Suhartoyo Petani Kopi dan Pelestari Hutan di Watumalang, Raih Penghargaan Kalpataru 2024

Share this Post:
Standard Post with Image

Wonosobonews.com - Perubahan besar membutuhkan waktu dan dedikasi. Hal inilah yang dibuktikan oleh Suhartoyo, seorang warga Desa Krinjing, Kecamatan Watumalang, Wonosobo, yang berhasil membawa perubahan besar bagi lingkungannya. Selain menjaga kelestarian hutan, ia juga berkontribusi memajukan ekonomi masyarakat melalui pertanian kopi. Dedikasi tersebut membuatnya meraih penghargaan Kalpataru 2024 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Namun, perjuangannya tidak mudah. Di era 1980-an, Kecamatan Watumalang menghadapi permasalahan serius, yaitu penjarahan hutan. Pohon akasia di kawasan itu kerap ditebang oleh warga untuk kebutuhan pengeringan tembakau. "Dulu wilayah sini basisnya tembakau. Saat ramainya penjarahan, ada warga yang ikut memanfaatkan kayu hutan itu diambil dijadikan kayu bakar untuk garang tembakau," kenang Suhartoyo.

Perubahan mulai terlihat pada tahun 1999 dengan masuknya program Pengelolaan Sumber Daya Hutan Berbasis Masyarakat (PSHBM), yang mengajak masyarakat mengelola hutan secara berkelanjutan. Bersama tokoh-tokoh lokal, Suhartoyo mengawal pemanfaatan lahan hutan Perhutani agar dapat digunakan oleh masyarakat. Namun, PSHBM tidak bertahan lama dan kemudian digantikan oleh Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM). Suhartoyo dan rekan-rekannya kemudian mendirikan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) untuk menjaga kelestarian hutan sekaligus membuka peluang ekonomi bagi masyarakat.

Suhartoyo kemudian menggagas penanaman kopi di bawah tegakan pohon hutan. Setelah beberapa tahun, hasil mulai terlihat. “Sekarang beberapa tanaman kopi mulai berbuah, dan harapannya kopi bisa menjadi salah satu andalan ekonomi masa depan," ungkapnya.

Seiring dengan meningkatnya popularitas kopi lokal, Suhartoyo terjun ke bisnis kopi dengan serius. Ia tidak hanya menjual biji kopi mentah, tetapi juga mengolahnya menjadi bubuk kopi siap konsumsi. Berkat ketekunannya, kopi yang dihasilkan berhasil menembus lima besar dalam Kontes Kopi Spesial Indonesia (KKSI) pada 2021.

Dengan merek Sembrani akronim dari Semangat Ekonomi Mandiri, Berusaha Rajin, Amanah, Nasional, dan Ibadah Suhartoyo memasarkan kopi dalam berbagai bentuk, mulai dari biji panggang (roast bean), biji mentah (green bean), hingga bubuk. Namun, ia kini menghadapi tantangan baru, yaitu keterbatasan stok. “Sekarang malah sulit cari barang. Kalau dulu susah cari pasar, sekarang kebalikannya,” ujarnya sambil tersenyum.

Suhartoyo tidak hanya menjadi inspirasi dalam pelestarian hutan, tetapi juga membuktikan bahwa ekonomi berbasis lingkungan bisa sukses jika dikelola dengan komitmen dan kerja keras.

Share this Post: