Standard Post with Image
ukm

UMKM Wonosobo Diminta Tingkatkan Kualitas Produk Untuk Bidik Go International

Wonosobonews.com - Para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kabupaten Wonosobo, Jateng, diminta untuk meningkatkan kualitas produknya. Melalui strategi update dan upgrade produk, diharapkan akan berdampak perluasan pangsa pasar bahkan diharapkan mampu menembus pangsa pasar internasional.

Hal tersebut disampaikan Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat dalam arahannya saat peluncuran Kemitraan UMKM dengan PT Indomarco Prismatama di Pendopo Selatan. Menurut Afif, UMKM  Wonosobo memiliki peluang yang besar untuk naik kelas dan go international, baik yang dijalankan perorangan maupun perusahaan.

Hal tersebut, jika dikelola dengan sungguh-sungguh dan profesional. “Produk UMKM Wonosobo yang dikelola perorangan maupun perusahaan sudah ada yang diekspor ke luar negeri, itu menandakan bahwa produk UMKM kita banyak diminati warga internasional,” ungkap Afif.

Ia berharap, para pelaku UMKM Wonosobo lebih peka menatap segala nilai kebaruan dalam berusaha, baik menjaga kontinuitas produk maupun kemasan dan kualitas produknya. Di samping itu, juga menjaga kepercayaan yang diberikan pelanggan.

“Pemkab memberikan ruang seluas-luasnya bagi seluruh pelaku UMKM bagaimana berkompetisi yang sehat dan dinamis, ciptakan ide-ide kreatif masing-masing guna keberlangsungan usaha,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil Menengah (UKM) Kabupaten Wonosobo Eni menyampaikan, PT Indomarco Prismatama merupakan toko ritel yang setiap tahun melakukan tanggung jawab sosial dan kewajibannya dalam kegiatan kurasi produk UMKM di Wonosobo.

Terhitung sampai saat ini ada 29 produk UMKM Wonosobo yang berhasil masuk ke toko modern dan menjadi mitra Indomaret. Ia berharap, setelah mengikuti kegiatan ini peserta pelaku UMKM Wonosobo dapat menerapkan dan memberdayakan produk UMKM-nya.

Kemudian, meningkatkan penjualan produk UMKM melalui pangsa pasar Indomaret, dapat meningkatkan pengetahuan tentang bagaimana ketentuan hasil produk dapat masuk toko modern, serta menjalin sinergitas antara pelaku UMKM dengan PT Indomarco Prismatama dan Pemkab Wonosobo.

Perwakilan PT Indomarco Prismatama Cabang Yogyakarta, Tafan Russuardi menambahkan, pelaku UMKM di Wonosobo dapat terus berkreasi membuka potensi ruang usaha yang lebih strategis melalui pangsa pasar modern.

“Dengan diresmikannya 29 produk UMKM ini, semoga ke depan kurasi produknya bertambah lagi, kami memiliki 26 mitra UMKM dengan produk jajanan nusantara dan kue basah, batik nusantara khas daerah, komoditas pertanian, dan sebagainya,” tegasnya.

Pada kegiatan tersebut, peserta selain diberikan pelatihan kewirausahaan mandiri juga mendapatkan timbangan digital 75unit untuk tingkatkan usahanya.

Standard Post with Image
Wisata

5 Wisata Alam Di Wonosobo Dengan Suasananya Sejuk Dan Tenang

Wonosobonews.com - Wonosobo merupakan sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang memiliki beragam objek wisata. Objek wisata yang ada di Kabupaten Wonosobo terdiri dari beberapa kategori, salah satunya adalah wisata alam yang tenang, sejuk dan asri.

Terdapat beberapa objek wisata alam yang sejuk, tenang dan asri di Kabupaten Wonosobo yang cocok dukunjungi untuk merenung rencanakan masa depan.Dikutip berdasarkan rating di Google Maps pada Kamis, (26/10), terdapat 5 objek wisata alam yang memiliki suasana tenang, asri dan sejuk di Wonosobo.

Berikut adalah daftar 5 objek wisata alam di Kabupaten Wonosobo yang memiliki suasana tenang, asri dan sejuk sehingga cocok untuk merenung rencanakan masa depan.

1. Kebun Teh Tambi

Kebun Teh Tambi adalah objek wisata yang ada di Jl. Tambi, Tegalrejo, Tambi, Kec. Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.

Objek wisata tersebut merupakan sebuah perkebunan teh milik PT. Tambi.

Pengunjung akan disuguhi oleh pemandangan hamparan kebun teh yang hijau dan pemandangan perbukitan.

Kebun Teh Tambi memiliki udara yang sejuk dan suasana yang tenang, sehingga cocok dikunjungi untuk merenung rencanakan masa depan.

Biaya tiket masuk ke objek wisata Kebun Teh Tambi adalah sekitar Rp 10.000,00.

2. Telaga Menjer

Telaga Menjer adalah sebuah telaga yang jadi objek wisata dan terletak di Maron, Garung, Wonosobo, Jawa Tengah.

Objek wisata tersebut menawarkan pemandangan lereng perbukitan dan telaga yang indah.

Telaga Menjer memiliki suasana yang tenang dan sejuk, sehingga cocok dikunjungi saat ingin merenung rencanakan masa depan.

Terdapat juga wahana perahu yang bisa disewa untuk berkeliling telaga.

Harga tiket masuk ke objek wisata Telaga Menjer tergolong murah, yaitu sekitar Rp 3.000,00.

3. Batu Ratapan Angin

Batu Ratapan Angin adalah objek wisata di Dieng, Kec. Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.

Objek wisata tersebut merupakan sebuah bukit bebatuan yang terdapat didekat Telaga Warna, Dieng.

Dari atas Batu Ratapan Angin, pengunjung bisa melihat keindahan Dieng, Telaga Warna dan Telaga Pengilon dari atas.

Batu Ratapan Angin memiliki suasana yang tenang dengan udara yang dingin, sehingga cocok untuk dikunjungi saat ingin merenung rencanakan masa depan.

Biaya tiket masuk ke objek wisata tersebut adalah sebesar Rp 10.000,00.

4. Curuk Sikarim

Curuk Sikarim merupakan air terjun yang masuk ke wilayah Sembungan, Kec. Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.

Air terjun tersebut berada diantara Gunung Bismo dan Bukit Sikunir, sehingga memiliki pemandangan alam yang indah dan suasana yang sejuk.

Pemandangan disekitar Curug Sikarim juga cukup memanjakan mata, dengan dominasi lereng hijau pegunungan.

Suasana asri tersebut tersebut tentu cocok untuk merenung rencanakan masa depan.

Biaya tiket masuk ke objek wisata Curug Sikarim adalah sekitar Rp 10.000,00.

5. Gunung Cilik Kaliurip

Gunung Cilik Kaliurip adalah objek wisata alam yang ada di Damarkasiyan, Kec. Kertek, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.

Objek wisata tersebut merupakan sebuah bukit yang bisa didaki untuk melihat pemandangan Kota Wonosobo dari atas.

Dari Gunung Cilik Kaliurip, pengunjung juga bisa melihat hamparan perkebunan teh dan Gunung Sindoro serta Gunung Kembang yang megah.

Biaya tiket masuk ke objek wisata tersebut adalah sebesar Rp 10.000,00.

Standard Post with Image
ekonomi

BUMDESMA DAPM Resmi di Launching Untuk Mendukung Kemajuan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Wonosobo

Wonosobonews.com - Pemerintah Kabupaten Wonosobo, yang meluncurkan dan mensosialisasikan peraturan baru dari Bupati. Peraturan ini tentang penggunaan aplikasi pelaporan keuangan baru yang ditandai dengan peluncuran buku panduan bagi Badan Usaha Milik Desa dengan Dana Perwalian Pemberdayaan Masyarakat (BUMDESMA DAPM).Pada Senin, (23/10), di Pendopo Kabupaten Wonosobo.

Dalam acara tersebut, beberapa pengurus DAPM BUMDESMA diberikan penghargaan atas kontribusinya yang sangat besar terhadap pengelolaan perekonomian daerah pedesaan.

Pada sesi puncak acara ini adalah sosialisasi Peraturan Bupati (Perbup) tentang BUMDESMA DAPM, yang dipandu oleh tim dari Dinsos PMD Wonosobo dan Provinsi Jawa Tengah.

Dalam sambutannya, Ketua PKKW Wonosobo, Ary Umaryadi, menyampaikan betapa pentingnya dukungan yang diberikan Pemkab Wonosobo dalam pengembangan BUMDESMA DAPM.

Peraturan baru ini menjadi motivasi yang kuat bagi para pengelola BUMDESMA untuk terus meningkatkan sektor perekonomian di desanya masing-masing.

Ary, seorang pengamat ekonomi sosial, berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi di pedesaan sangat erat kaitannya dengan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Wonosobo.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada Pemkab yang selama ini telah mendukung hingga sampai Perbup tentang BUMDES DAPM sudah terbit dan siap dilaksanakan,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua Dinsos PMD Wonosobo, Harti, menyoroti keberhasilan mereka mengumpulkan aset senilai lebih dari Rp 92 miliar melalui BUMDES Mart yang dikelolanya. Kelembagaan ekonomi kolektif ini berperan penting dalam mendukung tumbuh dan berkembangnya Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) bagi masyarakat setempat

"Terima kasih kepada Bank Wonosobo atas dukungannya yang telah memberikan kontribusi signifikan bagi kemajuan BUMDES DAPM. Kami juga berharap keberhasilan BUMDES DAPM yang telah tergolong maju dapat memberikan inspirasi bagi BUMDESMA DAPM lainnya," ucap Harti.

Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat mengungkapkan kekagumannya atas transformasi luar biasa yang dilakukan para pengelola kegiatan dana bergulir. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Perdesaan Mandiri (PNPM-MPd) kini telah berhasil berkembang menjadi Badan Usaha Milik Desa dengan Dana Perwalian Pemberdayaan Masyarakat (BUMDESMA DAPM).

"Saya memberikan apresiasi setinggi-tingginya atas pembentukan BUMDESMA DAPM, yang bertujuan menyemarakan pemahaman bersama mengenai pengembangan ekonomi daerah. Lembaga ini harus mendukung kemajuan ekonomi melalui pemberdayaan ekonomi masyarakat," tegasnya.

Transformasi dari eks UPK PNPM-MPd menjadi BUMDESMA DAPM merupakan program nasional yang sejalan dengan kebijakan Presiden Republik Indonesia melalui Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.

Program ini bertujuan memberikan kepastian hukum bagi lembaga eks PNPM-MPd dengan pembentukan BUMDes Bersama (BUMDESMA).

"Aset eks UPK PNPM-MPd merupakan aset bersama masyarakat, dan selanjutnya menjadi modal bersama secara akumulatif sebagai kesatuan masyarakat, yang kemudian menjadi modal BUMDESMA DAPM,” ujar Afif.

Afif mengingatkan bahwa semua Kepala Desa di Kabupaten Wonosobo wajib mendukung kebijakan transformasi ini, serta berkontribusi dalam pengelolaan dan pengembangannya. 

BUMDESMA DAPM memainkan peran penting dalam kemajuan ekonomi di wilayah desa. Ia menegaskan bahwa jika ekonomi di desa maju, maka desa akan menjadi mandiri, kuat, dan berkontribusi pada kemajuan daerah.

"Maka dari itu, Pemkab Wonosobo mengajak seluruh pihak untuk saling bergandengan tangan, dalam meningkatkan pendapatan asli desa dan mengembangkan sebesar-besarnya manfaat atas sumber daya ekonomi masyarakat desa melalui BUMDESMA DAPM ini,” tambah Afif.

Standard Post with Image
Teknologi

Pemkab Wonosobo Luncurkan Platform AyoPromo, untuk Pelaku UMKM

Wonosobonews.com - Pemkab Wonosobo telah meluncurkan Platform Digital AyoPromo di GOR Watu Gong Kalierang di Selomerto pada Rabu (18/10)

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Wonosobo Fahmi Hidayat menuturkan, peluncuran Platform Digital AyoPromo merupakan salah satu contoh perlunya inovasi di ranah Smart Economy. Platform ini menumbuhkan sinergi dalam memberikan dukungan, promosi, dan fasilitasi bagi usaha kecil dan menengah, pelaku usaha, dan penggiat ekonomi.

Hal ini berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi Tim Nasional terhadap program Smart City di Kabupaten Wonosobo tahun 2019-2022.

Laporan ini menguraikan beberapa rekomendasi utama bagi kabupaten ini, terutama kebutuhan penting akan inovasi di bidang Smart Economy. Hal ini meluncurkan konsep Platform Digital AyoPromo.

“Platform Ayo Promo hadir guna peningkatan layanan Smart Economy. Selain sebagai wahana promosi, platform AyoPromo juga dibangun untuk mengumpulkan data pelaku ekonomi secara lebih komprehensif. Untuk itu Ayo Promo dibangun dengan semangat kolaboratif untuk dapat menyatukan berbagai data yang tersebar,” jelas Fahmi.

Ayo Promo adalah sebuah bentuk fasilitasi baru dari pemerintah daerah yang dirancang untuk membantu UKM dalam mempromosikan produk mereka.

Sebuah platform digital yang berasal dari Wonosobo, Jawa Tengah, Ayo Promo bertujuan untuk menghubungkan pengusaha lokal dengan media promosi yang lebih luas melalui pemanfaatan aset digital yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Wonosobo.

Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat dalam keterangannya menyatakan pendekatan inovatif dan kolaboratif ini diperlukan untuk mempercepat pencapaian visi dan misi kabupaten dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2021-2026.

Selain itu, hal tersebut juga menjadi salah satu upaya meningkatkan perekonomian dan daya saing daerah.

“Saya mendukung penuh gagasan ini sebagai salah satu upaya membantu mempromosikan para pelaku usaha melalui platform digital di Kabupaten Wonosobo, guna meningkatkan perekonomian dan daya saing daerah,” tuturnya.

Lebih lanjut dijelaskan, saat ini sedang disusun kebijakan pendukung Smart City dalam dimensi Smart Economy yang mendukung program Satu Data Kabupaten Wonosobo dan mengkolaborasikan berbagai perangkat daerah pemangku kepentingan non pemerintah melalui platform digital Ayo Promo.

“Semoga upaya baik ini memberikan manfaat nyata dalam mendukung gerakan 'bangga bela beli' produk Wonosobo, sekaligus sebagai upaya untuk sinergi program Smart Economy,” harapnya.

Standard Post with Image
Bisnis

Pertanian Wonosobo Kembangkan “Food Estate” Untuk Jaga Kestabilitas Harga Produk

Wonosobonews.com - Kabupaten Wonosobo, terpilih menjadi wilayah percontohan untuk program food estate hortikultura. Ini merupakan langkah besar dalam menjadikan hortikultura lebih unggul dan berdaya saing, dengan menggabungkan pendekatan tradisional dan modern dalam budidaya dengan konsep sistem pertanian industri yang dibangun berdasarkan ilmu pengetahuan, teknologi canggih, modal yang cukup, organisasi yang terstruktur, dan manajemen modern.

Demikian disampaikan Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian Republik Indonesia, Tommy Nugraha, di Pendapa Kabupaten Wobosobo, Kamis (7/10).

Menurutnya, kontur tanah Wonosobo yang berbukit dianggap ideal untuk budidaya tanaman hortikultura seperti bawang merah, bawang putih, cabai, dan kentang. Sehubungan dengan Program Food Estate yang sedang berjalan, Kementerian Pertanian RI akan menjaga kestabilan harga produk pertanian sehingga mencegah potensi kerugian bagi petani.

“Kami dari Kementan berperan membawa off taker atau pembeli yang menjamin agar harga produk yang dihasilkan petani pada saat panen benar-benar sesuai dengan kesepakatan, sehingga tidak terjadi lagi namanya petani rugi gara-gara harga jual tidak seimbang dengan harga produksi saat tanam,” beber Tommy.

Selain Wonosobo, lanjutnya, wilayah Temanggung, Garut, dan Bantul juga dipilih sebagai lokasi tanam program food estate.

Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat antuasias terhadap program tersebut.

“Tentu istilah baru food estate ini, saya rasa akan menumbuhkan optimisme dan harapan baru terhadap produksi pertanian di Kabupaten Wonosobo, yang selama ini menjadi salah satu sektor utama penopang perekonomian daerah,” tutur Afif.

Pihaknya, melalui Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan (Paperkan) Kabupaten Wonosobo, segera menyiapkan skema kerja sama dengan seluruh pihak pemangku kepentingan, termasuk para penjamin (off taker) pemasarannya.

Pihaknya, melalui Badan Pangan, Pertanian dan Perikanan (Paperkan) Kabupaten Wonosobo segera mempersiapkan kemitraan kerja dengan seluruh pihak pemangku kepentingan. Langkah ini tidak hanya akan memperlancar proses tetapi juga menjamin terpenuhinya kebutuhan semua orang, termasuk para penjamin (off-taker) pemasarannya.

“Bagian terpenting tentu adalah adanya jaminan bahwa produk pertanian hortikultura di Kabupaten Wonosobo, khususnya yang berada di kawasan food estate sudah dijamin bakal terserap pasar dengan harga yang menguntungkan semua,” tandasnya.

Senada, Kepala Dinas Paperkan di Wonosobo, Dwiyama SB mengungkapkan beberapa rincian mengenai inisiatif terbaru mereka di bidang pengembangan food estate. Ia menuturkan, pihaknya telah memilih lokasi food estate antara lain Kalikajar, Watumalang, dan Garung, serta lokasi tambahan yakni Sukoharjo yang dipilih untuk budidaya bibit cabai.

“Lahan yang disiapkan kurang lebih 10 hektare untuk tanaman cabe monokultur di Lamuk Kalikajar dan 200 hektare model tanam tumpang sari,” bebernya.