Albar Tekankan Sinergi Lintas Sektor untuk Atasi Stunting dan Kemiskinan di Wonosobo

Share this Post:
Standard Post with Image

Wonosobonews.com - Plt. Bupati Wonosobo, Muhammad Albar, menekankan bahwa upaya penanganan stunting dan pengentasan kemiskinan ekstrem membutuhkan kolaborasi nyata lintas sektor. Hal ini disampaikan dalam acara Sosialisasi dan Diskusi Publik bertema "Peningkatan Akses Pengaduan Pelayanan Publik" yang diadakan oleh Ombudsman RI Perwakilan Jawa Tengah pada 17 Oktober 2024.

Albar memberikan apresiasi terhadap inisiatif Ombudsman yang berupaya mendekatkan diri dengan masyarakat dan membuka akses pengaduan terkait pelayanan publik. “Saya ingin menunjukkan bahwa Ombudsman bukan malaikat Malik yang menghakimi, melainkan seperti malaikat Ridwan yang membawa kesejukan dan ketenangan,” ujar Albar, memberikan analogi tentang peran Ombudsman dalam menjaga keseimbangan dan ketenangan.

Lebih lanjut, Albar menekankan pentingnya fokus pada isu stunting, yang prevalensinya di Wonosobo masih berada di angka 15 persen, sedikit lebih tinggi dari target nasional sebesar 14 persen. "Kita memiliki tantangan besar di sini, dan kehadiran Ombudsman diharapkan dapat menjadi pencerahan bagi kita semua untuk lebih aktif menyelesaikan masalah ini," jelasnya.

Albar menegaskan bahwa penanganan stunting tidak bisa hanya bergantung pada pemerintah. “Perubahan pola asuh dan perilaku masyarakat sangat diperlukan untuk mendukung penurunan angka stunting,” tambahnya. Meskipun baru menjabat selama dua bulan, Albar menyatakan komitmennya untuk merespons keluhan masyarakat, termasuk masalah air bersih yang belum terselesaikan di beberapa wilayah.

Dalam pandangannya, pelayanan publik adalah fondasi bagi terciptanya masyarakat yang adil dan sejahtera. Kehadiran Ombudsman di Wonosobo, menurut Albar, menjadi momentum penting untuk memperbaiki kualitas layanan publik. “Kehadiran Ombudsman menjadi cahaya bagi kita semua, untuk memenuhi kewajiban menyelesaikan stunting dan kemiskinan ekstrem,” tutur Albar.

Mengajak semua pihak untuk bersinergi, Albar menyoroti pentingnya pemahaman menyeluruh terkait indikator kemiskinan. "Kita harus lebih cermat dalam menilai kondisi masyarakat, bukan hanya sekadar melihat rumah atau fasilitas yang tampak, tetapi memahami situasi secara lebih mendalam," katanya, mengingatkan bahwa penilaian yang akurat akan memberikan dasar yang kuat untuk penanganan yang tepat.

Albar juga menyampaikan kabar baik bahwa Kabupaten Wonosobo telah mendapatkan insentif dari pemerintah pusat sebagai bagian dari upaya penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem. “Dengan adanya dukungan ini, kita harus semakin giat melakukan langkah-langkah konkret untuk mencapai target,” ungkapnya.

Kolaborasi menjadi kunci utama yang selalu ditekankan Albar. Ia menegaskan bahwa setiap sektor, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat, harus berperan aktif untuk menciptakan perubahan nyata. “Tidak ada sektor yang bisa bekerja sendiri. Semua pihak harus terlibat dan peduli untuk menciptakan perubahan nyata,” tegasnya.

Menutup pidatonya dengan sentuhan budaya lokal, Albar menyebut bahwa dalam setiap kegiatan pemerintah Wonosobo selalu menyajikan daging sapi sebagai simbol kekuatan dan ketangguhan. “Itu simbol bahwa kita harus kuat dan siap menghadapi tantangan, termasuk dalam hal penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem,” katanya sambil tersenyum.

Albar optimis bahwa dengan kerja sama yang baik, Wonosobo bisa mencapai target penurunan stunting hingga di bawah angka nasional. “Jika kita bisa bekerja sama dengan baik, saya yakin kita bisa mencapai target 14 persen, bahkan mungkin lebih rendah,” pungkasnya.

Ia menutup dengan ajakan kepada masyarakat untuk terus mendukung upaya perbaikan pelayanan publik dan bersama-sama membangun Wonosobo yang lebih baik.

Share this Post: