Wonosobonews.com - Ditjen Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI bersama dengan Komisi IV DPR RI menjalankan sebuah program sosialisasi kebijakan dengan tujuan meningkatkan sektor perikanan budidaya di Kabupaten Wonosobo.
Dihadiri oleh sekitar 100 petani ikan dari dua Kecamatan di Kabupaten Wonosobo, yaitu Kaliwiro dan Wadaslintan, kegiatan ini diadakan di Balai Desa Ngadisono pada Jum'at, (27/10).
Anggota Komisi IV DPR RI, Vita Ervina, menjelaskan bahwa tujuan dari sosialisasi ini adalah untuk meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang perikanan, terutama di beberapa desa di Kecamatan Kaliwiro dan Wadaslintang dua kecamatan ini memiliki sejumlah besar pelaku perikanan yang signifikan di Kabupaten Wonosobo.
Vita menekankan bahwa mereka telah memberikan dukungan kepada para pembudidaya ikan dan nelayan di Kaliwiro dan Wadaslintang sejak tahun 2020.
"Berbagai program bantuan telah diberikan, mulai dari bantuan calon indukan benih, bibit ikan lele dan nila, teknologi bioflok, mesin pakan ikan, hingga alat penangkap ikan bagi nelayan. Dukungan ini diberikan untuk memanfaatkan potensi perikanan yang sangat baik di Kabupaten Wonosobo," ucapnya.
Selain itu, upaya-upaya peningkatan produktivitas perikanan juga telah dijalankan dengan memfasilitasi pelatihan mengenai pengolahan ikan.
Hal ini bertujuan untuk mempromosikan konsumsi ikan masyarakat serta memenuhi kebutuhan nutrisi serta pencegahan stunting.
Kabid Perikanan Dispaperkan Wonosobo, Farida Hidayati Estiningtyas, menyatakan bahwa Kecamatan Kaliwiro dan Wadaslintang merupakan wilayah potensial dalam pengembangan sektor perikanan.
"Kaliwiro terkenal dengan komoditas lele yang telah berkembang dengan baik, sedangkan Wadaslintang bukan hanya tempat budidaya ikan, tetapi juga memiliki ikan yang berkembang di waduk yang memenuhi kebutuhan para nelayan," kata Farida.
"Selama ini, masyarakat di Wonosobo telah menunjukkan inovasi dalam mengolah hasil ikan mereka, menciptakan berbagai produk olahan ikan seperti pepes nila, abon nila, dan produk sruwet. Potensi pengolahan ikan berkembang pesat, dan upaya-upaya untuk mendukung konsumsi ikan lokal terus didorong," tambahnya.
Pemkab Wonosobo telah memberikan berbagai dukungan kepada para nelayan dan pelaku usaha di bidang perikanan, mulai dari pelatihan hingga pemberian bantuan dalam berbagai bentuk.
"Semua pihak berupaya mendorong peningkatan konsumsi ikan di Wonosobo, yang saat ini masih sekitar 24.7 kg per kapita per tahun. Dengan upaya ini, diharapkan konsumsi ikan bisa ditingkatkan dan masyarakat bisa menikmati ikan setiap hari," tutup Farida.
Hani Wijiyanti, yang mewakili Direktorat Usaha Produksi Budidaya Ditjen Perikanan dan Kelautan, menjelaskan bahwa sosialisasi ini juga bertujuan untuk memperkenalkan beberapa program prioritas dalam pembangunan perikanan budidaya di wilayah perairan darat, seperti Ngadisono.
Tahun 2023 ini, fokusnya adalah pada produksi yang berkelanjutan dengan meminimalisir dampak lingkungan dan limbah.
Target nasional untuk perikanan budidaya adalah mencapai produksi ikan dan udang sebesar 9.8 juta ton. Pembudidaya ikan di Wonosobo memiliki peran yang signifikan dalam mencapai target ini.
Terutama dengan budidaya ikan hias yang memiliki keunikan tersendiri dan diharapkan dapat terus berkembang. Dalam upaya ini, teknik rekayasa genetik juga dapat menjadi salah satu solusi.
"Ikan hias ditarget dalam bentuk ekor bukan tonase dan dihitung dari hasil budidaya, seperti Koi yakni sebanyak 1.64 Miliar ekor. Untuk ikan hias khusus yang tidak dimiliki negara lain atau yg sudah ada. Didukung teknik rekayasa genetik," pungkasnya.