Pemerintah wonosobo meminta CGP untuk turunkan angka anak tidak sekolah

Share this Post:
Standard Post with Image

Wonosobonews.com - Pada hari Minggu yang, 3 Desember 2023, terdapat hiruk pikuk yang berbeda dari biasanya di GOR SMK 2 Wonosobo itu adalah tanda nyata dari kemajuan pesat dalam dunia pendidikan di Indonesia.

Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Provinsi Jawa Tengah telah membuka lembaran baru dalam dunia pendidikan dengan menggelar Lokakarya 7 Program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 8 – Panen Hasil Belajar. Acara ini bukan hanya sebuah workshop biasa, melainkan simbol prestasi dan dedikasi tak terhingga dari para Calon Guru Penggerak (CGP) Angkatan ke-8.

Setiyo Hartanto, Petugas Monitoring Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Provinsi Jawa Tengah, mengungkapkan bahwa semangat dan keinginan guru-guru di Wonosobo untuk mengikuti program CGP sangat membanggakan. 

"Seleksi awal yang ketat menjadikan peserta CGP di Kabupaten Wonosobo terdiri dari mereka yang memiliki niat kuat dan komitmen tinggi terhadap pengembangan diri dan peningkatan kapasitas sebagai pendidik," ungkapnya.

 Setiyo menjelaskan bahwa kegiatan tersebut merupakan bagian dari Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP). 

"Tujuan utama dari PPGP adalah menciptakan guru-guru yang mampu menjadi pemimpin pembelajaran dan menggerakkan ekosistem pendidikan yang lebih baik di sekolah dan komunitas mereka," ucapnya.

Dalam fase akhir, CGP Angkatan 7 sedang mengikuti Lokakarya 7 dengan tema "Panen Hasil Belajar".

 "Dalam fase akhir tersebut menjadi momentum bagi para peserta untuk mengukur progres dan kemajuan yang telah dicapai selama program berlangsung," tutup Setiyo.

Sekretaris Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Wonosobo, Slamet Faizi, menjelaskan bahwa salah satu tujuan kegiatan ini adalah memantau perkembangan para CGP. 

"Dengan adanya kegiatan kali ini ialah untuk melihat progres dan dan kemajuan dari CGP selama mereka mengikuti Diklat," ungkap Faizi.

"Mereka diharapkan dapat menjadi penggerak yang efektif, tidak hanya untuk diri mereka sendiri, tetapi juga untuk kelas, sekolah, dan bahkan sekolah-sekolah lain di lingkungan mereka," tambahnya.

Lebih lanjut, Slamet Faizi menegaskan bahwa keberhasilan para Guru Penggerak dapat diukur dari inovasi yang mereka terapkan di dalam kelas.

Model pembelajaran yang disajikan oleh para CGP harus mengedepankan kegembiraan dan kreativitas, sekaligus berkontribusi pada penurunan angka Anak Tidak Sekolah (ATS) di Kabupaten Wonosobo. 

 "Dengan demikian, peran Guru Penggerak tidak hanya menciptakan pemimpin pembelajaran, tetapi juga meningkatkan kualitas pendidikan secara menyeluruh di wilayah tersebut. Sehingga kedepannya CGP ini diharapkan akan lahir kreativitas-kreativitas dan inovasi yang baru yang membangkitkan iklim kegembiraan bagi peserta didik," tuturnya.

 

Share this Post: