Wonosobonews.com - Dieng Trail Run 2024 menjadi ajang pembuktian ketahanan fisik bagi pelari dari dalam dan luar negeri. Diadakan pada 20-21 September 2024, event ini berlangsung di kawasan Dieng, Wonosobo, dengan start yang berlokasi di halaman Foodpedia, dekat Telaga Warna. Sebanyak 758 peserta, baik nasional maupun internasional, ikut serta dalam perlombaan ini.
Event tahunan ini terbagi menjadi empat kategori, yaitu 12K, 25K, 60K, dan 100K, masing-masing dengan rute dan batas waktu lomba (Cut Off Time/COT) yang harus diselesaikan. Pada kategori 12K, peserta memiliki COT 5 jam untuk menyelesaikan rute yang melintasi puncak Gunung Prau, melewati Basecamp (BC) Dieng, dan turun di BC Patakbanteng.
Sementara itu, kategori 25K memiliki COT 8 jam dengan rute yang mencakup puncak Pakuwaja dan puncak Prau. Untuk kategori 60K, para pelari melewati puncak Prau, turun ke Wates dan Parikesit, berputar ke Telaga Cebong di Sembungan, hingga melintasi beberapa desa.
Kategori paling ekstrem, 100K, dimulai pada Sabtu, 21 September 2024, pukul 14.00 WIB. Rute ini melintasi Gunung Prau, kemudian menuju puncak Gunung Sindoro, turun, dan naik kembali ke Gunung Kembang, dengan batas waktu lomba 28 jam. Kategori 100K yang mengusung tema "Run Above The Clouds" (Lari di atas awan) ini diakui oleh International Trail Run Association (ITRA), dengan poin yang diberikan mulai dari 1 poin untuk 25K, 3 poin untuk 60K, dan 5 poin untuk 100K.
Pemenang kategori 100K, atau finisher, adalah Hariri Ma’mun dari Balikpapan. Ia berhasil menuntaskan perlombaan dalam waktu 22 jam 18 menit 1 detik, jauh di bawah tenggat waktu 28 jam. Sebelumnya, Hariri juga sempat mengikuti PON XXI Aceh Sumut di cabang olahraga Trail Run, meskipun hanya mampu finis di peringkat 10.
Dieng Trail Run juga diikuti oleh peserta dari berbagai usia, mayoritas berusia 20-40 tahun. Namun, beberapa peserta senior berhasil membuktikan ketahanan fisiknya. Gunawan (50 tahun) bersama istrinya (50 tahun) berhasil menyelesaikan kategori 25K. “Persyaratan mengikuti 25K ini adalah minimal pernah ikut half marathon,” ujar Suryani, istri Gunawan. Gunawan mengisahkan pengalamannya saat mengalami kram dua kali di jalur Pakuwaja. “Keringatku banyak, mungkin kurang minum yang mengandung ion,” ujarnya setelah menyelesaikan lomba.
Lebih senior lagi, dr. Bambang Aji (69 tahun) dari Bandung berhasil menuntaskan kategori 25K di bawah COT 8 jam, meskipun secara usia terbilang sepuh. Ketahanan fisiknya yang luar biasa membuatnya mampu bersaing dengan peserta yang lebih muda.
Para peserta Dieng Trail Run tidak hanya mengandalkan ketahanan fisik, tetapi juga persiapan yang matang, baik dari segi peralatan lari maupun biaya. Biaya pendaftaran untuk mengikuti perlombaan ini bervariasi, mulai dari Rp 500 ribu (USD 37) untuk kategori 12K, Rp 800 ribu (USD 55) untuk 25K, Rp 1,2 juta (USD 80) untuk 60K, hingga Rp 1,6 juta (USD 105) untuk 100K.
Bagi Gunawan dan istrinya, mengikuti Dieng Trail Run bukan sekadar kompetisi, tetapi juga sebagai bentuk liburan. Awalnya, hobi lari mereka hanya coba-coba ketika mengantar anak les berenang, namun kini sudah menjadi bagian dari gaya hidup yang mereka nikmati bersama.