Wonosobonews.com - Situasi di depan Kantor Bupati Wonosobo tampak rusuh dengan ratusan massa terlibat bentrok dengan aparat polisi, setelah aksi protes terhadap hasil Pilkada Wonosobo. Massa yang marah karena tuntutan mereka tidak dipenuhi, berhadapan dengan puluhan polisi dan aparat gabungan yang berusaha membubarkan mereka dengan tegas.
Namun, ini bukanlah peristiwa nyata. Pemandangan tersebut merupakan bagian dari Simulasi Sistem Pengamanan Kota (Sispamkota) yang digelar di Jalan Merdeka Wonosobo oleh gabungan petugas dari Polres Wonosobo, Kodim 0707/Wonosobo, Satpol PP, Damkar, dan Dinas Kesehatan Wonosobo. Simulasi ini bertujuan untuk menghadapi situasi kontinjensi yang mungkin terjadi selama pelaksanaan Pilkada Serentak 2024, dengan tujuan menciptakan situasi yang aman dan damai di Kabupaten Wonosobo.
Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat, memberikan apresiasi atas kewaspadaan dan kesiapsiagaan para petugas dalam mengantisipasi kemungkinan terjadinya kekacauan selama Pilkada atau ancaman dari pihak-pihak yang tidak puas dengan hasil Pilkada Wonosobo 2024.
"Pihak kepolisian telah menyiapkan diri dalam antisipasi kemungkinan-kemungkinan yang terjadi di setiap tahapan pemilu untuk mewujudkan situasi dan kondisi Wonosobo yang aman menyambut tahun Pilkada 2024," ujar Afif. Dia menegaskan bahwa kesiapan, pemahaman, dan sinergi antara pimpinan, pelaksana, dan stakeholder lainnya sangat diperlukan dalam melaksanakan pengamanan Pilkada.
Afif juga menekankan pentingnya kesiapan ekstra mengingat Pilkada serentak ini baru pertama kali digelar, di mana setiap wilayah bertanggung jawab atas keamanannya sendiri tanpa bantuan personel dari Polres lain. Pemerintah daerah akan melakukan konsolidasi untuk memastikan pemilu berjalan dengan baik dan aman, sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada negara.
Kapolres Wonosobo, AKBP Donny Sardo Lumbantoruan, menambahkan bahwa pelatihan Sispam kota ini penting untuk mengantisipasi berbagai situasi yang mungkin terjadi selama Pilkada. Pengamanan akan dilakukan di semua tahapan, mulai dari pendaftaran, kampanye, pemungutan suara, hingga pelantikan, dengan kerja sama dari instansi terkait lainnya.
Simulasi ini diikuti oleh 300 personel gabungan dari Polres, TNI, Damkar, Dishub, Satpol PP, dan Dinkes Wonosobo. Mereka menyimulasikan situasi kerusuhan, di mana massa menuntut perhitungan ulang akibat dugaan kecurangan di sebuah TPS. Massa yang melakukan aksi protes bahkan berujung pada aksi anarkis dengan menjarah dan membakar toko. Dengan bantuan kendaraan taktis water canon, anjing K9, dan personel lainnya, massa akhirnya berhasil dipukul mundur dan kondisi berangsur kondusif.
Kapolres Wonosobo menjelaskan bahwa dalam menghadapi massa anarkis, seluruh personel yang terlibat dalam latihan harus mengikuti instruksi yang jelas. Mulai dari kapan tim negosiator melakukan negosiasi, kapan tim Dalmas awal masuk, hingga kapan meminta bantuan TNI sesuai dengan Nota Kesepahaman antara Polri dan TNI, di mana TNI membantu Polri dalam menghadapi rusuh massa.