Wonosobonews.com - Bundengan, alat musik tradisional yang berasal dari Wonosobo, kembali menarik perhatian publik dengan tampilnya di Festival Budaya Panji. Meskipun bentuk fisiknya sederhana dan tak tampak seperti alat musik pada umumnya, bundengan mampu menghasilkan komposisi musik yang menyerupai gamelan. Alat ini dimainkan dengan teknik petikan menggunakan kedua tangan, menciptakan harmoni unik yang memukau.
Tak hanya menjadi ikon lokal, bundengan bersama tari lengger telah diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, menegaskan nilai pentingnya dalam kekayaan budaya Indonesia.
Alat musik ini terbuat dari kelopak bambu yang diberi senar dan bilah bambu. Agus Wuryanto, Pimpinan Sanggar Wayang Bundeng Gepuk asal Wonosobo, yang tampil di Festival Budaya Panji, menjelaskan bahwa proses pembuatan satu bundengan memerlukan waktu rata-rata tiga hari. Dalam keterangannya saat acara di Gedung Kesenian Jakarta pada Selasa (22/10), Agus menuturkan bahwa belajar memainkan bundengan sebenarnya tidak sesulit yang dibayangkan. “Niat dan konsistensi adalah kunci utama,” tegasnya, mengundang siapa saja yang tertarik untuk mempelajari alat musik khas ini.
Festival Budaya Panji yang berlangsung dari 22 hingga 24 Oktober 2024 di Gedung Kesenian Jakarta, diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek). Mengusung tema Cerita Panji dalam Keragaman Budaya Nusantara, festival ini menampilkan sepuluh karya seni terpilih yang telah diseleksi oleh tim juri. Selain pertunjukan seni, pengunjung juga dapat menikmati diskusi tematik dan pameran budaya, memberikan pengalaman yang mendalam tentang cerita Panji dalam keberagaman seni dan budaya Indonesia.
Festival ini menjadi platform yang penting untuk menampilkan warisan budaya seperti bundengan, yang tidak hanya memperkaya khazanah budaya nasional, tetapi juga memperkuat identitas lokal Wonosobo di panggung seni Indonesia.