Tradisi AUM Desa Talunombo, Simbol Harmoni Manusia dan Alam

Share this Post:
Standard Post with Image

Wonosobonews.com - Desa Talunombo, Wonosobo, baru saja menyelenggarakan prosesi tahunan AUM, sebuah tradisi sakral yang memperlihatkan hubungan harmonis antara manusia dan alam, pada Minggu, 13 Oktober 2024. Tradisi ini menjadi bentuk penghormatan para petani terhadap makhluk hidup yang secara tidak sengaja terdampak selama proses bertani.

Tradisi AUM mencerminkan pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem dan kelestarian lingkungan di wilayah persawahan. Prosesi dimulai dengan pengumpulan serangga dan burung dari area sawah, yang kemudian ditukar dengan tumpeng begoner dan ingkung, sebelum dilepaskan kembali ke alam sebagai simbol menjaga kelestarian.

"Ini adalah bentuk keselarasan antara manusia dengan hewan agar kita selaras di alam," ujar Kepala Desa Talunombo, Badarudin.

Tradisi ini juga melibatkan penyajian jenang merah putih yang memiliki makna mendalam tentang keselamatan dan keseimbangan. "Jenang merah putih ini sudah mentradisi sebagai simbol keselamatan dan keselarasan, mewakili segogolong lima papat pancer yang bermakna menjaga keharmonisan antara unsur-unsur alam dan manusia," jelas Badarudin.

Usai penyajian jenang, warga bersama-sama menikmati hidangan sebagai wujud kebersamaan dan tanggung jawab dalam melestarikan tradisi. Prosesi kemudian diakhiri dengan pelepasan burung dan serangga kembali ke habitatnya, sebagai simbol upaya menjaga keseimbangan ekosistem.

Selain sebagai ritual budaya, AUM juga bertujuan untuk menghidupkan kembali minat generasi muda terhadap dunia pertanian, mengingat adanya penurunan minat di kalangan pemuda di bawah usia 40 tahun. "Jika ini dibiarkan, Indonesia bisa mengalami krisis pangan di masa depan. Karena itu, penting bagi kita untuk menumbuhkan minat generasi muda terhadap pertanian," tegas Badarudin.

Selain itu, AUM diharapkan bisa menjadi daya tarik wisata budaya, menarik wisatawan lokal dan internasional untuk mengenal lebih jauh tradisi ini. "AUM bisa menjadi event wisata budaya yang tidak hanya dikenal di Wonosobo, tetapi juga di tingkat nasional dan mancanegara," tambah Badarudin.

Dukungan dari mahasiswa Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) UNSIQ Jawa Tengah turut memperkuat peran tradisi ini dalam edukasi dan pelestarian budaya. "Alhamdulillah, kegiatan ini mendapat dukungan dari para mahasiswa dan masyarakat tanpa terkecuali. Pendanaan juga kami lakukan secara gotong royong," ungkap Badarudin.

Tradisi AUM mencerminkan semangat gotong royong yang hidup di Desa Talunombo, sekaligus menjadi bagian penting dari identitas budaya yang diwariskan lintas generasi.

Share this Post: