini memimpin salah satu inisiatif penting  penetapan Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk 'Domba Wonosobo,' jenis domba asli daerah ini. Upaya ini melibatkan kerjasama dengan Dinas Pertanian, Perikanan, dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah serta BSIP.

Standarisasi ini bertujuan agar karakteristik Domba Wonosobo dapat terjaga dengan baik. Hal ini juga membantu masyarakat untuk memahami karakteristik Domba dan mencegah pencampuran dengan ternak yang tidak sesuai standar.

"Ciri-ciri Domba Wonosobo termasuk bulu yang tebal, muka yang cembung, kuping yang maju ke depan kecil, dan ekor yang runcing ke belakang. Semua ini harus dipertahankan untuk memenuhi standar karakteristik Domba Wonosobo, dan dengan demikian, standarisasi ini akan meningkatkan nilai jual Domba Wonosobo," kata Heri.

Perkembangan fenomenal Domba Wonosobo selama beberapa tahun terakhir, jika kita melihat kembali ke tahun 2016, populasinya hanya berjumlah sekitar 2900 ekor. Namun, kurun waktu tujuh tahun telah mengubah angka ini secara drastis dengan total populasi yang mencapai 9000 ekor di tahun 2023.

Lebih menarik lagi, tidak hanya jumlah populasi yang mengalami lonjakan, tetapi juga nilai pasar domba, terutama domba kategori dara, yang telah mencapai kenaikan drastis menjadi 5-8 juta rupiah pasca Kontes Domba 2019.

"Selain sebagai hewan pedaging, bulu Domba juga dimanfaatkan untuk berbagai produk, seperti pakaian, dompet, tas, dan sepatu," tambah Heri.

Kepala Desa Kajeksan, Sumarnotoso, juga mengungkapkan minat masyarakat di desanya terhadap pemeliharaan Domba Wonosobo.

“Domba Wonosobo memiliki banyak manfaat, termasuk pakan ternak yang melimpah, serta dapat menjadi sumber penghasilan tambahan bagi petani. Selain itu, Domba juga dianggap sebagai pekerjaan sampingan yang menjanjikan, terutama di wilayah yang mayoritas petani salak,” ucap Sumarnotoso.

“Melalui Bimtek ini dan upaya standarisasi, masyarakat di Wonosobo diharapkan dapat terus mengembangkan dan memanfaatkan potensi peternakan Domba dengan lebih baik, sekaligus menjaga keaslian karakteristik Domba Wonosobo sebagai ciri khas daerah ini,” pungkasnya.

Standard Post with Image
ekonomi

Wacana Seputar Isu Bonus Demografi, Bupati Wonosobo Ajak Pemuda Lebih Berdaya

Wonosobonews.com - Banyak prediksi mengatakan bahwa Indonesia akan mengalami bonus demografi di sekitar tahun 2030-an. Bonus demografi ini adalah sebuah fenomena di mana sebagian besar populasi Indonesia adalah generasi muda yang sedang dalam masa produktif. Kondisi ini tentunya memberikan banyak potensi bagi kemajuan dan perkembangan bangsa, khususnya dalam bidang ekonomi.

Namun, agar bonus demografi ini dapat memberikan dampak yang maksimal, perlu ada persiapan yang matang. Terutama dalam hal membentuk karakter generasi muda yang unggul dan kompeten.

Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat menekankan pentingnya partisipasi pemuda dalam pembangunan daerah. Dengan mencakup beragam sektor dan keterampilan, generasi muda Wonosobo didorong untuk maju dan berkontribusi terhadap pertumbuhan dan kemajuan wilayah mereka.

Hal ini disampaikannya saat menghadiri Seminar Kepemudaan “Bersama Berkarya Berdaya Untuk Wonosobo” di Pendopo Bupati, Jum’at (13/10/2023).

“Saya harap para pemuda Wonosobo mampu menguatkan langkah, dan terus bertahan dalam menghadapi tantangan zaman ke depan, sehingga bersama-sama kita mampu memajukan kabupaten kita tercinta,” ujarnya.

Di dunia yang serba cepat ini, tidak dapat dipungkiri bahwa generasi muda perlu bersiap menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks. Salah satu sikap penting yang harus diterapkan adalah pantang menyerah dan mengembangkan ketahanan.

Hal ini sangat penting terutama ketika menghadapi kemajuan pesat teknologi yang berkorelasi dengan kesehatan mental, tantangan migrasi, dan konflik, perubahan iklim, serta generasi muda dapat membekali diri mereka dengan pola pikir dan keterampilan yang tepat untuk mengatasi tantangan-tantangan ini.

“Kembangkan diri semaksimal mungkin, sehingga ke depan mampu memberikan sumbangsih bagi penanganan problem yang dihadapi Wonosobo, seperti kemiskinan, stunting, perkawinan usia anak, angka putus sekolah, angka pengangguran, pembangkitan perekonomian daerah, dan lain sebagainya,” jelasnya.

Tanggung jawab penting yang diemban pemerintah Indonesia, organisasi pemuda, dan pihak terkait lainnya dalam membina dan memperkuat kekuatan pemuda.

Terinspirasi dari Peraturan Daerah Kabupaten Wonosobo Nomor 1 Tahun 2020 tentang Pembangunan Pemuda, kami menganjurkan pendekatan komprehensif dalam pemberdayaan pemuda untuk kemajuan pembangunan masyarakat secara optimal.

Sementara itu, Ketua Forum Pemuda Wonosobo Dei Sukatman menjelaskan pentingnya acara ini bagi pemuda setempat.

Ia menyuarakan keyakinannya bahwa pembangunan pemuda tidak boleh menjadi tanggung jawab satu pihak saja, seperti pemerintah daerah atau organisasi kepemudaan, namun harus merupakan kolaborasi yang melibatkan berbagai sektor, termasuk lembaga pendidikan dan organisasi kemasyarakatan.


“Jadi kalau ngomongin Indonesia tidak lepas dari pemuda, kita tau perjuangan pergerakan kepemudaan Budi Utomo kemudian panglima Jenderal Soedirman dan sebagainya. Kiprah pemuda lah yang membantu kemerdekaan Indonesia," ucapnya.


Lebih lanjut dijelaskan, tantangan ke depan semakin besar, maka mental, skill dan kesiapan pemuda perlu diperhatikan. 


"Melalui kegiatan ini diharapkan mampu membuka pola pikir pemuda agar lebih paham dengan tantangan dan kesiapan menghadapinya,” imbuhnya.


Sukatman mengajak seluruh elemen pemuda Wonosobo, untuk bergandengan tangan dengan pemerintah.


Utamanya dalam mempersiapkan pemuda menjadi motor penggerak

perubahan, yang mampu mendorong percepatan mewujudkan Wonosobo yang berdaya saing, maju, dan sejahtera.